Ep.01

Hari kami hangout pun tiba. Seusai ujian semua murid berlomba-lomba meninggalkan kelas, dan secara bergerombol keluar melewati lorong-lorong kelas yang nampak sempit. Suasana disini menjadi panas dan pengap.

*Note : Hangout adalah kegiatan yang identik dengan aktivitas untuk bersenang-senang. Contohnya seperti jalan bersama, Kumpul-kumpul bersama, dan aktivitas lainnya.

"Gimana bisa lewat kalau jalan keluarnya tersumbat kayak gitu. Udah kayak rebutan bansos aja."

Aku menggerutu melihat kelakuan teman-teman sekolahku yang membanjiri lorong sekolah dan menutupi jalan keluar.

Padahal aku ada janji dengan Adam. Apa dia sudah keluar duluan ya? Aku mencoba menebak keberadaannya.

Tiba-tiba..

Hap.. Puk..

Ada yang memegang bahuku dari belakang.

Aku pun menoleh untuk melihat orang yang memegang bahuku.

"Haiii~"

Rupanya orang itu Adam.

Jadi dia masih belum pulang ke rumah ya.. Ia menungguku dan mungkin ingin mengantarku pulang.

"Hai.. Kamu belum pulang?" Aku bertanya padanya.

"Belum. Aku lagi nunggu seseorang."

Tumben dia menungguku. Biasanya kan aku yang menunggunya di depan pintu sekolah. Apa jangan-jangan dia menyukai- aahh tidak aku belum siap menjalin hubungan seperti itu. Tapi hatiku akan senang jika ia berkata begitu.

"Oo nungguin seseorang, yaudah hayuk langsung jalan aja."

Aku menarik tangannya, dan baru saja mau beranjak pergi tiba-tiba Adam menahan tanganku.

"Eitss.."

??

"Tunggu dulu" Adam melepas tanganku darinya.

"Orang yang kutunggu bukan kamu."

"Eeh? Bukan aku?"

Aaaargghhhh malu banget rasanya.

Seketika wajahku memerah dan aku segera membalikkan tubuhku.

Dasar laki-laki si*lan! Berani-beraninya.

"Hihi.. kenapa kamu geer ya? Kirain aku bakal tungguin kamu." Ia mengejekku dengan ekspresi yang membuatku ingin menonjoknya.

"Hei sudahlah. Jangan bercanda terus. Katanya mau nurutin satu permintaanku kemarin."

Aku menunjukkan sedikit kekesalanku pada sikapnya yang suka mempermainkanku itu.

"Oke~ Berarti kita langsung jalan aja ya. Sepulang dari sini, kita ke cafetaria baru itu."

"Iya tapi ingatkan, kamu yang bayar."

Dengan cepat Adam mengeluarkan beberapa lembar uang dari saku bajunya. Tepat saat aku mengatakan kata "Kamu yang bayar".

"Wish udah siap tuh? Makasih ya dam. Hari ini aku bisa makan minum sepuasnya."

"Sans, Kaira. Ke ke ke.. Kamu kan tau aku adalah pria sejati yang selalu menepati janji."

Di tengah obrolan kami. Mendadak muncul seorang siswi lain yang datang menghampiri kami berdua. Ia menyapa Adam.

"Halo Dam."

"Ah~ Hai Jeslyn."

Siswi perempuan itu bernama Jeslyn.

"Udah lama nunggu?"

"Gak juga. Aku hanya berbicara dengan temanku ini." Sambil menunjukku.

Perempuan itu menatapku dengan tatapan sinis.

Kenapa dia menatapku begitu. Ga senang ya? Sini ku hajar kau cewek rendahan! Maunya sih begitu.

Aku hanya diam, tidak mau menyapanya dan tidak mempedulikan tatapan matanya.

"Oh.."

Untuk sesaat suasana kami menjadi canggung dan sunyi.

Tidak lama kemudian Jeslyn memulai percakapan dengan Adam.

"Jadi apa kita jadi ke cafetaria yang baru buka itu?" Sambil mengeluarkan hp dan melihatnya.

Ja-jadi Jeslyn ikut dengan kami ke cafe baru itu?

"Tentu saja, aku sudah bilangkan kalau aku penasaran dengan menu-menu yang ada disana."

"Aku dengar dari teman sekelasku kemarin yang sudah makan disana. Dia ada kasih rekomendasi paket food ini padaku."

Jeslyn bergerak maju mendekati Adam sambil memperlihatkan foto makanan di ponselnya. Tapi ia tidak memperlihatkannya padaku.

Namanya "Japan Super Lunch Pack".

"Hmm kayaknya menarik Jes. Nanti ku belikan kamu itu." Adam tersenyum tampan.

"Yess- makasih Adam."

Puk~~~

Hal yang tak terduga terjadi dihadapanku.

Apa-apaan dia? Di-dia me-me-meluk Adam?

"He-hey.."

Perasaanku sekarang kacau balau. Tanpa pikir panjang aku mencoba memisahkan mereka berdua.

"Ngapain sampai peluk-peluk segala. Kamu pikir dia pacarmu?" Merasa sedikit kesal, aku langsung menegur keras Jeslyn.

"Lah emang kenapa? Kan aku cuman berterima kasih sama Adam. Kenapa kamu yang sewot bilang pakai peluk segala?" Tampaknya ia tidak senang mendapat teguran dariku.

!!!??

Sabar Kaira sabar.. Tenangkan dirimu. Kan bukan sekali dua kali kamu melihat Adam bersama cewek lain. Anggap saja ini hal yang biasa.

"Maksudku kalian memangnya perlu sampai peluk-peluk begitu? Kan ada banyak cara kalau mau berterima kasih."

"Ya terserah akulah! Lagian Adam juga terima-terima aja pas aku meluk dia. Santai aja kali."

Adam menoleh padaku.

"Hihi.. iya benar aku ga keberatan." Kata Adam sambil tersenyum padaku.

Untuk apa senyum-senyum laki-laki si*lan! Ingin kutonjok sekarang ya?

"Kau memang.... ahh.. sudahlah. Jadi kita mau jalan gak nih?"

Rasanya aku malas meladeni mereka.

"Jadi donk. Yaudah yuk jalan!" Adam merangkul pundak Jeslyn dan pundakku.

Situasi macam apa ini? Aku kok merasa seperti sedang di duain.

"Dam, nanti kita selfie bareng ya ~ hasilnya mau ku post di IG pakai caption [My Honey]."

Jeslyn memasang wajah sexy dan menggoda Adam.

*Note : IG (Instagram) adalah aplikasi yang digunakan untuk berteman, berbagi foto dan video.

"Boleh-boleh aja Jeslyn. Nanti kamu boleh memelukku lagi."

Adam mengatakan itu dengan santainya dihadapanku.

Apa dia ga mikir aku sedang bersamanya. Jadi sedari tadi kalian cuman asik ngobrol berdua doang terus anggap aku patung ya?

Hufft......

Setelah keluar dari sekolah, kami bertiga pun segera menuju ke cafetaria baru itu.

***

Setelah beberapa menit kami berjalan. Kami pun tiba di cafetaria tersebut.

----- Cafetaria (baru) -----

Dari luar cafe ini terlihat asri dan nyaman. Pondasinya menggunakan kayu jati dan memiliki dekorasi bata berwarna merah putih. Cafe itu juga dilengkapi dengan desain dapur yang terlihat mewah dan terdapat tiga kamar mandi sebelahnya. Menurutku kedepannya cafe ini akan menjadi populer di kalangan anak muda.

Setelah masuk ke dalam, kami langsung mencari meja dan duduk bersama.

"Baiklah~ Karena kita udah sampai. Seperti yang kubilang aku bakal traktir kalian. Kaira, Jeslyn, kalian pesan aja apa yang kalian mau." Adam tersenyum dengan tampan.

Aku dan Jeslyn sama-sama terpesona melihat senyumannya. Namun berbeda denganku. Aku tidak menampakkannya secara langsung, sedangkan ia langsung berterus terang.

"Makasih ya Dam. Lain kali aku aja yang bayarin. Sekali-kali kita gantian traktirnya." Kata Jeslyn senang.

"Sans Jeslyn. Kalian pesan dulu aja. Aku mau ke toilet dulu."

"Eh.. kamu kebelet?" Aku bertanya padanya hanya untuk basa-basi.

"Iya. Mau ikut ?"

"Eh.. engga deh. Kamu pergi aja."

Segera Adam bangun dari kursinya dan pergi ke kamar mandi. Meninggalkan kami berdua yang bahkan tidak punya ketertarikan untuk saling berkomunikasi.

Kepergian Adam membuat suasana disini menjadi canggung. Tidak ada satupun dari kami yang memulai pembicaraan hingga akhirnya Adam kembali.

"Jadi kalian udah pesan belum?"

"Sudah.. aku pesan paket yang kubilang tadi, Japan Super Lunch Pack."

Owh? Aku baru sadar kalau Jeslyn sudah menentukan pesanannya daritadi.

"Kalau Kaira?"

??

"Erghhh.."

Aku kebingungan mencari buku menu yang barusan ada dimeja.

Buku itu kemana sih? Bisa-bisanya hilang. Mana ada buku yang punya kaki.

"Anu Dam, aku pesan Pop Ice aja."

"Pfffftttt.." Suara tawa kecil.

Jeslyn?

"Hahahaha.. kau pikir ini warung di depan sekolah apa? Mana ada di cafe mahal begini jual Pop Ice."

Ia nampak senang menertawaiku.

"Eehh?"

Aku kebingungan harus menjawab apa setelah ditertawai seperti itu oleh Jeslyn.

"Hmm.. yaudah aku pesanin kamu aja ya, Meat Vegetable Rice sama Choco Mild."

Pada akhirnya Adamlah yang memesan makanan untukku.

Setelah cukup lama menunggu, pesanan kami pun tiba.

"Pesanannya kak, bang."

Kata Waiters tersebut sambil membagikan makanan dan minuman yang kami pesan.

"Terima kasih mbak." Jeslyn tersenyum ramah pada Waiters tersebut.

"Sama-sama kak."

"Pacarnya ini bang? Sopan sekali ya orangnya."

Waitress tersebut bertanya pada Adam dan memuji Jeslyn.

"Aduh mbak ngomong apaan sih? Kami cuman teman kok mbak. Teman dekat hehe." Jeslyn mengatakan itu sambil curi-curi pandang Adam.

"Untuk sekarang sih masih teman mbak. Hihi.. Makasih udah antarin~"

"Owh gitu.. semoga kakak sama abangnya cepat jadian ya~ Selamat menikmati hidangan."

Uhukkk uhukk!!

Tanpa sadar aku terbatuk keras saat mendengarkan ucapan waitress itu.

Setelah mbak waitress pergi, kami pun mulai menikmati makanan yang ada di meja.

...

Sesudah makan, Jeslyn membuka kamera hp nya dan mengeser posisi duduknya ke sebelah Adam agar bisa mengambil foto bersama.

Dan Adam dengan senang hati langsung memasang pose "cheese" berfoto dengannya.

Cekrikkk..

Mereka mengambil foto tanpa mengajakku.

Sebagian besar waktu yang kuhabiskan disini hanya untuk menyaksikan obrolan asik mereka tanpa mempedulikan diriku. Aku bisa langsung tahu dari topik pembicaraan mereka. Sama sekali tidak ada yang berkaitan denganku.

Setelah Adam membayar makanan di kasir. Kami segera keluar dari cafe tersebut.

"Masakannya lumayan enak. Pelayanannya juga baik dan ramah. Lain kali kita datang lagi yuk."

Perkataan itu Jeslyn tujukan pada Adam.

"Boleh~ tapi gantian kamu yang bayarin."

"Oke.. Dam. Rasanya aku berutang budi padamu."

Hal apapun yang dikatakan Jeslyn sepertinya selalu meninggalkan kesan yang baik pada Adam. Sedangkan aku kebalikan darinya.

"Habis ini kita ke Mini Park ya." Sambil berjalan memimpin didepan.

??

Tunggu-tunggu.. seharusnya kan ke tempat Billiard. Aku harus segera mengingatkannya.

"Eh? Rencana kita kan sehabis makan ke tempat Billiard."

"Owh iya~ aku hampir lupa soal itu."

Sepertinya Adam melupakan soal permintaanku kemarin. Apa dia tidak mengganggap itu adalah hal yang penting? Perasaanku semakin berantakan dan menjadi tidak karuan. Rasanya ingin sekali aku berteriak.

"Aduh.. kalau ke tempat billiard sih agak... gimana ya. Soalnya teman-temanku juga pada udah nungguin kamu Dam."

Dari kejauhan, muncul 2 orang gadis yang mengenakan seragam sekolah yang berbeda dengan seragam sekolah kami. Mereka menghampiri Jeslyn.

"Ohh hai.."

"Halo Jeslyn."

Mereka menyapa Jeslyn sambil melambaikan tangannya.

"Haiii teman-teman. Kalian mau ke toilet dulu atau langsung pergi?"

"Aku sih langsung jalan aja." Kata perempuan yang disebelah kiri.

"A-aku...."

Gadis sebelahnya nampak menatap Adam dengan kagum. Wajahnya terlihat sedikit malu dan panik.

"Perkenalkan ini teman sekelasku, namanya Adam. Adam kenalin ini teman-teman SD ku." Jeslyn memperkenalkan kedua temannya pada Adam.

"Aku Adam. Senang berkenalan dengan nona manis seperti kalian."

Lagi-lagi cowok brengs*k itu gombalin perempuan lain. Memang seharusnya aku membencinya.

"Kenalin kami berdua teman SD Jeslyn."

"Sa-salam kenal hehe.."

Adam secara bergantian berjabat tangan dengan kedua teman Jeslyn. Salah satu dari mereka masih terlihat gugup dan kaku.

"Kenalannya nanti aja teman-teman. Sekarang kita ke Mini Park."

Jeslyn dan kedua temannya mulai jalan duluan.

Adam menoleh ke arahku dan bertanya.

"Kaira, kamu ga jalan?"

??!!!

"Ngapain? Jalan aja sendiri!" Aku mengatakannya dengan keras.

"Tenang Kaira. Kamu lagi kenapa? Ada yang salah?"

Ia mencoba meraih tangan kiriku.

Patss..

Dengan cepat aku menepisnya.

"Jangan main pegang-pegang. Lebih baik kau pergi saja!"

"Hmmm.. kalau gitu aku duluan. Kamu beneran gamau ikut?" Sambil berbalik badan ingin pergi menyusul Jeslyn dan temannya.

Aku tidak mau memberikannya respon dan lebih memilih diam. Aku kesal, marah, geram, intinya semua perasaan negatif seketika muncul merusak suasana hatiku. Kenapa Adam harus mengajak perempuan lain seperti Jeslyn? belum lagi ada 2 temannya yang ga kalah cantik dengan Jeslyn. Terus Adam mau-mau aja ikut mereka bersenang-senang. Janjinya padaku juga dilupakan begitu aja.

Argghhh

"Sudahlah kamu kan lebih memilih bersenang-senang dengan Jeslyn. Jadi aku pulang dulu."

Dalam perasaan buruk, aku menyuruh Adam pergi mengikuti mereka. Dan aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Namun ia masih berjalan mengikutiku dari belakang.

Dia pikir aku ga nyadar dia buntuti diam-diam?

"Dam lebih baik kamu berhenti mengikutiku!"

Aku menoleh dan melihat Adam yang berdiri agak jauh dibelakang.

"Hehe.. ketahuan deh. Mau ke Tempat Billiard bareng?"

Ia mengetuk pelan kepala atas dan menjulurkan lidahnya, seolah-olah ingin mengatakan "Tehe" agar terlihat imut.

Aku berpikir sejenak. Bagaimana caraku merespon pertanyaannya.

"Huftt, kau kira aku bisa dibujuk semudah itu?"

Aku masih tidak bisa memaafkan Adam atas perlakuannya sewaktu bersama Jeslyn tadi.

"Gara-gara siapa aku diabaikan tadi? Dan kau juga ga ada bilang, kalau Jeslyn bakal ikut gabung." Aku mengatakannya dengan kesal.

"Jeslyn ya? Kebetulan dia dengar terus bilang pengen ikut aja. Hehe.."

Kau kira aku tidak tau seberapa brengs*k kau sebagai laki-laki. Sini kubuktiin!

Aku berjalan menghampiri Adam, kemudian aku memasukkan tanganku ke saku celananya dan mengambil hp nya.

Namun ia sepertinya agak keberatan saat aku mau membuka password di hp nya. Ia menahan tanganku.

"Kenapa? Ada hal yang tidak boleh kuketahui?"

"Bukan begitu Kaira. Hanya saja..."

Kutebak dia sering mengirim pesan pada banyak wanita dan merayunya untuk diajak ketemuan. Tidak, bukan tebakan. Tapi fakta yang memang merupakan kenyataan.

"Yaudah kalau gamau kasih tau! Aku duluan!"

Disaat aku ingin mengambil langkah pertamaku.

"Kaira tunggu dulu."

"Apa lagi dam?"

Aku menarik kembali langkahku.

"Sebenarnya aku yang mengajak Jeslyn dan menyuruhnya buat manggil teman-temannya agar bisa lebih meriah, tapi sepertinya kamu tidak terlalu menyukai mereka. Jadi Ini merupakan kesalahanku karena aku tidak berpikir panjang, membuat kamu merasa ga nyaman saat bersama mereka. Kaira.. aku.. ingin minta maaf padamu."

Kini ia mengakui kesalahannya dan meminta maaf padaku.

"Apa sekarang kamu masih marah?" Nampaknya ia mengatakan itu dengan tulus.

Ya jelas marah lah! Bukan hanya karena ada mereka, kau sendiri juga ikut mengabaikanku.

"Hufftt.."

Aku memasang muka cemberut dengan memonyongkan bibir. Aku ngambek padanya.

Tapi setelah dipikir-pikir, ia sudah berkata jujur padaku. Dan mungkin aku harus menghargai kejujurannya dengan memaafkannya untuk KALI ini saja.

Aku menghela nafas dan menatapnya.

"Kali ini aja aku bakal maafin. Awas kalau begitu lagi! Kau pikir kenapa aku memperlakukanmu dengan istimewa."

"Karena teman masa kecil. Hehe~" Nada bicaranya sudah kembali seperti biasa sambil tertawa kecil.

Teman masa kecil ya.. benar juga. Kami memang sudah berteman dekat sejak masih kecil. Banyak sekali hal-hal yang telah terukir di hati kami, baik itu hal yang menyenangkan sampai yang menyedihkan. Dan kami selalu melaluinya bersama.

"Jangan tertawa!"

...

"Tapi kau tau. Caramu saat melakukan "Tehe" sangat tidak enak dilihat."

Aku tersenyum pada Adam yang menandakan aku sudah tidak marah padanya.

"Oya kalau gitu aku minta masternya buat ajarin~"

"Gak mau. Hahaha.. kau belajar saja di Youtube."

*Note : Youtube adalah situs web / aplikasi untuk menonton dan berbagi video. Bisa juga digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan uang.

Tidak terasa hubungan kami sudah kembali membaik. Semua hal buruk yang berhubungan dengan kejadian tadi dengan mudah terlupakan. Dan kami berdua kembali akrab.

Setelah mengobrol sebentar dengan Adam, aku memutuskan menerima ajakannya untuk pergi ke tempat Billiard. Tempat yang selalu kunanti-nantikan.

***

Terpopuler

Comments

Anak~

Anak~

Suka sama cerita romcom kayak gini

2022-11-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!