Dua bulan berlalu. Hubungan Seruni dan Raka berjalan baik-baik saja. Justru menjadi semakin membaik dari waktu ke waktu.
Seperti pagi ini, Raka memutuskan mengajak Seruni untuk pergi ke acara pembukaan cabang distro yang di kelola Raka dan kawan lamanya, Rama namanya.
Hati wanita mana yang tidak berbunga-bunga?
Sebagai istri, Seruni merasa semua keberuntungan kini tengah berpihak padanya.
Langkah Seruni semakin ringan dari waktu ke waktu, di mana pun ia berada. Wanita itu menggandeng mesra lengan Raka. Tampaknya, kini ia mulai menyesuaikan penampilannya atas arahan Raka. Berbagai mode, Raka perkenalkan pada istrinya, agar Seruni pantas menjadi istrinya.
Dulu, sewaktu Seruni masih kuliah, wanita itu lebih suka mengenakan celana, kaos maupun kemeja berpotongan biasa. Tetapi kini, istri Raka itu seringkali mengenakan dress selutut sesuai selera Raka, wanita feminim dan pandai membawa diri.
Tak Seruni sangka, seusai acara, Ia tanpa sengaja bertemu Amel yang bertengkar hebat di pinggir jalan dengan suaminya, Arya.
Ada apa ini?
Bukankah sebelumnya, Arya dan Amel selalu tampil mesra?
"Itu.... seperti kakakmu, Runi." Tanya Wiraka, seraya menajamkan penglihatannya.
"Iya, mas. tunggu sebentar. Kita menepi dulu." Pinta Seruni kemudian.
Tanpa menjawab, Raka dengan sigap menepikan mobilnya. Keduanya pun turun dan menghampiri Amel dan Arya. Entah mengapa, penampilan Amel tampak menyedihkan.
"Ada apa ini, kak? Sudah malam tapi kalian justru bertengkar di jalan. Tidak baik, malu di lihat orang." Tegur Seruni sambil mendekat ke arah Amel dan Arya.
"Tanyakan saja sama kakakmu yang gatel dan nggak tau diri ini. Kalau aku tau dari awal dia masih berhubungan dengan mantan kekasihnya yang dulu, aku nggak akan menikahi dia. Mulai detik ini, aku Arya Saputra menjatuhkan talak sama kamu, Amelia Kenanga, dengan saksi adik dan iparmu sendiri." Tegas Arya, dengan mata yang berkilat penuh amarah.
Di tempatnya, Wiraka terpaku.
Seperti petir yang menyambar tanpa gelegar, Raka sungguh marah dengan apa yang di katakan Arya ini terhadap Amel.
Mungkin Raka memang telah menerima Seruni dalam hidupnya sebagai istri, sebagai pendamping hidup.
Dua bulan Raka benar-benar belajar membuka mata dan hatinya untuk menerima istri mungilnya itu.
"Hei. Kamu pikir kamu bisa membuang wanita setelah kamu memilikinya, memintanya pada orang tuanya? Apapun masalah kalian seharusnya bicara baik-baik. Jangan mengambil keputusan sepihak dan mudah menjatuhkan talak begitu saja. Dengarkan dulu penjelasannya." Ujar Raka datar, namun tatapannya sangat dingin dan penuh intimidasi.
Raka sangat geram dengan lelaki itu.
"Dia itu wanita yang mau-mau aja di goda mantan kekasihnya, padahal ada aku suaminya. Aku pikir dia nggak pantes di jadikan istri, keberadaannya cuma bu .... "
Bugh
Bugh
Bugh
Raka segera melayangkan pukulan beberapa kali pada Arya. Meski Arya berusaha melawan, tapi Raka sudah terlanjur geram. Hingga Arya terhuyung dengan beberapa luka di wajahnya.
Raka juga melihat Arya juga memegangi perutnya.
"Mas...mas mas sudah, mas."
Seruni meraih tangan suaminya dan kemudian memeluknya dari belakang, untuk menghentikan aksi kemarahan Raka. Sedangkan Amel, dia hanya diam saja dengan air mata yang mulai berderai.
Raka telanjur kalap akibat murka tersebab Amel di hina.
Apa Raka salah?
Astaga, mengapa Raka bersikap berlebihan seperti ini?
"Ya sudah ayo pulang. Ajak kakakmu, kita antar ke rumah bapak saja." Tegas Raka kemudian.
Raka melangkahkan kakinya menuju mobil. Begitu juga Seruni dan Amel yang mengekor di belakang Raka. Mereka lantas pergi mengantar Amel ke rumah orang tuanya, meninggalkan pria brengsek yang Raka tak peduli lagi ia akan jadi apa.
Marah?
Tentu Raka sangat marah karna menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, betapa hancurnya wanita yang raka cintai ini karena perlakuan suaminya.
Cinta itu tentu masih ada. Mana mungkin hilang begitu saja? Raka baru saja memulai untuk melupakan Amel dan menerima Seruni sebagai pasangan hidupnya.
Mengapa situasinya menjadi seperti ini?
Malam itu, Raka mengantar Amel ke kediaman mertuanya, lantas pulang dan meninggalkan Amel yang terpuruk dalam kesedihan.
Sepanjang perjalanan Raka hanya diam. Sesekali Seruni membicarakan hal-hal yang berbau rumah tangga untuk memecah keheningan malam.
Dan apa kalian tau bagaimana setelah Raka sampai di rumah?
Raka tak bisa memejamkan matanya hingga dini hari. Kepikiran tentang bagaimana nasib Amel ke depan. Usia pernikahannya baru berjalan tujuh bulan, sama dengan pernikahannya dan Seruni. Menjanda tentu bukan hal yang mudah, bukan?
Astaga..... Mengapa Raka harus kepikiran Amel lagi? Pria itu merutuk dalam kesunyian malam.
~~
Hari berlalu, pada akhirnya, Amel tetap harus bercerai dengan Arya. Seruni tidak tahu mengapa situasinya menjadi demikian sulit. Nyatanya, masih rumah tangga Amel harus kandas meski dulu mereka saling mencintai.
Hari ini, Seruni memutuskan untuk menjenguk keadaan Amel di rumah ibu. Beruntung Raka tidak keberatan kalau Seruni sering berkunjung ke sana.
"Kamu jadi ke rumah ibu hari ini, Runi?" Raka bertanya saat mereka mulai sarapan. Seruni pandangi wajah suaminya yang menawan dengan balutan kemeja abu-abu muda dan celana hitam. Semakin menambah kesan tampan dalam diri lelaki itu.
Kadang, Seruni khawatir kalau Raka digoda mahasiswi yang bandel-bandel.
"Iya, mas. Aku pengen jenguk kak Amel. Apa mas Raka mau langsung ke kampus? Kalau keburu, aku bawa motorku sendiri aja." Ungkap seruni.
Sungguh, tidak mau Raka merasa terbebani dengan keinginannya itu.
"Masih ada waktu satu jam lagi. Nutut kalau cuma nganter kamu. Tapi, saya nggak mampir ya, takutnya nanti terlambat."
Ucapnya dengan melirik sekilas jam mahal di pergelangan tangannya.
"Iya mas nggak apa-apa. makasih, ya?" Ujar Seruni
"Iya. Nanti pulangnya saya jemput. Kamu jangan pulang sendiri." Tukas Raka,
Oh astaga, apa Raka kali ini benar-benar sudah bisa menerima Seruni?
Seruni bahagia, bila pada akhirnya Raka bisa membuka hatinya untuk Seruni . Karna sejujurnya, Seruni mengakui bahwa ia juga sudah sangat jatuh cinta pada Raka.
Jangan tanyakan sejak kapan.
Mungkin.......
Sejak malam pertama mereka dua bulan lalu.
Dan kini, Saat Seruni berada di rumah ibu, Raka datang menjemputnya. Kebahagiaan terasa sempurna, hingga Raka masuk ke dalam dan berhadapan dengan Amel.
"Raka tolongin aku... To--tolong bantu aku. Tolong beri tau aku di mana letak kekuranganku?" tanya kak Amel yang masih sering menangis.
Tubuh Seruni terasa lunglai seketika, saat Amel berhambur ke dalam pelukan Raka. Seperti ada beban ribuan ton yang menghantam dada dan kepalanya, terlebih ketika Raka rupanya membalas pelukan Amel dan mengusap pelan puncak kepalanya.
Tanpa terasa, air mata Seruni luruh sebagai pertanda bahwa ia tak sanggup melihat kedekatan kakak dan suaminya.
Seruni cemburu.
~~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Sepriyanti Adelina
kasihan Seruni doonnggg kok Raka nggak bisa jaga perasaaan Seruni siiihh
2022-11-09
2
Sepriyanti Adelina
Raka jadi suami kok nggak punya pendirian 😫😫😫😫
2022-11-09
1