Ranjang Panas Siluman Ular
“Ini uangmu! Sekarang kamu pergi dari kamarku, Aku mau istirahat!” Titah Frans kepada seorang wanita bernama Angel.
Angel mengambil cek yang diberikan oleh Frans untuknya, sejenak Angel menaikkan kedua alisnya melihat nominal yang tertera di dalam cek tersebut.
“Wow ... ini yang kusuka, terima kasih Frans, kamu bisa memanggil ku kapan saja jika kamu mau, Aku pasti akan datang.” Angel berkata sembari melipat cek itu dan Ia masukkan ke dalam tasnya.
Sementara Frans masih berbaring di atas ranjang mewah nya dengan bertelanjang dada, pria tampan itu adalah seorang CEO perusahaan besar yang terkenal dengan jiwa petualang nya sebagai pria Casanova. Pagi ini Ia baru saja membayar seorang perempuan untuk menemaninya semalaman, tentu saja Frans membayar mahal untuk wanita yang mampu menyalurkan hasrat dirinya yang tidak pernah padam saat melihat wanita-wanita cantik.
Setelah Angel mengambil cek itu, wanita seksi itu segera pergi meninggalkan Frans yang tentunya masih dalam keadaan telanjang bulat. Frans melihat Angel yang tengah membuka pintu kamar hotelnya, sementara itu sang Asisten tampak mulai menghubungkan sang Bos yang baru saja menikmati indahnya percintaannya semalam.
Frans mendapati ponselnya berdering, Ia melihat sang asisten Aris tengah menghubunginya.
"Ya ... ada apa?"
"Bos! Kita harus segera bersiap-siap sekarang, Pak Morgan sudah menunggu Bos."
"Hmmm ... tunggu setengah jam lagi."
Setelah itu Frans menutup ponselnya dan segera pergi ke kamar mandi, dan setelah beberapa menit seorang pria tampan dengan segala pesonanya keluar dari kamar hotel nomor 135, pria yang memiliki postur tubuh tinggi tegap itu terlihat begitu tampan, wajahnya yang sangat maskulin menunjukkan jika dia adalah pria yang dikelilingi oleh banyak wanita.
Aris menghampiri sang Bos yang sudah bersiap untuk pergi hari ini, Frans dijadwalkan akan pergi ke suatu tempat dimana ia akan meninjau lokasi proyek baru yang akan Ia laksanakan dengan segera, Sebuah tempat di pinggiran kota, yang letaknya tidak jauh dari sebuah tempat keramat yang terkenal dengan kuil patung ular.
"Bos! Apa Bos yakin ingin terus melanjutkan rencana pembangunan mall di lokasi itu?" tanya Aris yang sedikit khawatir karena lokasi dimana Frans akan mendirikan sebuah pusat perbelanjaan terdapat sebuah kuil yang dipercaya sebagai tempat bersemayamnya dewa ular kepercayaan warga sekitar.
"Ya yakinlah! Kita pasti mendapatkan untung besar, tempat itu sangat strategis, Aku nggak perduli dengan hal-hal yang seperti itu, itu hanya mitos. Lagipula ngapain kamu begitu percaya dengan hal begituan, ini jaman modern, nggak ada cerita-cerita tahayul seperti itu." balas Frans yang sangat tidak mempercayai kepercayaan warga sekitar tentang patung ular keramat itu.
Setelah beberapa menit, Frans dan Aris tiba di lokasi, dimana mereka sudah ditunggu oleh seorang pria bernama Morgan, pria yang berasal dari warga asli sekitar itu berusaha memberikan arahan kepada Morgan tentang daerah yang sedang Ia jadikan proyek.
"Selamat datang Pak Frans Alvino, senang bisa berjumpa dengan Anda di sini!" sapa Pak Morgan sembari bersalaman dengan Frans.
"Terima kasih banyak Pak Morgan! Saya sangat terhormat sekali, bagaimana bisa kita lanjutkan?"
"Oh tentu saja, mari kita lihat-lihat dulu lokasinya!"
Morgan mengajak Frans untuk meninjau lokasi yang akan dijadikan proyek barunya, lokasi yang sangat luas itu memaksa mereka memakai mobil Jeep Karena lokasi itu terletak di sebuah tempat yang memiliki banyak pepohonan layaknya sebuah hutan, tapi masih di sekitar pinggiran kota.
Morgan tampak menunjukkan kepada Frans bagaimana medan di tempat itu dan Frans pun terlihat begitu menyukai lokasi itu. Hingga tak terasa hari semakin gelap, Pak Morgan beranjak untuk pamit mengingat dirinya juga ada janji dengan klien lain.
"Kalau begitu Saya undur diri, Pak Frans! Ada sesuatu yang harus saya kerjakan, Seperti Pak Frans menyukai tempat ini, tapi ada satu tempat yang pak Frans ketahui. Wilayah ini mencakup sebuah tempat yang keramat, dan Pak Frans harus berjanji pada Saya untuk tidak meratakan tempat itu, karena tempat itu adalah kepercayaan warga sekitar." ungkap Pak Morgan.
"Tempat? Tempat apa itu, Pak?" Frans terlihat begitu penasaran.
"Sebuah kuil yang menyimpan patung ular keramat, diharapkan Pak Frans tidak mendekati tempat itu, untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan." ucap Pak Morgan menjelaskan.
Pak Morgan menceritakan sebuah kisah tentang kuil keramat yang menyimpan patung berpetuah itu, Pak Morgan menghimbau kepada Frans untuk berhati-hati saat berada di tempat itu dan tidak macam-macam saat tiba di kuil yang dipercaya bisa mendatangkan kutukan bagi pria hidung belang yang berani menyentuh sebuah patung ular keramat yang ada di dalamnya.
Aris sang asisten terlihat takut mendengar cerita dari Pak Morgan. Ia pun penasaran dengan nasib pria yang menjadi ular tersebut, sementara Frans hanya berwajah datar menanggapi apa yang disampaikan oleh Pak Morgan.
"Terus, Pak! Bagaimana nasib pria itu, apakah dia bisa kembali menjadi manusia biasa lagi?"
"Setahu saya tidak bisa, dia selamanya akan menjadi ular."
Seketika sang asisten merapatkan tubuhnya kepada sang Bos dan berkata sesuatu yang membuat Frans menyikut perutnya.
"Bos! Sebaiknya Bos berhati-hati, takutnya Bos nanti akan menjadi ular beneran, secara ular Bos sudah kelayapan kemana-mana." celetuk sang Asisten.
"Brengsek kamu!"
"Awww." Aris terlihat meringis saat sikut Frans mendarat pada perutnya.
"Baiklah Pak Frans! Sepertinya Saya tidak bisa lama-lama lagi, Saya permisi dulu mari!"
Akhirnya Pak Morgan pergi meninggalkan Frans dan asistennya, setelah kepergian Pak Morgan, Frans pun mulai melanjutkan rencananya untuk mendatangi kuil keramat itu.
"Kita ke sana sekarang!"
"Ta-tapi Bos!"
"Cepetan! Kamu mau Aku pecat!"
"I-iya Bos!" karena ketakutan, Aris pun mengikuti perintah Bos nya untuk pergi ke tempat yang dianggap keramat oleh warga sekitar itu.
Tak butuh waktu lama, akhirnya mobil Jeep yang ditumpangi Aris dan Frans tiba tepat di depan kuil tua yang ditumbuhi oleh rumput-rumput liar itu.
Frans turun dari mobilnya, sementara Aris terlihat mengekor di belakang Frans.
"Aduh Bos! Ini tempat angker banget mana gelap lagi, udah ah Bos! Kita balik aja, Saya takut!" ucap Aris sembari memegang tangan Frans.
"Diam! Jangan banyak bicara, dasar penakut!"
Keduanya berjalan menuju ke tempat dimana patung ular keramat itu disimpan, hanya butuh tiga puluh langkah saja, Frans akhirnya tiba di depan kuil kuno yang masih terlihat megah itu.
"Tempat nya cukup bagus! Sayang tidak terawat!" Frans tampak melihat beberapa ornamen dinding yang sudah ditumbuhi oleh lumut dan sesekali terlihat ular-ular kecil yang melintas di depan mereka.
"U ... ular! Bos hati-hati, banyak ular di sini!" seru Aris yang terlihat ketakutan saat ada ular yang melintas di depan Frans.
"Halah! Sama-sama punya ular, ngapain takut. Masih serem ular punyaku." balas Frans dengan percaya diri.
"Ya Bos! Itu beda lagi, ular Bos itu makannya bukan daging kodok atau daging burung, tapi daging perawan." celetuk Aris yang tahu betul sifat Bosnya yang sering gonta-ganti wanita.
Frans tersenyum bangga, Ia pun terus melanjutkan untuk menelusuri sisi dalam kuil itu. Dengan menggunakan senter, Aris dan Frans masuk ke dalam kuil yang berukuran 5x5 meter tersebut, dan tentu saja tak butuh waktu lama, Frans menemukan sebuah patung ular yang sangat cantik, patung ular itu terbuat dari emas murni dengan dua mata berlian pada kepala patung ular keramat tersebut.
"Woaaaahhhh ... ini estetik sekali, baru kali ini Aku melihat patung ular sekeren ini, sangat-sangat indah." Frans terlihat sangat terpukau dengan keindahan patung ular tersebut, hingga akhirnya dirinya ingin sekali menyentuhnya. Namun, lagi-lagi Aris melarangnya dengan alasan Ia takut akan terjadi kutukan seperti apa yang dikatakan oleh Pak Morgan tadi.
"Awaaaasss ... Jangan disentuh Bos!"
Namun terlambat, rupanya sang Bos sudah menyentuh bagian kepala patung ular keramat tersebut, tiba-tiba saja seperti ada cahaya putih sangat terang yang keluar dari mata patung ular tersebut, dan Aris terlihat menutupi wajahnya karena pantulan cahaya tersebut sangatlah membuat mata silau.
Setelah beberapa detik, cahaya itu akhirnya hilang, berganti cahaya senter yang masih dipegang oleh Aris. Kemudian Ia melihat sekitar, Ia tidak menemukan Frans yang tadi bersama dirinya.
"Bos! Bos dimana? Kok ilang sih, aduh Bos!" Aris memanggil-manggil sang Bos yang tiba-tiba menghilang setelah cahaya putih itu menghilang. Namun, tiba-tiba saja terdengar suara Frans yang membuat Aris sangat terkejut.
"Aku di sini, Aris! Lihat Aku?"
"Eh Bos ada dimana? Ada suaranya tapi nggak ada orangnya? Jangan-jangan dedemit lagi!" Aris terlihat menggerakkan senter nya ke kanan dan ke kiri untuk memastikan di mana sang Bos berada.
"Aku di sini woy, di bawah kakimu?"
Sejenak Aris melihat ke arah kakinya yang terasa ada sesuatu yang melilit dan bergerak, Ia pun merasa suara Frans terdengar dari arah di bawah kakinya.
Bola mata Aris perlahan bergerak ke bawah di ikuti gerakan senternya yang menghadap ke bawah, seketika Aris membelalakkan matanya saat melihat seekor ular phyton yang sedang melingkar di bawah kakinya.
"U ... u ... ulaaarrrrrr!" teriak Aris yang merasa sangat geli melihat ular sebesar pahanya sedang melingkari di kakinya, namun tiba-tiba saja terdengar lagi suara Frans dari arah ular tersebut.
"Aris! Ini Aku bos mu, Aku di bawah kakimu, jangan teriak-teriak, berisik!"
Seketika Aris terdiam dan berpikir, kok bisa ular itu bisa berbicara dan suaranya mirip sekali dengan suara Bos nya.
"Bos? Astaga! Apa itu Anda?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
istripak@min
wkwkw
2024-02-29
0
Ida Susmi Rahayu Bilaadi
kapokmu kapan Frans 🤣🤣🤣🤣🤣
2023-01-29
3
putia salim
mampir kak...seru kayaknya
2023-01-27
0