Episode 15.

Tubuh Queen benar-benar lemas saat ini, rasa sakit menjalar hampir di seluruh bagian tubuhnya setelah harus melayani Jeevan kembali pagi tadi.

Rasanya Queen tak mampu beraktivitas hari ini, ia sangat lemas dan pusing, bahkan untuk bangkit dari ranjang saja dia cukup kesulitan.

"Awhh Jeevan sialan! Abis make gue langsung pergi gitu aja, emangnya gue cewek apaan?! Awas aja kalo tuh orang dateng lagi dan minta jatah, gak bakal gue kasih!" geram Queen.

Ya Queen masih berbaring di ranjangnya dengan tubuh polos tanpa sehelai benangpun, hanya ditutupi oleh selimut tebal.

"Duh, hidup gue kenapa gini amat ya? Apa sih salah gue ya Tuhan?!" gumam Queen.

Wanita itu berniat bangkit untuk pergi ke kamar mandi, dia berusaha menggerakkan kakinya menuruni ranjang dengan bertumpu pada nakas di sampingnya.

Namun naas, baru saja digerakkan sedikit ia sudah merasa nyeri dan ngilu di bagian bawahnya. Tentu semua itu ulah Jeevan yang tidak mau berhenti menggoyangnya pagi tadi meski Queen sudah minta ampun.

"Akh sakit banget anjir! Jeevan sialan!" Queen mengumpat kasar saat gagal untuk berdiri, ia malah kembali berbaring di tempat tidurnya.

"Gue bener-bener heran sama tuh orang, kok bisa ya dia mesum banget? Terus staminanya gak habis-habis lagi, sampe capek gue!" ujarnya heran.

TOK TOK TOK...

Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu kamarnya dari luar, membuat Queen terkejut dan buru-buru menutupi tubuhnya kembali dengan selimut.

"Siapa??" tanya Queen dengan lantang.

"Ini aku Fritzy, aku bawain makan siang buat kamu. Kata bos kamu lagi sakit, jadi aku harus bawa ini kesini. Aku boleh masuk kan Queen?" jawab seseorang di luar yang ternyata Fritzy.

"Ohh, iya iya boleh. Buka aja pintunya terus masuk, gak dikunci kok!" ucap Queen.

Ceklek

Fritzy pun membuka pintu dan masuk ke dalam kamar Queen.

Ia tersenyum begitu melihat Queen tengah terbaring dengan ditutupi selimut.

"Nih makanan buat kamu," ucap Fritzy seraya menaruh piring serta gelas minuman di atas nakas dan tersenyum ke arah Queen.

"Kenapa lo senyum-senyum gitu? Ngeledek gue?" sentak Queen.

"Hah? Buat apa aku ledek kamu? Eh ya, kamu sakit apa sih Queen? Panas?" ujar Fritzy.

Fritzy menggerakkan tangannya memegang dahi Queen, membuat Queen mencengkram kuat selimutnya.

"Ah gak panas kok," sambungnya.

"Emang gue bukan sakit panas anjir! Siapa bilang coba gue panas?" ujar Queen.

"Ohh, terus sakit apa dong?" tanya Fritzy.

"Lo pura-pura gak tahu apa gimana sih?!" kesal Queen.

"Aku emang gak tahu Queen," ujar Fritzy.

"Yaudah, lo mending keluar deh!" usir Queen.

"Kamu nyuruh aku keluar? Emangnya kamu bisa makan sendiri?" tanya Fritzy.

"Ya bisalah, gue tuh cuma sakit bukan lumpuh!" jawab Queen tegas.

"Iya deh, biasa aja dong jangan marah-marah!" ucap Fritzy sambil cemberut.

"Udah sana ah keluar!" sentak Queen.

"Iya iya sabar dong! Aku keluar nih, tapi kalau kamu perlu bantuan atau apapun itu, bilang aja sama aku ya!" ucap Fritzy.

"Ngapain gue harus bilang sama lu?" tanya Queen.

"Karena itu perintah bos Jeevan," jawab Fritzy.

"Oh ya, si bos lu yang sialan itu emang kemana sekarang?" tanya Queen penasaran.

"Gak tahu lagi keluar kali, kenapa kamu nanyain bos Jeevan? Kangen ya?" goda Fritzy.

"Dih ogah banget!" elak Queen.

"Hahaha, ngaku aja kali gapapa kok! Kamu mulai suka kan sama bos Jeevan?" ujar Fritzy.

"Apaan sih lo? Udah sana keluar!" sentak Queen.

"Iya iya," kekeh Fritzy.

Akhirnya Fritzy berjalan keluar dari kamar itu, sedangkan Queen tetap pada posisinya.

Disisi lain, Jeevan sedang memantau aktivitas jual beli yang dilakukan anak buahnya bersama Tom sang asisten pribadinya.

Laki-laki itu berdiri dengan dua tangan dimasukkan ke dalam saku celana, terus menatap ke arah orang yang menjadi pelanggan setianya.

"Bos, mereka itu sudah jadi pelanggan setia kita. Mereka minta bonus dari kita," ujar Tom.

"Apa-apaan? Emangnya kita penjual apaan? Gak ada bonus-bonusan!" ucap Jeevan.

"Baik bos! Kalau begitu akan saya sampaikan ke mereka sekarang," ucap Tom.

"Ya, bilang juga ke mereka jangan minta yang aneh-aneh!" perintah Jeevan.

"Siap bos!" Tom menurut, kemudian bergerak mendekati salah seorang pembeli.

Entah mengapa pikiran Jeevan terus mengarah pada Queen, wanita yang baru semalam ia eksekusi tapi sudah berhasil memikatnya.

"Oh Queen, tubuh kamu benar-benar candu bagi saya!" gumam Jeevan dalam hati.

Sangking asyiknya membayangkan tubuh Queen, Jeevan sampai tak sadar kalau asistennya sudah kembali dan berbicara padanya.

"Bos, halo bos!" tegur Tom sembari mengipas-ngipas tangannya.

"Hah? Ngapain kamu disini Tom? Kamu sudah bilang ke mereka apa yang saya katakan tadi?" tanya Jeevan sedikit terkejut.

"Sudah bos, semua yang bos bilang udah saya sampaikan ke mereka," jawab Tom.

"Lalu, apa kata mereka? Mereka menerima kan kemauan saya?" tanya Jeevan.

"Ya bos, mereka tidak meminta imbalan. Tapi, mereka katanya punya gadis perawan yang bisa kita jual bos. Mereka mau kita membelinya, apa bos tertarik?" ujar Tom.

"Tergantung, seperti apa rupa gadis itu? Dan berapa usianya?" tanya Jeevan.

"Ini dia bos, foto yang tadi mereka berikan ke saya," jawab Tom seraya memberikan sebuah foto pada bosnya.

"Hmm menarik, dia terlihat seperti bocah lugu dan manis, pasti banyak yang tertarik padanya. Katakan berapa mereka meminta harga!" ucap Jeevan.

"Tentu bos, gadis itu masih remaja, usianya sekitar lima belas tahun. Untuk harga, mereka mau nego langsung dengan bos," jelas Tom.

"Waw keren juga mereka bisa dapat gadis remaja seperti ini!" ujar Jeevan.

"Bagaimana bos? Apa bos tertarik membeli gadis itu? Kalau tidak, katanya mereka akan melelang dia di acara lelang ilegal," tanya Tom.

"Suruh salah seorang dari mereka kesini dan bicara dengan saya!" perintah Jeevan.

"Baik bos!" ucap Tom menurut, ia langsung bergerak menemui salah seorang pembeli dan mengatakan permintaan bosnya.

Sementara Jeevan tetap disana menatap foto sang gadis, dia tersenyum seraya mengusap foto tersebut.

Namun, entah mengapa ia merasa biasa-biasa saja dengan gadis di foto itu. Tak seperti ketika ia bertemu pertama kali dengan Queen dulu.

"Bos!" sapa Tom yang sudah kembali bersama salah seorang klien mereka.

"Ya, silahkan katakan pada saya harga yang kamu minta!" ujar Jeevan pada kliennya.

"Eee saya sih terserah bos Jeevan saja, kalau bos Jeevan memang tertarik dengan Amelia maka saya pasti berikan dengan harga berapapun. Ya asalkan sesuai juga dengan kerja keras kami mendapatkan gadis itu," ucap sang klien.

"Tiga milyar, deal?" tanya Jeevan.

"Ah waw penawaran yang menggiurkan! Baiklah, saya setuju dengan tiga milyar!" jawab sang klien.

Mereka saling berjabat tangan.

"Saya akan berikan gadis itu besok, tepat setelah bos Jeevan melunaskan pembayarannya," sambungnya.

"Ya, saya tunggu," singkat Jeevan.

Setelahnya, Jeevan bersama pasukannya pun pergi dari sana.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

mom mimu

mom mimu

waduh... jadi selain maniak se* Jeevan juga jual beli gadis ya 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

2022-11-25

2

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

mantap 👍😍

2022-11-24

1

Maleeka Queen

Maleeka Queen

lari queen jgn mau sama penjahat kelamin kyak jeevan ,dasar queen oon bodoh mw ajah jadi pemuas nafsu jeevan

2022-11-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!