"Jadi katanya klub sepak bola di sekolah kita bakal dibuka besok ya?"
Tanya seorang siswa laki-laki yang tampaknya sangat ambisius dengan sepak bola. Bahkan dia selalu membawa bolanya kemanapun dia pergi, sudah seperti sahabat.
"Memangnya kamu mau mendaftar ke klub bola sekolah ini? Dengar-dengar pelatihnya galak dan dingin, terus latihan yang diberikan juga keras. Senior kita yang dilatih langsung olehnya aja gak dikasih waktu untuk bernafas."
Salah satu temannya menjelaskan padanya betapa seramnya pelatih klub sepak bola tersebut.
Namun..
"Justru itu.. Dengan pelatih yang keras aku jadi bisa berkembang lebih jauh lagi."
Siswa laki-laki itu sangat percaya diri.
"Seperti yang diharapkan dari pemain inti, Ultimate Striker dari SMP Cula Kuning, Satya Pratama. Berjuanglah di ujian seleksi masuk besok sobat."
[ Satya Pratama, Kelas 1 BDP (Bisnis dan pemasaran) ]
"Terima kasih sobat. Aku akan segera lulus seleksi dan menjadi bintang di sekolah ini."
Satya tersenyum lebar pada temannya sambil melakukan Juggling pada bola secara bergantian menggunakan paha dan kakinya.
*Note : Juggling dalam sepak bola adalah teknik mempertahankan bola agar tetap berada di udara dan tidak menyentuh tanah.
***
Hoam..
Aku menguap karena rasa kantuk.
Semalam aku menonton drama korea yang sangat seru tentang atlet sepak bola. Karena keasyikan menonton, tanpa sadar langit udah subuh aja. Oleh sebab itu, hari ini disekitar kulit mataku muncul lingkaran hitam (Mata panda) karena kekurangan tidur.
"Aku ingin pulang dan tidur."
Aku memejamkan mata dan menundukkan kepalaku kemudian tanpa sadar aku tertidur dimeja.
.
.
"Selamat pagi Kaira-chan~"
Kedatangan Hardian membuatku terbangun dari tidurku. Benar-benar mengganggu!
"Suaranya ga usah keras-keras dong."
Aku kembali menundukkan kepala untuk melanjutkan tidurku.
"Yah maaf Kaira~ aku gatau kalau kamu lagi tidur hehe." Sambil berjalan menaruh tasnya di meja.
"Yaudah jangan ganggu aku dulu ya."
"Ya?"
Hardian menatapku heran dengan keadaanku hari ini.
Dia lagi datang bulan atau habis kesambet sesuatu ya? Biasanya dia kan engga gini. (Dalam hati Hardian, ia menebak-nebak)
Hari ini ada pelajaran olahraga di kelasku.
Minggu lalu pak guru sempat menjelaskan kalau minggu ini kami semua akan mengambil nilai pada olahraga sepak bola. Semua anak laki-laki dikelasku tampak sangat bersemangat untuk menunjukkan kehebatan mereka di depan para perempuan. Ada yang sudah membeli sepatu baru demi tampil keren hari ini. Ada juga yang latihan semalaman agar mereka bisa menunjukkan yang terbaik saat pengambilan nilai nanti. Mereka semua memiliki tujuan yang berbeda-beda.
"Bagi yang sudah ganti baju langsung ke lapangan!" Kata pak guru.
Sesudah mengenakan baju olahraga. Aku dan Tania langsung turun ke lapangan. Sedangkan Hardian masih di ruang ganti.
"Kaira, aku gugup banget karena gak ada persiapan."
"Aku juga gak ada kok Tan, gak perlu gugup begitu. Cukup lakukan yang terbaik, oke?"
Aku mengatakan itu agar setidaknya kegugupannya bisa berkurang. Namun malah sebaliknya.
"Apa aku sogok aja ya bapaknya?"
Srek..
Tania mengeluarkan segepok uang dari saku celananya.
Yang benar aja anak ini?
"Kamu mau di panggil ke ruang BK karena kasus penyuapan terhadap guru?"
"Hehehe.. Canda kok."
Dia malah tertawa.
Prittttt...
Terdengar suara peluit pak guru yang ia tiup dari kejauhan.
Lantas kami sekelas segera menghampirinya dan berbaris dengan rapi. Kemudian kami mulai pemanasan untuk pengambilan nilai sepak bola.
.
.
"Hey Satya. Sebenarnya daritadi kamu kenapa ga sabaran banget sih?"
Seorang siswa laki-laki bertanya pada Satya yang sedang melakukan juggling pada bola.
"Aku?"
"Iya. Memangnya siapa lagi?"
"Coba kau tebak."
Satya menghentikan jugglingnya dan menginjak bolanya ditanah.
"Males ah kalau udah tebak-tebakan gini."
Siswa laki-laki itu memutar tubuhnya dan hendak pergi.
Satya mundur beberapa langkah ke belakang. Membiarkan bola itu diam berdiri ditengah-tengah lapangan di hadapan gawang.
Buakkk!
Dengan kekuatan di kaki kanannya. Satya melepaskan tendangan jarak jauh dari tengah-tengah lapangan.
Dan..
Srakkkk!
Bola tersebut berhasil masuk ke gawang.
"Woahhh.. Satya hebat."
Siswa laki-laki itu terkagum-kagum melihat gol yang dicetak Satya.
"Hari ini aku akan mendapatkan nilai tertinggi pada sepak bola dan setelah itu aku akan menyatakan perasaanku pada Kaira."
Satya mengatakan itu dengan penuh percaya diri.
.
.
Prittttt..
Peluit telah berbunyi, menandakan pengambilan nilai telah dimulai.
Pengambilan nilai pada olahraga sepakbola ini sedikit berbeda dengan pengambilan nilai pada olahraga lain, karena pak pelatih sendiri yang akan memantau langsung dan melihat bibit-bibit unggul para siswa dari kelas kami. Jika pak pelatih sampai tertarik pada seseorang, maka ia akan segera menghentikan pengambilan nilai tersebut dan semua nilai di mata pelajaran olahraga akan menjadi 100. Selain itu siswa itu juga akan secara resmi masuk ke dalam klub sepak bola yang dilatih pribadi oleh pak pelatih untuk bermain di kejuaraan timnas Indonesia.
Aku tak akan melewatkan kesempatan ini! (Dalam hati Satya berkorbar sangat bersemangat)
Aku akan mendapatkan nilai terbaik agar Naura bangga padaku! (Dalam hati Raefal si bucin)
Semoga kami semua bisa dapat nilai yang baik. (Dalam hati Naura)
Aku sedikit gugup tapi aku harus berusaha! (Dalam hati Tania)
Apa Tania melihatku? (Hardian berharap Tania dapat melihat aksinya)
Majulah diriku! Tunjukkan apa yang kau bisa! (Joshua menyemangati dirinya sendiri dalam hati)
Begitu juga denganku. Sudah lama aku tidak bermain sepak bola sejak SMP. Aku juga akan bermain dengan baik dan mendapatkan nilai yang bagus!
"Hardian Effendy, giliran kamu." Kata pak guru memanggil namanya.
"Semangat Har." Tania memberi semangat pada Hardian.
"Oke makasih Tan." Sambil mengedipkan matanya agar terlihat keren.
Hardian mengambil posisi, kemudian ia berlari menuju bola.
Lihatlah aku Tania! (Dalam hati Hardian bersemangat)
Wutttt..
??!!
"Eh?"
Brakkk!!
Karena terlalu bersemangat, Hardian sampai salah mengambil pijakan sehingga badannya tidak seimbang dan terjatuh.
Si*l malu-maluin banget! Mana diliatin sama Tania lagi. (Dalam hati Hardian merasa malu)
Hardian gagal tampil keren di depan Tania.
.
Prittttt..
"Joshua Alif Hermanto."
"Hadir pak."
Joshua segera mengambil posisi untuk menendang. Kemudian dia berlari menuju bola.
Kumohon masuklah! (Dalam hati Joshua, ia berdoa)
Buk!
Joshua melepaskan sebuah tendangan lemah pada bola.
Sudahlah tidak ada harapan lagi. (Dalam hati Joshua tidak yakin dengan tendangannya)
Bola tersebut menggelinding pelan ke depan gawang dan..
Tep..
Go-gol?!
Semua orang termasuk Joshua terkejut saat melihat bola yang dia tendang berhasil memasuki garis gawang.
Benarkah aku sehebat itu? (Dalam hati Joshua bangga pada dirinya sendiri)
.
Prittttt..
"Satya Pratama."
Kini giliranku! (Dalam hati Satya)
"Semangat sobat. Tunjukkan pada mereka kalau kau adalah pemain striker terbaik."
Temannya memberi semangat pada Satya.
"Akan kutunjukkan pada kalian cara menendang bola yang benar!"
Satya mengatakan itu dengan suara lantang. Membuat semua orang berpusat padanya.
Satya mengambil posisi siap untuk menendang bola.
Lihatlah kalian para gadis. Kalian akan tergila-gila padaku. Terutama Kaira. (Dalam hati Satya)
Entah cuma perasaanku atau bukan tapi aku merasa kalau tadi Satya sempat melirikku sebentar.
Setelah itu Satya berlari menuju bola. Dengan sekuat tenaga ia menendang bola itu dengan keras menuju gawang.
Buakkk!!
Srakkkk!
GOL!
Bola satya memasuki gawang dengan sempurna.
Hehehe.. Kalian lihat? Para gadis, Kaira. Inilah kehebatanku. (Dalam hati Satya sombong)
.
.
Disisi lain, Raefal sedang bersiap untuk gilirannya.
Akan kulampaui skor Satya dan mendapatkan nilai tertinggi demi Naura! (Dalam hati Raefal)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments