BAB 3 - Pengganggu

Awan terlihat mendung, Cefi baru saja turun dari angkot. Meski dia memiliki mobil di rumah, juga bisa naik kendaraan online, namun ntah mengapa dia lebih suka naik angkot. Karena dari tempat turunnya angkot, dia bisa berjalan terlebih dahulu ke rumahnya yang masuk ke dalam Kompleks Bintang dan melihat pemandangan kompleksnya yang asri. Aneh memang tapi kalau tidak aneh, bukan Cefi namanya.

Cefi menatap awan dan tersenyum, dia sama sekali tidak keberatan kalau harus kehujanan di jalan, sebab dia menyukai hujan. Namun, sepertinya, hal itu tidak mungkin terjadi mengingat meski sudah mendung, gerimis tidak juga jatuh padahal dia sudah berjalan pelan-pelan dari halte turunnya angkot menuju ke rumahnya.

"Sayang, kita kenapa sih nggak satu kelompok aja? Kan kamu bisa pindah ke kelompok aku. Aku nggak mau jauh-jauh dari kamu, Sayang. Aku mau kita ngajar di satu sekolah, biar kalau aku ada materi yang gak bisa, bisa tanya kamu." Suara seseorang mulai terdengar di telinga Cefi.

"Sayang, maaf ya. Kelompok kita udah ditentuin sama prodi. Sekolahnya juga sama, ditentuin juga. Jadi, aku atau kamu gak bisa pindah soalnya ngurusnya juga ribet, Sayang. Cuma 3 bulan kok sabar yaaa. Kamu kan masih bisa telepon aku kalau ada yang kamu gak ngerti." Ucap Baron sambil menyampirkan rambut pacarnya ke belakang telinga.

Senyum mengembang di bibir pacarnya Baron karena Baron terlihat lembut sekali. "Yaudah deh, Sayang. Tapi kita sepulang ngajar harus sering ketemu yaaa."

"Iya, Sayang."

Cefi pun langsung menajamkan pandangan. Ternyata di sana ada seorang seorang gadis yang tengah bermesraan dengan Baron. Cefi bisa melihat kalau almamater yang dikenakan gadis itu dan Baron sama.

Sebuah ide terlintas dibenak Cefi.

"Sayaaang!" Seru Cefi yang langsung berlari ke arah Baron dan langsung memeluk Baron.

"Astaghfirullah, lo ngapain anjir!" Pekik Baron yang langsung mencoba melepaskan Cefi begitu saja.

"Ya ampun, Sayang. Kok kamu tega banget sih. Kamu selingkuh dari aku ya? Heh, cewek. Lo pelakor ya? Parah banget sih cantik-cantik pelakor." Cerocos Cefi.

Ucapan Cefi membuat Baron ingin memakan Cefi hidup-hidup.

"Antibiotik! Lo bener-bener ya!" Baron menatap Cefi dengan kesal.

Kemudian, Baron menatap pacarnya, orang yang lebih penting dari pada Cefi untuknya saat ini, "Sayang, dia bukan siapa-siapa aku. Dia cuma orang gila sayang, jangan dengerin dia ya?" Kata Baron yang mencoba mengambil tangan pacarnya yang kini menatap Baron dengan tatapan marah.

"Enak aja orang gila. Kita itu pacaran. Kita baru jadian dua bulan yang lalu. Kamu kok jahat banget sih? Yaudah kita putus!" Tanya Cefi sambil pura-pura menangis dan langsung berjalan pergi meninggalkan Baron.

"Kita baru jadian satu bulan tapi kamu udah jadian sama dia dua bulan. Itu artinya aku selingkuhan kamu? Aku nggak nyangka kamu kayak gitu, Baron. Kita putus! Gue nggak mau kenal lagi sama lo!" Seru perempuan itu yang langsung berlari begitu saja menuju jalan raya.

"Rayaaa! Rayaaa! Tunggu. Ini salah paham! Dia bohong, Raya!" Seru Baron mengejar Raya.

Namun, Raya langsung masuk ke salah satu taksi yang lewat dan meninggalkan Baron sendirian.

Di tempatnya, Cefi yang tidak mau melewatkan momen itu langsung merekam bagaimana Baron yang sedang mengejar perempuan itu sambil terkekeh. "Emang enak lo! Putus lagi, putus lagi! Hahahaha!" Cefi langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku seragamnya.

Baron yang melihat bagaimana pacarnya pergi, pun mengepalkan tangan dan langsung berbalik, ingin meminta pertanggungjawaban dari Cefi.

"Antibiotikkk! Abis lo sama gue!" Seru Baron yang langsung berlari ke arah Cefi.

Cefi yang terkejut pun langsung berbalik dan berlari sambil tertawa terbahak-bahak, "Emang enak lo. Jomlo lagi, jomlo lagiii jahahahaha!"

"Berhenti gak lo!" Seru Baron.

Jarak Baron dengan Cefi sudah sangat dekat. Membuat Cefi panik setengah mati.

Tak lama kemudian, Cefi merasakan tangannya ditahan oleh seseorang. Dia pun langsung bisa mengetahui kalau orang itu adalah Baron. "Mamaaa! Tolong Xaviera mama! Baron mau melakukan tindak asusila!"

Baron pun langsung memutar tubuh Cefi hingga kini Cefi menghadap Baron, "Lo tuh bener-bener ya, Antibiotik. Bisa gak si lo gak ganggu hidup gue sehari aja? Kalau gue jadi perjaka tua gimana?!" Seru Baron.

Cefi yang mendengar hal itu pun langsung terkekeh begitu saja, "Hahahahahaha emang itu yang gue mau."

"Sialan. Lo harus jelasin ke cewek gue kalau lo cuma bohong!" Ucap Baron sambil menunjuk ke arah Cefi.

"Dihhh, nggak mau. Ogah amat. Jelasin aja sendiri." Ucap Cefi tak mau kalah.

"Nak, ada apa ribut-ribut?" Tanya Bu Laras yang keluar dari rumahnya.

Bu Laras melirik tangan Baron yang ada di tangan anaknya. Baron yang melihat tatapan itu langsung sadar dan langsung melepaskan tangan Cefi, dia tidak mau kalau sampai ibunya Cefi sampai salah paham dengannya.

"Maaf, Tante. Ini dia ngeselin Tante." Ucap Baron.

"Yeuuu, enggak, Ma. Bohong. Orang dia abis putus sama pacarnya yang disalahin aku." Kata Cefi.

Baron kesal setengah mati. "Ya kalau lo gak ngaku-ngaku sebagai cewek gue, gue sama cewek gue gak bakalan putus!" Ucap Baron kesal.

"Bodo amat. Ayo, Ma. Kita masuk ajaaa. Hahaha emang enak jomlo."

Cefi langsung menarik tangan ibunya untuk masuk ke dalam rumah. Sesampainya dia menutup gerbang, Cefi terkekeh begitu saja. Dia merasa puas dengan apa yang dilakukannya. Dia bisa membayangkan kalau Baron sekarang sedang kesal kepada dirinya.

"Kamu nggak boleh gitu, Sayang. Kasian Nak Baron." Ucap Ibu Larasati.

"Biarin aja, Ma. Biar tau rasa."

"Hus!"

Cefi hanya bisa nyengir kuda ke arah ibunya. Kemudian dia pun masuk ke dalam rumah.

Malam pun datang. Cefi pun mengambil ponselnya. Dia langsung mencari aplikasi untuk membaca novel sampai akhirnya sebuah pesan masuk di Grup Capdar (Cefi, Amel, Putri, Dara).

Amel: Gue gak sabar mau ketemu sama mahasiswa PKL itu deh 🤩

Cefi: Emang mereka besok ke sekolah?

Putri: Katanya Bu Nur mereka mulai ngajar awal bulan. Dua hari lagi berarti kan?

Dara: Besok udah awal bulan Pele. Liat kalender sana!

Putri: Oiya, lupaaa. Maaf-maaf.

Cefi: Wkwkwkwk ngablu lo ya?

Amel: Kurang-kurangin put ... Put wkwkwk

Dara: Sorry-sorry gue boker dulu baru nimbrung lagi.

Amel: Anjirrr

Cefi: Peleee

Putri: Astaghfirullah. Mending kita juga udahan aja yuk chatnya, besok kan ulangan matematika.

Amel: Bukan kita kali, Put. Kita bertiga doang si Cefi mah gak ikutan.

Putri: Oiya, Cefi harus ngumpulin tugas yang kemarin dulu ya baru boleh ulangan?

Cefi terperanjat di tempatnya. Dia seketika teringat kalau dirinya memiliki tugas matematika khusus dari gurunya karena selama ini dia tidak pernah mengerjakan tugas sehingga tidak boleh ikut ulangan.

Cefi: Astagaaa, gue lupa 😭😭😭. Gimana donggg?

Dara: Ya kerjainlah pake nanya

Putri: Dara, maaf kamu bukannya lagi di kamar mandi?

Dara: iya, ini lagi nongkrong hahahaha.

Amel: gblk. Wkwkwk

Cefi: kalian gak ada yg mau bantuin gue apa?

Amel: otak kita aja pas-pasan, Cef. Lo mending minta tolong Barongsai lo aja. Kata lo dia pinter

Cefi: Duh, gue abis bikin dia putus sama pacarnya.

Dara: Gue mencium bau-bau ...

Cefi: Bau kentut lo.

Amel: wkwkwkwk udah sanaaa

Putri: iya, Cef, dari pada kamu gak bisa ulangan. Nanti ngulang lagi satu tahun.

Dara: Bener tuh. Mau apa 20 tahun masih kelas 12? Gue si malu

Amel: jujur bat si dara wkwkwk

Dara: jujur tetap lebih baik.

Cefi: BRISIK lo-lo pada!

Cefi pun langsung berjalan menuju ke balkon. Dia mengamati rumah di depannya. Kamar Cefi memang berada di lantai dua dan di seberang sana, Baron juga menempati kamar di lantai dua. Cefi pun menggaruk kepalanya, dia merasa bingung harus berbuat apa.

"Gue minta tolong dia apa nggak ya?" Ucap Cefi. "Tapi kalo gak minta tolong gue bisa ngulang kelas 12 lagi anjir." Sambungnya.

Cefi pun langsung menghela napas. Dia sepertinya memang harus datang ke rumah Baron. Namun, Cefi malu untuk minta tolong pada Baron, terlebih Baron sedang marah padanya, sehingga ibunya adalah jalan ninja bagi Cefi.

"Maaa ..." Panggil Cefi.

"Kenapa, Sayang? Kok teriak-teriak?" tanya Ibu Larasati.

"Aku ada PR matematika, mama tolong bantuin aku buat kerjain ya? Atau papa mana?" Tanya Cefi.

"Papa belum pulang, Sayang. Katanya papa lembur malam ini. Duh, mama mana bisa, Xaviera. Mending kamu minta tolong Nak Baron aja." Usul Bu Larasati.

Cefi tersenyum samar. Memang itu tujuannya. Orang tua Cefi tentulah tidak bisa membantunya mengajarkan pelajaran sekolah. Ibunya Cefi sama sekali tidak bisa, sedangkan ayahnya Cefi kadang terlalu lelah untuk mengajar karena sudah lelah bekerja di kantor.

"Nggak mau ah, Barongsai suka nggak mau ngajarin. Pelit ilmu dia." Kata Cefi.

"Yaudah, mama anterin aja. Kalau mama yang minta pasti dia mau ngajarin." Ucap Ibu Larasati.

Cefi pun menganggukkan kepalanya begitu saja. "Iya, Ma. Bener tuh bener." Ucapnya.

"Kamu ganti baju dulu sana. Masa pake baju tidur kayak gini?" Ucap Ibu Larasati.

"Iya, Ma." Ucap Cefi yang langsung mengganti baju dengan semangat. Akhirnya, dia berpeluang besar untuk tidak mengulang kelas 12 lagi.

Terpopuler

Comments

Radiah Ayarin

Radiah Ayarin

yah...terkadang butuh sesuatu hal atau apa pun yg menyenangkan untuk menenangkan pikiran sejenak

2022-11-25

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Awal
2 BAB 2 - Gosip Terbaru
3 BAB 3 - Pengganggu
4 BAB 4 - Pembalasan dari Baron
5 BAB 5 - Sedikit Kebaikan
6 BAB 6 - Haus Pengakuan
7 BAB 7 - Bencana Datang Lagi
8 BAB 8 - Pujaan Hati Sang Pemikat Hati
9 BAB 9 - Perjanjian
10 BAB 10 - Pengganggu Datang Lagi
11 BAB 11 - Cefi yang Berbeda
12 BAB 12 - Kencan Pertama Cefi
13 BAB 13 - Mendadak Demam
14 BAB 14 - Kabar Buruk
15 BAB 15 - Pernikahan Tak Terduga
16 BAB 16 - Pertemuan Terakhir
17 BAB 17 - Om Soni yang Keterlaluan
18 BAB 18 - Untuk Pertama Kalinya
19 BAB 19 - Guru Magang vs Murid IIS
20 BAB 20 - Minta Duit
21 BAB 21 - Suara Pecahan
22 BAB 22 - Keluarga yang Sesungguhnya
23 BAB 23 - Film Dewasa
24 BAB 24 - Kehebohan
25 BAB 25 - Sakit Hati
26 BAB 26 - Dikeluarkan dari Sekolah
27 BAB 27 - Baikan?
28 BAB 28 - Ketahuan
29 BAB 29 - Baron-Sai
30 BAB 30 - Pahlawan untuk Cefi
31 BAB 31 - Permintaan Maaf
32 BAB 32 - Kencan Tak Terduga
33 BAB 33 - Menghapus Kotoran
34 BAB 34 - Sedikit Peningkatan
35 BAB 35 - Gunting Batu Kertas
36 BAB 36 - Kencan Pertama (1)
37 BAB 37 - Kencan Pertama (2)
38 BAB 38 - Kencan Pertama (3)
39 BAB 39 - Siapa Baron Sebenarnya?
40 BAB 40 - Rasa Pengantin Baru
41 BAB 41 - Kabar Gembira
42 BAB 42 - Kedatangan Om Soni
43 BAB 43 - Masih Berhubungan?
44 BAB 44 - Coklat
45 BAB 45 - Guru Olahraga Pengganti
46 BAB 46 - Berbaikan
47 BAB 47 - Kehangatan dari Keluarga Om Soni
48 BAB 48 - Jalanan Milik Berdua
49 BAB 49 - Uang Hilang
50 BAB 50 - Suami Galak
51 BAB 51 - Pemandangan Tak Terduga
52 BAB 52 - Apakah Baron Merasakan Hal yang Sama?
53 BAB 53 - Rayuan Gagal
54 BAB 54 - Arti Nama Cefixime
55 BAB 55 - Ulang Tahun Dara
56 BAB 56 - Menjejakkan Kaki di Kampus Baron
57 BAB 57 - Gosip Andrea dan Baron
58 BAB 58 - Pertemuan dengan Laki-Laki Aneh
59 BAB 59 - Baron Cemburu
60 BAB 60 - Air Mata Palsu
61 BAB 61 - Pelaku Pencurian
62 BAB 62 - Pencuri Uang Cefi
63 BAB 63 - Survei Asuransi
64 BAB 64 - Kabar Aneh (Lagi?)
65 BAB 65 - Mau Bicara
66 BAB 66 - Jambak-Jambakan
67 BAB 67 - Piagam Penghargaan untuk Orang Aneh
68 BAB 68 - I Miss You But I Hate You
69 BAB 69 - Ada Apa?
70 BAB 70 - Suami yang Tidak Dianggap
71 BAB 71 - Pertengkaran Hebat
72 BAB 72 - Berdamai dengan Cara Paling Klise
73 BAB 73 - Ada yang Berbeda
74 BAB 74 - Setia Kawan
75 BAB 75 - Penjualan Rumah
76 BAB 76 - Cefi yang Kelelahan
77 BAB 77 - Pencarian Riza
78 BAB 78 - Pencarian Andrea
79 BAB 79 - Umpan Menggunakan Andrea
80 BAB 80 - Penangkapan
81 BAB 81 - Tamparan Keras
82 BAB 82 - Tanda-Tanda
83 BAB 83 - Praduga yang Mengejutkan
84 BAB 84 - Hasil Pergulatan
85 BAB 85 - Ketahuan Sekolah
86 BAB 86 - Perdebatan Tak Berujung
87 BAB 87 - Pemanggilan Wali Murid
88 BAB 88 - Ujian Terakhir
89 BAB 89 - Telepon dari Baron
90 BAB 90 - Pengumuman Kelulusan Cefi
91 BAB 91 - Kedatangan Tamu Tak Diundang
92 BAB 92 - Wisuda Baron
93 BAB 93 - Kabar Mengejutkan
94 BAB 94 - Ketenangan Batin
95 BAB 95 - Kenyataan Pahit
96 BAB 96 - Buah Hati
97 BAB 97 - Tiga Tahun Kemudian
98 BAB 98 - Penguntit
99 BAB 99 - Akhir yang Manis (Tamat)
Episodes

Updated 99 Episodes

1
BAB 1 - Awal
2
BAB 2 - Gosip Terbaru
3
BAB 3 - Pengganggu
4
BAB 4 - Pembalasan dari Baron
5
BAB 5 - Sedikit Kebaikan
6
BAB 6 - Haus Pengakuan
7
BAB 7 - Bencana Datang Lagi
8
BAB 8 - Pujaan Hati Sang Pemikat Hati
9
BAB 9 - Perjanjian
10
BAB 10 - Pengganggu Datang Lagi
11
BAB 11 - Cefi yang Berbeda
12
BAB 12 - Kencan Pertama Cefi
13
BAB 13 - Mendadak Demam
14
BAB 14 - Kabar Buruk
15
BAB 15 - Pernikahan Tak Terduga
16
BAB 16 - Pertemuan Terakhir
17
BAB 17 - Om Soni yang Keterlaluan
18
BAB 18 - Untuk Pertama Kalinya
19
BAB 19 - Guru Magang vs Murid IIS
20
BAB 20 - Minta Duit
21
BAB 21 - Suara Pecahan
22
BAB 22 - Keluarga yang Sesungguhnya
23
BAB 23 - Film Dewasa
24
BAB 24 - Kehebohan
25
BAB 25 - Sakit Hati
26
BAB 26 - Dikeluarkan dari Sekolah
27
BAB 27 - Baikan?
28
BAB 28 - Ketahuan
29
BAB 29 - Baron-Sai
30
BAB 30 - Pahlawan untuk Cefi
31
BAB 31 - Permintaan Maaf
32
BAB 32 - Kencan Tak Terduga
33
BAB 33 - Menghapus Kotoran
34
BAB 34 - Sedikit Peningkatan
35
BAB 35 - Gunting Batu Kertas
36
BAB 36 - Kencan Pertama (1)
37
BAB 37 - Kencan Pertama (2)
38
BAB 38 - Kencan Pertama (3)
39
BAB 39 - Siapa Baron Sebenarnya?
40
BAB 40 - Rasa Pengantin Baru
41
BAB 41 - Kabar Gembira
42
BAB 42 - Kedatangan Om Soni
43
BAB 43 - Masih Berhubungan?
44
BAB 44 - Coklat
45
BAB 45 - Guru Olahraga Pengganti
46
BAB 46 - Berbaikan
47
BAB 47 - Kehangatan dari Keluarga Om Soni
48
BAB 48 - Jalanan Milik Berdua
49
BAB 49 - Uang Hilang
50
BAB 50 - Suami Galak
51
BAB 51 - Pemandangan Tak Terduga
52
BAB 52 - Apakah Baron Merasakan Hal yang Sama?
53
BAB 53 - Rayuan Gagal
54
BAB 54 - Arti Nama Cefixime
55
BAB 55 - Ulang Tahun Dara
56
BAB 56 - Menjejakkan Kaki di Kampus Baron
57
BAB 57 - Gosip Andrea dan Baron
58
BAB 58 - Pertemuan dengan Laki-Laki Aneh
59
BAB 59 - Baron Cemburu
60
BAB 60 - Air Mata Palsu
61
BAB 61 - Pelaku Pencurian
62
BAB 62 - Pencuri Uang Cefi
63
BAB 63 - Survei Asuransi
64
BAB 64 - Kabar Aneh (Lagi?)
65
BAB 65 - Mau Bicara
66
BAB 66 - Jambak-Jambakan
67
BAB 67 - Piagam Penghargaan untuk Orang Aneh
68
BAB 68 - I Miss You But I Hate You
69
BAB 69 - Ada Apa?
70
BAB 70 - Suami yang Tidak Dianggap
71
BAB 71 - Pertengkaran Hebat
72
BAB 72 - Berdamai dengan Cara Paling Klise
73
BAB 73 - Ada yang Berbeda
74
BAB 74 - Setia Kawan
75
BAB 75 - Penjualan Rumah
76
BAB 76 - Cefi yang Kelelahan
77
BAB 77 - Pencarian Riza
78
BAB 78 - Pencarian Andrea
79
BAB 79 - Umpan Menggunakan Andrea
80
BAB 80 - Penangkapan
81
BAB 81 - Tamparan Keras
82
BAB 82 - Tanda-Tanda
83
BAB 83 - Praduga yang Mengejutkan
84
BAB 84 - Hasil Pergulatan
85
BAB 85 - Ketahuan Sekolah
86
BAB 86 - Perdebatan Tak Berujung
87
BAB 87 - Pemanggilan Wali Murid
88
BAB 88 - Ujian Terakhir
89
BAB 89 - Telepon dari Baron
90
BAB 90 - Pengumuman Kelulusan Cefi
91
BAB 91 - Kedatangan Tamu Tak Diundang
92
BAB 92 - Wisuda Baron
93
BAB 93 - Kabar Mengejutkan
94
BAB 94 - Ketenangan Batin
95
BAB 95 - Kenyataan Pahit
96
BAB 96 - Buah Hati
97
BAB 97 - Tiga Tahun Kemudian
98
BAB 98 - Penguntit
99
BAB 99 - Akhir yang Manis (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!