Episode 11.

"Yaudah, mending sekarang kita ke rumah Queen dan minta bantuan bokapnya dia!" ucap Nina.

"Boleh tuh, tapi bukannya si Queen larang kita ya buat kasih tau ke bokapnya? Kan dia gak mau bokapnya jadi kepikiran," ujar Aulia.

"Gapapa Aul, kita juga gak ada pilihan lain. Kalau bukan om Salman, siapa lagi yang bisa bantu kita?" ucap Nina.

"Eee iya juga sih.." ucap Aulia.

Keempat gadis itu terus berpikir keras apakah mereka akan meminta bantuan sang ayah dari Queen atau tidak.

Sampai tiba-tiba seorang pria datang menghampiri mereka dan menyapa keempatnya dengan senyum miring di wajahnya.

"Saya bisa kok bantu kalian buat temuin Queen yang diculik," ucapnya.

Sontak mereka berempat langsung menoleh ke asal suara dan terkejut mendapati sosok Tom berdiri disana.

"Lo lagi lo lagi, mau apa sih lo?!" tanya Nina geram.

"Sabar Nina sabar! Saya kan tadi udah bilang, saya mau bantu kalian buat cari tahu dimana Queen. Kalian butuh kak bantuan dari saya?" jelas Tom.

"Cih, kita gak butuh bantuan lo! Kita bisa cari Queen sendiri tanpa lu, lagian emang lu bisa apa sih ha?!" ujar Nina.

"Iya, lo itu gak dibutuhin disini. Jadi mending lo pergi deh sana dan jangan ikut campur!" kesal Aulia.

"Terserah kalian aja sih, saya gak maksa kalau kalian gak mau. Niat saya kan cuma ingin membantu, tapi apa boleh buat kalau kalian gak memerlukan bantuan saya?" ujar Tom.

Tom pun berbalik dan berniat pergi, namun tiba-tiba Dinda menghentikannya.

"Tunggu!" panggil Dinda.

Pria itu tersenyum miring, kembali menatap ke arah gadis-gadis itu dengan perasaan senang.

"Ada apa Dinda?" tanya Tom.

"Kita perlu bantuan lu, tolong bantu kita buat cari Queen sampai ketemu! Kita gak mau dia kenapa-napa!" jawab Dinda.

Sontak Aulia dan yang lainnya terkejut lalu menatap Dinda bersamaan.

"Ish Dinda, lu kenapa malah tahan dia dan minta bantuan sama dia sih?! Dia itu gak penting tau, kita gak butuh dia!" sentak Nina.

"Gapapa Nina, sekarang kita butuh bantuan dari siapapun termasuk Tom. Kalian jangan egois dong, ini demi Queen sohib kita!" tegas Dinda.

"Nah, benar yang dibilang Dinda. Queen sekarang lagi dalam bahaya, jadi kalian seharusnya kompak dan jangan mikirin diri kalian sendiri! Masih mending saya mau bantu kalian," sahut Tom.

"Heh diem lo! Oke, kita setuju buat terima bantuan dari lo. Tapi, lu harus pastiin kalau lu bisa temuin Queen!" ujar Nina.

"Siap Nina sayang!" kekeh Tom.

"Idih najis, bisa gak sikap lo itu biasa-biasa aja dan jangan kegatelan kayak gitu?!" kesal Nina.

"Ya ya sorry, saya minta maaf sama kalian! Sekarang kalian semua mending balik dulu sana, kita mulai pencarian Queen besok aja!" ujar Tom.

"Hah? Mata lo besok aja! Queen lagi dalam bahaya pe'ak, mana bisa kita santai-santai aja?!" bentak Aulia emosi.

"Sabar dong Aulia cantik! Untuk bisa cari tahu dimana Queen, itu butuh waktu. Kalian percayain aja semuanya ke saya, nanti begitu saya tahu Queen dimana, pasti saya akan kasih tahu ke kalian!" ucap Tom dengan santai.

"Terserah lo, tapi kita gak akan mau pulang sebelum kita nemuin petunjuk tentang Queen. Mana bisa kita santai-santai sedangkan Queen menderita disana?" ujar Aulia.

"Betul tuh, kalo lu mau pulang yaudah pulang aja sono!" timpal Nina.

"Buset dah pada galak-galak amat ya? Padahal saya kan cuma kasih saran loh," ucap Tom.

"Ah bacot!" ucap empat gadis itu bersamaan.

Setelahnya, Aulia dan yang lainnya pun pergi meninggalkan Tom disana.

Jeevan semakin mendekat ke arah Queen, membuat gadis itu terus mundur hingga tanpa sadar membentur lemari.

"Ish, siapa sih yang naro lemari disini?!" protes Queen karena ia tidak bisa bergerak lagi.

Dengan cepat Jeevan pun mengungkungnya.

"Lo jangan macam-macam ya sama gue! Asal lo tahu, gue bisa beladiri!" ancam Queen.

"Saya tidak takut," ucap Jeevan tersenyum lirih.

Pria itu memiringkan kepalanya, bergerak mendekat dan mendaratkan kecupan di bibir mungil Queen.

Cup

Kedua mata Queen membulat lebar merasakan benda kenyal menempel di bibirnya, nafasnya terengah merasakan sensasi lembut yang membuatnya melayang itu.

Hanya menempel memang, tetapi sudah berhasil membuat jantung Queen berdetak kencang.

Perlahan pria itu mulai menggerakkan bibirnya saat merasa mendapat lampu hijau, dua tangannya juga menahan wajah Queen agar tak bergerak.

Karena Queen tak mau membuka mulut, Jeevan pun beraksi dengan cara menggigit bibir bawah gadis itu.

"Mmppphhh lo—akkhh!!" Queen memekik saat Jeevan mulai menelusupkan lidahnya ke dalam rongga mulutnya sembari terus menekan tubuhnya.

Lidah Jeevan menari-nari disana, mengabsen tiap inci mulut Queen tanpa ada yang tertinggal.

Bibir Queen merupakan candu bagi Jeevan, sejak pertama kali mencobanya dia langsung ketagihan dan ingin terus merasakannya, untuk itu dia mengejar Queen.

Drrttt drrttt..

Suasana panas itu mendadak berubah saat ponsel milik Jeevan bergetar, dia pun melepas tautan bibir mereka dengan sangat terpaksa.

"Haaahhh haaahhh!!" Queen langsung mengambil nafas dalam-dalam setelah momen itu.

"Lo gila ya? Dasar cowok mesum!" umpat Queen.

Protes yang dilontarkan Queen tak digubris oleh Jeevan, pria itu malah serius menatap layar ponselnya dengan kening mengkerut.

"Heh! Lo—mmpphh!!" ucapan Queen terhenti saat tiba-tiba Jeevan membungkam mulutnya dengan telapak tangan.

"Kamu diam dulu, saya harus angkat telpon dari bos saya!" titah Jeevan.

Mata Queen membulat seketika, ia baru tahu kalau ternyata Jeevan masih memiliki bos. Selama ini ia pikir pria itu adalah seorang bos, tapi nyatanya ia salah.

Jeevan pun mengangkat telpon dari bosnya tersebut, seketika dia kecewa karena ia tidak bisa menikmati tubuh Queen saat ini.

Setelah telpon ditutup, barulah Jeevan melepas tangannya dari mulut Queen. Gadis itu langsung megap-megap berupaya mencari udara segar yang sangat ia butuhkan.

"Dasar orang gila! Lo mau bunuh gue ha?!" geram Queen.

"Maaf! Kalau saya lepas, nanti kamu malah berisik lagi. Saya gak mau bos saya dengar dan tahu ada wanita lain disini," ujar Jeevan.

"Jadi, lo ternyata masih punya bos? Gue pikir lo itu atasannya, eh ternyata cuma bawahan. Malu deh gue kalo jadi lo!" cibir Queen.

"Terserah kamu mau bicara apa tentang saya, untuk kali ini saya ampuni kamu. Kamu beruntung karena saya tidak jadi menikmati tubuh kamu, tapi jangan harap kamu bisa lepas dari saya malam nanti!" ucap Jeevan.

Tubuh Queen meremang mendengar ucapan yang dilontarkan Jeevan, terasa seperti sebuah ancaman yang mengerikan untuknya dan tidak dapat ia bayangkan nantinya.

Cup

Jeevan mengecup bibir mungil Queen secara tiba-tiba, yang membuat lamunan gadis itu pecah seketika.

"Saya pergi dulu, kamu diam disini dan jadi gadis yang baik ya!" ucap Jeevan seraya mengusap puncak kepala gadisnya dengan lembut.

Jeevan pun pergi meninggalkan Queen yang masih berdiri mematung disana.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

mom mimu

mom mimu

hati2 jatuh cinta Queen 🤣🤣🤣

2022-11-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!