NovelToon NovelToon

Ranjang Panas Siluman Ular

Berubah menjadi ular

“Ini uangmu! Sekarang kamu pergi dari kamarku, Aku mau istirahat!” Titah Frans kepada seorang wanita bernama Angel.

Angel mengambil cek yang diberikan oleh Frans untuknya, sejenak Angel menaikkan kedua alisnya melihat nominal yang tertera di dalam cek tersebut.

“Wow ... ini yang kusuka, terima kasih Frans, kamu bisa memanggil ku kapan saja jika kamu mau, Aku pasti akan datang.” Angel berkata sembari melipat cek itu dan Ia masukkan ke dalam tasnya.

Sementara Frans masih berbaring di atas ranjang mewah nya dengan bertelanjang dada, pria tampan itu adalah seorang CEO perusahaan besar yang terkenal dengan jiwa petualang nya sebagai pria Casanova. Pagi ini Ia baru saja membayar seorang perempuan untuk menemaninya semalaman, tentu saja Frans membayar mahal untuk wanita yang mampu menyalurkan hasrat dirinya yang tidak pernah padam saat melihat wanita-wanita cantik.

Setelah Angel mengambil cek itu, wanita seksi itu segera pergi meninggalkan Frans yang tentunya masih dalam keadaan telanjang bulat. Frans melihat Angel yang tengah membuka pintu kamar hotelnya, sementara itu sang Asisten tampak mulai menghubungkan sang Bos yang baru saja menikmati indahnya percintaannya semalam.

Frans mendapati ponselnya berdering, Ia melihat sang asisten Aris tengah menghubunginya.

"Ya ... ada apa?"

"Bos! Kita harus segera bersiap-siap sekarang, Pak Morgan sudah menunggu Bos."

"Hmmm ... tunggu setengah jam lagi."

Setelah itu Frans menutup ponselnya dan segera pergi ke kamar mandi, dan setelah beberapa menit seorang pria tampan dengan segala pesonanya keluar dari kamar hotel nomor 135, pria yang memiliki postur tubuh tinggi tegap itu terlihat begitu tampan, wajahnya yang sangat maskulin menunjukkan jika dia adalah pria yang dikelilingi oleh banyak wanita.

Aris menghampiri sang Bos yang sudah bersiap untuk pergi hari ini, Frans dijadwalkan akan pergi ke suatu tempat dimana ia akan meninjau lokasi proyek baru yang akan Ia laksanakan dengan segera, Sebuah tempat di pinggiran kota, yang letaknya tidak jauh dari sebuah tempat keramat yang terkenal dengan kuil patung ular.

"Bos! Apa Bos yakin ingin terus melanjutkan rencana pembangunan mall di lokasi itu?" tanya Aris yang sedikit khawatir karena lokasi dimana Frans akan mendirikan sebuah pusat perbelanjaan terdapat sebuah kuil yang dipercaya sebagai tempat bersemayamnya dewa ular kepercayaan warga sekitar.

"Ya yakinlah! Kita pasti mendapatkan untung besar, tempat itu sangat strategis, Aku nggak perduli dengan hal-hal yang seperti itu, itu hanya mitos. Lagipula ngapain kamu begitu percaya dengan hal begituan, ini jaman modern, nggak ada cerita-cerita tahayul seperti itu." balas Frans yang sangat tidak mempercayai kepercayaan warga sekitar tentang patung ular keramat itu.

Setelah beberapa menit, Frans dan Aris tiba di lokasi, dimana mereka sudah ditunggu oleh seorang pria bernama Morgan, pria yang berasal dari warga asli sekitar itu berusaha memberikan arahan kepada Morgan tentang daerah yang sedang Ia jadikan proyek.

"Selamat datang Pak Frans Alvino, senang bisa berjumpa dengan Anda di sini!" sapa Pak Morgan sembari bersalaman dengan Frans.

"Terima kasih banyak Pak Morgan! Saya sangat terhormat sekali, bagaimana bisa kita lanjutkan?"

"Oh tentu saja, mari kita lihat-lihat dulu lokasinya!"

Morgan mengajak Frans untuk meninjau lokasi yang akan dijadikan proyek barunya, lokasi yang sangat luas itu memaksa mereka memakai mobil Jeep Karena lokasi itu terletak di sebuah tempat yang memiliki banyak pepohonan layaknya sebuah hutan, tapi masih di sekitar pinggiran kota.

Morgan tampak menunjukkan kepada Frans bagaimana medan di tempat itu dan Frans pun terlihat begitu menyukai lokasi itu. Hingga tak terasa hari semakin gelap, Pak Morgan beranjak untuk pamit mengingat dirinya juga ada janji dengan klien lain.

"Kalau begitu Saya undur diri, Pak Frans! Ada sesuatu yang harus saya kerjakan, Seperti Pak Frans menyukai tempat ini, tapi ada satu tempat yang pak Frans ketahui. Wilayah ini mencakup sebuah tempat yang keramat, dan Pak Frans harus berjanji pada Saya untuk tidak meratakan tempat itu, karena tempat itu adalah kepercayaan warga sekitar." ungkap Pak Morgan.

"Tempat? Tempat apa itu, Pak?" Frans terlihat begitu penasaran.

"Sebuah kuil yang menyimpan patung ular keramat, diharapkan Pak Frans tidak mendekati tempat itu, untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan." ucap Pak Morgan menjelaskan.

Pak Morgan menceritakan sebuah kisah tentang kuil keramat yang menyimpan patung berpetuah itu, Pak Morgan menghimbau kepada Frans untuk berhati-hati saat berada di tempat itu dan tidak macam-macam saat tiba di kuil yang dipercaya bisa mendatangkan kutukan bagi pria hidung belang yang berani menyentuh sebuah patung ular keramat yang ada di dalamnya.

Aris sang asisten terlihat takut mendengar cerita dari Pak Morgan. Ia pun penasaran dengan nasib pria yang menjadi ular tersebut, sementara Frans hanya berwajah datar menanggapi apa yang disampaikan oleh Pak Morgan.

"Terus, Pak! Bagaimana nasib pria itu, apakah dia bisa kembali menjadi manusia biasa lagi?"

"Setahu saya tidak bisa, dia selamanya akan menjadi ular."

Seketika sang asisten merapatkan tubuhnya kepada sang Bos dan berkata sesuatu yang membuat Frans menyikut perutnya.

"Bos! Sebaiknya Bos berhati-hati, takutnya Bos nanti akan menjadi ular beneran, secara ular Bos sudah kelayapan kemana-mana." celetuk sang Asisten.

"Brengsek kamu!"

"Awww." Aris terlihat meringis saat sikut Frans mendarat pada perutnya.

"Baiklah Pak Frans! Sepertinya Saya tidak bisa lama-lama lagi, Saya permisi dulu mari!"

Akhirnya Pak Morgan pergi meninggalkan Frans dan asistennya, setelah kepergian Pak Morgan, Frans pun mulai melanjutkan rencananya untuk mendatangi kuil keramat itu.

"Kita ke sana sekarang!"

"Ta-tapi Bos!"

"Cepetan! Kamu mau Aku pecat!"

"I-iya Bos!" karena ketakutan, Aris pun mengikuti perintah Bos nya untuk pergi ke tempat yang dianggap keramat oleh warga sekitar itu.

Tak butuh waktu lama, akhirnya mobil Jeep yang ditumpangi Aris dan Frans tiba tepat di depan kuil tua yang ditumbuhi oleh rumput-rumput liar itu.

Frans turun dari mobilnya, sementara Aris terlihat mengekor di belakang Frans.

"Aduh Bos! Ini tempat angker banget mana gelap lagi, udah ah Bos! Kita balik aja, Saya takut!" ucap Aris sembari memegang tangan Frans.

"Diam! Jangan banyak bicara, dasar penakut!"

Keduanya berjalan menuju ke tempat dimana patung ular keramat itu disimpan, hanya butuh tiga puluh langkah saja, Frans akhirnya tiba di depan kuil kuno yang masih terlihat megah itu.

"Tempat nya cukup bagus! Sayang tidak terawat!" Frans tampak melihat beberapa ornamen dinding yang sudah ditumbuhi oleh lumut dan sesekali terlihat ular-ular kecil yang melintas di depan mereka.

"U ... ular! Bos hati-hati, banyak ular di sini!" seru Aris yang terlihat ketakutan saat ada ular yang melintas di depan Frans.

"Halah! Sama-sama punya ular, ngapain takut. Masih serem ular punyaku." balas Frans dengan percaya diri.

"Ya Bos! Itu beda lagi, ular Bos itu makannya bukan daging kodok atau daging burung, tapi daging perawan." celetuk Aris yang tahu betul sifat Bosnya yang sering gonta-ganti wanita.

Frans tersenyum bangga, Ia pun terus melanjutkan untuk menelusuri sisi dalam kuil itu. Dengan menggunakan senter, Aris dan Frans masuk ke dalam kuil yang berukuran 5x5 meter tersebut, dan tentu saja tak butuh waktu lama, Frans menemukan sebuah patung ular yang sangat cantik, patung ular itu terbuat dari emas murni dengan dua mata berlian pada kepala patung ular keramat tersebut.

"Woaaaahhhh ... ini estetik sekali, baru kali ini Aku melihat patung ular sekeren ini, sangat-sangat indah." Frans terlihat sangat terpukau dengan keindahan patung ular tersebut, hingga akhirnya dirinya ingin sekali menyentuhnya. Namun, lagi-lagi Aris melarangnya dengan alasan Ia takut akan terjadi kutukan seperti apa yang dikatakan oleh Pak Morgan tadi.

"Awaaaasss ... Jangan disentuh Bos!"

Namun terlambat, rupanya sang Bos sudah menyentuh bagian kepala patung ular keramat tersebut, tiba-tiba saja seperti ada cahaya putih sangat terang yang keluar dari mata patung ular tersebut, dan Aris terlihat menutupi wajahnya karena pantulan cahaya tersebut sangatlah membuat mata silau.

Setelah beberapa detik, cahaya itu akhirnya hilang, berganti cahaya senter yang masih dipegang oleh Aris. Kemudian Ia melihat sekitar, Ia tidak menemukan Frans yang tadi bersama dirinya.

"Bos! Bos dimana? Kok ilang sih, aduh Bos!" Aris memanggil-manggil sang Bos yang tiba-tiba menghilang setelah cahaya putih itu menghilang. Namun, tiba-tiba saja terdengar suara Frans yang membuat Aris sangat terkejut.

"Aku di sini, Aris! Lihat Aku?"

"Eh Bos ada dimana? Ada suaranya tapi nggak ada orangnya? Jangan-jangan dedemit lagi!" Aris terlihat menggerakkan senter nya ke kanan dan ke kiri untuk memastikan di mana sang Bos berada.

"Aku di sini woy, di bawah kakimu?"

Sejenak Aris melihat ke arah kakinya yang terasa ada sesuatu yang melilit dan bergerak, Ia pun merasa suara Frans terdengar dari arah di bawah kakinya.

Bola mata Aris perlahan bergerak ke bawah di ikuti gerakan senternya yang menghadap ke bawah, seketika Aris membelalakkan matanya saat melihat seekor ular phyton yang sedang melingkar di bawah kakinya.

"U ... u ... ulaaarrrrrr!" teriak Aris yang merasa sangat geli melihat ular sebesar pahanya sedang melingkari di kakinya, namun tiba-tiba saja terdengar lagi suara Frans dari arah ular tersebut.

"Aris! Ini Aku bos mu, Aku di bawah kakimu, jangan teriak-teriak, berisik!"

Seketika Aris terdiam dan berpikir, kok bisa ular itu bisa berbicara dan suaranya mirip sekali dengan suara Bos nya.

"Bos? Astaga! Apa itu Anda?"

Bertemu Lisa

"Iya ini Aku!" jawab ular itu.

"Waduh! Kok Bos bisa jadi ular beneran? Nggak salah lagi, Bos terkena kutukan patung ular keramat itu, apa yang dikatakan oleh Pak Morgan itu ternyata benar. Astaga! Bagaimana ini Bos?" Aris terlihat sangat khawatir dengan keadaan Frans yang sekarang berubah menjadi ular sesungguhnya, Frans pun tidak bisa berbuat apa-apa selain berjalan merayap di atas tanah dengan tubuh besar panjang berwarna coklat.

"Bos! Kita harus gimana dong? Masa Saya harus membawa Bos pulang dengan keadaan seperti ini? Bos juga sih, ngeyel! Di bilangan jangan disentuh tetap saja di sentuh, tuh jadi beneran kan kutukannya, Bos jadi ular beneran!" ucap Aris sembari bingung Ia harus berbuat apa.

"Ah sudah! Aku juga tidak tahu kutukan itu ternyata benar, lagipula Aku cuma menyentuhnya nggak aku apa-apain," kilah Frans dengan wujud ularnya.

Tiba-tiba saja datang seorang laki-laki tua yang berumur sekitar 75 tahun, pria dengan ciri khas brewok yang tumbuh subur di wajahnya itu terlihat menghampiri Aris yang sedang kebingungan dengan seekor ular besar di sampingnya.

"Apa yang sedang kamu lakukan di tempat ini?" tanya pria tersebut kepada Aris.

"Si-siapa Anda? Waduh mukanya rambut semua euy!" Aris terlihat sangat terkejut saat melihat wajah pria itu.

"Aku Mbah Brewok, juru kunci di tempat ini, kamu sedang apa?" tanya Mbah Brewok sembari melihat seekor ular phyton yang sedang menggulung kan badannya di atas tanah.

"Sa-saya cuma ...." Aris terlihat gugup dan gemetaran karena Ia masih tidak percaya jika Bosnya berubah secepat itu menjadi ular. Tiba-tiba saja Mbak Brewok berkata, "Siapa sebenarnya ular ini?" seketika Aris terkejut bagaimana bisa pria tua itu menyebut siapa kepada ular besar di sampingnya.

"Mbah Brewok Anda bisa tahu ular ini ...!" Aris terlihat sangat terkejut dan penasaran.

"Pasti temanmu ini sudah menyentuh patung ular itu iya, kan?" tanya Mbah Brewok sembari melototkan matanya.

"Kok Mbah Brewok tahu?"

"Pria ini pasti memiliki banyak wanita, maka dari itu kutukan itu berdampak langsung terhadap teman mu saat menyentuh patung suci itu."

Aris terlihat garuk-garuk kepalanya, karena sesungguhnya apa yang dikatakan oleh Mbah Brewok memang benar adanya.

"Lalu apa yang harus kami lakukan untuk menghilangkan kutukan itu, Mbah?" tanya Aris.

Mbah Brewok tampak sedang mengeluarkan sebuah benda dari sakunya, yaitu sebuah kalung dengan liontin bermata biru, Mbah Brewok memberikan kalung itu kepada Aris.

"Ini adalah kalung berubah wujud, pakaikan kalung ini saat di siang hari, maka wujud ularnya akan hilang, dan dia akan berubah menjadi manusia biasa. Tapi, di malam hari dia akan tetap menjadi seekor ular, setidaknya kalung ini penangkal sementara sebelum ada seorang wanita yang rela dan ikhlas menjadi Ibu dari anak pria yang menjadi ular ini, jika wanita itu sanggup mengandung benih siluman ular ini, maka kutukan itu akan hilang selamanya. Namun, jika tidak ada wanita yang bersedia, maka Aku tidak bisa berbuat apa-apa, terpaksa pria itu akan berubah menjadi ular untuk selamanya."

Seketika Frans memohon agar dihilangkan kutukan itu dari jasadnya, Frans terlihat menangis, ular besar itu mengeluarkan air mata seolah ada penyesalan yang sangat mendalam.

"Saya mohon! Bantu Saya untuk menghilangkan kutukan ini, Saya menyesal, Saya tidak mau menjadi ular untuk selamanya, bagaimana dengan nasib saya nanti!"

Mbah Brewok pun tak tega melihat keadaan Frans yang seperti itu, Mbah Brewok hanya mengatakan, satu-satunya cara untuk menghilangkan kutukan itu adalah Frans harus memiliki seorang anak dengan wanita yang rela mengandung anak dari siluman ular.

"Aku tidak bisa berbuat lebih, karena kutukan ini berlangsung selamanya, hanya sebatas kalung ini yang akan sedikit membantumu beraktivitas di siang hari, selebihnya saat matahari tenggelam hingga terbit, tubuhmu akan berubah menjadi seekor ular."

Ucapan Mbah Brewok mau tidak mau harus Frans terima, mau gimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur. Frans akan mencari wanita yang bersedia untuk melahirkan anaknya, agar kutukan itu hilang dari dirinya.

Setelah pertemuan mereka dengan Mbah Brewok, Aris membawa pulang Frans yang masih dalam wujud ular besar itu, Frans merayap naik ke atas mobil, sementara Aris yang awalnya takut dengan ular, mulai saat itu Ia tidak takut lagi, karena ular itu adalah Bos nya sendiri.

Sesampainya di mansion mewah milik Frans, Aris membawa tubuh Frans dan Ia masukkan ke dalam tas koper besar. Karena bobot tubuh Frans yang berat, membuat Aris kesusahan untuk membawa tas tersebut, agar pelayan tidak melihat wujud ular Frans, maka Aris sengaja memasukkan tubuh Frans ke dalam tas koper dan Aris meminta pelayan untuk membawa tas besar tersebut ke dalam kamar Frans.

Beruntung Frans tinggal sendiri di dalam rumah mewah itu, kedua orang tua Frans memutuskan untuk tinggal di luar negeri, sementara Frans hanya tinggal sendiri. Meskipun dia tinggal sendiri tapi pengawal dan pelayan rumahnya sangat banyak, sehingga Frans tidak merasa kesepian. Bahkan terkadang Ia membawa perempuan-perempuan nya untuk tinggal bersama dirinya.

Sejak dirinya menjadi ular, Frans menjadi pribadi yang tertutup, tentu saja di siang hari Ia dibantu oleh kalung yang diberikan oleh Mbah Brewok, sehingga dirinya menjadi manusia biasa, namun saat malam tiba, Frans pun berubah menjadi ular.

Ia pun memerintahkan sang asisten untuk mencari wanita yang rela menjadi Ibu dari anaknya dengan imbalan yang sangat besar. Tentu saja Aris, sebagai asisten pribadi yang setia, Ia menyebarkan sayembara tersebut ke seluruh dunia. Dan tak sedikit wanita yang mau mendaftar menjadi Ibu dari anak Frans, seorang CEO muda dan kaya raya. Namun, anehnya saat wanita-wanita itu bertemu dengan Frans, mereka memilih untuk menolaknya, padahal upah yang didapatkan tidaklah sedikit, yaitu sepuluh milyar.

Banyak wanita yang awalnya semangat bertemu dengan Frans, nyatanya Setelah mereka bertemu dengan Frans, hampir semua wanita itu menjadi gila. Bagaimana tidak gila, yang mereka temui bukanlah manusia tapi seekor ular. Akhirnya Frans tidak bisa berbuat apa-apa, Ia putus asa, kutukan itu tidak mungkin bisa dihilangkan sebelum dirinya menemukan wanita yang tepat untuk menjadi Ibu dari anaknya, dimana Frans saat ini sedang menjadi seekor ular phyton siluman.

Malam itu, Frans terlihat sudah tidak bisa berjuang lagi, Ia putus asa. Frans memutuskan untuk pergi entah kemana, badan besarnya yang panjang, Ia gerakkan lewat jendela kamar tidurnya, Ia berharap segera mati saja dengan meletakkan tubuhnya di atas jalan raya agar ada kendaraan yang mau menabraknya, biar dia bisa mati dengan segera.

Tentu saja badan Frans yang berupa ular tersebut membuat setiap orang yang melihatnya menjadi takut, bahkan tak jarang ada orang yang melempari nya dengan batu, bahkan ada yang sengaja melempar batu yang cukup besar ke arah tubuh Frans sehingga membuat tubuh Frans berdarah. Karena Frans merasa lemparan batu itu terasa begitu sakit mengenai tubuhnya. Akhirnya Frans memutuskan untuk segera pergi dari tempat itu. Frans bersembunyi di balik semak-semak, tubuhnya menggulung dan terdengar Ia mengerang kesakitan layaknya suara manusia.

Malam itu, Lisa yang baru pulang dari kerja, Ia melewati sepanjang jalan setapak yang menuju ke arah rumahnya. Jalanan yang ditumbuhi dengan banyak rerumputan dan semak-semak. Tiba-tiba saja Lisa mendengar suara orang yang sedang merintih kesakitan.

"Tolong ... tolong!"

Tentu saja Lisa berhenti melangkahkan kakinya, dan Ia pun melihat ke sekeliling, memastikan siapa yang sedang minta tolong.

"Siapa di sana?"

"Tolong!"

Suara minta tolong itu semakin keras di telinga Lisa, Lisa pun berusaha untuk mencari sumber suara itu, Ia mencari-cari di balik semak-semak. Dan seketika Lisa sangat terkejut saat melihat seekor ular phyton yang sedang dalam kondisi berdarah.

Tentu saja Lisa menjerit saat melihat hewan ular yang sangat Ia takuti berada di depan matanya.

"Aaaaaa ... u-ular!"

"Tolong Nona! Tolong Saya!"

Sejenak Lisa berhenti menjerit saat ular tersebut mengeluarkan suara manusia.

"Eh ... kok bisa ngomong?" Lisa mulai memperhatikan ular tersebut, dalam cahaya temaram di malam hari, kulit ular tersebut kelihatan mengkilap dan bercahaya, sangat berbeda dengan ular biasanya, ular yang Ia temui warnanya sangat indah, sehingga membuat Lisa merasa penasaran, padahal dirinya sangat takut sekali dengan ular.

"Ka-kamu bisa bicara?"

"Tolong saya , Nona! Saya sedang terluka, tolong!" seru si ular tersebut dengan tubuhnya yang mulai lemah. Lisa melihat ada darah yang keluar dari tubuh ular tersebut, entah kenapa tiba-tiba dirinya merasa kasihan melihat ular itu, tak ada rasa takut sama sekali ketika dirinya berada begitu dekat dengan sang ular.

Lisa mendekati ular yang berdiameter sekitar 15 cm itu. Cukup besar dan cukup berat. Lisa mencoba menyentuh ular tersebut, aneh bin ajaib Lisa merasa sangat tidak takut sama sekali ketika tangannya menyentuh tubuh ular yang teraba dingin itu.

"Astaga! Kamu terluka cukup parah!" Lisa melihat luka yang cukup parah pada tubuh ular itu. Akhirnya Ia memutuskan untuk membawa tubuh Frans pulang ke rumah, kebetulan hari itu Ibu tirinya sedang tidak ada di rumah, jadi Lisa bisa membawa tubuh ular itu dengan mudah, dengan cara menggendongnya, saat perjalanan menuju ke rumahnya, ada salah satu tetangga yang mengetahui Lisa tengah membawa seekor ular yang Ia biarkan melilit tubuh indahnya.

"Ya ampun! Si Lisa ngapain bawa ular ke rumah, hii menjijikkan sekali!" ucap salah seorang warga yang mengetahui Lisa tengah membawa ular besar masuk ke dalam rumahnya.

Pengakuan Frans

Setelah sampai di rumah, Lisa meletakkan ular itu di atas kursi panjang, kemudian Lisa mengambilkan obat agar luka di tubuh sang ular tidak menjadi infeksi, dengan telaten Lisa memberikan obat itu pada permukaan kulit ular itu, seketika sang ular mengerang seolah merasa kesakitan ketika Lisa memberikan obat antiseptik pada luka itu.

"Arrrggghhhhh ... pelan-pelan dong!"

"Iya iya, maaf!"

Setelah Lisa selesai mengobati luka si ular, Ia pun membiarkan ular tersebut untuk istirahat dan Ia segera pergi untuk mandi.

"Sudah! Kamu di sini saja, Aku mau mandi dulu!" setelah mengatakan hal itu Lisa segera pergi meninggalkan sang ular yang masih berada di atas kursi. Namun tiba-tiba saja sang ular memanggil Lisa.

"Tunggu!" sontak Lisa berhenti dan menoleh ke arah ular tersebut.

"Ada apa?"

"Terima kasih banyak atas pertolongan mu,"

Lisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Setelah itu Lisa masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, sementara itu Frans yang masih dalam wujud ular, Ia merasa agak mendingan, setidaknya luka-lukanya sudah berhenti mengeluarkan darah.

"Siapa gadis itu? Jika saja dia tidak menolongku, mungkin saja Aku sudah mati., Eh bukannya Aku menginginkan mati? Tapi kenapa Aku menjadi bahagia saat bertemu dengannya, ada apa ini?" batin Frans yang terlihat penasaran dengan Lisa yang sudah menolongnya.

Setelah beberapa saat, Lisa keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang basah, Ia melihat di mana ular itu berada, Frans masih berada di tempat itu, Ia melihat Lisa yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Cantik!" seketika Frans memuji kecantikan Lisa yang masih polos tanpa sentuhan makeup apapun. Tentu saja Lisa begitu terkejut saat sang ular mengatakan hal itu.

"Apa katamu?"

"Kamu cantik!"

Lisa tertawa kecil mendengar ucapan sang ular.

"Hei ular! Sebenarnya Aku tuh takut banget loh sama ular, tapi nggak tahu kenapa tiba-tiba saja perasaan takut itu hilang, bahkan Aku bisa menyentuhmu dengan mudah, aneh banget!" Lisa tampak berpikir keras apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.

"Mungkin kita berjodoh!" jawab Frans spontan. Tentu saja Lisa tertawa mendengar penuturan dari Frans yang tidak masuk akal.

"Apa katamu, kita berjodoh? Ya ampun ular, ya nggak mungkinlah, kamu ada-ada saja, Aku ini manusia dan kamu hanya seekor ular. Tapi ... Aku yakin sih jika kamu tuh ular ajaib, soalnya aneh aja, kok kamu bisa berbicara persis dengan manusia sih? Aneh, kan!" Lisa terlihat mengerutkan keningnya, Ia sendiri juga bingung, bahagia bisa Ia bertemu dengan seekor ular yang bisa berbicara seperti layaknya manusia.

"Iya ... ada sesuatu yang membuat ku seperti ini." balas Frans.

"Sesuatu? Apa maksudmu?" Lisa semakin penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Frans padanya.

"Aku sebenarnya adalah manusia, Aku seorang CEO muda, namaku Frans Alvino." seketika Lisa terlihat serius saat ular tersebut mengatakan tentang Frans Alvino.

"Tunggu-tunggu! Frans Alvino? Pemilik PT Adiguna group?"

"Iya, tepat sekali!" jawab sang ular mengiyakan.

"What? Eh kamu jangan sembarangan ya! Itu nama CEO dimana Aku bekerja, ngaku-ngaku jadi Pak Frans kamu, eh dengar ya Pak Frans itu ganteng, keren, cool, pokoknya dia pria yang cakep, masa Pak Frans modelan ular kayak gini, udah-udah nggak usah melucu lagi, Aku nggak akan percaya!" Lisa terlihat menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Iya, dulu Aku memang Frans, seorang pria yang sudah kamu sebutkan, tapi karena satu kesalahan, terpaksa Aku harus menjadi ular untuk selamanya, kelihatan mustahil memang, tapi ini adalah sebuah kenyataan, kutukan itu membuat ku mengalami hal sesial ini, Aku tidak bisa menjadi manusia lagi di malam hari." ungkap Frans kepada Lisa, berharap Lisa bisa membantunya.

"Kutukan? Apa maksudmu, ular?" tanya Lisa kian penasaran.

Kemudian Frans menceritakan semuanya kepada Lisa tentang apa yang sudah terjadi dengannya, antara percaya dan tidak, Lisa terlihat lemas setelah mendengar pengakuan dari ular tersebut.

"Seperti itulah, dan sampai sekarang Aku belum menemukan wanita itu, tidak ada yang bersedia menjadi Ibu dari anakku, jika Aku tidak menemukan wanita itu, maka selamanya Aku akan menjadi seekor ular. Katakan padaku? Apa yang harus Aku lakukan? Bagaimana dengan nasib karyawan-karyawan ku nanti jika Aku selamanya akan bernasib seperti ini, termasuk kamu juga adalah karyawanku."

Sejenak Lisa terdiam dan berpikir sesuatu, sungguh sial nasib bos nya itu.

"Waduh Pak Frans, Saya juga pusing mikirin gimana caranya, tentu saja wanita-wanita itu tidak mau jadi Ibu dari anak Bapak, orang bapaknya seekor ular, ya mana mungkin mereka mau melahirkan anak bapak, nggak bisa bayangin saat Bapak menanam benihnya, hiiii ... kok ngeri sendiri sih!" ucap Lisa bergidik ngeri.

Sesaat suasana menjadi hening, Lisa tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika ada seorang wanita yang mengandung benih dari Bos nya itu, pasti anaknya nanti lahir berubah wujud menjadi ular.

Tiba-tiba saja Frans terpikirkan sesuatu, Ia mulai berpikir untuk menawarkan Lisa membantu dirinya keluar dari kutukan itu.

"Apa kamu mau menolongku, emm siapa namamu?" tanya Frans yang sedari tadi belum mengetahui nama Lisa.

"Lisa, Pak! Memangnya Saya bisa menolong apa? Jangan bilang Bapak meminta Saya untuk menjadi ibu dari anak bapak! No no itu nggak mungkin, Pak! Nggak bisa bayangin saya!" Lisa mulai curiga dengan ucapan Frans.

"Aku mohon padamu, Lisa! Tolonglah Aku untuk terbebas dari kutukan ini, Aku sudah putus asa, hanya kamu satu-satunya harapan ku, hanya kamu yang mengetahui rahasiaku, tolong lah Lisa, apa kamu tidak kasihan kepadaku, bagaimana dengan nasib para karyawanku jika Aku terus-terusan menjadi ular seperti ini."

Sejenak Lisa pun berpikir, Ia merasa iba juga dengan rengekan Frans, wajah ular itu memang berbeda, Lisa melihat wajah ular itu tidak seperti wajah ular seperti biasanya, tapi ular itu terkesan begitu tampan, karena pada dasarnya ular tersebut adalah jelmaan pria dengan sejuta pesona, dan tentu saja pria dengan sejuta wanita.

Frans mulai merayap naik ke atas pangkuan Lisa, entah kenapa Lisa diam saja saat ular sebesar itu naik ke atas tubuhnya. Terdengar suara penuh iba saat ular itu merayap pada tubuh Lisa.

"Aku mohon padamu Lisa, bantulah Aku untuk terlepas dari kutukan ini, jadilah Ibu dari anakku, Aku berjanji setelah Aku terbebas dari kutukan ini, Aku akan menjadikanmu ratuku, Aku akan mengumumkan kepada seluruh dunia, jika kamu adalah permaisuri Frans Alvino, Nyonya Frans Alvino." seru Frans sambil merayap terus pada tubuh Lisa.

Entah kenapa Lisa seolah terhipnotis oleh ucapan Frans, tiba-tiba Lisa melihat ular itu dalam wujud seorang pria tampan, tentu saja Ia merasa sangat terkejut, rupanya ular itu adalah jelmaan pria tampan yang tak lain adalah bos nya sendiri.

"Astaga! Pak Frans!" pekik Lisa ketika ular tersebut berubah menjadi sosok Frans.

"Jangan Pak! Apa yang bapak lakukan?" Lisa merasa jika Frans akan melakukan sesuatu padanya.

"Aku mohon Lisa, tolong bantu aku keluar dari kutukan ini, jadilah Ibu dari anakku!" bisiknya sebelum Frans melakukan hubungan terlarang itu dengan Lisa.

"Pak Frans! Tidak ... tidaaaaakkk!"

...BERSAMBUNG...

...MOHON DUKUNGANNYA YA SAYANG, NOVEL INI IKUT EVENT PERCINTAAN NON-HUMAN. TETAP ADA UNSUR CEO DAN ROMANTIS. SO JANGAN LEWATKAN KISAH SERU MEREKA. DAN JANGAN LUPA LIKE KOMEN BERI HADIAH DAN VOTE NYA 😊😊...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!