"Siapa diantara kalian yang namanya Kaira?"
Perempuan berbadan besar itu menguatkan cekikannya pada Hardian.
???!!!
Dashh.. Syutttt.. (Suara lompatan)
BUGGHHH!! (Suara tendangan keras)
Dengan cepat aku melompat dan menendang kuat pada lengan kanan perempuan besar itu.
Berkat itu, Hardian berhasil lepas darinya.
"Hah... hah... hah..."
Nampaknya Hardian masih kesulitan untuk bernafas.
?
Perempuan itu sedikit membuatku terkejut. Apa dia tidak merasakan sakit? Padahal aku yakin sudah menendang pada engsel lengan kanannya dengan segenap kekuatanku dan dia masih bisa bertahan?
"Apa yang kau lakukan pada temanku?"
Melihatnya melukai temanku, membuatku terbawa emosi.
Aku akan melakukan serangan balik!
Dash..
Aku mendekatinya dengan cepat dan ia sudah menungguku di depan.
"Jadi kau Kaira ya?"
Dia melebarkan tangannya, dan menerjang maju untuk menangkapku.
Dum.. Dum.. Dum.. Dum..
???!!
Kecepatan macam apa itu? Tidak hanya besar dan berisi tapi dia juga cepat?!!
Syutttt
Aku menghindari serangannya dengan gerakan menyamping pindah ke belakangnya.
"Iya kau benar. Kenapa kau mencariku?"
Aku membalikkan badan dan mencoba memberikan sebuah tendangan padanya.
Namun..
Greppp..
Ia menangkap kakiku hanya dengan satu tangan.
Kakiku tidak bisa kugerakkan. (Dalam hati aku langsung panik)
"Kau membuat satu kesalahan."
Hmm? Memangnya aku ngapain?
Dia menarik kakiku dan melayangkan tinjunya padaku.
Wushhh..
Aku membaringkan badanku di atas angin untuk menghindari serangannya. Kemudian dengan kecepatanku, aku memutar tubuh dan kakiku untuk melepaskan diri darinya.
"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan."
Cewek ini jauh lebih kuat daripada Raefal!
"Kau sudah menyentuh ayangku Raefal. Akan kuhabisi kau!"
Jennie mengatakan itu sambil berlinang air mata. Nampak dari sorotan matanya terlihat seperti perempuan yang habis patah hati.
Eh? Gimana gimana?
"Maksudmu perkelahianku dengannya waktu itu?"
Sebelum melanjutkan perkelahian, aku meminta penjelasan yang benar padanya. Tapi sepertinya dia tidak bisa mengendalikan dirinya.
Grrrr..
"DIAM!!!" Ia meneriakiku dengan keras.
Dushhhh! Dum.. Dum.. Dum.. Dum..
Perempuan berbadan besar itu berlari dengan tenaga besar seperti ingin menubrukku dengan badannya mirip seperti banteng.
Apa yang harus kulakukan?
Di saat aku sedang berpikir, mataku tertuju pada sebuah lemari yang ada disampingku.
Mohon maaf bapak penjaga mini market. Mudah-mudahan bapak panjang umur. (Dalam hati aku mendoakan bapak tersebut)
Tinggal beberapa langkah lagi hingga ia berhasil menubrukku seperti banteng. Aku menarik sekuat tenaga lemari yang ada disampingku agar jatuh menimpanya.
BRAKKK!!!! (Suara lemari mengenai Jennie)
???!!!!
Di-dia masih bisa melewatinya?
Dum.. Dum.. Dum..
Ia masih berlari ke arahku.
BRAAK!!
Karena aku tidak punya pertahanan. Dalam sekejap ia membuatku terpental hingga menabrak lemari yang dibelakangku. Beberapa barang jualan mulai berjatuhan ke lantai.
Tak tak tak tak tak (Suara barang jualan yang jatuh)
"Urghh.. Apa maumu?" Tanya aku sambil pelan-pelan berdiri.
"Kau harus mati karena sudah menyentuh Raefal!"
Kerutan dahi pada wajahnya tampak sangat berbeda dengan orang pada umumnya. Kenapa alisnya sebesar itu? Wajahnya juga sampai berwarna merah seperti kepanasan. Jika Raefal melihatnya, mungkin dia sudah lari duluan.
.
.
"Hey Jennie sudah hentikan."
Suara itukan?
Di tengah perkelahian kami, muncul seorang perempuan yang baru kukenal hari ini.
Giovanna? Kenapa dia datang kesini?
"... Gi-o." Suara Jennie mengecil.
Jennie menoleh ke arahnya. Ia seperti tidak menyangka dengan kedatangan Giovanna.
Emosi Jennie kini sudah kembali normal.
"Kenapa dengan ekspresimu itu?"
Giovanna menanyakan itu dan maju beberapa langkah ke tengah-tengah kami.
"Aku tidak mau berurusan dengan orang sepertimu!"
Jennie terlihat kesal saat mengatakan itu.
"Kalau begitu pulanglah dan jangan ganggu dia!"
Tidak lama setelah disuruh pulang oleh Giovanna. Jennie berjalan keluar dari mini market dengan damai. Ia tidak meledak seperti sebelumnya.
"Ketua, apakah Jennie sudah pergi? Aku sudah menghubungi anak-anak untuk datang membantu."
Claudia baru datang saat semuanya selesai.
"Tidak perlu hubungi anak-anak. Dia sudah pergi."
Maksudnya anggota mereka ya?
"Anu- makasih Gio, Claudia udah mau bantu aku tadi."
Aku berterima kasih pada mereka dengan perasaan tidak enak karena sudah merepotkan mereka.
"Tidak perlu berterima kasih padaku. Ini semua perintah dari ketua."
Claudia menyilangkan kedua lengan di depan dadanya dan melirik Giovanna.
Aku merasakan ada sedikit kecemburuan darinya saat Giovanna mau membantuku.
"Makasih ya Gio~"
Aku berterima kasih pada Giovanna.
"Sama-sama Kaira."
Dia mendekatkan dirinya padaku dan bertanya.
"Tapi sebelum itu, aku sempat melihat kalau kau pandai berkelahi ya? Apa itu Taekwondo?"
Jadi daritadi kau sudah mengamatiku dari jauh? Bagaimana kau bisa tahu soal itu?
Aku harus mengrahasiakan itu darinya dan menjawab itu hanya sebagai bentuk pembelaan diri.
"Itu hanya kebetulan saja kok Gio. Aku tidak pandai berkelahi. Buktinya tadi aku ditabrak oleh Jennie."
"Jennie bukan orang sembarangan. Kau bisa bertahan melawannya saja sudah luar biasa."
Claudia menjelaskan padaku.
"Eh?"
Benar juga kata Claudia. Ketahanan dan kekuatan Jennie sangat diluar nalar manusia biasa. Jika saja perkelahian kami tidak dihentikan oleh Giovanna mungkin saja aku bisa terluka parah olehnya.
"Iya, kau sudah termasuk orang hebat bisa bertahan melawannya."
Giovanna membayar minuman yang dibelinya dikasir. Kemudian dia memberikan satu minuman untuk Claudia dan satunya lagi untukku.
"Kau mau?"
"Terima kasih."
Aku menerimanya dengan senang hati.
"Ngomong-ngomong Kaira karena kau kuat dan juga kau adalah temanku. Kau boleh menghubungi kami kapan pun kau mau."
Giovanna mengatakan itu sambil menusuk minumannya dengan sedotan dan langsung meminumnya.
"Menghubungi kalian?"
"Iya.. Kami semua persatuan [Black Flames] akan membantu orang-orang baik dan mengalahkan orang-orang jahat."
Woahhh ini pertama kalinya aku melihat ketua geng sekeren Gio. Aku terpesona olehnya dan tubuhnya juga.
"Sudahlah ketua, sepertinya anak-anak sudah mencari kita. Kita harus pergi sekarang."
Claudia menunjukkan chat mereka di ponselnya.
"Oke Claudia."
Giovanna menggangguk padanya.
"Kaira, sampai ketemu besok di sekolah ~"
"Sampai ketemu besok Gio."
Setelah mengatakan itu kami berpisah dan mereka pun pergi ke teman-temannya.
"Hardian kamu benaran gapapa?" Terdengar suara Tania yang khawatir dengan Hardian.
"Nafasmu udah oke?" Tanya aku ke Hardian.
"Udah baik kok. Tapi gila sih tenaganya untuk seukuran perempuan itu diluar nalar."
Jennie.. Orang itu.. Jika aku bertarung dengannya lagi, selanjutnya aku tidak akan mengalah padanya. Akan kukeluarkan semua kemampuanku demi melindungi teman-teman dan orang-orang yang berharga bagiku.
"Ngomong-ngomong Kaira apa yang kamu bicarakan dengan Gio?" Tanya Tania padaku.
"Ah.. Ada banyak hal yang kami bicarakan hehe~ tetapi yang pasti dia bukan orang jahat, berbeda dengan preman yang lain."
"Oh begitu? Kalau begitu Raefal termasuk preman yang jahat dong. Kan dia udah bully Joshua."
Hardian nampaknya sudah mulai terbuka dengan Joshua. Pelan-pelan mereka mulai terbiasa dan mengakrabkan diri satu sama lain.
"Ah biasa aja itu." Joshua bersifat sok keren.
"Halah jangan sok keren gitu. Kamu ga cocok hahaha." Canda Hardian sambil tertawa.
"Iya nih, Joshua biasanya kan suka malu-malu tapi rupanya bisa sok keren juga hahaha." Tania juga ikut tertawa bersama Hardian.
"Udah dong. kan aku sudah berusaha keren."
Untuk pertama kali, Joshua merasakan kehangatan bersama banyak orang atau lebih gampangnya disebut "teman".
Aku turut senang melihatnya tersenyum seperti itu. Semoga hubungan kami bisa terus terjaga seperti ini.
"Oya kita masih mau mengerjakan tugas prakarya."
Untung saja Tania mengingatkan.
"Gas! kita habis kerjain tugas pergi karaoke." Seru Hardian yang kelihatannya ga sabar.
"Gimana Joshua kamu mau ikut?" Ajak aku ke Joshua.
"Baiklah aku ikut kalau kalian memaksa."
Joshua tampak malu-malu menerima ajakanku. Tapi di dalam hatinya, aku yakin dia pasti merasa senang karena bisa jalan bersama orang yang bisa ia sebut sebagai "teman".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments