Ep.15 - Berandalan (2)

Situasi disini semakin memburuk, karena tak ada seorang pun yang berani melerai perkelahian antara Raefal dan Julien. Sebaliknya, orang-orang malah menyukai menonton perkelahian mereka berdua.

"Kuberitahu kau! Seorang petinju lebih unggul di kecepatan dibanding pegulat!"

Raefal memasang kuda-kuda boxingnya dan ia langsung menerjang maju untuk melayangkan tinju lurus padanya. (Straight)

Wushhhh...

Bocah ini beneran cepat! (Dalam hati Julien)

Bukk!! (Suara pukulan)

??!!!

Julien berhasil menahan Straight dari Raefal dengan menaruh kedua tangannya menyilang di depan wajah.

Boleh juga dia! (Dalam hati Raefal mulai bersemangat)

Julien membuka pandangannya dan ia menggerakkan kedua tangannya ke belakang kepala Raefal. Ia mencoba menangkap kepalanya.

Wuttt

Hampir tertangkap oleh Julien. Raefal menurunkan kepalanya sedikit ke bawah. Dan dalam posisi itu ia...

Wutttttt

BUGHHHH!!! (Suara pukulan keras)

Raefal memberikan pukulan ke atas dengan sekuat tenaga. (Nama serangan itu adalah Uppercut.)

???!!!

Lagi-lagi Julien berhasil menahan serangan Raefal dengan menaruh kedua tangannya menyilang di depan dada.

Si*l orang ini punya refleks yang bagus. (Dalam hati Raefal)

"Kau tau dalam gulat.."

Julien menurunkan tubuhnya dan menggerakkan kaki depannya maju ke pertengahan kaki Raefal.

???!!!!

Gerakan ini.. Bukannya sangat membahayakan nyawa ya?

"Orang yang menguasai banyak teknik jauh yang lebih unggul."

Ia melingkarkan tangan pada kaki luar Raefal dan memegang erat lutut dalamnya. Kemudian ia melangkah maju dan dengan cepat berdiri mendorong ke depan kaki Raefal sehingga membuatnya terjatuh ke belakang. (Nama serangan itu adalah Double Leg Takedown.)

Gawat! Aku lengah terhadapnya! (Dalam hati Raefal panik)

GUBRAKKK !!!

Kepala belakang Raefal terbentur keras ke lantai.

"RA-RAEFAL??!!" Teriak Naura yang sedang melihat kejadian itu lalu menghampiri Raefal.

Sambil menangis ia memeluk Raefal yang sedang tidak sadarkan diri dengan harapan ia tidak kenapa-kenapa.

"Raefal kalah?"

"Kukira kemampuan mereka setara."

"Berarti Julien lebih kuat dong darinya."

"Bocah bodoh. Mana mungkin orang yang hanya mengandalkan kecepatan bisa mengalahkan orang yang punya banyak teknik."

Julien nampak puas setelah mengalahkan Raefal dalam satu kali serang. Ia juga senang mendengar siswa-siswa lain mulai membicarakan tentang dirinya yang lebih kuat dari Raefal.

Apa ini akhir dari semuanya?

Aku ingin maju membantunya namun..

.

"Hei lihat itu bukannya Si Gio?"

"Si Gio datang!"

"Kasih mereka jalan kalau kalian gamau mati!"

Semua siswa dengan heboh membukakan jalan pada orang yang bernama "Gio" itu.

Tunggu! Gadis itu kan..

Gadis bertatoo yang bertemu denganku tadi pagi. Apa yang dia lakukan di gedung ini?

[ Giovanna, Kelas 1 Teknik Industri ]

Giovanna menghampiri Raefal yang sedang terbaring dan melihat keadaannya sebentar. Kemudian ia menghadap Julien.

"Julien apa-apaan kau? Aku dengar kemarin kau diskors karena mematahkan lengan temanmu dan setelah kembali kau masih saja suka cari masalah dengan orang lain." Tatap Giovanna tajam ke arah Julien.

Gadis itu memancarkan aura yang berbeda dengan orang-orang yang kutemui selama ini. Firasatku mengatakan dia sangat kuat, aku harus berhati-hati dengannya.

Cih! Anak si*lan ini! (Dalam hati Julien kesal)

"Emang aku peduli bangs*t? Gio, lebih baik kau kembali saja ke gedungmu sekarang. Ada urusan apa kau sampai datang ke gedung kami?"

Ia menyuruh Giovanna untuk kembali ke gedungnya.

"Aku tidak akan datang kesini jika tanpa tujuan." Jawab Giovanna singkat.

"Hehe.. Jadi kau datang cuma untuk jalan-jalan?"

Dashhhh...

???!!!

Apa?? (Kejut Julien)

"Aku datang untuk menghukummu!"

Giovanna memberi jarak, melangkah melintasi kiri Julien. Kemudian ia mengangkat tangannya sambil memutar pinggulnya, melepaskan tendangan sabit berputar dari dalam ke luar dengan sangat cepat. (Nama serangan itu adalah Armada.)

Bukkk!! (Suara tendangan)

Tendangan Giovanna tepat mengenai pipi kanan Julien dan membuatnya hampir terjatuh.

Sedikit terhuyung, ia memegang pipi kanannya.

"Coba saja jal*ng!"

Julien yang tersulut amarah langsung membalas dengan menerjang maju ke Giovanna, melepaskan beberapa pukulan padanya.

Syut syut syut syut syut..

Namun dengan kecepatan yang luar biasa, Giovanna dapat menghindari semua serangan Julien. Ia bahkan melakukan serangan balik menggunakan tendangan sabit berputar lagi. (Armada)

Bukkk!! (Suara tendangan)

Kali ini tendangan Armada Giovanna mengenai Tulang rusuk kanan Julien.

"Arghhh!!!"

Julien menjerit kesakitan dan tubuhnya sedikit menurun.

Dilihat dari tendangan Giovanna sekilas mirip dengan Taekwondo. Namun itu bukan Taekwondo.

.

Capoeira.

Jika Taekwondo adalah bela diri yang mengandalkan fleksibilitas dan akurasi. Capoeira lebih banyak melakukan gerakan yang dinamis, rotasi dan juga menggunakan tangan sebagai penopang.

"Menyerahlah Julien! Minta maaflah pada Raefal dan orang yang kau patahkan tangannya kemarin!"

Giovanna berhenti menyerangnya dan menyuruh Julien untuk minta maaf.

.

.

"KAU PIKIR AKU MAU BRENGS*K??!!!"

Dashhh..

Sekali lagi Julien mencoba menerjang maju ke arah Giovanna.

Giovanna menggelengkan kepalanya dengan perasaan kasihan. Ia menghela nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya.

"Hah.."

Apa kuakhiri saja perkelahian yang sia-sia ini? (Tanya Giovanna dalam hati)

Giovanna dengan cepat melintasi Julien dan melakukan Armada. Namun, kali ini dia juga ikut melompat menggunakan kaki belakangnya.

DUKKKK!!!!

Memiliki kecepatan dan kekuatan diatas rata-rata perempuan pada umumnya. Ia menendang pelipis kepala Julien dengan gaya putaran yang indah. (Nama serangan itu adalah Armada com Martelo.)

Gedebrukkkkk!

Seketika Julien terjatuh dan tak sadarkan diri setelah menerima tendangan Giovanna.

"WOOOOO!!!"

Terdengar siswa-siswa mulai bersorak atas kemenangan Giovanna membuat suasana di kantin menjadi riuh.

Aku tidak tahu Giovanna akan menjadi kawan atau lawan tetapi satu hal yang pasti..

Dia sangat kuat!

Setelah perkelahian berakhir, teman sekelas Julien menggendongnya ke kelasnya untuk diobati disana. Lalu Raefal, ia kembali sadar.

"Ughh.. Kepalaku sakit sekali."

Masih terbaring di lantai, ia membuka matanya dan melihat sekelilingnya. Bola matanya bergerak secara perlahan-lahan dan berhenti saat ia melihat ke arahku.

?

"Raefal kamu udah gapapa?" Tanya aku padanya.

"Hmphhh.. Aku gapapa."

Raefal bersikap sok dingin padaku.

Bocah ini! Nampaknya masih belum melupakan kejadian waktu itu.

***

"Ketua. Sepertinya Raefal sudah bangun."

Salah seorang siswi perempuan memberi hormat pada Giovanna.

"Kerja bagus Claudia. Mari kita lihat keadaannya. Cukup kita berdua yang pergi jadi tidak perlu bawa anak-anak yang lain."

[ Claudia Jasmine, Kelas 1 Teknik Industri ]

"Baik ketua!"

Mereka berdua pun pergi mengunjungi Raefal yang sedang diobati di UKS.

***

"Pelan-pelan dong Naura~ Sakit~" Suara manja Raefal.

"Diem! Nanti aku gamau obatin kamu lagi lho!"

Secara perlahan Naura mengoleskan obat salep pada kepala belakang Raefal yang benjol. Sesekali ia menekan pelan kepala Raefal yang benjol karena merasa geram dikerjai olehnya.

Nyut..

"Adyuhhhh~ Jangan gitu dong Naura~"

"Ya makanya jangan berantem terus!"

Melihat mereka yang begitu mesra, mengingatkanku pada Adam. Saat itu Adam menyelamatkanku dari Pot bunga yang terjatuh dari atas genteng. Seperti seorang pangeran ia menyelamatkanku dan mengorbankan dirinya sendiri yang terluka demi melindungiku. Akibatnya kepala Adam benjol besar selama beberapa minggu. Karena rasa merasa bersalah, setiap hari aku selalu mengobatinya dengan mengoleskan obat salep pada bagian kepalanya yang benjol. Saat diobati dia juga sering mengerjai dan manja padaku. Mengingat momen itu dapat membuatku sedih saking rindu dengan Adam.

Adam. Bagaimana kabarmu di Batam sana? Apa yang sedang kamu lakukan sekarang? Aku ingin bertemu denganmu.

.

.

"Permisi."

Aku menoleh melihat orang yang mengatakan itu.

"Apa ada orang yang bernama Raefal didalam sana?" Tanya seorang siswi perempuan yang memiliki tatoo di lehernya.

Me-mereka kan..

Seketika perasaanku menjadi tidak enak.

"Ada butuh keperluan apa ya?" Aku bertanya padanya.

Aku melihat orang yang ada disebelah perempuan itu keluar dari balik badan temannya, lalu berdiri tepat dihadapanku.

"Kami hanya ingin menjenguk Raefal." Jawab ketuanya, Giovanna.

"Ngomong-ngomong kau ini siapa?"

Ia bertanya padaku?!

Terpopuler

Comments

Luckoy

Luckoy

Gila keren banget fight nya ada masuk martial arts

2022-11-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!