"Enyahlah.. Mulai sekarang kita sudah bukan teman lagi."
Raefal mengusir temannya sendiri? Bukan, lebih tepatnya ia memutus hubungan pertemanan dengan Hendra.
"Tu-tunggu Raefal. Ada apa ini? Kenapa kamu bilang begitu?"
Hendra bertanya mengenai alasan Raefal bilang begitu padanya.
"Seorang anak tak boleh menghina orang tuanya meskipun itu orang tua orang lain. Kau benar-benar menjijikkan Hendra. Orang sepertimu bahkan lebih rendah daripada kotoran." Ucap Raefal dan wajahnya nampak kesal dengan Hendra.
"Yah.. Dia memang begitu kak Raefal. Gak usah dipedulikan."
Charles ikut menimbrung obrolan mereka.
"Dari dulu aku juga sudah curiga alasan dia mengikutiku karena sekedar formalitas saja didepan mata. Dia gamau dilihat sebagai pecundang."
"Charles kau juga? Jadi selama ini kau hanya memanfaatkanku? padahal aku selalu baik dan berkonstribusi untukmu."
"Kau kira aku peduli soal itu hahahaha.."
Charles ketawa keras sambil memegangi perutnya.
Hendra hanya diam membeku mendengar perkataan temannya itu. Tidak ada seorang pun yang membelanya. Mungkin ini yang dinamakan karma.
Dan.. Karma itu terus berlanjut..
"Kak Raefal kita biarkan saja dia. Ayo kita beresin bocah PSP tadi!"
"Kau juga sama! Charles!!"
Joshua tampak masih kesakitan saat mengatakannya. Ia masih memegangi perutnya.
"Bocah ini padahal kalau diam saja ga bakal kupukul."
Charles perlangkah demi langkah menghampiri Joshua sambil menaikkan lengan bajunya. Nampak jelas ototnya pernah dilatih.
"Kau akan menyesal!"
"Kau sendiri juga melakukan hal yang sama kan ke Raefal?"
Sekali lagi Joshua mengatakan hal yang sama.
Langkah Charles terhenti ketika melihat Raefal berhadapan langsung dengan Joshua.
"Apa maksudmu?" Ia bertanya pada Joshua.
Dengan perasaan takut, ia memberanikan diri untuk berbicara. Mulut dan kakinya kelihatan gemetar hebat.
"Sama seperti Hendra. Charles juga memanfaatkanmu. Karena kau hebat dalam berkelahi jadi dia terus menempel padamu. Bahkan ia memanggilmu dengan sebutan [Kakak] seolah kalian adalah saudara dekat. Tapi ada satu hal yang belum kau ketahui-"
Belum selesai berbicara, omongan Joshua langsung dipotong oleh Charles.
"Diam kau sekarang Joshua atau langsung ku-"
???!!!
Raefal menatap Charles dengan tajam.
Mendapati reaksi Raefal yang tidak bagus ia pun menghentikan ucapannya dan diam.
Cuman perasaanku saja atau bukan tapi kurasa wajah orang itu semakin garang dari sebelumnya.
"Lanjutkan!" Dengan nada kasar.
Seisi kelas menjadi panik karena Raefal yang semakin memanas. Kulihat Hardian yang berdiri disampingku juga hanya melihat dalam diam.
"Charles dia.. Diam-diam menyebarkan rumor buruk tentang dirimu. Semua hal buruk yang dia lakukan akan dia ubah skenarionya seolah kau lah orang jahatnya. Karena kau jauh lebih populer dan lebih tampan darinya, dia menjadi iri dan selalu menusukmu dari belakang. Charles bahkan juga mengincar Naura meski tahu kalau dia adalah pacarmu. Selama kau berteman dengannya, apa kau tidak bisa rasakan sendiri kalau banyak orang yang takut padamu tanpa alasan? Itu semua karena rumor buruk yang dibuat oleh Charles!"
.
.
Tidak lama hanya beberapa detik saja setelah Joshua selesai mengatakan semua kebenaran tentang Charles. Raefal berlari dan langsung maju menerobos kerumunan orang dikelasku menuju Charles dan meninjunya dengan sangat keras.
BUAAAKKK!!!
Brukkk (Suara terjatuh)
Pukulan keras dari Raefal tepat mengenai muka dan hidungnya. Charles terpukul hingga terbentur dan terjatuh dilantai.
Ia tidak sadarkan diri.
"Ha-hanya dalam satu pukulan Charles langsung tumbang?"
"Hancur sudah pertemanan mereka."
"Kena karma si Hendra sama Charles."
Kini seisi kelas sedang dipenuhi oleh gosip tentang mereka bertiga.
Apa dengan ini semua sudah selesai? Kurasa belum.
"Joshua kali ini kau kumaafkan."
"Aku tidak berbuat salah!"
???!!!
Joshua mengatakan itu dengan lantang.
"Untuk apa aku harus mendapatkan maaf darimu padahal aku tidak berbuat salah."
Sekali lagi.. Badai kembali menyerang.
"Oh, aku mengerti jadi kau benaran mau mati ya?"
Raefal dengan langkah cepat mendekati Joshua dan berdiri berhadapan dengan Joshua.
Dari tinggi badan mereka saja sudah jelas kalau Joshua tidak bisa berkutik dihadapan Raefal. Jika dia melawan pun, aku yakin dia tetap tidak bisa menang.
"Coba kau bilang sekali lagi! Tidak tau terima kasih!"
"Selama ini kau selalu merundungku, bahkan kau tidak pernah memperlakukanku selayaknya teman sekolah. Kenapa aku harus meminta maaf padamu? Aku tidak salah!"
"Jadi kau mempermasalahkan hal itu? Oke, kalau gitu kau bersiaplah sekarang!"
Raefal memasang kuda-kuda Boxingnya dan bersiap melancarkan tinju pada Joshua.
Saat ini aku.. bingung dengan apa yang harus kulakukan. Aku bisa saja membantunya sekarang tetapi memangnya apa keuntunganku sampai harus membantunya keluar dari masalah ini? Kalau dibilang agar bisa berteman, dikelas ini juga masih ada banyak orang yang bisa kuajak berteman dan bukan hanya dia seorang. Tapi perasaan ini.. Aku tidak bisa membiarkannya lebih jauh lagi!
Dan tanpa sadar aku..
Greppp..
"Ka-kaira?" Hardian tercengang melihatku maju.
Aku menahan tangan kanan Raefal dengan tenaga yang kupunya. Aku bisa merasakan kalau orang ini punya fisik yang sangat bagus. Meski tubuhnya tampak ramping, ada otot tersembunyi yang bersembunyi di balik bajunya.
"Cewek?"
Raefal agak terkejut melihat orang yang menahan tangannya adalah perempuan yaitu diriku.
Cewek ini.. tenaganya bisa menyamai tenagaku. (Dalam hati Raefal)
Entah pilihanku benar atau salah. Tapi Aku tidak menyesal dan aku percaya dengan keyakinanku sendiri untuk membantu teman sekelasku.
Apabila Adam ada disini apa dia juga akan melakukan hal yang sama denganku?
"Kau.. namamu Kaira kan? Lepasin tanganku!"
Raefal menatapku tajam dengan wajah garangnya. Ia mencoba mengintimidasiku.
"Sudah cukup Fal.. kau tidak perlu berbuat lebih jauh lagi kan. Dia juga sudah babak belur begitu."
Sebisa mungkin aku tidak ingin menyelesaikan semua ini dengan kekerasan.
"Banyak bicara kau! Jangan kira hanya karena kau cewek, aku ga berani main tangan."
Ia berhasil melepaskan tangannya dari genggamanku dengan kekuatannya sendiri.
Raefal memasang tangan kiri sekitar enam inci di depan wajah di dekat mata. Tangan kanannya diletakkan di samping dagu, siku diposisikan di depan tulang rusuk. Dagu diposisikan ke dada. Kemudian ia berdiri dengan kaki kanan setengah langkah di belakang kaki kiri (kuda-kuda boxing). Kini kedua tangannya sudah siap untuk bertempur.
Tapi dia tidak memberiku pilihan selain menggunakan kekerasan.
Wusss..
Ia melontarkan pukulan lurus dengan tangan kanannya. (Nama serangan itu adalah Straight.)
Syut.. Tap.. Syat..
Aku menangkis tinjunya dan membelokkannya ke arah kanan. Membuat sebuah celah untuk menyerang di bagian tengah, yaitu dadanya.
Apa? bagaimana bisa cewek ini membelokkan tinjuku? (Dalam hati Raefal semakin kesal)
Aku tidak mau menyerangnya berlebihan jadi untuk melawannya aku hanya akan menggunakan dorongan.
Tuk..
Aku mendorongnya dengan tangan kananku.
Raefal hanya terdorong sedikit ke belakang. Karena ia masih berdiri, bertahan dengan kekuatan kakinya.
"Kau kira segitu cukup?"
Hanya dengan dorongan dia hampir membuatku jatuh. (Dalam hati Raefal)
Ia kemudian kembali memperbaiki posisi tangannya dan langsung mendekatiku sambil mengepalkan tangan kanannya.
Apa ini Straight lagi?
Tidak. Ia mengganti tangan kirinya.
Wusss.. Wusss.. Wusss..Wusss...Wusss..
Ia mengganggu konsentrasiku dengan melontarkan beberapa pukulan cepat dalam satu serangan. (Nama serangan itu Jab.)
Saking cepatnya aku hampir tidak bisa melihatnya. Jadi aku memutuskan melompat mundur ke belakang untuk menghindari pukulan Jabnya.
"Hebat juga kau bisa berpikiran untuk mundur."
Raefal bergerak maju dan menyambung pukulan Jabnya.
Si*l kalau aku terus menghindar begini. Suatu saat nanti pasti bakal kena juga.
Melihat sedikit celah untuk menyerang di sekitar dadanya, aku langsung mendorongnya lagi.
Dukk..
Berbeda dengan sebelumnya, kali ini dia terdorong mundur ke belakang.
???!!!
Lagi-lagi dia mendorongku? (Dalam hati Raefal)
Selagi dia belum memperbaiki posisi berdirinya, dengan cepat aku mendekat ke arahnya dan melakukan tendangan tinggi ke belakang (Ap-Chagi.)
Buakkk..
Tepat mengenai kepala Raefal.
Dia bisa Taekwondo? (Dalam hati Raefal tidak percaya)
???!!
Dia berhasil bertahan dari tendanganku, dan ia siap untuk membalas.
Sebelum pukulannya mengenaiku, aku merendahkan tubuhku untuk menghindari pukulannya sekaligus memberikan tendangan rendah dengan kaki kananku.
Dukk..
Brakkk.. (Suara terjatuh)
"Urgh.. Sakit si*lan!"
"Kalau sakit makanya jangan mukul orang."
Sambil memegangi kaki bekas tendanganku. Ia berdiri.
Hosh hosh hosh..
Aku bisa merasakan kalau sekarang ini dia sudah kelelahan.
"Hei yang benar Raefal kalah?"
"Mantan atlet Boxing kalah?"
Mendengar beberapa orang yang mengatainya membuat Raefal meledak.
Kali ini mungkin akan berbeda dengan sebelumnya.
Swusss.. Swusss.. Swusss.. Swuss.. Swuss..
Ia kembali melontarkan beberapa pukulan Jab kepadaku.
Sepertinya semakin cepat..
Crittt..
Salah satu tinjunya mengenai sedikit pipiku.
Kalau tidak cepat kuselesaikan bisa gawat. Sudah lama aku tidak bertemu lawan sekuat orang ini.
Tanpa memperdulikan resikonya. Saat salah satu Jab Raefal hampir mengenaiku lagi, dengan cepat aku memutar badanku melewati pukulan jabnya. Aku mengangkat kakiku ke arah belakang berbentuk sudut 90° derajat, kemudian aku menendang kuat ulu hati Raefal dengan tumit kaki. (Nama serangan itu Dwi-Chagi.)
"Ughhhh.. uhukkk uhuk!!!"
Ia tertunduk di lantai terbatuk-batuk sambil memegangi ulu hatinya.
"Lihat Raefal kalah!"
"Wah berita baru ini."
"Kaira keren."
"Kaira diam-diam jago berkelahi juga."
Pemandangan ini sangat tidak pantas diberi sorakan.
Urghh.. jadi begini rasanya dipermalukan didepan banyak orang. Diriku sangat menyedihkan! (Dalam hati Raefal merasa malu)
"Kaira kamu gapapa?"
"Kamu terluka ga Kaira?"
Hardian dan Tania menghampiriku sambil membawakan kotak P3K.
"Aku gapapa kok."
Aku senang mereka mengkhawatirkan kondisiku. Tetapi disisi lain aku merasa terlalu berlebihan menghajar Raefal.
Raefal.. Semoga dengan kejadian hari ini bisa menjadi pelajaran bagimu untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi kedepannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments