Tertangkap basah 2

"Lo harus kuat, Runi. Lo sahabat gue. Gue nggak akan tinggal diam pada siapapun yang berusaha nyakitin, Lo.

Ayo kita lihat sama-sama, apa yang sedang di lakukan suami Lo di dalam sana".

Mia menjawab dengan menuntun Seruni memasuki kawasan hotel mahal itu.

Maka, Seruni segera melangkah karna tangannya di tarik Mia. Andri berjalan lebih dulu ke dalam, berbicara sesuatu pada resepsionis.

Mia mengajak Seruni duduk di loby menunggu hingga Andri selesai berbicara dengan resepsionis.

"Runi, Lo ikut gue bentar. Asisten manager hotel mau ketemu sama Lo. Lo bilang jujur aja dan tunjukkan foto pernikahan Lo sama Raka." Ujar Andri.

Seruni bingung dan mengerjapkan mata berkali-kali. Pikiran liarnya mulai berkelana.

"Apa mas Raka ada di sini?"

Tanyanya cengoh.

"Ya, dan dia ada di salah satu kamar hotel ini. Lo liat dan Lo buka mata Lo biar Lo tau sendiri." Bisik Mia.

Jantung Seruni terasa seperti berhenti berdetak. Darahnya mengalir semakin deras menuju satu titik simpul di pusat dada.

"De-dengan siapa?" Tanya Seruni.

"Lo akan tahu nanti. Kita nggak tau kalau kita nggak menangkap basah."

Kalimat Andri seolah menggambarkan Raka sedang bersama selingkuhannya.

Ya Tuhan. Seruni sedang hamil dan Raka tega berbuat sejauh ini.

Amel.

Pikiran Seruni tertuju pada Amel. Langkah Seruni terasa semakin berat dengan kaki yang terus gemetar hebat. Apa yang terjadi dengan rumah tangganya setelah ini? Apa tak ada sedikit saja perasaan cinta Raka padanya?

Seruni hanya diam ketika Andri dengan alot berdebat dengan pihak hotel.

Hotel ini hotel berkelas dan sangat menjaga privasi pengunjung. Tetapi dengan kegigihan Andri berbekal foto pernikahan Raka dengan Seruni, serta cincin yang melingkar di jari manisnya, juga ancaman hukum pada pihak hotel, pada akhirnya pihak hotel pun mengijinkan meeka masuk dengan di bekali kunci cadangan.

Empat security segera mengekor di belakang Seruni, Mia, dan Andri.

"Ndri, Mia, gue ta-takut. Gu-gue nggak siap." Seruni semakin terlihat pucat.

"Lo harus siap. Apapun takdir Lo, gue percaya Lo perempuan dan ibu yang kuat buat anak Lo."

Suara Andri terdengar tegas dan mantap.

Air mata Seruni tak juga berhenti turun.

"Lo siap?" Andri bertanya sekali lagi. Seruni mengangguk sebagai jawaban. Jemari kanannya di genggam erat oleh Mia, seakan mereka sedang berbagi kekuatan.

Pintu di buka dari luar.

Dan benar saja.

Raka mendesah penuh kepuasan dengan Amel yang berada di atas, memimpin permainan. Nafas Seruni berhenti sepersekian detik. Seolah dunia berhenti berputar. Air mata yang tadi ia keluarkan, kini kembali semakin menggila dengan derasnya bercecer.

Tubuh Seruni hampir limbung kalau saja tidak ada Mia dan Andri yang berusaha menopang. Raka terlihat memucat dan menghentikan aktifitasnya saat tertangkap basah tengah berselingkuh. Tubuh mereka dengan bingung menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang bulat mereka.

"Jadi..... Ka-- kak Amel re....kan kamu di ra-ranjang, mas?" Ucap Seruni lirih dengan gemetar. Amel terlihat ketakutan, begitu juga dengan Raka.

"Aku bi-bisa jelaskan, Runi.... To--tolong beri..."

Suara mas Raka lemah dan bergetar penuh ketakutan. Tapi apa? Apa yang dia takutkan, kalau nyatanya toh Seruni tak berarti apa-apa di hidupnya?

Sungguh malang nasib Seruni.

Enggak .... Seruni tak bisa lagi mendengar penjelasan Raka, setelah dengan jelas Ia melihat dengan mata kepalaku sendiri.

Sakit, perih, dan kecewa.

"Ba-bawa gue per ... gi, Ndri, Mia .... "

Tubuh Seruni lemas tak bertenaga. Wanita itu bahkan tidak Sudi lagi meski hanya sekedar menatap mereka.

Tubuh ringkih Seruni segera di tuntun keluar dari ruangan, yang menyerupai neraka ini, oleh Mia dan seorang security yang berjaga.

Sedang Andri, sahabat yang begitu peduli pada Seruni itu segera berbicara pelan dengan beberapa petugas hotel dan membawaku keluar seusainya.

"Lo mau pulang kemana ini, Run? Ke rumah suami Lo, apa ke rumah orang tua Lo?"

Suara Mia begitu pelan. Tangannya dengan setia mengusap pundaknya yang rapuh itu

"Repot. Mau pulang ke rumah mas Raka, gue nggak mau ketemu dia. Mau pulang ke rumah bapak dan ibu, Gue nggak mau ketemu kak Amel. Beri tahu gue, Mi. Beri tahu gue kemana gue harus pulang?

Mas Raka yang gue anggap sebagai rumah, sekarang nggak lagi berbentuk dan nggak lagi bisa menopang kerapuhan gue. Justru dia yang menjadi sumber kerapuhan gue sekarang." Ucap Seruni yang hanya bisa menangis dan terisak pilu.

"Lo harus pulang ke rumah orang tua Lo.

Gimana pun juga, Lo perlu menghadapi semuanya. Lo nggak boleh lari dan gue yakin Lo wanita yang kuat. Sangat kuat.

Biar gue yang bicara sama orang tua Lo".

Tegas Andri tiba-tiba.

Seruni menatap Andri sejenak dan memikirkan nasihatnya.

"Ya udah. Antar gue pulang ke rumah bapak."

~~

"Ya, dan andai anak kedua kita terlahir laki-laki....

Pasti kebahagiaan kita lengkap.

Sayangnya, Runi terlahir perempuan. Bapak seperti merasa kurang sempurna."

Suara yang pertama kali ku dengar ketika Seruni tiba di rumah.

Jadi, jadi selama ini bapak dan ibu tak begitu menyayangi Seruni, hanya karna Ia terlahir sebagai perempuan?

Terjawab sudah. Terbongkar sudah.

Keberadaan Seruni di sini maupun di rumah Raka, sama sekali tak berarti bagi siapapun. Seruni tak diinginkan.

"Ibu."

Seruni menangis sesegukan setelah dia tiba di rumah orang tuanya. Semua mata tertuju pada Seruni. Di sana, bapak dan ibu sedang berkumpul di ruang keluarga.

"Ja--jadi bapak sama ibu ngg--nggak sayang Runi karna Run, Runi perempuan?

Jadi it, itu alasan kalian lebih sayang kak Amel daripada, aku?" Tanya Seruni dengan air mata berderai.

Lengkap.

Lengkap sudah penderitaan yang Seruni alami saat ini. Suaminya tak mencintainya Orang tuanya pun tak sepenuh hati menerima kehadirannya di tengah-tengah mereka.

Belum sempat menjawab, suara mobil Raka tiba. Dan Seruni sama sekali tak mau melihat wajah mereka. Sama sekali tidak percaya mereka dan Seruni merasa jijik.

"Run, Runi tolong tunggu. Dengar penjelasan kami." Amel nampak pucat dan tubuhnya bergetar hebat.

Seruni hanya diam tak bergeming. Baginya, cukuplah sudah. Wanita itu tak mau dengar apa-apa lagi.

"Runi .... Saya, saya ... dengarkan saya dulu. Sa--saya minta maaf." Kata Raka.

Belum sempat Raka melanjutkan kalimatnya, Seruni berteriak di depan semua orang.

"Bapak, Ibu. Anak yang kalian banggakan, anak yang kalian utamakan kehadirannya, dia selingkuh dengan suami adiknya sendiri.

Katakan sama Runi, Apa Runi masih berada di pihak yang salah?" Tanya Seruni dengan suara lantang. Matanya nanar menatap keluarganya satu persatu.

Hening.

Suara bapak tiba-tiba menekan Amel yang bergetar menahan rasa ketakutan.

"Apa benar itu, Mel?" Tanya bapak.

"Eng ... enggak pak .... Runi salah paham".

Amel menjawab dengan gugup. Kemudian pandangan mata bapak beralih menatap Seruni

Pintar sekali kakakku ini bersandiwara.

"Dari dulu kamu selalu mengada-ada, Runi. Apa sih mau kamu sekarang?" Kata bapak.

"Pak. Bapak yang salah. Aku memergoki mereka tengah mesum di ranjang hot...." Kalimat Seruni terhenti seketika.

Plakk... Plakk...

Dua tamparan Herman layangkan di pipi Seruni. Hanya Andri dan Mia yang berdiri kokoh untuk menopang kerapuhan wanita itu. Mereka ingin membela, tapi tangan Seruni memberi isyarat mereka untuk diam.

Sekarang, aku perlu memperjelas semuanya.

"Jelas-jelas kakakmu nggak seperti itu, Runi. Kamu mau belajar fitnah?" Hardik bapak lagi.

Percuma. Percuma ngomong sama bapak kalau nyatanya, suara Seruni tak di hargai dan tak di percaya. Seruni alihkan matanya menatap tajam Raka yang pucat pasi.

"Runi ... to .... " Seruni sama sekali tak akan meminta mas Raka berbasa-basi, apalagi beralasan lagi.

"Sekarang jawab aku, kamu pilih aku atau Amel? Siapa di sini yang kamu cintai? Aku atau kak Amel?" Tanya Seruni.

"Runi ... Kamu ... kamu ja...." Raka bergetar.

"Jawab, aku.... atau Amel?" Seruni mendesak Raka, dengan nafasnya yang memburu.

Seruni meneguhkan hatinya dan Ia tegarkan hatinya untuk menerima apapun jawaban Raka. Memberi tahu kehamilannya? Itu tak mungkin, karna tak akan pernah mengekang Raka berada di sisinya, sementara Raka tak mencintainya.

Seruni tak akan memanfaatkan keberadaan anaknya untuk meraih hati Raka itu.

"Saya .... Saya mencintai Amel, Runi ....

Jauh sebelum saya meminang kamu ... dan..."

Tubuh Runi semakin lemas dan Ia semakin kehilangan banyak tenaga. Suaranya semakin lirih seiring kenyataan yang memukulnya telak dan bertubi-tubi. Nyatanya, mendengar langsung Raka, membuat Seruni tumbang.

"Cukup!! Baik kalau begitu, mas. Aku nggak akan bertahan di sisi kamu, tepat seperti yang kalian impikan. Tapi ingat .... " Seruni mencoba menguatkan hati dan raganya.

Ia remas perlahan perutnya yang bergolak hebat di dalamnya, rahim tempat janinnya bersemayam untuk tumbuh dan berkembang menjadi bayi.

"Di dalam sini .... Ada luka yang nggak akan pernah sembuh meski kamu basuh dengan air mata darah kamu. Cukup alasan kamu nggak mencintaiku, menjadikan aku ... seorang janda." Seruni bertekad pergi, membawa hatinya yang terluka.

~~

Terpopuler

Comments

~Burberry

~Burberry

keluarga anj... suami bang... kakak jala....mertua ge..
lengkap banget penderitaan loe runi

2023-02-21

3

Sepriyanti Adelina

Sepriyanti Adelina

Raka sama Amel dah kayak binatang ajaa😡😡😡😡
nggak bisa lihat sikon nggak kasihan sama Seruni

2022-11-10

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 65 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!