Ep.06

"Hei.. kamu mau berteman denganku?"

Aku menoleh ke orang yang menanyai hal itu padaku.

Seorang laki-laki. Tingginya sedikit diatas rata-rata, rambut pirang sedikit gelap pendek dan ia mengenakan kacamata melingkar.

Sambil tersenyum ia mengajakku berjabat tangan.

"Namaku Hardian Effendy, panggil aja Hardian. Kamu Kaira Anastasya kan?"

"Oh.. benar namaku Kaira Anastasya. Biasa dipanggil Kaira. Salam kenal ya~"

Begitulah ceritanya aku mendapatkan teman pertama di kelas.

.

.

"Woahhh.. jadi kamu hobi main Billiard ya?"

Hardian menatapku kagum seperti orang yang belum pernah bermain Billiard seumur hidupnya.

Yang benar saja sudah 16 tahun hidup belum pernah sentuh Billiard?

"Ya begitulah.. Hampir setiap akhir pekan aku akan pergi dengan sahabatku untuk bermain Billiard."

"Owh gitu. Lain kali bisa tunjukkan padaku juga kan cara mainnya hehe. Tinggal sodok-sodok aja bolanya."

"Ada triknya Har. Jadi--------"

Aku berbicara panjang lebar pada Hardian tentang permainan Billiard mulai dari aturannya hingga cara bermainnya. Hardian tampaknya sudah paham dengan permainan ini, ia mengangguk beberapa kali seolah-olah ia anak yang pintar.

"Sekarang aku paham apa arti dari permainan ini."

Mata hitamnya terlihat beraura-aura yang menandakan ia serius.

"Lain kali mari kita main bareng!" ajak aku ke Hardian.

"Gak. Aku ga bisa main soalnya aku sibuk." Ia menolak ajakanku dengan muka polosnya.

-_-

Kampr*t! Padahal dia sendiri yang terlihat ingin main.

Aku benar-benar tidak bisa menebak apa isi pikirin orang ini. Tapi setidaknya dia terlihat seperti orang orang baik dan menyenangkan untuk diajak bicara. Hatiku terasa lebih nyaman setelah mendapatkan satu teman. Mungkin saat istirahat nanti aku ingin mengajaknya ke kantin untuk makan siang bersama.

"Kai. Nanti istirahat ke kantin yuk!" ajak Hardian.

Baru saja aku ingin berkata begitu.

"Boleh Har. Kamu udah tau letak kantinnya dimana?"

"Di lantai dasar sih. Tapi ga jauh-jauh amat."

Jaraknya 3 lantai ya. Lumayan jauh.

"Yaudah nanti kita ke kantin bareng."

"Oke siip."

Kami memutuskan untuk pergi ke kantin seusai kelas berakhir. Beberapa murid mulai berhamburan keluar dari kelas menuju ke kantin lantai dasar. Begitu juga denganku dan Hardian, kami berlomba-lomba mengantri melewati padatnya medan perang di kantin.

"Ramai kali Kai, gimana kita bisa pesan makan?"

"Entahlah kita antri aja dulu."

Gila. Lama kelamaan kantin ini udah kayak pasar aja, makin lama makin ramai. Aku pikir mulai besok aku akan lebih memilih membawa bekal saja ketimbang makan di kantin.

Ditengah bisingnya keramaian. Tiba-tiba terdengar suara bentakan seseorang dan suara orang yang dipukul.

"KAU SENGAJA MENABRAKKU TAPI GAMAU MINTA MAAF. HEBAT JUGA NYALIMU BANGS*T!!"

BUUKKKKK BRUAKKKK !!!??

"AARGHH!? TANGANKU TANGANKU SAKIT SEKALI!!"

"Hei lihat ada yang berkelahi!"

"Gilaaa siapa sih yang berkelahi?"

Apa terjadi perkelahian? Aku tidak bisa melihat dengan jelas karena tertutupi oleh ramainya para siswa.

Happ happ happ.

"Ada apa ya disana?"

Hardian melompat beberapa kali agar dapat melihat kejadian disana. Tetapi sepertinya ia tetap tidak dapat melihatnya.

"Si*l aku penasaran!"

Hardian merasa jengkel.

Aku tak ingin menghiraukannya jadi langsung saja aku memesan makanan. Mengisi perut tetaplah prioritasku. Mau mereka berantem atau bukan itu kan urusan mereka dan bukan urusanku. Jadi lebih baik aku tidak perlu tahu tentang hal itu. Cukup fokus terhadap diri sendiri.

Setelah pesanan kami datang, langsung kami memakannya dengan lahap. Kemudian bel kelas berbunyi yang menandakan kelas akan kembali berlanjut.

.

.

Jam bebas.

Jam bebas adalah impian semua siswa disekolah. Guru yang tidak masuk, tidak ada aturan, tidak ada yang mengatur, yang berarti kami bebas melakukan apapun. Dikelasku saat ini beberapa teman-temanku mulai melakukan kesibukan mereka sendiri-sendiri. ada yang tidur, main game, menggambar, gosip dan aku..

Aku sedang gak ngapa-ngapain.

"Hei Kaira. Kamu ga bosan apa? Main yuk!"

Hardian datang ke mejaku dan memecahkan suasana hening di pikiranku.

"Lho mau main apa emangnya?"

"Apa aja boleh."

"Kukira kau punya rencana."

"Hmm. Kaira coba lihat itu deh."

Hardian menunjuk ke arah salah seorang siswa perempuan yang terlihat sangat populer dikelasku. Orang itu kan, Tania Maryati. Dia bermain Guzheng? Apa-apaan benda besar itu bagaimana caranya membawa kesini?

*Note : Guzheng adalah salah satu alat musik tradisional China yang mirip seperti kecapi.

Alunan musik yang indah dari Guzheng membuat seluruh mata penghuni kelas tertuju pada Tania. Ia dengan mahir memainkannya, gerakan tangan dan pose tubuhnya juga bagus. Aku tebak dia mempelajarinya dari kursus alat musik.

"Bagus Tania muantap pollll!!!"

"WE LOVE TANIA!!!"

"Musiknya enak di dengar. Buat hati tenang dan adem."

"Boleh nih ikut Indonesia Idol."

"AYO BUAT TANIA FANS CLUB."

Seperti dugaanku ia akan menjadi artis di kelas.

"Terima kasih semuanya. Aku baru belajar kok." Ia mengatakannya sambil tersenyum manis membuatnya hampir mendapatkan seluruh hati para cowok dikelasku termasuk Hardian.

"Aah~ andai dia jadi istriku."

Hardian sedang tenggelam dalam halusinasinya. Apa perlu kubangunkan?

"Har sadar Har. Baru bertemu hari ini udah jadiin pasangan aja hahahaha."

"Kau ga lihat cewek mana lagi yang sempurna seperti Tania. Mana mungkin ada cowok yang ga bakal suka sama dia. Intinya cowok yang jadian dengannya sangat beruntung sih, bisa milikin dia duluan sebelum yang lain."

"Owh, jadi kau belum punya pacar?"

"Kau meremehkanku karena masih jomblo? Sabar Masih proses, Masih Proses."

Hardian sangat lucu saat kami membahas mengenai hubungan asrama antara cowok dan cewek. Rupanya dia sesensitif ini kalau berhubungan dengan pacaran.

"Iya aku tau. Semoga kamu bisa menemukan pasangan yang cocok denganmu."

"Be-benarkah? Makasih Kaira kamu memang baik."

Ia mencoba memelukku. Tapi enak aja aku biarin kau cowok brengs*k!

Aku menghindari pelukannya sehingga kepalanya menabrak pelan ke tembok.

"Hikss. Kaira jahat." Masih sempat ia bercanda denganku.

"Hahaha. Sudahlah sekarang kita siap-siap dulu. Bentar lagi sudah mau pulangkan?"

"Oh iya juga. Oke ayo siap-siap!"

Tidak terasa kami mengobrol hingga waktu pulang tiba. Kami pun keluar dari kelas menuju gerbang sekolah untuk pulang.

"Lho rupanya papa sama mama udah nungguin didepan."

Aku sempat terkejut melihat kedua orang tuaku datang menjemputku di hari pertamaku masuk SMK.

"Gimana dengan sekolahmu Kaira? Apa kamu sudah dapat teman?"

Mama bertanya padaku sambil memegang bahuku.

"Aku sudah berteman dengan 1 orang sih. Namanya Hardian."

"Teman cowok ya~ ceritanya udah lupa sama Adam nih."

Candaan mama membuatku teringat dengan Adam. Kira-kira dia sedang apa ya?

"Hahaha. Mama ada-ada aja. Kami cuma teman kok ma~"

Setelah itu papa dan mama mengantarku pulang ke rumah.

Terpopuler

Comments

Erika

Erika

Fix ship Hyuna x Hardian

2022-11-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!