Queen terbelalak saat ia sampai di sebuah rumah besar yang lebih mirip sebagai istana modern itu, karena luasnya yang luar biasa dan mungkin bisa dijadikan lapangan sepakbola.
Jeevan tersenyum lebar mengetahui wanita di sebelahnya tercengang saat ini, ia sengaja merangkul pundak Queen bermaksud menambah kegugupan di hatinya.
"Ish, lo apa-apaan sih?! Jangan ambil kesempatan dalam kesempitan ya!" tegur Queen seraya menyingkirkan tangan Jeevan dari pundaknya.
"Saya gak ambil kesempatan dalam kesempitan kok, saya cuma mau tenangin kamu. Abisnya saya lihat kamu gugup banget daritadi, rileks dong Queen santai aja! Kamu gak perlu kaget gitu lihat rumah orang tua saya ini," ujar Jeevan.
"Hah??" mata Queen semakin membulat lebar mengetahui rumah yang ada di depannya ini adalah rumah orang tua Jeevan.
"Lo ngapa gak bilang daritadi sih? Terus maksudnya apa lo bawa gue kesini?" tanya Queen.
"Saya mau kenalin kamu ke orang tua saya, sang bos besar mafia di negara ini yang dicari-cari. Paham kamu Queen?" jawab Jeevan.
"Buat apa lo harus kenalin gue ke orang tua lo? Gue ini cuma budak naf-su lu, gue gak mau ada disini!" ujar Queen terheran-heran.
"Ya, memang benar. Tapi setelah dipikir-pikir, kayaknya saya lebih tertarik menjadikan kamu istri dibanding hanya sekedar pemuas. Tubuh kamu itu terlalu candu bagi saya, jadi saya gak mau kehilangan kamu Queen!" ucap Jeevan.
Perasaan Queen makin tak karuan. Apa katanya? Istri? Oh yang benar saja, Queen tidak pernah membayangkan dia akan menjadi istri dari anak seorang bos besar mafia di negaranya.
"Kenapa diam? Gak suka?" tanya Jeevan.
"Ah eee..." Queen masih dengan kegugupannya, dia tak tahu harus menjawab apa saat ini.
"Berarti kamu lebih suka saya jadikan kamu pemuas naf-su saya ya? Okay, kita batalkan aja rencana ini!" potong Jeevan.
"No, no, don't do that! Okay, i want to meet your parents!" ucap Queen sedikit panik.
Mendengar itu membuat Jeevan mengeluarkan seringaian tipisnya, tangannya pun kembali mengusap wajah Queen dan bahkan mengecupnya di hadapan para anak buahnya.
Cup!
Wajah Queen bersemu merah mendapat kecupan mendadak dari Jeevan, entah kenapa dia selalu tak bisa mengontrol perasaannya sendiri saat ini.
"Pilihan yang bagus, nyonya Jeevan! Kamu sebentar lagi akan menjadi menantu dari sang bos besar mafia, kamu harus bangga dengan itu Queen!" ucap Jeevan.
"Dih, buat apa gue bangga jadi bagian dari keluarga pendosa kayak kalian?" sentak Queen.
"Hus! Mafia itu bukan pendosa sayang, kamu jangan salah kaprah! Lagipun, ayah kamu kan juga seorang mafia. Apa kamu masih mau bilang mafia itu pendosa?" ujar Jeevan.
"Apa maksud lo? Bokap gue bukan orang jahat kayak lo!" ujar Queen.
"Terserah Queen, kamu bisa ketahui semuanya sendiri nanti. Untuk sekarang, kamu fokus saja bagaimana caranya bisa menyenangkan mama dan papa saya di dalam! Saya gak mau kamu buat mereka kecewa! Paham?" ucap Jeevan.
"Pa-paham," lirih Queen.
Rangkulan Jeevan berubah menjadi gandengan, pria itu menggandeng tangan Queen dengan santainya lalu membawa wanita itu melangkah.
"Eee tu-tunggu Jev!" tiba-tiba Queen menghentikan langkah mereka.
"Apa? Kamu kenapa lagi Queen?" tanya Jeevan.
"Gu-gue.."
"Sssttt! Bukan gue, tapi aku!" sela Jeevan seraya menempelkan jarinya di bibir sang wanita.
"Hah??"
"Iya, mulai sekarang kamu bicaranya harus pakai aku-kamu! Saya gak mau papa mama saya nilai kamu wanita yang buruk!" jelas Jeevan.
"Ta-tapi—"
"Gak ada tapi-tapian, Queenara! Kamu harus nurut sama saya!" sentak Jeevan.
Nyali Queen pun ciut, akhirnya dia mengikuti semua keinginan Jeevan dan kembali melangkah ke dalam rumah besar itu.
•
•
Di dalam, Queen begitu gemetar ketika berhadapan langsung dengan sang bos besar mafia yang tak lain juga merupakan orang tua Jeevan itu.
Bagaimana tidak? Wajah pria yang kerap disapa mister Dean Ivander itu memang cukup menyeramkan untuk dilihat secara langsung.
"Mom, dad! Kenalkan, ini calon istri Jeevan, namanya Queenara!" ucap Jeevan.
Terlihat raut wajah terkejut di wajah kedua orang tua itu, membuat lagi-lagi nyali Queen ciut dan tak berani menatap ke depan.
"Calon istri kamu?" tanya miss Aqila, sang ibu dari Jeevan yang merupakan seorang model.
"Benar mom, Queen ini sudah menjalin hubungan denganku cukup lama," jawab Jeevan mantap.
Aqila menatap tubuh Queen dari atas sampai bawah dengan mata menelisik, sedangkan Dean masih tak mau membuka kacamatanya dan terus bersikap dingin.
"Kalian bertemu dimana?" tanya Aqila.
"Queen dulu junior aku di kampus, mom. Kami cukup dekat sampai akhirnya kami menjalin hubungan dan aku memutuskan untuk menikahi Queen secepatnya," jawab Jeevan asal.
"Mengapa harus terburu-buru? Daddy kamu kan sudah—"
"Aku sudah bilang berkali-kali mom, aku tidak mau dijodohkan dengan wanita pilihan daddy! Biarkan aku menentukan pilihanku sendiri!" potong Jeevan.
Mendengarnya, Queen pun tersentak kaget.
"Apa si bangs*t Jeevan ini bawa gue kesini cuma supaya dia gak dijodohin? Haish, sialan banget nih cowok!" umpat Queen dalam hati.
"Tapi Caitlyn seribu kali lebih cantik daripada wanita yang kamu bawa ini Jeevan!" ucap Dean tiba-tiba.
"Aku gak perduli, secantik apapun dia tetap aku gak akan tertarik sama dia dad!" tegas Jeevan.
"Kenapa kamu begitu keras kepala? Selalu saja kamu membangkang dari perintah daddy kamu!" kesal Dean.
"Itu karena aku ingin hidup dengan usaha aku sendiri, dad! Aku gak mau diatur-atur sama daddy, aku muak!" ucap Jeevan.
"Jeevan!" Dean berteriak emosi dengan tangan terkepal berniat memukul putranya.
"Apa dad? Daddy mau pukul aku? Silahkan aja! Itu gak akan merubah keputusan aku buat tolak perjodohan yang daddy atur!" ujar Jeevan.
"Kamu benar-benar keterlaluan Jeevan! Daddy cuma mau berikan yang terbaik buat kamu!" tegas Dean.
"Daddy gak tahu apa yang baik buat aku, daddy cuma tahu cara untuk menguntungkan bisnis daddy sendiri. Kalau aku nikah sama Caitlyn putri dari om Rama dari kelompok naga emas itu, maka bisnis daddy akan semakin meningkat, iya kan?" ucap Jeevan.
Dean terdiam dengan mata melotot.
"Aku gak mau terus-menerus diperalat sama daddy, biarkan aku tentukan pilihan aku sendiri! Aku cuma mau menikah dengan Queen, tidak dengan yang lain!" sambungnya.
"Apa istimewanya gadis ini sampai membuat kamu terpikat Jeevan?" tanya Dean.
Jeevan tersenyum sembari menatap wajah Queen yang dipenuhi rasa takut itu, ia menarik tangan Queen ke atas dan mengecupnya.
"Bagi aku, Queen adalah sosok wanita yang paling istimewa setelah mommy, dad!" jawab Jeevan.
Hati Queen kembali dibuat berbunga dengan ucapan Jeevan, sepertinya kupu-kupu tengah berterbangan di dalam sana saat ini.
"Itu alasan aku mau menikahinya," ujar Jeevan.
"Mas, sudahlah jangan tekan Jeevan terus begitu! Biarkan Jeevan menikah dengan wanita pilihannya! Kamu mau lihat putra kita bahagia kan mas?" ucap Aqila pada suaminya.
"Baiklah, tapi daddy harus tahu dulu mengenai identitas keluarga gadis ini. Ayo kita lanjut berbincang di meja makan!" ucap Dean.
"Terimakasih mom, dad!" ucap Jeevan.
Mereka pun lanjut berbincang di meja makan, namun tubuh Queen serasa membeku dan sulit digerakkan saat ini.
"Kamu kenapa? Takut ya sama papa saya? Tenang, dia baik kok!" ujar Jeevan.
"Gu-gue, eh maksudnya aku, aku gak kenapa-napa kok," lirih Queen.
"Bagus! Ayo kita makan malam!" ajak Jeevan.
"Again?" tanya Queen.
"Yes, you have a problem with that?" ucap Jeevan.
Queen menggeleng, dengan cepat keduanya pun menyusul Dean serta Aqila yang sudah melangkah lebih dulu.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
lanjut 😍
2022-11-27
1
mom mimu
nah loh queen, malah kejebak pernikahan juga kamu 🤣🤣🤣
2022-11-27
1