Hasil Pemeriksaan

Pagi ini, sesuai arahan dari bidan desa, Bu Nana, sepasang suami istri itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit. Terpaksa, Aldi harus meminta izin kembali untuk tidak masuk bekerja dengan alasan akan mengantar Nanda ke rumah sakit melakukan pemeriksaan. Selain konsultasi dengan dokter, kemungkinan pasutri tersebut akan menjalani tes darah.

Nanda juga melakukan hal yang sama dengan Aldi, meminta izin untuk tidak masuk kerja hari ini. Bisa jadi juga untuk dua hari ke depan. Sebab, merasakana tubuh yang tidak karuan. Ada juga batuk pilek yang dialami Nanda.

Selama ke rumah sakit, Rere tidak ikut. Buah hati pertama mereka itu kembali harus dititipkan pada neneknya untuk dijaga. Berat hati memang, tetapi tidak ada cara lain untuk kebaikan Rere. Mereka tidak ingin jika putri mereka tertular penyakit di rumah sakit nanti. Pun, karena kondisi mereka yang belum bisa membeli mobil, membuat keduanya tak bisa membawa Rere untuk saat ini karena khawatir akan angin di sepanjang perjalanan.

Nanda dengan kuat memeluk tubuh sang suami dari belakang, membiarkan angin menerbangkan jilbabnya. Membuat mata harus terpejam, menikmati perjalanan sebelum sampai di tujuan.

Perjalanan memakan waktu sekitar tiga puluh menit lamanya. Letak rumah sakit yang ditunjuk bidan Nana, lumayan jauh dari jarak rumah mereka. Namun, jikalau tidak sesuai dengan arahan Bu Nana, takut jika harus berpindah rumah sakit disebabkan alat yang tidak lengkap di sana.

Decitan rem dari kendaraan beroda dua yang ditumpangi Aldi dan Nanda itu terdengar, tepat di parkiran rumah sakit Kasih Sayang Bunda.

Wanita dengan jilbab hitam, baju panjang seluruh berwarna senada disertai jeans navy itu turun dari motor. Kemudian, disusul oleh Aldi.

Sesaat keduanya mengedarkan pandangan sembari melepas helm, Aldi langsung mengambil helm milik sang istri dan meletakannya di spion motor.

“Cukup ramai, seperti di pasar,” celetuk Nanda, melihat keramaian yang ada di rumah sakit, membuatnya sedikit malas untuk masuk ke dalam.

“Demi kesehatanmu dan janin calon anak kita, yuk!” ajak Aldi, menggandeng tangan sang istri, lalu mengajaknya masuk.

Mau tak mau, Nanda ikut saja. Dia pasrah dengan keadaan. Tak ingin membuat suaminya semakin khawatir akan keadaannya saat ini.

Bangunan lima lantai itu terlihat ramai, banyak lalu lalang orang-orang keluar masuk pintu utama. Dari ruang Instalasi Gawat Darurat, sampai pendaftaran, koridor, bahkan ruang pemeriksaan penyakit umum, dipenuhi manusia.

Aldi dan Nanda saling berpegangan, keduanya berjalan beriringan menuju sebuah ruangan. Menyusuri koridor, berharap mereka tidak tersesat setelah bertanya pada salah satu satpam di rumah sakit ini.

Benar, di depan sana terlihat sebuah papan yang menggantung. Bertuliskan ‘Ruang Pemeriksaan Ibu Hamil'. Nanda dan Aldi yang melihatnya langsung tersenyum, mereka bergegas melangkah menuju pendaftaran.

Rumah sakit yang besar, memiliki admin pendaftaran masing-masing setiap tujuannya. Poli dalam, poli saraf, ibu hamil dan menyusui, balita, serta beberapa tujuan lainnya. Setelah selesai mendaftar, mereka duduk di kursi panjang yang telah disediakan di depan ruangan. Kini, tersisa lima orang lagi, sebelum sampai pada Nanda.

Tak berselang lama, seorang ibu yang tengah hamil besar datang. Mendaftar dan lekas duduk tepat di samping Aldi. Lelaki itu sekilas melirik sang ibu, sebelum akhirnya fokus pada Nanda.

“Mas ... aku takut,” keluh Nanda, menyenderkan kepalanya pada bahu sang suami.

Aldi yang paham betul akan perasaan sang istri, memeluk wanita itu dari samping. Mengusap kepala Nanda beberapa kali. Menyalurkan ketenangan agar Nanda tidak merasa gelisah lagi.

“Kamu yang tenang, ya. Ada aku di sini.”

“Ibu Nanda!”

Mendengar nama Nanda dipanggil, sontak membuat Aldi dan sang istri berdiri. Kemudian, masuk ke dalam ruangan sesuai dengan yang perawat arahkan.

Hawa dingin langsung menyapa kulit, ruangan ber-AC itu juga terasa menyengat bau obat-obatan khas rumah sakit.

“Silakan duduk, Bu. Atas nama siapa?” tanya seorang wanita dengan kacamata bertengger manis di wajahnya.

“Nanda,” jawab Aldi, mewakili sang istri.

“Baik. Ibu Nanda, silakan berbaring di atas brankar. Dibantu istrinya, ya, Pak,” ujar sang dokter setelah menyiapkan berkas atas nama pasiennya itu.

Dengan perlahan, Aldi membantu istrinya untuk berbaring di atas brankar. Kemudian, sedikit menjauh dari sana. Memberikan ruang agar sang dokter dapat memeriksa kondisi istrinya dengan leluasa.

Sepasang mata Aldi tak luput dari sang istri. Terdengar beberapa kali dokter dengan name tag Fajria itu bertanya perihal apa yang dirasakan Nanda saat ini.

Lantas, Dokter Fajria mulai memeriksa Nanda. Menempelkan stetoskop pada dada dan perut wanita itu. Kemudian, menghela napas pelan.

Dokter Fajria melangkah, meminta Aldi untuk menuntun Nanda duduk di depannya. Kemudian, bersiap untuk menyampaikan sesuatu.

“Bagaimana kondisi istri saya, Dok?” tanya Aldi, lalu menatap sang istri dengan cemas.

"Ada beberapa gejala, tetapi untuk memastikan, kita lakukan tes darah dulu. Apa Bu Nanda bersedia?" tanya sang dokter.

"Iya, Bu," jawab Nanda setelah sebelumnya memandang wajah Aldi sekejap.

Dokter Fajria lalu meminta Nanda duduk tenang. Dia juga mengambil suntikan kemudian diambilnya sampel darah dari lengan Nanda.

"Tolong bawa ke ruang laboratorium, ya?" pinta Dokter Nanda pada seorang perawat.

"Baik, Dok."

"Oke, Bu Nanda bisa menunggu dulu di luar, nanti sekitar tiga puluh menit akan dipanggil kembali," terang Dokter Fajria.

Nanda dan Aldi pun kembali menunggu dengan harap-harap cemas. Mereka sedikit takut juga jika ada hal serius yang terjadi. Namun, Aldi berusaha menguatkan Nanda agar istrinya itu lebih tenang.

...****************...

Terdengar suara pintu terbuka, Dokter Fajria langsung berdiri dan menghampiri perawat yang baru saja masuk ke dalam ruangannya.

“Ini hasil tes darah atas nama Ibu Nanda, Dok.” Perawat itu memberikan sebuah amplop pada Dokter Fajria.

“Baik, terima kasih,” ujar sang dokter, lalu kembali duduk dan membiarkan perawat itu keluar dari ruangannya.

"Tolong, Bu Nanda diminta masuk lagi!" perintah Dokter Fajria pada sang asisten.

Setelah Nanda dan Aldi di panggil, mereka kembali menghadap dokter Fajria. Pasangan suami istri itu menatap cemas pada amplop yang dipegang Dokter Fajria. Dalam hati mereka, memanjatkan doa agar hasil tes darah Nanda baik-baik saja.

“Saya baca dahulu hasil tes darah dari Ibu Nanda,” ucapan Dokter Fajria kemudian membaca dengan perlahan dan teliti hasil yang terdapat di sana.

Sepasang suami istri itu semakin tak karuan, berharap semuanya akan baik-baik saja.

Dokter Fajria menghela napas, memasukan kembali selembar kertas pada amplop setelah membaca semuanya dengan teliti dan penuh pemahaman.

“Setelah membaca hasil tes darah dari Ibu Nanda dan dari gejala yang dilihat serta dari keluhan yang disampaikan, dengan berat hati saya memberikan kabar bahwa ... Ibu Nanda positif terkena penyakit Hepatitis C.”

Deg!

Seketika Nanda dan Aldi saling berpandangan. Sekilas mereka memahami apa itu Hepatitis C. Namun, mereka tidak pernah membayangkan sebelumnya jika penyakit itu akan mengenai Nanda.

“Apa itu Hepatitis C, Dok? Bisa Dokter jelaskan?” pinta Nanda. Meski sudah mengetahui, tetapi dia ingin mengetahuinya lebih jauh lagi.

Aldi masih syok, lelaki itu hanya menyimak perbincangan yang dilakukan oleh istri dan dokter yang ada di hadapannya.

“Hepatitis C adalah infeksi virus yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan. Virus ini menyebar melalui kontak dengan darah yang terkontaminasi, misalnya berbagi jarum suntik atau dari peralatan tato yang tak steril,” tutur Dokter Fajria dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami.

Kedu insan yang hatinya sedang gundah itu mengangguk dengan paham. Kecemasan tak bisa disembunyikan lagi.

“Apa penyakit Hepatitis C termasuk penyakit yang berbahaya, Dok?” tanya Aldi, ingin mengetahui kondisi sang istri lebih jauh lagi.

“Iya. Bisa berbahaya jika tidak segera ditangani.” Dokter Fajria menatap Nanda dengan pandangan dalam.

Terpopuler

Comments

Ernhy Ahza II

Ernhy Ahza II

smoga Nanda bsa sembuh 😌
kok bsa sih dia kna penyakit sprti itu 🤧

2023-01-06

1

Jess ♛⃝꙰𓆊

Jess ♛⃝꙰𓆊

semoga bisa sembuh

2022-12-26

0

dheselsa

dheselsa

kesetanan 😱😱

2022-12-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!