Tertangkap basah

"Kamu mau makan malam di luar dengan rekan kerja, atau dengan kakak ipar kamu yang cantik itu?"

Raka menatap Seruni penuh terkejut di depan istrinya itu.

Wanita ini, entah bagaimana caranya, seperti tau tentang keterlambatan Raka semalam. Raka tak tahu, sepertinya memang Seruni tahu kemana dan dengan siapa Raka bertemu seseorang semalam.

"Runi ... kamu." Raka tercekat di tempatnya.

Dan yang lebih membuat Raka kaget, wajah Seruni pucat dan matanya sembab. Tidak di ragukan lagi, Seruni memang tahu Raka keluar dengan Amel semalam.

Astaga.

Mengapa Raka jadi ketahuan seperti ini? Bukankah semalam itu untuk pertama kalinya Ia ketemu Amel secara pribadi?

Tanpa memberi Raka kesempatan bicara, Seruni berlalu pergi meninggalkan suaminya.

Jantung Raka terasa di tusuk dengan belati saat itu juga, ketika melihat betapa dia sangat terluka dengan sorot mata itu.

Ada sisi lain hati Raka yang tercubit dengan lelehnya air mata Seruni.

Raka tercekat saat itu. Lelaki macam apa dia? Suami macam apa dia?

Jangan tanya seberapa sakitnya, hati Raka bahkan seperti ikut terluka. Ada apa dengan hati Raka?

Namun Raka tak mungkin menyudahi hubungan yang baru Ia bangun dengan Amel. Tidak mungkin kandas saat baru Ia bangun dalam satu hari. Kepala Raka di liputi rasa pening dan tak tau mengapa, merasa mual seketika.

Aku berlari ke kamar mandi dan memuntahkan makanan yang tadi ia makan saat bersama Amel. Ada apa dengan dirinya? Apa Raka sedang masuk angin?

Ya Mungkin saja. Raka mengiranya begitu.

Usai memuntahkan seluruh isi perutnya, Raka menatap cermin. Masih Ia ingat dengan sangat jelas ciuman pertamanya dengan Amel tadi siang saat di dalam mobil.

Kelembutan bibirnya seakan menghipnotis Raka seketika. Menuntut tubuh lelaki itu untuk bergerak lebih. Astaga, hanya mengingat ciuman Amel saja, nyatanya mampu membuat gairah Raka mudah tersulut.

Dengan kasar, Raka segera menghidupkan shower dan mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Ia tak mungkin bernafsu di waktu sore hari begini.

Apa Raka harus memuaskan diriku dengan Seruni?

Ohh tidak. Raka sedang tak ingin bersama Seruni, tapi Amel. Ah ... akan Raka redam sebisanya saja.

Dengan langkah sedikit sempoyongan, Raka keluar kamar mandi. Sedikit reda, gairahnya tak sedahsyat tadi. Tak Ia temui Runi di dalam kamar. Mungkin saja dia sedang memasak.

Lelaki itu duduk di kursi dekat jendela dengan memangku laptopnya. Ia periksa laporan keuangan distro yang berkembang cukup signifikan. Hingga ponselnya berdering, nama Amel tertera di sana.

Jantung Raka berdegup tak karuan ketika Amel mengirimkan foto pada Raka. Posenya sedang tengkurap di atas ranjang dengan gaun tipis transparan, belahan dadanya nampak jelas terlihat.

Astaga. Hasrat kelelakian pria itukembali bangkit. Segera saja Ia kirimkan pesan padanya sebagai balasan.

~Apa maksudnya kamu begitu?

Jangan menggodaku kalau nggak mau saya menerkammu saat ini juga.

Balas Raka.

~Tidak masalah. Coba saja kalau berani.

Balas Amel makin berani.

~Kamu menantang saya?

~Kalau iya, kenapa?

~Tolong Amel..... Jangan membuat saya nggak tahan untuk nggak menyentuh kamu.

~Memangnya kenapa? Toh kita saling mencintai.....

~Astaga.... Saya nggak tahan, Amel. Tolong mengerti.

~Ya udah, kalau gitu, ayo kita lakukan.

Raka meneguk salivanya dengan susah payah. Amel benar-benar membuat Raka seperti hilang kendali. Lelaki itu bahkan lupa dan melupakan rasa bersalahnya terhadap Seruni.

Dengan gemetar, Raka membalas kembali pesan Amel dengan gairah yang kembali memuncak.

~Saya tunggu kamu malam ini di hotel dekat distro saya. Usai makan malam.

~Okey ... see you honey.

Segera Raka menyelesaikan pekerjaannya saat itu juga. Raka tidak tahan dengan membayangkan, bisa menghabiskan malam dengan Amel.

Tapi entah kenapa, ada sudut hatinya yang seperti menolak keras untuk melanjutkan niat gilanya itu.

Entahlah, Raka benar-benar dilema.

~~

Pandangan Seruni kosong saat aku berkutat dengan masakan dan alat-alat dapur. Perasaan Wanita itu campur aduk dan Ia merasa tak nyaman.

Perutnya kembali terasa mual terus menerus.

Usai menggoreng bakwan jagung dan memasak sup iga sapi, ponsel yang ada di saku piyama Seruni berbunyi.

Nama Mia tertera di sana.

Seruni mematikan kompor dan segera ia angkat panggilan Mia.

"Iya, mi.... Ada apa?"

"....."

"Iya mual masih kerasa banget. Lo kenapa nelpon?"

"....."

"Periksa?"

"....."

"Ngapain pake sama Andri segala, sih? Malu ah yang periksa gue yang nganter kalian. Emangnya gue kritis? Orang gue cuma mual doang ah."

"......"

"Ya udah terserah Lo. Tapi tunggu gue telpon baru Lo jemput. Mas Raka juga mau makan malam di luar. Nanti kalau mas Raka udah pergi, Lo jemput gue."

"....."

"Iya, iya bawel."

Seruni mematikan telepon. Ia lirik jendela, memang hari sudah nampak gelap. Di saat yang bersamaan, Raka muncul dengan langkah tergesa-gesa dan menggunakan jaket kulit nya.

"Runi, saya ada masalah yang cukup besar di distro saya. Saya pamit dulu, kamu makan malam aja sendiri, nggak usah nunggu saya." Ucapnya dengan gerakan gesit.

Raka mendekat dan mengecup sekilas kening Seruni. Ada rasa hangat dan nyaman saat ini. Tapi entah mengapa, Seruni terasa berat untuk melepasnya.

"Ta--tapi mas...." Seruni ingin sekali menahan suaminya.

"Maaf, Saya terburu-buru. Nanti saya hubungi kamu kalau sudah sampai." Ujarnya kemudian.

Seruni hanya bisa mengangguk. Meratapi kepergian suaminya yang sungguh sulit Ia lepaskan. Seperti akan berpisah dalam jangka waktu lama.

Tapi biarlah, Raka mungkin memang ada urusan mendadak.

Seruni memutuskan untuk menelepon Mia dan memintanya datang menjemput. Sekalian makan malam di rumahnya. Sayang kan, kalau masakannya tidak ada yang memakan?

Seruni makan malam bertiga malam ini dengan Mia dan Andri. Tapi entah kenapa, pikiran Seruni terasa resah dan terus tertuju pada Raka.

"Ayo berangkat."

Andri segera membawaku menuju mobilnya. Mia juga nampak berseri-seri malam ini. Entahlah. Beberapa waktu terakhir ini, ku lihat Tatapan Mia dan Andri sedikit berbeda.

Apa mereka saling suka?

Tapi Seruni tak akan mengorek informasi apapun kalau mereka tidak cerita sendiri pada Seruni.

~~

"Lo tau pak Raka kemana perginya, Runi?"

Andri melontarkan tanya saat mereka berada dalam mobil menuju perjalanan pulang dari klinik.

"Katanya ke distro. Ada sedikit masalah. Entahlah. Tapi, gue kayak nggak percaya gitu." Jawab Seruni jujur.

"Siniin ponsel Lo. Biar gue cek." Pinta Mia.

Mia tanpa menunggu jawaban Seruni, segera mengotak-atik ponselnya yang dia memang sudah tau kata sandinya.

Sesaat, matanya menatap Seruni penuh khawatir, kemudian menunjukkan layar ponsel Seruni pada Andri.

Mata Andri melotot dan menginjak pedal rem dengan mendadak.

"Lo mau bunuh gue, kambing?"

Umpat Seruni pada Andri yang dengan sengaja mengerem dadakan, hingga membuat kepala Seruni terantuk kursi kemudi yang Andri duduki.

"Suami Lo nggak lagi ada di distro. Pria bangsat itu lagi ada di suatu tempat. Lo yakin mau tau?"

Tanya Andri dengan mata yang berkilat marah.

"Maksudnya? Dimana dia sekarang?" Tanya Seruni seperti orang bodoh.

"Gue tunjukin, tapi Lo janji Lo harus kuat."

Ungkap Andri sembari memutar arah laju mobil.

"Bisa-bisa nya dia enak-enak an sedang elo di sini butuh perhatiannya sebagai suami." Ujar Mia yang juga tampak marah.

"Maksud kalian apa, sih? Nggak usah nyari mas Raka kalau untuk berita penting ini. Nanti kan mas Raka pulang sendiri.

Mungkin, mas Raka sama Amel saling mencintai. Tapi kalau mas Raka tau gue sedang hamil anaknya, nggak mungkin mas Raka meneruskan hubungannya sama kak Amel, kan?" Tanya Seruni percaya diri.

Jemari Seruni mengusap pelan perutnya.

Saat di klinik tadi, dokter menyatakan Seruni sedang hamil, dan usianya memasuki angka Tiga belas Minggu.

Andri dan Mia hanya bungkam dengan Andri yang semakin menambah kecepatan laju mobilnya.

Mata Seruni melotot ke arah Andri dan Mia ketika mobilnya masuki pelataran hotel yang cukup mewah.

"Ngapain ke sini?"

Tanya Seruni dengan bingung.

Mia mendesah pasrah ke arahku dengan pandangan penuh cemas.

"Lo harus kuat, Runi. Lo sahabat gue. Gue nggak akan tinggal diam pada siapapun yang berusaha nyakitin, Lo. Ayo kita lihat sama-sama, apa yang sedang di lakukan suami Lo di dalam sana."

Mia menjawab dengan menuntun Seruni memasuki kawasan hotel mahal itu.

Hati seruni kian tak menentu.

~~

Episodes
Episodes

Updated 65 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!