Suatu ketika pada saat Lily memasak yang dibantu Yen Mo mengupas bawang, sedangkan Lily memotong sayuran tidak sengaja tangan Lily terluka dan darah segarpun keluar dari jari telunjuknya.
"Kamu tak apa?" ujar Yen Mo.
"Tak apa," jawab Lily seraya mengambil kain yang menggantung di pengait didepannya, karena terhalang oleh gantungan giok yang ditemukan Yen Mo, dia mengambil gantungan giok itu dulu dan tak sengaja darahnya mengenai giok itu, tiba-tiba cahaya yang menyilaukan keluar dari gantungan giok itu dan akibat Yen Mo terkejut dia memegang tangan Lily dan keduanya menutup mata mereka karena terlalu menyilaukan mata mereka. Saat membuka mata alangkah terkejutnya mereka, karena mereka berada di hutan lebat yang pohon-pohonnya tinggi menjulang dan tidak membiarkan cahaya matahari masuk kedalamnya akibatnya keadaan dihutan itu gelap seperti bukan siang hari melainkan malam hari.
"Ini dimana, kenapa kita bisa disini," ujar Lily.
Yen Mo terdiam memandang wilayah sekitar...
"Ini...zamanku," gumam Yen Mo.
Karena Lily mendengan gumamman dari Yen Mo, dia sangat terkejut, sangking terkejutnya, dia sampai melongo.
"Apaaa....bagaimana bisa," kata Lily sedikit teriak karena sangat terkejut.
Dia tidak dapat mempercayai dengan apa yang dialaminya. Dalam pikirannya, "Apa ini, akhhh...," keluhnya dalam hati.
"Yen Mo bagaimana ini, kenapa aku jadi ikut-ikutan kamu kesini dan bagaimana aku bisa kembali lagi," kata Lily seraya teringat dengan gantungan giok dan mencarinya, saat gantungan giok itu terlihat olehnya alangkah kecewanya dia saat melihat gantungan giok itu sidah hancur berkeping-keping, Lily hanya meratapinya dan mulai mengeluarkan air matanya dan terduduk diatas tanah, dengan refleks Yen Mo menggapainya dan mencoba untuk menenangkannya.
"Tenanglah, kau tidak sendiri kan masih ada aku untuk membantumu," ujar Yen Mo.
"Bagaimana aku bisa tenang (sambil menangis sesegukkan)...aku...aku...," tangisan Lily pecah.
Untuk menenangkan Lily Yen Mo memeluknya seraya mengucapkan.
"Kita akan menemukan cara agar kamu bisa pulang ke zamanmu," ujar Yen Mo.
Tidak beberapa lama, Lily pun berhenti menangis dan mengusap sisa air mata di pelupuk mata dan pipinya, Yen Mo mengajak Lily keluar dari hutan, mereka berjalan beriringan, saat tiba-tiba Yen Mo berhenti dan berpaling menghadap Lily.
"Kamu tunggu disini, aku akan mencari pakaian yang akan kita gunakan nanti," kata Yen Mo.
"Tunggu aku ikut, aku takut disini sendiri, kamu tidak lihat hutan disini sangat aneh," ujar Lily.
"Tidak apa-apa, disini aman aku akan membuat pelindung untuk mu jadi kamu jangan keluar dari garis yang ku buat ini," kata Yen Mo.
Lily hanya mengangguk untuk menyetujui perkataan Yen Mo. Beberapa saat Yen Mo pergi, Lily yang duduk di bawah pohon mendengar suara seseorang meminta tolong, dia berusaha memfokuskan pendengarannya. Dia teringat bahwa Yen Mo memintanya agar jangan keluar dari garis, tapi selama berpikir dia mendengar suara seseorang itu lebih nyaring, Lily bimbang dengan apa yang harus dilakukannya.
"Aku akan coba melihatnya...," tanpa pikir panjang lagi Lily keluar dari garis dan mencari sumber suara secara perlahan.
Tidak berapa lama Lily berjalan, dia melihat seorang gadis berumur sekitar 15 tahun menangis, karena dihadang oleh kawanan perampok sekitar 5 orang. Lily yang berada di dalam semak-semak mengedarkan pandangannya ke area sekita dia melhat lereta yang hancur dan banyak orang mati di sekitarnya. Dia beralih memandang gadis yang menangis dan kawanan perampok, dia berpikir bagaimana dia bisa menolong gadis ini, tidak lama dia berpikir tiba-tiba dia merasa ada yang berjalan ke arahnya, karena penasaran Lily membalikkan badannya dan terlihatlah Yen Mo yang datang tiba-tiba mengejutkannya.
"Hey kenapa kau disini kan sudah kukatakan jangan kemana-mana, hutan ini bebahaya," ujar Yen Mo kesal.
"Shuttt...(menaruh telunjuknya ke bibirnya dan menarik Yen Mo duduk dan menunujuka arah kawanan perampok dan gadis), itu bisa kau menolongnya, kasihan sekali dia, lihat (menununjuk arah gerobak dan sekitarnya), banyak orang mati disana," kata Lily.
Yen Mo mengarahkan pandangan nya kearah yang tunjukkan Lily, dia sangat terkejut melihat gadis yang menangis itu sampai meneriakan nama sang Putri pasalnya dia merupakan Putri Xie Mei Lin adik dari Putra Mahkota dan Pangeran, dia langsung menuju arah para perampok itu dan berdiri di depan putri Mei Lin.
"Hey siapa kau, jangan ikut campur urusan kami," sarkas Perampok dengan heran melihat penampilan sosok pemuda di hadapannya pasalnya pakaian yang ia gunakan itu aneh bagi mereka.
"Ini adalah urusanku karena ini adalh kewajibanku melindunginya," kata Yen Mo dingin.
Tanpa ba bi bu Yen Mo langsung melancarkan aksinya melawan para perampok itu sekitar 10 menit dia berhasil mengalahkan semua perampok, dan beralih memandang putri Mei Lin.
"Putri anda tidak apa-apa," kata Yen Mo,
karena mendengar suara yang familiar, dia(putri) mendongakkan kepalanya dan tangisanya pecah.
Karena bosan menunggu Lily keluar dari semak-semak dan menghampiri keduanya dan menenangkan sang putri, dia tidak bertanya karena dia sudah mendengar identitas sang gadis dari keterkejutan Yen Mo sebebelum keluar dari semak-semak.
"Hey sudahlah jangan menangis lagi, mereka sudah kalah dan kami ada disini," kata Lily lembut mengusap punggung sang Putri.
Setelah puas menangis, Putri Mei Lin berhenti menangis dan kebingungan dengan orang-orang di depannya.
"Jenderal Mo apakah ini kamu?, melihat Lily dan Yen Mo dari atas kebawah), pakaian apa yang kalian gunakan, aku tak pernah melihatnya," tanya Putri Mei Lin bingung.
Sadar dengan perkataan putri Mei Lin, mereka berdua saling pandang dan tertawa cengengesan.
"Maaf Putri, tidak perlu tahu apa yang kami pakai, nanti Putri pusing memikirkannya, hehehe," ujar Lily sambil tersenyum malu.
Beberapa saat kemudian Yen Mo Berganti pakaian yang dia dapat daerah sekita pinggiran hutan, dan Lily pun selesai memakai pakaiannya dengan dibantu oleh Putri Mei Lin.
"Jenderal Mo mari kita pulang ke kaisaran Qi, kaka sangat khawatir padamu, karena tidak dapat menemukanmu dan selama 3 bulan ini kamu kemana saja tidak ada kabar," tanya Putri Mei Lin.
"Mari kita menemui Putra Mahkota, pasti beliau sangat khawatir dan untuk keberadaan hamba selama 3 bulan ini nanti akan saya ceritakan setelah kita sudah sampai" jawab Yen Mo.
Sebelum sampai di kekaisaran Qin, mereka mampir ke sebuah tempat makan untuk sekedar mengisi perut mereka yang berdemo ria, karena mereka belum makan setelah sampai di zaman ini dan untuk putri karena kejadian perampokan itu dia tidak bisa makan. Mereka mengedarkan pandangan mereka untuk mencari tempat duduk yang kosong.
Penasaran kelanjutan critanya, ikutin terus ya...
Jangan lupa like and beri vote ya.... 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
QueenSha
aku juga pengen timetravel ke zaman Rosulullooh jadi cucunya, bisa peluk beliau, abus tu balik lagi ke zaman ini,.hehhe haluuuu banget ya 😁
2022-05-25
0
Reyshia Ratu
harus ny ada perbedaan waktu x y mengigat zaman mereka itu berbeda
2022-05-25
1
Muhammad Kharis
wkwkwkk
2022-04-25
1