Joshua saat ini menyandang status sebagai murid kelas bawah, alias murid yang terbully. Badannya kecil dengan tubuh pendek kurus. Rambutnya berwarna coklat lurus sedang dan mata hitam. Dikelas ia kelihatan sulit bergaul dengan banyak orang karena karakternya yang pendiam. Orang pendiam sepertinya sudah pasti mudah dijadikan sasaran empuk para preman sekolah. Dari pandanganku dia hanyalah anak kesepian yang membutuhkan teman. Jadi setelah kejadian waktu itu, aku juga ingin berteman dengannya.
***
"Pagi Kaira~"
Sesampainya dikelas Hardian langsung menyapaku dengan senyum lebarnya.
Bukannya kemarin masih galau ya? Sekarang udah kelihatan fine-fine aja.
"Pagi Hardian. Kamu sudah sarapan?"
"Jalan-jalan bawa lidi, sudah dong bestie."
"Cakep~"
Rupanya dia sudah kembali ke dirinya yang biasa.
"Ada angin apa nih? Kayaknya semangat banget hari ini."
"Tentu harus semangat dong. Semangat buat relain kepergian si DOI."
:")
Nampaknya Hardian masih dalam keadaan galau.
"Bercanda. Aku semangat kok kayak biasa hehe~" Sambil tersenyum.
"Dasar kau ini! Memang pandai sandiwara."
Aku bangun dari kursiku dan menepuk pelan punggungnya.
"Auchhh~ pukul lagi dong."
"Kukerasin nangis kau nanti."
.
"Kalau gitu pukul aku saja." Suara orang tak dikenal.
???!!!
Kami menoleh ke arah orang tersebut.
"Charles?" Hardian sedikit tercengang.
Orang itu salah satu pembully Joshua di gerbang sekolah waktu itu. Aku mengingat wajahnya dengan jelas. Tubuh dan tangannya cukup besar untuk seukuran anak SMK.
Apa barusan dia menggodaku?
"Kamu.. Namamu Kaira kan? Kenalin aku Charles Wijaya. Orang tertampan dikelasmu~" Ia mengedipkan matanya.
Uekkhhhh.. Rasanya ingin muntah mendengar ucapannya.
"Errr.. Iya aku Kaira, Salam kenal."
"Kaira namamu cantik juga."
Tapsss.. (Suara tepukan)
Tanpa angin dan hujan Charles mencoba meraih rambutku, namun Hardian menepisnya dengan cepat dan tepat.
"Maaf tapi jangan sembarangan pegang rambut orang." Ia menatap Charles dengan tajam.
Berani-beraninya bocah ini terhadapku didepan cewek! (Dalam hati Charles)
"Hei jangan nuduh sembarangan dong. Aku ga ada niat buat megang rambutnya kok."
Masih mencoba mengelak dia.
"Aku bisa jadi saksi mata. Kalau tadi aku tidak langsung bertindak mungkin kau sudah nyentuh rambutnya Kaira kan?"
.
Charles mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. Ia membuka matanya dan menatap Hardian dengan tajam juga, tidak bahkan jauh lebih tajam dibanding Hardian.
Sedikit berkeringat Hardian merasa takut dengan Charles.
Gulp..
Terdengar suara Hardian sedang menelan ludah.
"Udah ga usah mikir macam-macam hehe. Aku orangnya baik kok. Kalau gitu aku duluan ya~ Bye Kaira~"
"Oh iya Bye."
Charles pun meninggalkan kami berdua. Namun keringat Hardian masih terus bercucuran.
"Makasih ya Har. Kamu udah nolongin aku."
Aku berterima kasih pada Hardian. Berkatnya rambutku tidak jadi disentuh oleh baj*ngan itu. Kalau saja waktu itu rambutku disentuh olehnya mungkin saja aku sudah-
"Bukan hal besar Kaira. Asal kamu baik-baik aja udah cukup kok. Aku gamau temanku diganggu seperti itu."
Rupanya dibalik sifat esktrovertnya yang ceria dan konyol, ia memiliki rasa kepeduliaan yang besar terhadap temannya. Aku salut padanya dan bersyukur bisa berteman baik dengannya. Terima kasih Hardian.
"Sekali lagi makasih ya Hardian."
"Hehehe."
Ia mengacungkan jempolnya padaku.
.
.
"Hei apa maksudmu? kenapa kau seenaknya memakai barang milik orang lain?"
Sepertinya ada sedikit pertikaian dikelasku. Salah seorang siswa laki-laki yang terlihat seperti siswa teladan berdebat dengan siswa bertubuh besar yang tidak lain adalah Charles.
"Memang kenapa? Kan sebelumnya aku udah bilang mau pinjam benda ini. Lagian kau sendiri yang bawa PSP ke sekolah buat main juga kan?"
*Note : PSP adalah Perangkat untuk bermain permainan video game atau bisa juga untuk memutar film.
"Iya tapi kan aku bilang kalau aku gamau pinjamkan."
Siswa itu semakin kesal dan mendekati Charles untuk mengambil konsol game itu secara paksa.
Syut Syut Syut..
Karena perbedaan badan yang jauh dan Charles lebih tinggi. Siswa itu tidak dapat mengambil kembali PSP miliknya.
"Kembalikan bangs*t!!!"
Sepertinya kesabaran siswa itu sudah habis jadi ia tanpa sadar melayangkan tinju ke Charles.
Wush.. Tap..
???!!!
Ra-Raefal? Dia menangkap tinjuku. Padahal jaraknya kan jauh. (Dalam hati siswa itu)
"Kau yang masih amatir dalam tinju gak usah sok perlihatkan kalau kau bisa tinju."
Raefal memasang kedua tangan dan sikunya ke posisi siap tempur, yaitu kuda-kuda Boxing.
"Tu-tunggu Raefal-"
Bukkkkkkk (Suara pukulan)
Brakkk (Suara terjatuh)
"Pu-pukulan Straight dari Raefal tepat kena wajahnya."
Seisi kelas heboh seketika melihat Raefal menghajar siswa dikelas termasuk aku.
Aku merasa kasihan melihat siswa itu dipukuli tapi aku tetap tidak bisa menolongnya. Bukannya aku tidak punya respek tapi aku tidak ingin terlibat lagi dengan perkelahian sejak datang kesini. Dan yang lebih perlu kuperhatikan yaitu Raefal bukanlah preman sembarangan.
"Hei kalian lihat Raefal bisa meng- K.O satu orang dalam satu kali pukulan straight? Hebat banget!"
"Hebat apanya bukannya dia preman sekolah ya?"
"Bodoh amat soal itu yang penting seru!"
Sebagian besar siswa dikelasku heboh dengan kejadian yang sedang berlangsung ini. Siswa itu bangun kembali dengan hidung yang mimisan.
"Ukhh.."
Ia memegangi hidungnya sambil mencari tisu.
"Mau kemana kau? Masih belum selesai kuajari kau cara tinju yang benar."
"Sudah hentikan!!" Suara siswi perempuan.
???!!!
"Na-naura?"
Gadis bernama Naura itu menghampiri Raefal dan langsung menamparnya ditempat.
PLAKKKKK!!
"Aku mau kita putus sekarang juga! Jangan hubungi aku lagi dasar preman!"
Owh jadi gadis itu pacarnya yang sekarang udah jadi mantan.
Setelah menamparnya Naura menjauhi Raefal dan berjalan keluar kelas sendirian.
"Ahhh.. Si*l lagi-lagi Naura ngambek. Sini kau brengs*k kali ini kuhabisi kau."
Emosi Raefal semakin meledak-ledak.
"Tunggu.. Hentikan ini Raefal!"
Suara itu Joshua ? Kenapa dia ikut campur?
"Sudah cukup kau dipermainkan oleh Charles. Jangan buat masalah lagi Raefal!"
Aku kira dia hanya pecundang sekolah yang lemah. Rupanya dia juga bisa berbicara lantang begitu.
"Oo~ Anak ini sudah besar ya~ Ceritanya udah ga takut denganku." Raefal tersenyum jahat dan masih menahan amarahnya.
"Habisin aja dia Kak Raefal! Mulutnya suka sembarangan kalau bicara." Kata Charles.
Joshua ia melangkahkan kaki pelan menghampiri Charles.
"Aku akan memberitahu semua orang seberapa busuk dirimu!"
Ia mengancam Charles, tetapi kali ini ia tidak terlihat takut saat mata mereka saling menatap satu sama lain.
"Kak Raefal apa boleh kuhabisi saja anak ini? Akhir-akhir ini dia membuatku kesal."
Kretekk Kretek...
Charles membunyikan jari tangannya yang besar.
"Hehehe jangan serius begitu bisa kenc*ng dia." Suara siswa laki-laki.
Satu orang lagi ikut menimbrung diantara mereka. Orang itu adalah Pembully terakhir yang ikut membully Joshua.
Mereka bertiga berkumpul.
"Namanya Hendra Adiputra kan? Kok dia ikut masuk diantara preman itu sih?"Tanya salah seorang siswa perempuan.
"Kamu gatau? Dia kan juga bagian dari preman. Lebih baik kita kasih dia jalan lewat."
Beberapa siswa membukakan jalan untuk Hendra. Siswa yang katanya bagian dari preman tersebut sangat jauh dari bayanganku. Hendra adalah pria kurus dengan tinggi rata-rata dan kulit pucat. Penampilannya juga biasa saja tidak terlihat kuat. Menurutku dia hanya pecundang yang banyak tingkah.
"Anak ini gatau malu banget sih. Udah dibaikin malah ngelunjak." Sambil menjulurkan lidah.
Ia mengejek Joshua dan merendahkannya didepan semua orang. Tetapi Joshua hanya diam tak bersuara.
"Tadi kau bersuara sekarang kau diam. Apa kau juga bisu seperti mamamu?"
Hendra mengatakan hal yang sensitif kepada Joshua tentang mamanya.
Joshua punya mama yang bisu?
Melihat Joshua yang direndahkan begitu. Aku turut prihatin dan respek terhadapnya, apalagi Hendra sampai membawa nama orang tuanya.
"Wah masih ga jawab anak ini. Nanti kukirim kau ke neraka seperti papa-"
Belum selesai menyelesaikan kalimatnya, Joshua akhirnya mengeluarkan suara.
"Heiii.. Kau tau aku sama sekali tidak takut denganmu. Berbeda dengan Raefal dan Charles kau cuma orang lemah yang berlagak seperti preman. Kau pikir sudah hebat saat kau merendahkan kedua orang tuaku? Kau pikir ini kemauanku? Hidupku sudah hancur jadi-"
Joshua menatap tajam dan ia berjalan pelan ke hadapan Hendra.
"JANGAN KAU HANCURKAN LAGI BRENGS*K!!!"
Bukkkkkk...
Ia melayangkan tinju tangan kanannya pada Hendra dan tepat mengenai dadanya.
"Ukhhhhh.. Kau beraninya main tangan. Sini kau!"
Hendra marah tidak terima, ia mengcengkram dan mengangkat kerah baju Joshua ke atas lalu mendorongnya ke tepi kelas. Namun karena badannya sama-sama kurus nampaknya ia kesulitan melakukannya.
Krrtt krttt krttt..
Mereka berdua saling dorong-mendorong.
Plak!
Dengan sekuat tenaga Joshua bisa melepaskan tangan Hendra dari kerah bajunya.
"Rasakan ini!"
Hendra meluncurkan pukulan ke perut bawah Joshua.
Bukkkk..
"Arghhh.." Ia menjerit kesakitan sambil memegangi perutnya.
"Ini akibatnya kalau kau berani melawanku bocah! Kau pikir anak yang tidak punya ayah dan hanya punya ibu yang bisu bisa menang melawanku? Jangan bercanda!"
Saat Hendra hendak lanjut memukulinya tiba-tiba..
"Kasihan dipukul begitu Joshua."
"Hendra kok jahat banget sih padahal udah tau kalau Joshua nasibnya malang banget."
"Gak ada hati nurani."
"Beraninya sama yang lebih lemah aja."
Melihat beberapa orang yang memberikan reaksi negatif kepadanya. Ia berkeringat dingin dan mengurungkan niatnya memukul Joshua.
"He-hei kalian jangan begitu dong. Aku kan cuma memberinya sedikit pelajaran karena sudah kurang ajar."
Ia menjelaskannya dengan suara tidak percaya diri. Nampaknya ia takut saat semua orang menganggap kalau dia adalah orang paling terburuk.
"Apa kau pikir ini lucu? Sampai bawa-bawa orang tua segala." Ucap salah satu siswa perempuan dengan nada kesal.
"Kan sudah kubilang, aku tidak berniat begitu. Aku hanya bercanda padanya."
Hendra semakin dipojokkan oleh teman sekelas. Ia kemudian menatap Charles dengan maksud meminta pertolongan. Namun Charles malah memalingkan wajahnya?
Ke-kenapa Charles? Kita kan sering main bareng. (Dalam hati Hendra)
Tiba-tiba saat Hendra hendak membalikkan badannya. Muncul Raefal yang berdiri dihadapannya.
"Enyahlah.. Mulai sekarang kita sudah bukan teman lagi."
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Vinoya Chan
hai kak aku mampir, semangat ya 💪😊
2022-12-13
0