Bab 11. Misi Pengawalan Dan Ketegaran Sang Kakak

Panasnya mentari di siang itu, mampu menyengat kulit mereka. Sedangkan Rei tetap fokus memandang ke arah jalan seraya membelakangi keempat bersaudara dan rombongan pedagang.

"Rei, jalanmu cepat sekali!" ujar Rodney.

"Aku harus memastikan keadaan di depan!" sahut Rei yang semakin jauh jaraknya dengan mereka.

Tibalah Rei pada suatu bukit dengan gumpalan kabut yang menghalangi pandangannya. Ia menyadari sesuatu yang akan menghalangi jalannya dari kejauhan. Rei pun berlari secepat kilat.

"Rei! tunggu!" sorak Rodney sambil mengejarnya.

Rodney lalu dikejutkan dengan beberapa tubuh yang sudah tergeletak. Ia mendapati Rei menghabisi pria terakhir dari sekumpulan orang yang berusaha menghalangi jalan mereka.

"Rei! ada apa?" sorak Rodney seraya menghampiri Rei.

"Tidak apa-apa, teruslah berjalan!" tegas Rei sambil berlalu meninggalkan Rodney.

Rombongan yang baru tiba itu pun terkejut dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Tak terkecuali para gadis. Mereka dihantui rasa takut setelah melihat tubuh - tubuh yang tergeletak bersimbah darah itu.

"Rodney! a-apa yang sudah terjadi?" tanya Silvia yang mendapati Rodney bergeming.

"Rodney!!!" sorak ketiga gadis itu secara bersamaan dengan maksud menyadarkan Rodney.

"Astaga! teriakan kalian membuat telingaku pekak" tutur Rodney seraya mengusap telinganya.

"Dimana Rei?" tanya Zeta dengan wajah cemas.

Terlintas di pikiran Rodney, apa yang telah terjadi dengan orang - orang tersebut. Pria itu lalu menyadari bahwa semua adalah ulah Rei. Mereka pun terkejut setelah mendapati rombongan para pedagang ikut menghilang.

"Kemana para pedagang?" tanya Rodney yang kebingungan.

"Pedagang? mereka ada di bela ... hah?!" Silvia pun tercengang setelah menghadapkan pandangannya ke arah belakang.

"Ini pasti ulah seseorang!" tegas Zeta seraya mengeluarkan pedangnya.

"Silvia! gunakan sihir pelacak!" seru Rodney dengan waspada.

"Visual Penetration!"

Pupil mata yang berubah menjadi emas itu pun bersinar terang. Silvia menggunakan sihir tembus pandang untuk melacak keberadaan para pedagang. Ia melihat - lihat kearah penjuru area yang berselimutkan kabut tebal tersebut.

"Ketemu! mereka di sana!" ujar Silvia seraya mengulurkan telunjuknya.

"Ayo, kejar mereka!" seru Rodney dengan penuh kewaspadaan.

Sesaat sebelum beranjak dari tempat tersebut, Zeta merasakan sesuatu yang menggangu pikirannya. Lalu terdengarlah suara lesatan anak panah yang mengarah pada punggung Iris.

tunk...

Zeta dengan sigap menghalau anak panah tersebut dengan sebilah pedangnya. Ia kemudian mengarahkan pandangannya menuju atas bukit.

"Tuan! itu mereka!" sahut seorang pemanah seraya menunjuk pada Rodney dan guild nya.

"Ternyata, hanya sekumpulan manusia lemah!" ujar seseorang berbadan besar dengan raut wajah kesal.

Rodney beserta guild nya merasa terancam dengan kehadiran orang-orang itu. Dengan penuh kewaspadaan, ia membelakangi adik - adiknya dengan maksud melindungi mereka.

"Iris! berdirilah dibelakang Silvia!" seru Rodney dengan menatap tajam ke arah bandit tersebut.

"Ba-baik!" Iris berlari lalu berlindung dibalik punggung Silvia.

"Zeta! lindungi Iris dan Silvia!"

"Baik!" ucap Zeta seraya menggenggam pedangnya dengan erat.

Sekumpulan orang tersebut pun telah tiba dihadapan mereka. Dengan wajah beringas serta insting membunuh yang kuat, mereka sudah tidak sabar ingin ******* habis guild Rodney.

"Serang mereka!!!" seru Ketua bandit tersebut.

Pertarungan pun tak dapat dihindari. Dengan melayangkan tangan berotot besar itu, Rodney berhasil menghalau beberapa bandit. Ia berupaya keras agar dapat melindungi ketiga adiknya dari serangan yang bertubi-tubi tersebut.

"Rodney! aku akan membantumu!" tegas Zeta seraya menghampiri Rodney yang sedang bersusah payah melawan mereka.

tunk ...

"Kau akan menjadi milikku! wahai gadis cantik" ucap seorang bandit yang mendapati ayunan pedangnya terhalau oleh pedang Zeta.

"Kaulah yang akan menjadi korban pertamaku!" tegas Zeta.

Pertarungan kedua bilah pedang itu pun berlangsung dengan sengit. Zeta mampu menyeimbangi gerakan sang bandit yang dengan sekuat tenaga berusaha mengalahkannya.

tink ...

"Kau sepertinya sangat kuat!" ucap bandit tersebut seraya menangkis serangan Zeta.

"Kaulah yang lemah!" Zeta mendorong bandit tersebut dengan pedangnya seraya melompat dengan cepat.

Ia mendapati sebuah anak panah melesat menuju dirinya. Zeta yang belum sempat menghindar pun berusaha menghalau anak panah tersebut. Namun usahanya di dahului oleh serangan sihir Silvia.

"Jangan lengah! atau akan ku rebut Rei darimu!" Silvia bermaksud menyindir Zeta agar tetap fokus pada pertarungan.

Dengan penuh semangat, gadis itu mengerahkan sihirnya menuju para bandit. Ia berhasil melumpuhkan mereka satu persatu. Namun, Silvia tak menyadari bahwa dirinya telah memperlebar jarak dengan Iris.

"Tidak!!!" sorak Iris yang mendapati tubuhnya dalam genggaman seorang bandit.

"Iris!!!" Silvia pun terkejut setelah mengetahui Iris diculik oleh salah seorang bandit yang mengelabuinya.

Bandit itu dengan segera membawa Iris sejauh mungkin. Dengan wajah cemas, Silvia berusaha mengejarnya. Namun, pergerakannya terhalangi oleh beberapa bandit yang menghalaunya dengan sihir.

"Jangan lari!!! menyerah lah! kau akan menjadi budak termahal kami!" ketus seorang bandit dengan gelombang sihir yang menyala ditangannya.

"Silvia!!! jangan dengarkan omongannya!!!" sorak Zeta dari kejauhan setelah mendapati Silvia berlutut seraya ketakutan.

Gadis itu pun tak kuasa menahan air matanya. Ia di hantui oleh rasa ketakutan yang amat mendalam akan keberadaan adiknya. Silvia menangis seraya menyesali kecerobohan dan kelalaian atas tindakannya yang menyebabkan Iris dalam bahaya.

"Kembalikan, Iris ...." ucap Silvia sambil menangis tersedu-sedu.

"Kalau begitu, ikutlah dengan kami jika kau ingin menemuinya!" ujar sang bandit sambil mengarahkan sihirnya pada Silvia.

"Tidak akan ku biarkan!" Zeta lalu menghalau sihir sang bandit seraya membelakangi Silvia.

Rodney masih berusaha menghalau terjangan para bandit dengan pukulan kerasnya. Ia tak menyadari bila adik-adiknya dalam bahaya. Hingga akhirnya terjadilah sebuah ledakan besar yang menimpa mereka.

"Silvia! Zeta! " Rodney terkejut setelah mendapati Zeta tak sadarkan diri.

Dengan emosi yang memuncak, pria itu berusaha menghampiri mereka. Satu persatu bandit pun terlempar karena telah menghalanginya. Matanya terbelalak setelah melihat keadaan kedua adiknya yang sudah kehabisan tenaga tersebut.

"Immortality shield!" Silvia mengeluarkan sihir pelindung yang membentuk lingkaran perisai demi melindunginya dan Zeta yang sudah tak berdaya.

"Jangan macam-macam dengan kami! itulah akibatnya!" ketus bandit penyihir itu.

"Zeta, Zeta! sadarlah!" seru Silvia seraya memangku kepala Zeta.

Ketua bandit pun tertawa setelah menyaksikan kejadian itu dari kejauhan. Ia lalu melayangkan tombaknya ke arah Rodney yang sedang berusaha menghampiri kedua adiknya.

zepp ...

Tombak yang melesat dengan cepat dan akurat itu pun berhasil menembus dada Rodney. Ia kemudian merobohkan diri seraya menahan sakit yang amat mendalam. Dengan pandangan yang telah buram, Rodney merangkak seraya meraih kedua gadis yang sedang dalam bahaya tersebut.

"Rodney!!!" Silvia pun terkejut setelah mendapati kakaknya bersimbah darah dengan sebuah tombak yang menancap di dadanya.

Gadis itu berusaha memperlebar sihirnya agar dapat melindungi Rodney dari serangan para bandit tersebut. Namun, ia tak mampu melakukannya karena telah kehabisan energi.

"Silvia, Zeta, .... la-larilah ...." lirih Rodney dengan terbata-bata.

Rodney hampir kehilangan kesadaran. Ia berusaha untuk tetap tegar dalam menghadapi rasa sakit yang merasukinya. Pria itu mencabut tombak yang menancap di punggungnya lalu membalikkan tubuh dengan perlahan seraya terlentang menatap langit.

Wahai Dewa ... jika kau menginginkan akhir dari riwayatku, maka utus lah seorang malaikat yang bersedia menjaga adik-adikku, batin Rodney.

"Hahaha! kalian semua, bawa mereka! jika si gadis melawan, bunuh saja dia!" ketus ketua bandit seraya menyaksikan kejadian yang memilukan tersebut.

~to be continued~

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!