"Kerja bagus Jev, kamu memang bisa diandalkan!" puji pria yang biasa dipanggil bos Gatra penguasa wilayah timur itu.
Jeevan langsung bergerak dan menarik kerah kemeja Gatra dengan kasar.
"Cih, seharusnya kamu yang membereskan semua urusan ini karena ini wilayah kamu! Gara-gara kamu, saya jadi gagal memangsa tawanan saya!" geram Jeevan.
"Hahaha, sabar Jeevan sabar! Saya akan berikan imbalan besar untuk kamu, karena kamu sudah mau membantu saya!" ucap Gatra.
"Saya gak butuh apa-apa, saya ini lebih kaya dibanding kamu! Mulai sekarang urus semuanya sendiri, jangan pernah minta bos besar untuk mengutus saya!" ujar Jeevan.
"Baiklah, tapi sebenarnya siapa tawanan baru kamu itu? Wanita atau pria?" tanya Gatra.
Jeevan melepaskan Gatra dari tangannya, itu dimanfaatkan Gatra untuk merapihkan semula pakaiannya.
"Dia wanita, sangat cantik dan seksi," jawab Jeevan.
"Ohh, pantas saja kau terlihat sangat bernaf-su. Kalau begitu kamu boleh pergi sekarang, nikmati mainan barumu itu!" ujar Gatra.
"Memang itu yang saya inginkan, pergi jauh dari tempat busuk ini dan tidak akan pernah menginjakkan kaki lagi disini!" ucap Jeevan.
"Hahaha, suka atau tidak suka kamu harus tetap datang kesini Jeevan! Kamu ingat kan kalau kita masih satu keluarga?" kekeh Gatra.
"Persetan dengan keluarga, saya tetap tidak menyukai tempat ini!" umpat Jeevan.
Gatra hanya terkekeh kecil sembari menghisap nikotin di tangannya, pria itu menaikkan satu kakinya di atas paha lalu memberi kode melalui jarinya pada sang asisten.
Seorang wanita seksi pun muncul membawakan koper dan meletakkannya di meja, dengan sekali klik koper itu terbuka menunjukkan banyak uang di dalamnya.
"Nah, ini bayaran untuk kamu Jeevan. Silahkan diambil dan nikmatilah malam indahmu!" ujar Gatra.
"Apa ini uang bos besar?" tanya Jeevan.
"Hahaha, kamu meragukan kekayaanku Jeevan? Tentu saja ini semua uangku," jawab Gatra.
"Saya ambil, tapi awas aja kalau ini ternyata uang bos besar yang kamu tilap!" ujar Jeevan.
"Tenang saja, kamu bisa percaya padaku!" ujar Gatra.
"Yasudah, biarkan saya bermain sebentar dengan asistenmu itu!" pinta Jeevan seraya menunjuk ke arah wanita di sebelah Gatra.
"Sudah makin kurang ajar ya kamu? Berani kamu menyentuh milikku?" kesal Gatra.
"Kenapa? Milikmu adalah milikku, bukankah kita keluarga?" kekeh Jeevan.
Gatra selalu tak bisa menang dalam adu debat dengan Jeevan, apalagi saat pria itu memberikan tatapan racunnya yang seketika membiusnya.
"Baiklah, satu ronde saja! Dan ingat, pakai pengaman!" ucap Gatra.
"Saya tidak suka bermain dengan pengaman, jangan memerintah saya!" ujar Jeevan.
"Haish, terserah kamu! Lily, layani bos dari barat ini dengan baik dan bikin dia puas!" titah Gatra.
Wanita bernama lengkap Emily itu mengangguk, lalu bergerak mendekati Jeevan dan menaruh tangannya di sela-sela lengan sang pria.
"Jadi namamu Lily?" tanya Jeevan sembari membelai rambut asisten Gatra itu.
"Dia Emily, Lily itu panggilan kesayanganku padanya. Jangan sebut nama Lily saat kau de-sah nanti Jeevan!" jelas Gatra.
"Saya juga tidak mungkin bersuara saat bermain dengan wanita manapun," ucap Jeevan.
"Cih, yang ini beda Jeevan! Lily sangat lihai di ranjang!" ujar Gatra yang membuat wanita itu menyembunyikan wajahnya karena malu.
"Hmm menarik, saya akan mencobanya.."
Gatra hanya mengangguk memberi izin, setelahnya Jeevan pun membawa pergi Emily menuju salah satu kamar yang tersedia disana.
•
•
Braakkk..
Satu ruangan itu dikagetkan saat Jeevan membuka pintu dengan kasar bahkan sampai hampir lepas.
Gatra spontan berdiri, menatap ke arah Jeevan yang terlihat kecewa dan begitu emosi. Dia coba bertanya pada pria itu untuk memastikannya.
"Hey! Apa yang terjadi? Bukankah seharusnya kau puas setelah bermain?" tanya Gatra.
"Bangs*t! Apanya yang puas ha?! Cewek itu gak ada menariknya sama sekali!" umpat Jeevan.
"Hah? Kenapa bisa gitu? Saya saja selalu keluar dua kali setiap bermain dengan dia," ujar Gatra.
"Itu burung lo aja yang lemah! Udah ah, gue mau balik! Nyesel gue main sama cewek kayak gitu! Dia lebih mirip ja-lang murahan daripada asisten mafia!" kesal Jeevan.
Jeevan langsung pergi begitu saja meninggalkan tempat itu dan membuat Gatra geleng-geleng kepala dengan tingkahnya.
Alden beserta pasukan Jeevan lainnya pun mengikuti dari belakang, mereka terlihat hati-hati karena tidak mau terkena omelan sang bos.
Saat di mobil, Jeevan terus mengumpat kesal saat mengingat permainannya dengan Emily di ranjang tadi. Dia seperti benar-benar menyesal karena sudah salah berekspektasi.
"Ah sial! Saya terlalu berekspektasi tinggi dengan wanita tadi, tapi ternyata dia gak lebih enak dari ja-lang yang saya temui di jalan!" batin Jeevan.
Seketika pria itu kembali memikirkan Queen yang mungkin saat ini sedang tertidur di kamarnya.
"Haaahhh iya, mungkin gadis itu bisa memenuhi ekspektasi saya! Dia terlihat menggiurkan, bahkan bibirnya saja bikin saya ketagihan!" gumamnya dalam hati dan tanpa sadar dia tersenyum.
"Eee bos, kenapa bos tiba-tiba senyum? Ada yang salah?" tanya Alden saat melihat bosnya tersenyum dari kaca spion.
"Kenapa kamu tanya begitu? Bawa aja mobilnya yang bener, gausah tengok-tengok belakang!" ujar Jeevan.
"Ma-maaf bos!" lirih Alden.
Alden merutuki dirinya sendiri karena sudah salah bertindak, dia pun memacu mobilnya lebih cepat sesuai permintaan sang bos.
Sesampainya di rumah besar yang dicintainya, kini Jeevan turun dari mobil dan bergegas masuk untuk menemui Queen.
"Saya tidak akan biarkan kamu beristirahat malam ini Queen!"
Pria itu menaiki lift, ya sangking besarnya rumah itu sampai terdapat lift agar memudahkan Jeevan menuju kamar.
Di lantai lima tempat Queen berada, Jeevan bertemu dengan Fritzy yang kebetulan baru selesai berbincang dengan Queen.
"Fritzy, dimana Queen?!" tanya Jeevan.
"Umm, dia ada di kamarnya bos. Memangnya kenapa? Bos khawatir dia kabur?" ujar Fritzy.
"Terimakasih!" Jeevan tak memperdulikan pertanyaan Fritzy, dia langsung melewatinya begitu saja dan menuju kamar Queen.
Saat di depan kamar gadis itu, Jeevan terlihat menunduk sekilas karena merasa bimbang.
"Bagaimana kalau gadis itu sudah tidur?" pikirnya dalam hati.
"Bos, barusan Queen tertidur setelah makan. Dia sampai lupa kalau sedang berbincang denganku, sebaiknya bos jangan ganggu dia!" Fritzy berteriak dari tempatnya berdiri.
"Lalu, apa kamu mau menggantikan Queen dan memuaskan saya sampai pagi?" tanya Jeevan pada sekretarisnya, sungguh itu hanya sebuah gertakan karena Jeevan tidak tertarik dengan wanita itu.
"Ti-tidak bos, saya permisi!" Fritzy yang ketakutan akhirnya pergi dari sana dan membiarkan Jeevan melakukan apapun yang dia mau.
Jeevan tersenyum miring, lalu menarik kenop pintu kamar Queen dan membukanya.
Ceklek
Dilihat lah sosok Queen tengah tertidur memunggunginya di atas ranjang sana, Jeevan pun mengulum senyum melihat pemandangan indah itu.
Perlahan Jeevan memasuki kamar itu dan menutup pintu dengan hati-hati, dia tidak ingin gadisnya bangun dan semua rencananya gagal untuk menikmati gadis itu.
"Kamu seksi sekali Queen! Saya bisa keluar berkali-kali kalau begini," lirih Jeevan.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Maya Ardis
masih nyimak
2023-01-15
1
Elisabeth Ratna Susanti
triple like 👍👍👍
2022-11-23
1
mom mimu
waduhhh otaknya udh mulai traveling nih 🤣🤣🤣
kak mampir juga di karya mom yg judulnya Love me please Jenny ya, semangat 💪🏻💪🏻💪🏻
2022-11-21
1