Febby kembali

" Selamat datang di rumah sayang." 

Reza menyambut hangat kedatangan Kiara kembali di rumahnya setelah satu minggu berkelana di kediaman Alex. 

Reza memeluk anaknya, rasanya sudah lama dia tak memeluk putri semata wayangnya itu, ada perasaan rindu dalam hatinya. 

Kia hanya tersenyum saja tanpa mengatakan apapun tapi dia membalas pelukan hangat yang di berikan oleh Reza, jujur saja Kia memang sebenarnya sangatlah merindukan sosok ayahnya itu apalagi pelukan hangat ini. Rasanya Kia ingin menangis saat ini juga, bagiamana nanti jika Reza menikah lagi, akan kah masih ada pelukan hangat ini untuk dirinya. Kia selalu memikirkan akan hal tersebut. 

" Kenapa baru pulang hari ini, kan tadi malam katanya janji mau pulang padahal Papah sudah menyiapkan makan malam." 

" Maaf ya Pah, Kia selesai habis mandi tidak tahunya langsung ketiduran. Mungkin terlalu capek habis ngerjain tugas tadi," bohong Kiara.

Tentu saja itu tidak benar, karena sesungguhnya Kia sangat bersemangat saat berkemas karena sudah sangat merindukan rumahnya itu. Akan tetapi, si duda lapuk itu justru malah menghalangi dan tak membiarkan dirinya pergi sedikitpun dari kamar. Siapa lagi pelaku nya kalau bukan Alex, lelaki yang saat ini tengah duduk santai di sofa seraya tak memiliki dosa sungguh sangat menyebalkan tapi Kia tak bisa berbuat apa-apa jika sudah terhipnotis oleh berlaianya, mulut berkata jangan tapi tubuhnya berkata iya sungguh kesal atas penghianatan tubuhnya itu. 

" Za, kopi mana kopi?" 

Dengan kaki bersila, badan bersandar tangan memainkan hp lelaki itu seenaknya jidat meminta kopi. Tamu tak ada akhlak ya begini. 

" Buat sendiri," jawab Reza sinis dia mengabaikan sahabat nya itu. 

" Ck tuan rumah macam apa kau? Tidak BER-PERI-KE-MANU-SIAAN." kata Alex mengejek.

Kia hanya menggeleng saja melihat dua lelaki bersahabat itu. Kia pergi ke dapur tentu membuat kan kopi untuk kekasihnya itu. Tak lupa juga satu gelas lagi untuk Reza.

" Makasih cantik, memang calon istri idaman," kata Alex menggoda bahkan dengan beraninya mengedipkan sebelah mata. Kia melotot padanya.

" Jangan coba-coba kau goda anakku Alex!" Ancam Reza menekan suaranya.

" Ck, emang nya kenapa? Elu aja bisa goda anak gadis orang terus kenapa gue enggak?" Balas Alex tak mau kalah. Kia sudah naik kekamarnya.

Dengan cepat Reza membungkam mulut sahabatnya itu dengan tangan.

" Jangan kencang-kencang, bodoh!" 

Reza takut Kia mendengar, dia melihat arah kamar anaknya yang sudah tertutup rapat. Lega di hati karena Kia tak mendengar apapun.

" Mau sampai kapan lo mau membohongi, Kia? Jangan sampai dia tahu dari orang tentang hubungan kalian Za. Cepat atau lambat Kia bakalan tahu juga, pasti dia sangat kecewa," kata Alex, dia ingin sahabatnya itu segera memberitahu Kia. 

" Aku tahu, tapi belum saatnya Lex. Aku sama Febby sudah sepakat untuk mengatakan padanya bulan depan. Kami butuh waktu," jawab Reza lesu tak mudah baginya meminta izin pada Kia untuk menikah lagi, apalagi gadis itu selalu saja mengingatkan akan mendiang mamanya selalu.

" Semoga saja Kia bakalan mau merestui hubungan kalian." Alex menepuk pundak Reza. " Begitu juga dengan restuku dengan Kia," lanjutannya bergumam.

" Emmm, kamu mengatakan sesuatu? Reza mendengar samar-samar gumaman Alex. 

" Tidak, gue mau ke kantor dulu." 

Reza berde Oh saja sambil mengangguk. 

" Eh elu mau kemana?" Melihat Alex menaiki tangga. Jalan keluar bukan arah situ 'kan, terus ngapain tuh duda naik ke rumah orang? Dalam pikiran Reza bertanya.

" Mau pamit sama Kia," jawab Alex percaya diri dia terus melangkah hingga sampai ke depan kamar nya Kia.

Reza melengos. " Kayak orang pacaran saja," gumam Reza dia kembali memainkan hp nya.

" Sayang …" 

Kia yang baru saja merebahkan diri di kasur. Badan tengkurap sambil memainkan hp terkejut mendengar suara Alex masuk ke kamar nya.

" Om, ngapain kesini? Papah mana?" Kia menoleh arah belakang.

" Dibawah, aku mau pamit pulang," kata Alex dia menarik tangan Kia lalu membawanya ke dalam pelukan.

" Om, nanti ada Papah." 

Namun bukan Alex namanya jika melepaskan begitu saja, dia harus mendapatkan obat rindu dahulu sebelum berpisah. Setelah puas berpelukan Alex melonggarkan sedikit tubuh lalu kedua tangannya beralih memegang pipi Kia dan menatap nya.

Alex tersenyum nakal membuat Kia merinding melihatnya, segera ingin lepas dari tatapan maut itu sebelum ayahnya melihat. Tapi sayangnya kurang cepat karena saat ini Alex sudah menyatukan bibir mereka dan menciumnya lembut walaupun dengan paksaan. 

Kia berontak memukul dada Alex yang bidang itu, ini bukan rumah Alex lagi seperti sebelumnya yang bebas berciuman sampai berjam-jam. Jika Reza tahu sebelum dia melakukan aksi balas dendam apa yang akan terjadi. 

" Eemmm, Om lepas." 

Tenaga Kia tentu kalah jauh, dia hanya pasrah sampai laki-laki itu melepaskan ciuman mautnya sendiri. 

" Menyebalkan, gimana kalau papah liat?" 

Kia memukul kembali dada Alex kesal, yang di pukul malah cengengesan layaknya tanpa dosa. Dia usap bibir Kia yang basah karna ulahnya itu dengan ibu jari bahkan sedikit membengkak.

" Aku pulang dulu ya," pamitnya.

" Iya, sana pergi." 

Tapi Alex belum juga beranjak, rasanya berat ingin berpisah. Jarak rumah tak begitu jauh tetapi tetap saja dia tidak bisa memeluk dan menciumnya setiap saat. Pasti sangat merindukan gadis ini. Alex ingin secepatnya menikah dengannya dia tidak akan kuat jika harus berlama-lama berpisah. 

" Ngapain masih disini? Katanya mau pulang." Heran Kia. 

" Kalau kangen gimana?" Katanya dengan nada lesu. Kia menghela nafasnya. Laki-laki di hadapannya ini bukan lagi bocah baru gede, tapi tingkah sama seperti ABG benar-benar memalukan bagi para duda-duda di luaran sana.

***

Sementara itu, seorang gadis berjalan di tengah keramaian. Dia menarik kopernya sembari celingak-celinguk mencari seseorang.

" Febby …" Seseorang memanggilnya dan melambaikan tangan arahnya. 

Ya gadis itu adalah Febby, Febby Wulandari gadis sederhana namun sangat cantik. Dia tersenyum melihat siapa yang memanggilnya, melepaskan kacamata hitam lalu sedikit berlari menghampiri.

" Sudah lama menunggu, Mas?" Memeluk di tengah keramaian, dia tidak malu sama sekali walaupun ada beberapa yang memperhatikan.

" Mau setahun aku menunggu, tapi demi kamu aku rela kok," jawabnya sambil mencubit hidung mancung Febby gemas.

Gadis itu hanya tersenyum senang, dia memeluk lengannya erat. 

" Gak di tanyain kemana sama Kia?" 

Siapa lagi jika buka Reza, laki-laki itu menjemput kekasih kecilnya di bandara. Tepat dua hari kepulangan nya, kini giliran Febby yang kembali ke kota Jakarta kota kejam namun sumber pencarian disana.

" Dia gak tau, aku pamitnya kerja." 

Febby mengangguk, sebenarnya dia merasa gak enak pada sahabat nya itu. Tapi apa boleh buat jika sudah cinta sulit untuk melepaskan, namun dia takut, bahkan sangat takut jika Kia mengetahui tentang hubungan dirinya dan Reza membuat Kia murka dan memutuskan tali persahabatan mereka yang sudah lama di bima itu. 

Sebab itulah Febby selalu menyembunyikan semuanya, dia belum siap. Jujur saja Febby sangat menyayangi Kia dan sangat mencintai Reza. Jika harus memilih dia tidak tahu, tidak ingin kehilangan kedua yang pasti. Febby hanya berharap suatu saat nanti Kia mau menerima diri nya sebagai ibu sambung walaupun umur mereka sama. 

Terpopuler

Comments

lilik indah

lilik indah

justru kl kmu syang k2nya hrusnya jujur..kia kcewa berat sm kmu n papanya pstinya

2022-12-27

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!