Ep.14 - Berandalan (1)

Ini pertama kalinya aku bangun kesiangan sejak pertama kali masuk ke sekolah ini. Tanpa sarapan aku buru-buru berlari ke sekolah dengan segenap tenagaku.

5 menit lagi sebelum gerbang sekolah ditutup.

Aku berhasil sampai tepat waktu.

Hosh.. Hosh.. Hosh..

Terdengar suara nafasku terengah-engah.

Hosh.. Hosh.. Hosh..

Begitu juga dengan orang yang ada disebelahku.

Seorang cewek? Tapi apa-apaan dengan penampilannya itu? Bajunya yang sangat terbuka dan ia bahkan memiliki tatoo di lehernya.

??!!

Eh dia melihat ke arahku?

Aku langsung membuang muka darinya dan dengan langkah cepat berjalan ke kelasku di lantai 3.

Kenapa dengan orang ini? (Dalam hati cewek itu bingung)

.

----- Kelas 1 Bisnis dan Pemasaran (BDP) -----

Hardian memperbaiki posisi kacamatanya yang melingkar.

Lalu..

"Jadi kau bilang habis bertemu dengan gadis aneh yang memiliki tatoo di lehernya?"

Ia mendadak menginterogasiku tidak lama setelah aku bercerita tentang alasanku telat masuk kelas.

"Iya.. kalau dilihat dari seragamnya, sepertinya dia dari kelas Teknik Industri."

Sekilas aku yakin kalau kelasnya berada di gedung sebelah. Anehnya kenapa ia bisa datang ke gedung ini.

"Hmm.. Kalau dari departemen lain, aku tidak begitu tahu tentang mereka. Bagaimana denganmu Tania?"

"Sama aku juga tidak begitu mengenal anak dari kelas Industri. Tapi dengar-dengar kelas itu isinya cewek semua."

Satu kelas cewek semua? Memangnya kelas macam apa itu?

Ditengah obrolan, gadis bernama Naura tidak sengaja mendengar obrolan kami dan ia juga ikut ngobrol dengan kami.

"Aku kenal dengan satu orang dari kelas Industri." Naura mengatakan itu pada kami.

Oh? Mungkin kami bisa dapat informasi tentang cewek bertatoo itu dari Naura.

"Apa kamu kenal cewek yang memiliki tatoo di lehernya?" Tanya aku padanya.

"Bilang apa sih kamu? Semua cewek dikelas Industri kan punya tatoo di leher mereka."

"EEEEHHH??!!"

Saking terkejutnya Hardian, ia sampai berteriak.

Dugaanku benar. Cewek yang kutemui tadi pagi itu pasti merupakan berandalan di sekolah sebelumnya. Yang diluar dugaan, seisi kelas semuanya merupakan anggota gengnya.

"Hush.. Jangan teriak Har."

Tania menepuk pelan bahu Hardian.

"I-iya maaf hehe." Sambil tertawa kecil.

"Apa kamu tahu tentang kelas mereka?" Tanya aku pada Naura.

"Hmm kalau tentang kelas mereka aku kurang tahu. Maaf ya~"

"Oh begitu ya."

Jadi dia tidak tahu begitu dalam ya.

Firasatku tidak enak tentang hal ini.

Setelah mengatakan itu, Naura pun pergi dan bergabung dengan teman-temannya.

"Aku duluan ya. Temanku udah pada nungguin~"

"Oke Naura."

.

***

----- Kantin Sekolah -----

Seperti biasa suasana di kantin sangat pengap saat jam istirahat karena padatnya siswa yang mengantri untuk memesan makanan. Daritadi aku sudah berdiri menunggu didepan stand selama 10 menit sejak awal jam istirahat, namun aku belum bisa memesan satu pun makanan.

kruyukkk kruyukkk.

Ukh..

Perutku berbunyi karena lapar akibat tidak sarapan pagi ini. Karena itu tubuhku terasa kurang fit.

"Lapar banget." Gerutu aku tidak sabar.

Saat aku sedang mengantri untuk memesan. Aku melihat Joshua yang mengantri sendirian yang jaraknya tidak jauh dariku.

Owh tumben aku bisa menemukan dia. Dari kemarin ga keliatan.

"Hey Joshua. Disini!"

Aku memanggil namanya dan ingin mengajaknya bergabung dalam antrianku.

Saat ia mendengarku memanggil namanya. Joshua pun langsung menghampiriku.

"Ada apa? Ee- Kaira?"

"Sudah sekitar 2 minggu kita sekelas tapi kau masih tidak ingat namaku?"

"Bukan begitu. Aku hanya ingin memastikannya saja."

Dia menjawab perkataanku dengan tidak percaya diri. Matanya saja tidak menatap ke arahku. Apa selama ini dia tidak pernah berkomunikasi dengan baik dengan orang lain?

"Owh yaudah gapapa. Aku cuman mau ajak kamu pesan makan bareng soalnya antriannya panjang."

"Ajak aku? Maksudnya kamu pengen aku jagain tempat antrianmu ya?"

Kok jadi mengarah kesitu si koplak!!

"Yah engga lah! Kita pesan bareng biar kamu ga lama nungguin antrian tadi. Soalnya kan tadi kamu antri di belakang."

"Eh gitu ya? Ma-makasih Kaira."

Ini pertama kalinya di sekolah ada orang yang memberikan tempatnya untukku. (Dalam hati Joshua senang)

Lho kok dia malah berterima kasih padaku.

"Gak perlu bilang makasih. Cukup traktirin aku aja hehe. Canda-canda~"

Aku sedikit bercanda padanya. Melihat ia yang masih kaku saat berbicara denganku.

"Antrian kita masih panjang ya. Kalau kamu mau duduk dulu juga gapapa kok Kaira. Biar aku bantu pesankan makanan untukmu."

Joshua menawarkan diri untuk membantuku memesan makanan dan dia sendiri yang mengantri.

Orang ini sungguh baik.

"Ah.. Gapapa aku ikut berdiri aja. Nanti kalau udah pesan kita makan bareng aja ya!"

Aku mengajaknya makan bersama agar ia tidak sendirian, sekalian aku juga berencana memperkenalkannya pada temanku, Hardian dan Tania.

Ngomong-ngomong sampai kapan kita mengantri panjang begini. Kayak gak ada maju-maju aja antriannya.

Saat sedang mengantri, tiba-tiba..

Bukkkk.. (Suara tabrakan)

Buakkkk.. (Suara terjatuh)

"Ah maaf. Aku sengaja menabrakmu."

Seorang siswa pria menabrak kuat bahu Joshua hingga ia terjatuh.

"Urghh.. Iya gapapa."

Joshua tidak mempermasalahkannya dan pelan-pelan berdiri kembali.

Cowok ini apa-apaan? Apa dia mau cari masalah?

"Apanya yang gapapa hehe. Kau pasti marah padaku kan? Jujur saja."

Pria itu mencoba memprovokasi Joshua.

???!!

Aku menyadari bahwa pria itu sedari awal memang berniat mengganggu Joshua.

"Julien."

Seseorang dari belakang memanggil nama pria itu dengan suara serius.

Dan saat aku menoleh ke belakang. Aku melihat orang yang memanggil nama pria itu adalah Raefal.

"Lepaskan! Jangan ganggu dia!"

Raefal mengatakan itu dengan wajah garangnya.

"Wah lihat siapa ini? Orang yang sudah kalah dari cewek masih saja sok perintahin orang lain. Kau gatau malu ya?"

[ Julien, Kelas 1 Pariwisata ]

Kata-kata yang dilontarkan oleh pria bernama Julien itu benar-benar tajam.

.

"Hei lihat itu Julien yang minggu lalu kena skors karena matahin tangan temannya."

"Dia udah kembali masuk hari ini?"

"Iya.. lihat aja tuh dia kayaknya lagi mau berantem lawan Raefal."

Suasana di kantin mulai memanas dengan hawa mereka berdua.

"Hah.."

Raefal menghela nafas.

"Sepertinya kena skors seminggu sangat menyenangkan ya?"

??!!!

Ia membalas mengatakan hal sensitif pada Julien.

"Kau gak pernah belajar ya? Bocah boxing sepertimu tak akan bisa mengalahkan pegulat."

Balas Julien lagi dengan mengatakan hal sensitif pada Raefal.

Gulat ya? Maksudnya "Wrestling"? Bela diri yang menggunakan kontak fisik untuk menjatuhkan lawan.

"Wah Sepertinya akan semakin seru."

"Raefal udah kebawa emosi tuh."

"Bakal jadi berita heboh lagi nih."

Mereka semua terlalu cepat beranggapan kalau Raefal akan meledak mendengar perkataan tajam Julien.

"Mungkin seorang petinju memang tidak sekuat seorang pegulat. Tapi aku tidak akan kalah darimu!"

Raefal menjawabnya dengan suara menantang.

???!!!!

"Kau benar-benar gila ya ! Bagaimana kalau kita tentukan peringkat kita disini dan sekarang juga?"

Nampaknya Julien benar-benar termakan dengan omongan Raefal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!