"Ayo masuk!" Ajak Tania.
Dari kursi depan, supir Tania turun dan mempersilahkan kami masuk ke mobil
(Suara pintu mobil yang dibuka)
"Silahkan teman nona muda~"
Pelayanannya yang istimewa membuat kami merasa seperti bangsawan.
"Aku tidak tahu kalau kau punya Mercedes Tan."
"Ah.. mobil ini cuman salah satu koleksi papaku kok."
Berarti masih ada yang lain lagi?
"Kalau gitu papamu juga punya mobil Ferrari dong?" Tanya Hardian ke Tania.
Aku melihat Hardian, ia perlahan mulai terbiasa berbicara dengan Tania. Kali ini dia tidak begitu gugup saat bertanya padanya.
"Ada Ferrari juga kok. Kalian mau lihat? Nanti kutunjukin!"
"Wah ga perlu repot-repot Tan. Cukup tau aja hehehe."
Ia menolak seperti pria jantan walaupun sebenarnya dia ingin melihatnya langsung.
Pengen numpang foto terus post di Instagram. (Dalam hati Hardian)
"Atau mau kuberi sebagai hadiah buatmu?"
Aku dan Hardian tercengang mendengarnya.
Dia bilang hadiah?
"Sebenarnya siapa sih kedua orang tuamu?" Tanya Hardian penasaran.
"Oh kalau itu rahasia hehehe." Tania tertawa kecil.
Tidak jauh dari Sekolahan, kami pun tiba di restoran papanya Tania.
Restoran ini bernama "Diamond Tulip" memamerkan kemewahan klasik bergaya tahun 1920-an alias era “roaring twenties”. Interior dalamnya penuh dengan sentuhan marmer, langit-langit atap yang tinggi berkubah, dan jendela kaca besar yang menghadap ke danau. Di dalamnya juga terdapat tangga spiral yang classy dengan bangku sofa yang berlapis kulit asli berkualitas.
----- Restoran Diamond Tulip -----
Memasuki restoran, kami disambut dengan baik oleh para pelayan restoran tersebut. Meja dan makanan kami juga sudah disediakan disana. Kami bertiga duduk, makan siang bersama.
Ini pertama kalinya bagiku makan di restoran berbintang 5 seperti ini tanpa mengeluarkan uang sepersen pun. Aku pikir lain kali aku juga mau mengajak papa dan mamaku untuk makan disini.
"Tidak perlu sungkan teman-teman nona muda. Nikmatilah makanan disini sepuasnya~" Ucap pelayan itu dengan sopan.
"Te-terima kasih." Jawab aku dan Hardian bersamaan.
Tanpa ragu-ragu aku mengambil garpu dan pisau yang tertata diatas meja dan mulai menyantap masakan bintang 5 ini.
Hmmm.. Enak~
Tentu saja rasanya sangat berbeda saat menyantap Steak biasa seharga Rp.20.000 dengan Steak restoran seharga Rp.150.000.
Kami bertiga makan dengan lahap.
.
Setelah makan, kami bertiga pun bekerjasama untuk menyelesaikan PR matematika yang memiliki tingkat kesulitan tertinggi.
Tetapi bagaimana caranya? Sedangkan kami tidak pintar dalam hitung menghitung.
Aku menatap Tania sebentar.
Tania menjetikkan jarinya..
Ctikk..
Tiba-tiba muncul seorang pria berjas hitam membawa koper besar dari belakang meja kami.
Pria itu kemudian duduk satu meja dengan kami dan mengeluarkan semua peralatannya seperti pensil, kalkulator, jangkar penggaris, dan alat tulis lainnya.
Siapa pria ini dan mau apa dia?
Tanpa bicara sepatah katapun dengan cepat dia mengerjakan PR milik Tania hanya dalam waktu singkat.
Tania menggunakan cara ini? Ia menyewa seseorang untuk mengerjakan PR nya.
Mulutku tercengang tidak percaya.
Pria berjas hitam itu mengeluarkan secarik kertas dari kopernya.
I-itu? Sertifikat pekerjaannya?
Bahkan ia punya sertifikat.
"PR ku sudah selesai. Lihat mudahkan?"
Tania mengatakan itu sambil memberikan sejumlah uang kepada orang berjas hitam itu.
"Jadi biasanya kau menyewa orang untuk mengerjakan PR?"
"Tehe~ Ketahuan."
Tania mengetuk pelan kepala atas dan menjulurkan lidahnya, ia mengatakan "Tehe" dengan suara imut.
-_-
Tingkahnya sama sekali tidak terlihat imut dimataku.
Disisi lain Hardian seperti menahan tawanya agar tidak keluar.
.
Merasa tidak mampu lagi dan sudah menemukan jalan pintas. Aku dan Hardian menyalin PR milik Tania. Tania bilang kemampuan matematika orang sewaannya tersebut tidak perlu diragukan lagi karena dia sudah berpengalaman dan bersertifikat A.
"Fyuhhh... Akhirnya selesai juga."
Hardian menarik nafas kemudian menghembuskannya.
"Iya nih tanganku udah pegel nulis."
"Mau ngapain kita sekarang? Ada ide?"
Hardian meminta ide pada kami berdua.
Kira-kira enaknya ngapain ya? Masih ada waktu juga.
Disaat aku sedang duduk berpikir. Seseorang yang sepertinya kukenal berjalan melewatiku.
tep tep tep tep tep...
Suara langkahnya terdengar semakin mengecil.
Orang itu kan orang yang pernah kutemui di tempat Billiard waktu itu. Namanya kalau tidak salah Deandra ya? Orang yang pernah kukalahkan sebelumnya.
.
.
Ahh sudahlah tidak perlu dipikirin.
"Bagaimana kalau kita main kartu UNO? Buat have fun aja gitu."
Aku memberikan ide masukan pada mereka.
"Wih boleh juga tuh." Hardian setuju.
"Gas lah! Aku minta pelayanku ambil kartunya dulu ya~" Begitu juga dengan Tania.
Setelah pelayan Tania membawakan kartu UNO. Kami langsung bermain dengan perasaan gembira karena PR kami telah selesai.
.
Setelah puas bermain, aku dan Hardian pamit pulang sekalian berterima kasih kepada Tania karena sudah mentraktir kami makan siang di tempatnya.
Kesanku tentang hari ini sangat menyenangkan. Bisa menghabiskan waktu bersama teman saja sudah cukup membuatku merasa nyaman berada di lingkungan baru ini. Betapa beruntungnya aku bisa memiliki teman seperti mereka.
Hardian dan Tania, kuharap ke depannya hubungan kami bisa terus berteman baik.
...**********...
PREVIEW EPISODE SELANJUTNYA !
KISAH RAEFAL DAN NAURA !
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Shopia Asmodeus
bagus banyakin up dan Pm
2022-11-18
0