BAB 20 - Minta Duit

Waktu istirahat tiba. Namun, Cefi tidak bisa pergi ke kantin karena tidak memegang uang sama sekali dan ponselnya juga tertinggal di rumah. Dia tentu tidak akan mengatakan kalau dirinya tidak memiliki uang kepada teman-temanya. Dia lebih baik menahan lapar ketimbang dikasihani atau meminjam uang kepada mereka.

Tiba-tiba pikiran Cefi tertuju pada Baron. Dia bisa meminta uang kepada Baron. Meski musuhan, dia tahu kalau Baron akan memberikan uang kepadanya tanpa terlihat mengasihani.

"Ke kantin yuk!" Seru Dara.

"Ayo!" Sahut Putri dan Amel. Mereka bertiga langsung berdiri namun tidak dengan Cefi yang masih duduk saja di tempatnya.

"Maaf, Cefi. Kok gak berdiri?" Tanya Putri.

"Kalian duluan aja ke kantin ntar gue nyusul." Kata Cefi.

"Emang lo mau ngapain?" Tanya Amel menatap Cefi curiga. Cefi memutar otaknya agar dia bisa menjawab pertanyaan Amel tanpa menimbulkan kecurigaan.

"Mau ke toilet dulu bentar. Kayaknya gue dapet deh." Kata Cefi berbohong.

"Mau gue temenin?" Tanya Dara.

"Gak usah. Lebay banget cuma ke kamar mandi doang." Kata Cefi.

Akhirnya Dara, Amel, dan Putri pun menurut. Cefi pun ikut berdiri. Dia berniat untuk mencari Baron. Dia sangat lapar. Dia tidak bohong kalau dia akan menyusul ke kantin. Dia hanya butuh cari uangnya dulu. Cefi pun pura-pura berjalan menuju ke toilet agar ketiga orang temannya itu percaya. Setelah mereka tidak kelihatan Cefi pun menghela napas.

"Kak eh Bu, liat Pak Baron gak ya?" Tanya Cefi kepada Elsa yang kebetulan lewat di depan Cefi.

"Oh, kayaknya tadi masih di perpus. Emang ada apa?" Tanya Elsa.

"Mau setoran hafalan perkalian, Bu. Disuruh Pak Baron." Kata Cefi.

Elsa pun menganggukkan kepalanya. Karena Baron memang sudah cerita kepadanya mengenai apa yang terjadi pada hari pertama dia mengajar dan tugas apa yang diberikan dia kepada murid kelas Cefi.

"Cefi, saya turut berduka cita ya?" Kata Elsa.

Cefi tersenyum singkat dan mengangguk, "Makasih, Bu."

Cefi pun langsung berjalan menuju ke perpustakaan mencari keberadaan Baron. Namun, sampai sana. Dia merasa ragu, kalau dia meminta uang kepada Baron, dia akan merasa malu, tapi kalau tidak minta dia sangat lapar. Cefi memang memiliki pacar namun dia sangat segan meminta uang kepada pacarnya itu karena dia takut dikatakan sebagai cewek matre.

Cefi sudah ada di balik rak buku untuk mengamati Baron yang masih duduk dengan laptop di depannya. Ntah apa yang sedang dia kerjakan. Dia pun menoleh ke kanan dan ke kiri. Tidak ada penjaga perpus maupun teman-teman Baron. Juga tidak ada CCTV di perpus tersebut.

Cefi pun langsung menghampiri Baron dan duduk di samping Baron.

"Kenapa?" Tanya Baron.

Cefi menggigit bibirnya sebentar. Dia masih mikir keras apakah dia harus meminta uang kepada Baron atau tidak. Cefi mengulurkan tangannya sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Minta duit dong." Kata Cefi dengan cepat.

Baron pun menahan tawanya, "Apa? Gue nggak denger." Kata Baron berbohong.

Cefi pun kesal dan langsung menoleh ke arah Baron. Masa bodoh dengan gengsinya, dia hanya lapar, "Barongsai, minta duit. Gue laper pengen jajan." Kata Cefi.

"Bilang yang bener dulu. Pak Baron ganteng bagi duitnya dong. Gitu." Kata Baron.

"Ah, sialan. Mending gue kelaperan." Kata Cefi.

Cefi pun langsung bangkit dari duduknya dan langsung menarik tangan Cefi untuk duduk lagi.

Baron pun terkekeh, "Nih. Tadi papa juga telpon katanya lupa ngasih lo uang jajan." Baron memberikan uang lima puluh ribu kepada Cefi. Cefi pun buru-buru mengambilnya.

"Ish, kenapa lo nggak nganterin ke kelas gue sih?" Tanya Cefi sambil cemberut.

"Sengajalah biar lo ke sini. Males banget gue ke kelas lo." Kata Baron.

"Yeuuu, rese banget." Kata Cefi.

***

Daren duduk di depan Cefi. Di samping Dara. Dara terlihat tidak nyaman. Begitu juga dengan Amel dan juga Putri yang ada di samping Cefi.

"Sayang, kamu ke mana aja, tadi aku cari ke kelas kamu tapi nggak ada. Hape kamu juga nggak aktif." Kata Daren yang hendak mengambil tangan Cefi.

Tiba-tiba, Putri pun langsung menarik tangan Cefi, "Maaf, ini sekolah." Kata Putri.

Daren menatap Cefi tidak suka. Namun, Putri tidak mau ambil pusing. Kemudian, Daren pun menatap Cefi.

"Maaf ya, Daren. Tadi aku dari toilet. Iya ternyata hape aku ketinggalan di rumah. Lupa bawa." Kata Cefi.

"Nanti malem, mau jalan gak sama gue?" Tanya Daren.

Cefi pun menganggukkan kepalanya, "Boleh."

"Oke, nanti malam jam 7 gue jemput ya." Kata Daren.

Cefi menganggukkan kepalanya. Setelah itu, Daren pun memilih untuk pergi ke meja teman-temannya. Kemudian, dia pun menoleh ke teman-temannya.

"Kalian kenapa sih kayaknya gak suka banget kalau gue deket saka Daren." Kata Cefi cemberut. Dia merasa tidak enak dengan Daren.

"Kita emang gak suka sama dia, Cef. Dia nggak baik." Kata Amel.

"Dia baik, Mel." Kata Cefi.

Amel, Dara, dan Putri hanya bisa saling lirik. Putri tidak sengaja melihat Elsa dan Baron yang sedang makan di meja berdua. Mereka sesekali tertawa. Sepertinya seru sekali.

"Beruntung banget ya, Bu Elsa. Kayaknya Pak Baron suka deh sama Bu Elsa." Kata Putri.

Cefi mau tak mau langsung mencari keberadaan Baron dan Elsa. Dan benar saja dia melihatbya juga.

"Mana serasi lagi anjir. Yang satu ganteng yang satu cantik." Kata Dara.

"Cantik dari mananya sih? Cantikan juga kita-kita." Kata Cefi.

Amel menatap Cefi. Dia seakan memiliki pertanyaan yang sejak kemaren belum berani dia tanyakan kepada Cefi. "Cef, jujur deh sama kita. Kok Pak Baron udah kenal sama lo? Dan tinggal di depan rumah lo? Jangan-jangan ..." Kata Amel.

Cefi menghela napas, bagaimanapun dia tidak bisa berbohong selamanya kepada teman-temannya. Cefi menganggukkan kepalanya, "Iya, dia barongsai." Jawab Cefi.

Mereka bertiga (Putri, Dara, dan Amel) memekik. Mereka tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Cefi.

"Maaf, Cefi. Bukannya kamu bilang kalau barongsai kamu itu jelek ya? Pak Baron kan ganteng banget." Kata Putri.

"Ganteng dari mana sih? Dia itu jeleeeek." Kata Cefi.

"Ah, pantes aja PR matematika lo selalu bener semua. Dikerjain ama guru matematika langsung anjir." Kata Dara.

Cefi langsing membekap mulut Dara.

"Stttt ... Cuma kalian yang tau ini. Gue gak mau yang lain tau juga." Kata Cefi.

"Pantesan lo berdua kayak kucing sama anjing waktu ketemu. Ternyata oh ternyata." Kata Amel.

"Gue jadi lo mending pacaran sama Pak Baron, Cef." Kata Dara.

"Enak aja. Gak mungkin gue sama dia pacaran. Enggak-enggak-enggak." Kata Cefi.

"Kalau suami istri mungkin dong?" Tanya Dara menarik-turunkan alisnya.

Jantung Cefi berdegup dengan sangat kencang. Apakah mereka bertiga mendengar sesuatu ketika berada di rumah Baron? Cefi sungguh tidak tahu.

"Maksud lo apa?" Tanya Cefi

"Pipi lo merah anjir gue cuma bercanda. Suka sama Pak Baron lo ya?" Tanya Dara.

Cefi langsing terkejut dan menutup mulut Dara dengan tangannya, "Berisik banget lo anjir!"

Dara, Amel, dan Putri pun hanya bisa tertawa melihat Cefi.

Bel masuk berbunyi. Semua anak murid pun langsung kembali ke kelas mereka masing-masing.

Terpopuler

Comments

Sri

Sri

Makin seru saja ni ceritanya, lanjut thor hehehe

2022-11-27

0

Santi Eprilianti

Santi Eprilianti

haisss masih pada gengsi aja sih,, awas ya tar klo bucin🤭🤭

2022-11-27

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Awal
2 BAB 2 - Gosip Terbaru
3 BAB 3 - Pengganggu
4 BAB 4 - Pembalasan dari Baron
5 BAB 5 - Sedikit Kebaikan
6 BAB 6 - Haus Pengakuan
7 BAB 7 - Bencana Datang Lagi
8 BAB 8 - Pujaan Hati Sang Pemikat Hati
9 BAB 9 - Perjanjian
10 BAB 10 - Pengganggu Datang Lagi
11 BAB 11 - Cefi yang Berbeda
12 BAB 12 - Kencan Pertama Cefi
13 BAB 13 - Mendadak Demam
14 BAB 14 - Kabar Buruk
15 BAB 15 - Pernikahan Tak Terduga
16 BAB 16 - Pertemuan Terakhir
17 BAB 17 - Om Soni yang Keterlaluan
18 BAB 18 - Untuk Pertama Kalinya
19 BAB 19 - Guru Magang vs Murid IIS
20 BAB 20 - Minta Duit
21 BAB 21 - Suara Pecahan
22 BAB 22 - Keluarga yang Sesungguhnya
23 BAB 23 - Film Dewasa
24 BAB 24 - Kehebohan
25 BAB 25 - Sakit Hati
26 BAB 26 - Dikeluarkan dari Sekolah
27 BAB 27 - Baikan?
28 BAB 28 - Ketahuan
29 BAB 29 - Baron-Sai
30 BAB 30 - Pahlawan untuk Cefi
31 BAB 31 - Permintaan Maaf
32 BAB 32 - Kencan Tak Terduga
33 BAB 33 - Menghapus Kotoran
34 BAB 34 - Sedikit Peningkatan
35 BAB 35 - Gunting Batu Kertas
36 BAB 36 - Kencan Pertama (1)
37 BAB 37 - Kencan Pertama (2)
38 BAB 38 - Kencan Pertama (3)
39 BAB 39 - Siapa Baron Sebenarnya?
40 BAB 40 - Rasa Pengantin Baru
41 BAB 41 - Kabar Gembira
42 BAB 42 - Kedatangan Om Soni
43 BAB 43 - Masih Berhubungan?
44 BAB 44 - Coklat
45 BAB 45 - Guru Olahraga Pengganti
46 BAB 46 - Berbaikan
47 BAB 47 - Kehangatan dari Keluarga Om Soni
48 BAB 48 - Jalanan Milik Berdua
49 BAB 49 - Uang Hilang
50 BAB 50 - Suami Galak
51 BAB 51 - Pemandangan Tak Terduga
52 BAB 52 - Apakah Baron Merasakan Hal yang Sama?
53 BAB 53 - Rayuan Gagal
54 BAB 54 - Arti Nama Cefixime
55 BAB 55 - Ulang Tahun Dara
56 BAB 56 - Menjejakkan Kaki di Kampus Baron
57 BAB 57 - Gosip Andrea dan Baron
58 BAB 58 - Pertemuan dengan Laki-Laki Aneh
59 BAB 59 - Baron Cemburu
60 BAB 60 - Air Mata Palsu
61 BAB 61 - Pelaku Pencurian
62 BAB 62 - Pencuri Uang Cefi
63 BAB 63 - Survei Asuransi
64 BAB 64 - Kabar Aneh (Lagi?)
65 BAB 65 - Mau Bicara
66 BAB 66 - Jambak-Jambakan
67 BAB 67 - Piagam Penghargaan untuk Orang Aneh
68 BAB 68 - I Miss You But I Hate You
69 BAB 69 - Ada Apa?
70 BAB 70 - Suami yang Tidak Dianggap
71 BAB 71 - Pertengkaran Hebat
72 BAB 72 - Berdamai dengan Cara Paling Klise
73 BAB 73 - Ada yang Berbeda
74 BAB 74 - Setia Kawan
75 BAB 75 - Penjualan Rumah
76 BAB 76 - Cefi yang Kelelahan
77 BAB 77 - Pencarian Riza
78 BAB 78 - Pencarian Andrea
79 BAB 79 - Umpan Menggunakan Andrea
80 BAB 80 - Penangkapan
81 BAB 81 - Tamparan Keras
82 BAB 82 - Tanda-Tanda
83 BAB 83 - Praduga yang Mengejutkan
84 BAB 84 - Hasil Pergulatan
85 BAB 85 - Ketahuan Sekolah
86 BAB 86 - Perdebatan Tak Berujung
87 BAB 87 - Pemanggilan Wali Murid
88 BAB 88 - Ujian Terakhir
89 BAB 89 - Telepon dari Baron
90 BAB 90 - Pengumuman Kelulusan Cefi
91 BAB 91 - Kedatangan Tamu Tak Diundang
92 BAB 92 - Wisuda Baron
93 BAB 93 - Kabar Mengejutkan
94 BAB 94 - Ketenangan Batin
95 BAB 95 - Kenyataan Pahit
96 BAB 96 - Buah Hati
97 BAB 97 - Tiga Tahun Kemudian
98 BAB 98 - Penguntit
99 BAB 99 - Akhir yang Manis (Tamat)
Episodes

Updated 99 Episodes

1
BAB 1 - Awal
2
BAB 2 - Gosip Terbaru
3
BAB 3 - Pengganggu
4
BAB 4 - Pembalasan dari Baron
5
BAB 5 - Sedikit Kebaikan
6
BAB 6 - Haus Pengakuan
7
BAB 7 - Bencana Datang Lagi
8
BAB 8 - Pujaan Hati Sang Pemikat Hati
9
BAB 9 - Perjanjian
10
BAB 10 - Pengganggu Datang Lagi
11
BAB 11 - Cefi yang Berbeda
12
BAB 12 - Kencan Pertama Cefi
13
BAB 13 - Mendadak Demam
14
BAB 14 - Kabar Buruk
15
BAB 15 - Pernikahan Tak Terduga
16
BAB 16 - Pertemuan Terakhir
17
BAB 17 - Om Soni yang Keterlaluan
18
BAB 18 - Untuk Pertama Kalinya
19
BAB 19 - Guru Magang vs Murid IIS
20
BAB 20 - Minta Duit
21
BAB 21 - Suara Pecahan
22
BAB 22 - Keluarga yang Sesungguhnya
23
BAB 23 - Film Dewasa
24
BAB 24 - Kehebohan
25
BAB 25 - Sakit Hati
26
BAB 26 - Dikeluarkan dari Sekolah
27
BAB 27 - Baikan?
28
BAB 28 - Ketahuan
29
BAB 29 - Baron-Sai
30
BAB 30 - Pahlawan untuk Cefi
31
BAB 31 - Permintaan Maaf
32
BAB 32 - Kencan Tak Terduga
33
BAB 33 - Menghapus Kotoran
34
BAB 34 - Sedikit Peningkatan
35
BAB 35 - Gunting Batu Kertas
36
BAB 36 - Kencan Pertama (1)
37
BAB 37 - Kencan Pertama (2)
38
BAB 38 - Kencan Pertama (3)
39
BAB 39 - Siapa Baron Sebenarnya?
40
BAB 40 - Rasa Pengantin Baru
41
BAB 41 - Kabar Gembira
42
BAB 42 - Kedatangan Om Soni
43
BAB 43 - Masih Berhubungan?
44
BAB 44 - Coklat
45
BAB 45 - Guru Olahraga Pengganti
46
BAB 46 - Berbaikan
47
BAB 47 - Kehangatan dari Keluarga Om Soni
48
BAB 48 - Jalanan Milik Berdua
49
BAB 49 - Uang Hilang
50
BAB 50 - Suami Galak
51
BAB 51 - Pemandangan Tak Terduga
52
BAB 52 - Apakah Baron Merasakan Hal yang Sama?
53
BAB 53 - Rayuan Gagal
54
BAB 54 - Arti Nama Cefixime
55
BAB 55 - Ulang Tahun Dara
56
BAB 56 - Menjejakkan Kaki di Kampus Baron
57
BAB 57 - Gosip Andrea dan Baron
58
BAB 58 - Pertemuan dengan Laki-Laki Aneh
59
BAB 59 - Baron Cemburu
60
BAB 60 - Air Mata Palsu
61
BAB 61 - Pelaku Pencurian
62
BAB 62 - Pencuri Uang Cefi
63
BAB 63 - Survei Asuransi
64
BAB 64 - Kabar Aneh (Lagi?)
65
BAB 65 - Mau Bicara
66
BAB 66 - Jambak-Jambakan
67
BAB 67 - Piagam Penghargaan untuk Orang Aneh
68
BAB 68 - I Miss You But I Hate You
69
BAB 69 - Ada Apa?
70
BAB 70 - Suami yang Tidak Dianggap
71
BAB 71 - Pertengkaran Hebat
72
BAB 72 - Berdamai dengan Cara Paling Klise
73
BAB 73 - Ada yang Berbeda
74
BAB 74 - Setia Kawan
75
BAB 75 - Penjualan Rumah
76
BAB 76 - Cefi yang Kelelahan
77
BAB 77 - Pencarian Riza
78
BAB 78 - Pencarian Andrea
79
BAB 79 - Umpan Menggunakan Andrea
80
BAB 80 - Penangkapan
81
BAB 81 - Tamparan Keras
82
BAB 82 - Tanda-Tanda
83
BAB 83 - Praduga yang Mengejutkan
84
BAB 84 - Hasil Pergulatan
85
BAB 85 - Ketahuan Sekolah
86
BAB 86 - Perdebatan Tak Berujung
87
BAB 87 - Pemanggilan Wali Murid
88
BAB 88 - Ujian Terakhir
89
BAB 89 - Telepon dari Baron
90
BAB 90 - Pengumuman Kelulusan Cefi
91
BAB 91 - Kedatangan Tamu Tak Diundang
92
BAB 92 - Wisuda Baron
93
BAB 93 - Kabar Mengejutkan
94
BAB 94 - Ketenangan Batin
95
BAB 95 - Kenyataan Pahit
96
BAB 96 - Buah Hati
97
BAB 97 - Tiga Tahun Kemudian
98
BAB 98 - Penguntit
99
BAB 99 - Akhir yang Manis (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!