Episode 10. Queen vs Jeevan

Mobil itu pun melaju pergi, Queen hanya bisa pasrah mengikuti kemauan Jeevan, meski dia sangat tidak menginginkan itu.

"Apa ini akhir dari hidup gue? Mati di tangan orang gak jelas kayak dia?" batin Queen.

Sementara Aulia dan Lova masih terus dipegangi oleh dua orang anak buah Jeevan, mereka tak bisa lepas karena cengkraman yang begitu kuat.

"Heh! Kalian kenapa masih pegangin kita sih? Bos kalian kan udah pergi, lepasin gue!" ucap Aulia.

"Iya, cepat lepasin kita!" sahut Lova.

Tanpa menjawab, kedua orang itu pun melepas tubuh Aulia dan Lova lalu pergi begitu saja.

"Aul, gimana nih soal Queen??" tanya Lova panik.

"Bentar dulu, tangan gue masih sakit!" ujar Aulia.

Tak lama, Nina dan Dinda pun datang mendekati mereka dengan wajah cemas.

"Aul, Lova!" panggil Nina.

Aulia serta Lova yang sedang panik, dibuat kaget dengan kemunculan kedua temannya itu.

"Nina? Dinda?" lirih Aulia.

"Eh eh, ini kalian kenapa sedih gitu? Terus, si Queen mana? Kenapa kalian cuma berdua sih disini? Harusnya kalian tuh tetap disana tadi, gimana kalau misal cowok itu datang?" tanya Nina.

"Sabar Nina! Gue mau jelasin ini, lu jangan main nyerocos aja dong!" ujar Aulia.

"Iya iya, yaudah cepet jelasin gue kepo nih!" ujar Nina.

"Gu-gue sama Lova kecolongan Nin, kita berdua gagal buat jagain Queen. Sekarang Queen udah dibawa kabar sama tuh cowok gak tahu kemana," jawab Aulia.

"Apa? Maksudnya, tadi cowok itu datang kesini dan bawa kabur Queen? Kok bisa sih Aul? Kalian ngapain aja coba?!" kaget Nina.

"Ki-kita udah berusaha cegah kok, tapi emang dia kayaknya udah persiapin ini matang-matang deh. Dia bawa banyak anak buah supaya kita gak bisa berkutik," ujar Aulia.

"Iya Nin, kita juga gak mau kok Queen dibawa sama Jeevan kayak gitu tadi," sahut Lova.

"Santai, gue juga gak nyalahin kalian kok! Sorry kalo nada gue kedengaran ngegas tadi, soalnya gue kaget karena tau Queen dibawa pergi sama tuh cowok. Terus, menurut kalian sekarang kita harus gimana?" ujar Nina.

"Gue juga bingung Nin, gue gak tahu harus gimana lagi. Kita aja belum tahu kan siapa cowok itu sebenarnya dan kemana dia bawa Queen pergi? Gimana kita bisa tolong Queen coba?" ucap Aulia.

"Eee udah dicoba telpon ke nomor Queen belum? Siapa tau dia bisa kasih tau ke kita," usul Dinda.

"Hah? Ih jangan lah! Kalau kita telpon dia sekarang, malah tambah gawat! Pasti kan Queen masih sama si Jeevan itu, yang ada dia bisa ambil ponsel Queen nantinya," ujar Aulia.

"Oh iya juga ya," ucap Dinda.

"Yaudah, mending sekarang kita ke rumah Queen dan minta bantuan bokapnya dia!" ucap Nina.

"Boleh tuh, tapi bukannya si Queen larang kita ya buat kasih tau ke bokapnya? Kan dia gak mau bokapnya jadi kepikiran," ujar Aulia.

"Gapapa Aul, kita juga gak ada pilihan lain. Kalau bukan om Salman, siapa lagi yang bisa bantu kita?" ucap Nina.

"Eee iya juga sih.." ucap Aulia.

Keempat gadis itu terus berpikir keras apakah mereka akan meminta bantuan sang ayah dari Queen atau tidak.

Sampai tiba-tiba seorang pria datang menghampiri mereka dan menyapa keempatnya dengan senyum miring di wajahnya.

"Saya bisa kok bantu kalian buat temuin Queen yang diculik," ucapnya.

Sontak mereka berempat langsung menoleh ke asal suara dan terkejut mendapati sosok Tom berdiri disana.

Disisi lain, Queen sudah dibawa ke sebuah rumah besar yang sangat mewah. Ia dipaksa masuk ke dalam kamar megah yang sudah didesain mirip seperti kamar pengantin itu.

Queen terbelalak lebar menyaksikannya, ranjang king size yang sudah ditaburi bunga-bunga, serta lilin-lilin wangi mengelilingi sekitarnya membuat ia terheran-heran.

"Ini sebenarnya gue diculik apa diapain sih? Kok gue dibawa ke kamar yang bagus kayak gini?" pikir Queen dalam hati.

"Kamu kaget ya Queen?" tanya Jeevan tiba-tiba.

"Hah? Lo bisa gak sih kalo mau bicara itu kasih kode dulu, jangan main ngomong aja! Gue kaget tau!" sentak Queen.

"Kenapa saya harus izin dulu sama kamu? Ini kan rumah saya dan saya tuannya disini, jadi seharusnya kamu yang menurut dengan saya!" ujar Jeevan sambil tersenyum tipis.

"Gausah senyum-senyum lo! Senyuman lo itu gak menarik sama sekali!" ujar Queen.

"Oh ya? Mungkin sekarang kamu bisa bicara begitu, tapi nanti pasti kamu juga akan menyukai senyum saya ini kok," ucap Jeevan.

"Idih najis, amit-amit gue mah! Sampai kapanpun, gue gak akan pernah suka sama lo!" ujar Queen.

"Baiklah, itu terserah kamu. Lepaskan dia, dan tinggalkan dia disini bersama saya!" Jeevan memerintahkan anak buahnya melepaskan tangan mereka dari Queen.

"Baik bos!" kedua pria itu menurut dan pergi.

Kini hanya tersisa Jeevan dan Queen di dalam kamar yang luas itu, membuat Queen bergidik ngeri tak bisa membayangkan apa yang terjadi nantinya diantara mereka.

"Lo mau ngapain deket-deket? Sana jauhan, gue gak suka sama bau badan lo!" sentak Queen ketakutan saat Jeevan mendekatinya.

"Suka gak suka, kamu harus terbiasa dengan bau badan saya Queen! Karena setiap hari kamu pasti akan merasakannya," ucap Jeevan.

"Lo itu sebenarnya mau apa sih sama gue? Kalo gue diculik, ikat dong tangan sama kaki gue!" ujar Queen.

"Ohh, kamu mau digituin? Okay, saya akan kabulkan permintaan kamu. Sebentar ya, saya ambil dulu tali buat mengikat tangan kamu?" ucap Jeevan.

"Eh eh, jangan jangan! Gue gak mau diikat, udah biarin begini aja!" ucap Queen.

"Loh kamu ini gimana sih Queen? Gak konsisten sekali sama ucapan kamu sendiri!" ujar Jeevan.

"Diem lo! Gue itu cuma heran, kenapa lo gak perlakuin gue kayak penculik di film-film?" ujar Queen.

"Memangnya kamu mau dikasarin seperti di film-film?" tanya Jeevan.

"Ya enggak lah!" jawab Queen tegas.

"Yaudah, kamu gausah banyak tanya! Harusnya kamu bersyukur, karena saya tidak memperlakukan kamu dengan kasar!" ucap Jeevan.

"Bersyukur? Bersyukur pala lo kejedot! Mana ada orang yang diculik harus bersyukur tolol!" umpat Queen.

"Mulut kamu itu harus dibersihkan, dia tidak boleh mengumpat atau mengucap kata-kata kasar seperti tadi!" ucap Jeevan.

"Bodo amat! Ini mulut gue, suka-suka gue lah mau ngomong apa!" ujar Queen.

Jeevan semakin mendekat ke arah Queen, membuat gadis itu terus mundur hingga tanpa sadar membentur lemari.

"Ish, siapa sih yang naro lemari disini?!" protes Queen karena ia tidak bisa bergerak lagi.

Dengan cepat Jeevan pun mengungkungnya.

"Lo jangan macam-macam ya sama gue! Asal lo tahu, gue bisa beladiri!" ancam Queen.

"Saya tidak takut," ucap Jeevan tersenyum lirih.

Pria itu memiringkan kepalanya, bergerak mendekat dan mendaratkan kecupan di bibir mungil Queen.

Cup

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

Winsulistyowati

Winsulistyowati

Waduh...Gimna Ni Thor..

2023-05-22

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

taburan like sampai sini dulu 😍👍

2022-11-22

1

mom mimu

mom mimu

up lagi kak... semangat 💪🏻💪🏻💪🏻

2022-11-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!