BAB 10 - Pengganggu Datang Lagi

Keesokkan harinya, Cefi terlihat begitu ceria. Semalam ibunya dan ayahnya sudah sepakat kalau Cefi akan ikut ke Singapura. Itu artinya, Cefi tidak perlu galau lagi perihal hal itu. Dia sangat yakin kalau dia memang bisa lulus meski dia harus bolos satu bulan. Ibunya Cefi pun sudah menelepon guru Cefi di sekolah, bahkan ibunya Cefi mengatakan kalau Cefi akan diberikan guru les khusus agar tidak ketinggalan pelajaran.

Situasi kantin masih ramai. Cefi sedang terkekeh geli karena sedang berkirim pesan dengan Daren. Iya, kemarin, saat ponselnya ada di Baron, ternyata Daren sudah menge-chat dirinya, ntah dari mana Daren mendapatkan nomor Cefi. Dan setelah ponsel itu ada di tangan, Cefi pun langsung membalas pesan itu, lalu inilah yang terjadi ..., Cefi terkikik sendiri.

"Kenapa lo ketawa-ketawa sendiri?" Tanya Amel.

"Nggakpapa." Jawab Cefi yang masih menarikan jarinya di atas keypad ponselnya membalas pesan Daren.

Dara pun langsung mengintip, dia ingin tahu mengenai siapa yang sedang berkirim pesan dengan Cefi, "Lo pacaran sama Daren?" Tanya Dara memekik.

"Stttt!" Cefi langsung menutup mulut Dara.

Teriakan Dara pun terdengar ke siswa-siswi yang ada di dekat mereka. Namun, untungnya tidak semua karena situasi kantin memang sedang sangat berisik seperti pasar.

"Jadi, lo beneran pacaran sama Daren?" Tanya Amel.

"Maaf ya, Cef. Kayaknya kali ini aku gak setuju kamu pacaran sama dia. Soalnya dia itu terkenal badboy. Mending cari yang lain aja." Ucap Putri.

"Put, lo kira gue anak baik-baik? Kan nggak juga." Sahut Cefi.

Menasehati orang yang sedang kasmaran itu sama seperti menasehati batu, tidak ada artinya karena yang diceramahi akan tutup telinga.

"Daren pergaulannya bebas, Cef. Sumpah tuh anak keluar masuk klub. Pernah ..." Dara membisikkan sesuatu yang tabu di telinga Cefi.

"Astaghfirullah. Nggak mungkin dia pernah begitu." Cefi langsung menggelengkan kepalanya.

"Yah, Cef. Kok lo nggak percaya sih. Kalau gak percaya tanya aja ke orangnya." Kata Dara.

Cefi terdiam. Kini dia tidak lagi membalas pesan Daren, hanya menggenggam ponsel itu saja. Ntah mengapa dia jadi kepikiran Dara. Namun, dia juga tidak bisa langsung mempercayai apa yang dikatakan oleh Dara karena bisa saja itu adalah sebuah fitnah. Namun, Cefi takut kalau itu adalah hal yang sebenarnya.

Cefi menoleh meminum teh manisnya, pandangan matanya melihat ke arah Baron yang sedang bercanda dengan teman-temannya. Cefi mengamati Baron, dia ingin tahu mengenai siapa diantara ketiga mahasiswi magang itu yang disukai Baron.

"Eh, kita kenalan sama anak magang yuk!" Ucap Amel.

"Ogah-ogah." Tolak Cefi.

"Udah ayo!" Ucap Amel yang sudah buru-buru menarik tangan Cefi. Dara dan Putri pun ikut berdiri.

Amel yang sangat semangat langsung menyapa semua anak magang di sana. Sedangkan Cefi hanya bisa memijat pelipisnya yang tidak sakit. Dia malu melihat kelakuan Amel yang terlihat kecentilan.

"Halo, Kakak-kakak! Boleh gabung gak?" Tanya Amel.

"Oh, boleh-boleh. Makin rame makin asyik. Iya kan, Guys?" Ucap teman laki-laki Baron yang diangguki oleh teman perempuan Baron.

"Baik banget. Yuk, Guys. Oiya kenalin, Aku Amel, dia Cefi, dia Dara, sama ini Putri." Ucap Amel yang heboh menyuruh teman-temannya untuk duduk.

"Gue Azka, ini Baron, ini Cindy, ini Nadine, dan yang di sana Elsa." Ucap Azka.

Lalu Amel, Dara, dan juga Putri pun langsung bercakap-cakap dengan Azka dan kawan-kawan. Amel yang memang terniat menanyakan bagaimana cara menentukan jurusan kuliah, bagaimana cara agar bisa keterima di universitas terbaik, dan hal seputar universitas lainnya. Sedangkan Cefi hanya diam saja tak berminat sama sekali. Dia hanya sesekali menjawab kalau ditanya.

Cefi melirik Baron, Baron sedang melihat ke arah Elsa yang tengah menjelaskan tips memilih jurusan agar tidak salah jurusan sambil tersenyum. Tiba-tiba Cefi mencebik sebal, kali ini dia tahu kalau Elsalah yang disukai oleh Baron.

Cefi mengalihkan pandangan pada Elsa dan menimbang-nimbang. Elsa memang cantik, pintar, pembawaannya tenang, lembut, dan manis. Mungkin tipe cewek yang seperti itulah yang disukai oleh Baron. Karena beberapa kali Baron memilih perempuan yang tipenya sebelas dua belas dengan Elsa.

Baron melirik Cefi bertanya ada apa lewat sorotnya, namun Cefi memutar bola matanya.

"Kalau Cefi mau kuliah jurusan apa?" Tanya Azka.

Diantara yang lain, Azka lebih suka mengajukan pertanyaan kepada Cefi karena menurutnya, Cefi yang paling cantik dan menarik diantara teman-teman Cefi.

"Diamah jangan ditanya, Kak. Pasti jawabannya gak tau. Dia mau cepet nikah kali." Ucap Amel asal.

"Sialan lo. Tapi kalau emang udah ada cowok ganteng kaya yang mau nikahin gue, boleh sih." Sahut Cefi asal.

Semua tertawa mendengar jawaban Cefi.

"Ck, benar-benar jawaban anak yang gak punya tujuan hidup." Ucap Baron.

Semua orang menatap Baron. Itu kalimat yang sebetulnya sangat kasar.

"Jadi, ibu rumah tangga juga cita-cita yang mulia, tau? Bisa ngerawat anak dengan baik."

"Kalau ibunya bodoh gimana bisa ngerawat anaknya dengan baik."

"Maksud lo apa?" Tanya Cefi melotot.

"Cef, Cef, yang sopan, Cef." Ucap Dara.

Baron mengangkat bahunya. Cefi kesal sekali melihat Baron. Dia ingin marah-marah namun dia teringat kalau dirinya sudah berjanji untuk tidak menunjukkan gerak-gerik kalau mereka saling mengenal.

"Ron, lo udah keterlaluan ege. Minta maaf sana." Ucap Azka.

"Katanya calon guru tapi masih suka merendahkan orang lain. Pantes tuh guru begitu?" Cibir Cefi.

Cefi langsung pergi meninggalkan kantin. Dia sangat malas berdebat dengan Baron. Menurut Cefi, tidak di rumah tidak di sekolah, Baron tetap menyebalkan. Ntah kapan baiknya. Cefi jadi tambah membenci Baron. Rasanya mau menangis. Matanya sudah mulai berkaca-kaca hingga akhirnya air matanya mulai menderas. Cefi memang anak yang cengeng. Sedikit-sedikit menangis.

Cefi memilih berjalan ke belakang gedung, "Cef, kamu kenapa?" Tanya Daren yang tiba-tiba ada di depan Cefi yang mengusap air matanya.

Cefi mendongak dan mendapati Daren yang tengah memperhatikannya dalam keadaan khawatir.

"Nggakpapa. Gue cuma lagi sensitif aja." Ucap Cefi. "Gue mau pergi." Sambungnya. Dia tidak lagi beraku-kamu. Padahal di obrolan chat mereka sudah beraku-kamu. Cefi masih teringat apa yang Dara katakan.

Daren menahan tangan Cefi dengan lembut, "Kamu kenapa?" tanya Daren.

Cefi menghela napas, "Apa kamu benar pernah berhubungan badan sama Amanda?"

Daren terdiam sebentar. Dalam benaknya dia bertanya-tanya mengenai dari siapa Cefi mengetahuinya. Namun, untuk saat ini sepertinya hal itu tidak begitu penting, "Iya, dan aku menyesal."

"Jahat!" Seru Cefi.

"Maaf, Cefi. Aku benar-benar dijebak waktu itu sama teman aku. Aku gak tau kalau aku sampe ngelakuin hal seburuk itu. Kamu percaya kan sama aku? Aku udah berubah. Kamu udah liat sendiri kan kalau aku berubah?" Tanya Daren sambil memegangi tangan Cefi.

"Kamu dijebak?" Tanya Cefi.

"Iya. Kalau nggak dijebak aku gak mungkin ngelakuin itu. Aku udah berubah. Percaya ya sama aku. Aku sebenernya mau ngomong dari lama tapi aku takut kamu marah sama aku dan ngerasa jijik sama aku. Soalnya aku juga ngerasa jijik sama diri aku sendiri." Ucap Daren sambil menunduk.

Cefi pun menghela napas, kemudian dia mengamati Daren mencoba mencari tahu kebenaran Daren. Namun, dia memang melihat kesungguhan Daren.

"Aku bener-bener menyesal. Tapi aku nggak bisa hapus masa lalu aku." Ucap Daren.

Cefi masih terdiam di tempatnya.

Daren pun langsung menatap Cefi dan memegang tangan Cefi. Kali ini Cefi tak melepaskan tangan Daren, "Kamu mau maafin aku kan? Aku sayang sana kamu, Cefi. Dari kelas sepuluh." Ucap Daren.

Cefi menatap Daren, "Dari kelas sepuluh?"

"Iya, aku suka sama kamu dari waktu aku masih jadi adik kelas kamu sampai aku jadi teman seangkatan kamu. Maafin aku ya?" Kata Daren.

Cefi pun menganggukkan kepalanya.

"Mau jadi pacarku?" Tanya Daren.

Cefi mengerjap beberapa kali. Jantungnya berdegup dengan sangat kencang mendengar apa yang dikatakan oleh Daren.

Cefi pun menganggukkan kepalanya.

"Serius?" Tanya Daren berbinar-binar.

"Iya, aku mau jadi pacar kamu." Kata Cefi.

"Makasih Cefi makasih. Aku sayang sama kamu!" Ucap Daren yang hendak memeluk Cefi.

Namun, seseorang langsung berdehem sebelum pelukan Daren sampai pada Cefi, "Ekhm!"

Daren dan Cefi langsung menoleh ke sumber suara dan ternyata di sana ada Baron. "Ini sekolah. Bukan tempat mesum." Ucap Baron menatap Daren. "Pak Mur suruh saya awasin kalian. Sekarang kamu bisa kembali ke kelas." Sambung Baron.

Daren pun langsung mengepalkan tangan namun dia tidak bisa melakukan apapun. Dia pun akhirnya menurut, dari pada kena pelanggaran di kelas 12 lebih baik dia menurut saja. Dia tidak mau mengulang setahun. "Aku ke kelas dulu ya?" Ucap Daren.

Cefi pun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Daren pun langsung kembali ke kelas meninggalkan Cefi sendirian. Setelah Daren pergi, Cefi menatap Baron.

Baron berdecak, "Dasar cewek bodoh!" Ucapnya sambil pergi meninggalkan Cefi yang sudah mengepalkan tangannya di sisi kanan dan kirinya.

Cefi tidak tahu apa maksud Baron namun yang jelas dia kesal sekali dengan apa yang Baron lakukan. Padahal, sedikit lagi dia berpelukan dengan Daren.

Terpopuler

Comments

Santi Eprilianti

Santi Eprilianti

cie diem diem mau lindungin cefi nie,,🤭🤭

2022-11-17

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Awal
2 BAB 2 - Gosip Terbaru
3 BAB 3 - Pengganggu
4 BAB 4 - Pembalasan dari Baron
5 BAB 5 - Sedikit Kebaikan
6 BAB 6 - Haus Pengakuan
7 BAB 7 - Bencana Datang Lagi
8 BAB 8 - Pujaan Hati Sang Pemikat Hati
9 BAB 9 - Perjanjian
10 BAB 10 - Pengganggu Datang Lagi
11 BAB 11 - Cefi yang Berbeda
12 BAB 12 - Kencan Pertama Cefi
13 BAB 13 - Mendadak Demam
14 BAB 14 - Kabar Buruk
15 BAB 15 - Pernikahan Tak Terduga
16 BAB 16 - Pertemuan Terakhir
17 BAB 17 - Om Soni yang Keterlaluan
18 BAB 18 - Untuk Pertama Kalinya
19 BAB 19 - Guru Magang vs Murid IIS
20 BAB 20 - Minta Duit
21 BAB 21 - Suara Pecahan
22 BAB 22 - Keluarga yang Sesungguhnya
23 BAB 23 - Film Dewasa
24 BAB 24 - Kehebohan
25 BAB 25 - Sakit Hati
26 BAB 26 - Dikeluarkan dari Sekolah
27 BAB 27 - Baikan?
28 BAB 28 - Ketahuan
29 BAB 29 - Baron-Sai
30 BAB 30 - Pahlawan untuk Cefi
31 BAB 31 - Permintaan Maaf
32 BAB 32 - Kencan Tak Terduga
33 BAB 33 - Menghapus Kotoran
34 BAB 34 - Sedikit Peningkatan
35 BAB 35 - Gunting Batu Kertas
36 BAB 36 - Kencan Pertama (1)
37 BAB 37 - Kencan Pertama (2)
38 BAB 38 - Kencan Pertama (3)
39 BAB 39 - Siapa Baron Sebenarnya?
40 BAB 40 - Rasa Pengantin Baru
41 BAB 41 - Kabar Gembira
42 BAB 42 - Kedatangan Om Soni
43 BAB 43 - Masih Berhubungan?
44 BAB 44 - Coklat
45 BAB 45 - Guru Olahraga Pengganti
46 BAB 46 - Berbaikan
47 BAB 47 - Kehangatan dari Keluarga Om Soni
48 BAB 48 - Jalanan Milik Berdua
49 BAB 49 - Uang Hilang
50 BAB 50 - Suami Galak
51 BAB 51 - Pemandangan Tak Terduga
52 BAB 52 - Apakah Baron Merasakan Hal yang Sama?
53 BAB 53 - Rayuan Gagal
54 BAB 54 - Arti Nama Cefixime
55 BAB 55 - Ulang Tahun Dara
56 BAB 56 - Menjejakkan Kaki di Kampus Baron
57 BAB 57 - Gosip Andrea dan Baron
58 BAB 58 - Pertemuan dengan Laki-Laki Aneh
59 BAB 59 - Baron Cemburu
60 BAB 60 - Air Mata Palsu
61 BAB 61 - Pelaku Pencurian
62 BAB 62 - Pencuri Uang Cefi
63 BAB 63 - Survei Asuransi
64 BAB 64 - Kabar Aneh (Lagi?)
65 BAB 65 - Mau Bicara
66 BAB 66 - Jambak-Jambakan
67 BAB 67 - Piagam Penghargaan untuk Orang Aneh
68 BAB 68 - I Miss You But I Hate You
69 BAB 69 - Ada Apa?
70 BAB 70 - Suami yang Tidak Dianggap
71 BAB 71 - Pertengkaran Hebat
72 BAB 72 - Berdamai dengan Cara Paling Klise
73 BAB 73 - Ada yang Berbeda
74 BAB 74 - Setia Kawan
75 BAB 75 - Penjualan Rumah
76 BAB 76 - Cefi yang Kelelahan
77 BAB 77 - Pencarian Riza
78 BAB 78 - Pencarian Andrea
79 BAB 79 - Umpan Menggunakan Andrea
80 BAB 80 - Penangkapan
81 BAB 81 - Tamparan Keras
82 BAB 82 - Tanda-Tanda
83 BAB 83 - Praduga yang Mengejutkan
84 BAB 84 - Hasil Pergulatan
85 BAB 85 - Ketahuan Sekolah
86 BAB 86 - Perdebatan Tak Berujung
87 BAB 87 - Pemanggilan Wali Murid
88 BAB 88 - Ujian Terakhir
89 BAB 89 - Telepon dari Baron
90 BAB 90 - Pengumuman Kelulusan Cefi
91 BAB 91 - Kedatangan Tamu Tak Diundang
92 BAB 92 - Wisuda Baron
93 BAB 93 - Kabar Mengejutkan
94 BAB 94 - Ketenangan Batin
95 BAB 95 - Kenyataan Pahit
96 BAB 96 - Buah Hati
97 BAB 97 - Tiga Tahun Kemudian
98 BAB 98 - Penguntit
99 BAB 99 - Akhir yang Manis (Tamat)
Episodes

Updated 99 Episodes

1
BAB 1 - Awal
2
BAB 2 - Gosip Terbaru
3
BAB 3 - Pengganggu
4
BAB 4 - Pembalasan dari Baron
5
BAB 5 - Sedikit Kebaikan
6
BAB 6 - Haus Pengakuan
7
BAB 7 - Bencana Datang Lagi
8
BAB 8 - Pujaan Hati Sang Pemikat Hati
9
BAB 9 - Perjanjian
10
BAB 10 - Pengganggu Datang Lagi
11
BAB 11 - Cefi yang Berbeda
12
BAB 12 - Kencan Pertama Cefi
13
BAB 13 - Mendadak Demam
14
BAB 14 - Kabar Buruk
15
BAB 15 - Pernikahan Tak Terduga
16
BAB 16 - Pertemuan Terakhir
17
BAB 17 - Om Soni yang Keterlaluan
18
BAB 18 - Untuk Pertama Kalinya
19
BAB 19 - Guru Magang vs Murid IIS
20
BAB 20 - Minta Duit
21
BAB 21 - Suara Pecahan
22
BAB 22 - Keluarga yang Sesungguhnya
23
BAB 23 - Film Dewasa
24
BAB 24 - Kehebohan
25
BAB 25 - Sakit Hati
26
BAB 26 - Dikeluarkan dari Sekolah
27
BAB 27 - Baikan?
28
BAB 28 - Ketahuan
29
BAB 29 - Baron-Sai
30
BAB 30 - Pahlawan untuk Cefi
31
BAB 31 - Permintaan Maaf
32
BAB 32 - Kencan Tak Terduga
33
BAB 33 - Menghapus Kotoran
34
BAB 34 - Sedikit Peningkatan
35
BAB 35 - Gunting Batu Kertas
36
BAB 36 - Kencan Pertama (1)
37
BAB 37 - Kencan Pertama (2)
38
BAB 38 - Kencan Pertama (3)
39
BAB 39 - Siapa Baron Sebenarnya?
40
BAB 40 - Rasa Pengantin Baru
41
BAB 41 - Kabar Gembira
42
BAB 42 - Kedatangan Om Soni
43
BAB 43 - Masih Berhubungan?
44
BAB 44 - Coklat
45
BAB 45 - Guru Olahraga Pengganti
46
BAB 46 - Berbaikan
47
BAB 47 - Kehangatan dari Keluarga Om Soni
48
BAB 48 - Jalanan Milik Berdua
49
BAB 49 - Uang Hilang
50
BAB 50 - Suami Galak
51
BAB 51 - Pemandangan Tak Terduga
52
BAB 52 - Apakah Baron Merasakan Hal yang Sama?
53
BAB 53 - Rayuan Gagal
54
BAB 54 - Arti Nama Cefixime
55
BAB 55 - Ulang Tahun Dara
56
BAB 56 - Menjejakkan Kaki di Kampus Baron
57
BAB 57 - Gosip Andrea dan Baron
58
BAB 58 - Pertemuan dengan Laki-Laki Aneh
59
BAB 59 - Baron Cemburu
60
BAB 60 - Air Mata Palsu
61
BAB 61 - Pelaku Pencurian
62
BAB 62 - Pencuri Uang Cefi
63
BAB 63 - Survei Asuransi
64
BAB 64 - Kabar Aneh (Lagi?)
65
BAB 65 - Mau Bicara
66
BAB 66 - Jambak-Jambakan
67
BAB 67 - Piagam Penghargaan untuk Orang Aneh
68
BAB 68 - I Miss You But I Hate You
69
BAB 69 - Ada Apa?
70
BAB 70 - Suami yang Tidak Dianggap
71
BAB 71 - Pertengkaran Hebat
72
BAB 72 - Berdamai dengan Cara Paling Klise
73
BAB 73 - Ada yang Berbeda
74
BAB 74 - Setia Kawan
75
BAB 75 - Penjualan Rumah
76
BAB 76 - Cefi yang Kelelahan
77
BAB 77 - Pencarian Riza
78
BAB 78 - Pencarian Andrea
79
BAB 79 - Umpan Menggunakan Andrea
80
BAB 80 - Penangkapan
81
BAB 81 - Tamparan Keras
82
BAB 82 - Tanda-Tanda
83
BAB 83 - Praduga yang Mengejutkan
84
BAB 84 - Hasil Pergulatan
85
BAB 85 - Ketahuan Sekolah
86
BAB 86 - Perdebatan Tak Berujung
87
BAB 87 - Pemanggilan Wali Murid
88
BAB 88 - Ujian Terakhir
89
BAB 89 - Telepon dari Baron
90
BAB 90 - Pengumuman Kelulusan Cefi
91
BAB 91 - Kedatangan Tamu Tak Diundang
92
BAB 92 - Wisuda Baron
93
BAB 93 - Kabar Mengejutkan
94
BAB 94 - Ketenangan Batin
95
BAB 95 - Kenyataan Pahit
96
BAB 96 - Buah Hati
97
BAB 97 - Tiga Tahun Kemudian
98
BAB 98 - Penguntit
99
BAB 99 - Akhir yang Manis (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!