Waktu merangkak begitu cepat, tak terasa telah berada di penghujung pekan kembali. Kini, Aldi sedang dalam perjalanan lagi menuju rumah sang istri.
Di rumah, Nanda sudah memasak beberapa makanan kesukaan Aldi. Membayangkan kehadiran sang suami, membuatnya tersenyum merekah. Dia sudah sangat merindukan suaminya itu.
Wanita itu menata makanan di atas meja, lalu sesekali melirik jam yang terpasang di dinding. Jarum pendeknya menunjukan pukul lima tiga puluh sore. Itu artinya, sebentar lagi Aldi akan sampai.
Benar saja, tak lama bunyi klakson terdengar dari luar rumah. Membuat Nanda langsung bergegas melepas celemek yang sedari tadi menemaninya memasak makanan.
“Ayah!” seru Rere yang sedang berada di ruang tamu, bermain boneka, mendengar klakson motor dia langsung membuka pintu dan memeluk Aldi.
Nanda yang melihat pemandangan Aldi yang sudah menggendong Rere, tersenyum bahagia. Akhirnya, rindu yang satu pekan ini ditahan bisa dilepaskan.
“Jadi cuma Rere aja, nih, yang dipeluk dan dicium?” gurau Nanda, menggoda suaminya sendiri. Wanita itu tersenyum tipis. Nanda semakin terlihat cantik waktu tersenyum.
Aldi terkekeh lalu menghampiri sang istri. Membiarkan Nanda menyalami dan mencium tangannya. Kemudian, dia mencium kening wanita itu.
“Sudah, kan? Sudah dapat jatah juga? Puas belum?” ujar Aldi, membuat Nanda tersenyum sembari mengangguk pelan.
“Rere ... sini, sama Bunda dulu, ya, Sayang. Besok main sama ayah, sekarang ayah masih capek. Biarkan ayah istirahat dulu, ya?” ajak Nanda, yang langsung mendapat anggukan dari putri kecilnya itu.
Dia segera mengambil alih Rere dari gendongan Aldi. “Bentar ya, Mas. Aku sama Rere dulu. Mas bersih-bersih gih, habis itu kita makan bareng. Aku sudah masak.”
Nanda begitu cekatan, menangani Rere.
“Iya, Sayang. Kalau gitu, Mas ke kamar, ya?” ujar Aldi yang diangguki Nanda.
Keduanya berjalan bersama, sebelum akhirnya memasuki kamar yang berbeda. Ruangan itu berdampingan. Nanda tempat mainan Rere ada di sebelah kamar utama.
Sepuluh menit berlalu, adzan maghrib berkumandang. Nanda mengajak Rere untuk bersiap sholat. Adapun Aldi, dia telah selesai mandi.
Usai sholat maghrib, Nanda menemani Rere belajar mengaji. Namun, tak berapa lama ternyata Rere mengantuk. Mungkin karena seharian kecapekan bermain. Nanda pun membawa Rere ke kamar. Akhirnya Rere tidur dalam dekapan sang ibunda. Setelah memastikan sang putri terlelap, dengan hati-hati Nanda turun dari ranjang.
Wanita yang tengah hamil itu kemudian menutup pintu secara perlahan, melangkah menuju ruangan di sampingnya. Dia berniat menemui sang suami. Mengajaknya makan malam.
“Dek? Rere sudah tidur?” ujar Aldi saat menyadari kehadiran istrinya yang baru saja masuk ke dalam kamar.
“Iya, Mas. Sudah. Ayok, kita makan?” ajak Nanda. Aldi mengagguk pelan, pertanda menyetujui ajakan istrinya.
"Tadi Rere sudah makan?" Aldi ingin memastikan karena masih sesore ini anaknya sudah terlelap.
"Sudah, kok, Mas. Tadi setelah mandi, dia langsung makan sama Ibu. Terus main sambil nunggu kamu pulang, tadi," terang Rere.
Aldi mengangguk. Pria itu lalu gegas memasukan ponselnya ke dalam saku celana setelah mengirimkan sebuah pesan pada seseorang. Kemudian, mengikuti langkah sang istri menuju ruang makan. Keduanya berjalan berdampingan.
Makan malam terlihat sangat khusyuk. Tampak sepasang suami istri itu menikmati sajian makan malam mereka masing-masing. Hanya dentingan garpu dan sendok yang beradu dengan piring sehingga sekali menimbulkan bunyi nyaring yang meramaikan ruangan.
“Bagaimana di sana, Mas?” tanya Nanda membuka percakapan usai makan malam. Nanda menatap sang suami yang duduk di kursi utama, sedangkan dirinya duduk di samping lelaki itu.
“Alhamdulillah, baik, Dek. Kamu sendiri di sini bagaimana? Vitaminnya diminum, bukan?” tanya Aldi, balik bertanya dengan kondisi istrinya itu.
“Syukurlah kalau begitu. Aku baik juga, Mas.” Nanda tersenyum. "Makasih, ya, Mas," lanjut Nanda.
"Makasih? Buat apa?" tanya Aldi yang sedikit bingung. Dia merasa tidak melakukan sesuatu untuk sang istri.
"Terima kasih karena kamu sudah nepatin janji buat pulang tiap akhir pekan. Aku bahagia karena kamu pulang, Mas."
Nanda kembali tersenyum sambil menatap suaminya lekat. Pandangannya dalam penuh rasa cinta dan rindu.
"Oh, Mas kira ada apa ... Mas akan selalu berusaha membuatmu dan anak-anak kita bahagia. Jangankan akhir pekan, kalau tidak banyak kegiatan di sekolah dan cuaca cerah, tidak akhir pekan pun aku pasti akan pulang. Mas itu di sana juga selaku kangen sama kamu, sama Rere, juga sama anak dalam kandunganmu."
Aldi bicara panjang lebar sambil menggemang jemari Nanda. Hal itu membuat sang istri merasa menjadi wanita paling bahagia. Bagi Nanda, Aldi adalah sosok laki-laki sempurna. Suami yang setia dan ayah yang baik untuk anaknya. Nanda merasa sangat beruntung karena menikah dengan Aldi.
"*Love you, Sayang ...."
"Love you too*," balas Aldi kemudian mengecup lembut kening Nanda. Pasangan suami istri itu terlihat sangat bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
ᴹˢ᭄̊ᵐᶜ⃠ᵘᵏᵉᵗ 💚
casingnya bahagia, tapi di dalam siapa yg tau kalau suaminya menyimpan rasa ke yg lain.
2023-01-17
0
Ernhy Ahza II
Nanda pasti shock sih saat tau nnti klu suami yg slama ini slalu terlihat romantis trnyata mata keranjang
2023-01-06
1
Jess ♛⃝꙰𓆊
ga kebayang kecewa nya Nanda ketika tau nanti
2022-12-26
0