Alat pelacak

" Tumben-tumbenan nie duda telpon gue." Reza tentu heran karena taj biasanya sahabatnya itu menelpon.

" Apa ada hal penting?" Dia pun menjawab panggilan telpon itu.

" Hallo, Alex ada apa? Apa ada yang sakit?" Sudah sangat hapal, biasanya jika tiba-tiba ada telpon begini pasti ada salah satu keluarga Alex yang sakit.

" Nggak ada …" 

" Apa ada masalah, gak biasanya lo telpon gue kalau gak ada yang sakit." 

" Emangnya salah gue nelpon sahabat sendiri?" 

Reza tak percaya dengan apa yang dia dengar, kesambet setan apa nie bocah sejak kepergian dirinya. 

" Gue mau nanya, apa Kia sudah pulang ke rumah lo?" 

Kembali merasa heran dong, sejak kapan sahabatnya itu peduli apalagi soal anaknya. 

" Kenapa, kok lo nanyain Kia?" 

" Gue khawatir lah, masalah dia gak jawab telpon gue, di wa gak di baca apalagi di balas. Makanya gue tanya sama lo," jelas Alex. 

Reza semakin dibuat terheran-heran, apa segitu khawatir nya. Hubungan keduanya sudah sampai sejauh mana sih sampai-sampai manusia seperti Alex merasa khawatir pada anak orang, padahal anaknya sendiri masa bodo. 

" Kia belum pulang, lagian masih sore biasanya dia itu pulang jam 7-8 nanti. Gue yang bapaknya biasa aja kok elu yang khawatir, aneh banget." Curiga Reza.

" Apa, belum pulang?" Pekik Alex di ujung sebrang sana, sampai-sampai Reza harus menjauhkan hpnya karena terlalu memekik di telinga.

" Biasa aja woy, gila. Bisa pecah gendang telinga gue," omel Reza sambil ngusap daun telinganya yang sebelah kanan.

" Lo gimana sih sebagai bapak kok di bolehin anak gadis pulang malam. Kalau ada apa-apa gimana? Kalau dia sampai salah pergaulan gimana? Pacaran terus sih sampai-sampai anak di abaikan begitu!" Kesal Alex mendengar Reza yang seolah masa bodo pada Kia. 

" Dah lah percuma juga gue ngomong sama lo, mending gue cari sendiri." Langsung di matikan begitu saja oleh Alex.

" Nie duda kenapa sih?" Reza bertanya-tanya. 

Alex sangat kesal, apalagi tak ada kabar sama sekali dari kekasih kecilnya itu. Ditelpon tapi tak di jawab, di wa pun diabaikan, pikiran Alex mulai menjalar kemana-mana.

" Jangan-jangan terjadi sesuatu." Sangat khawatir, Alex mengecek hpnya.

Untung saat itu dia sempat memasang GPS di hp Kia sehingga dia bisa melacak keberadaan gadis nakal itu. Setelah mengetahui keberadaan Kia, dengan cepat Alex mengambil kunci mobil dan segera menjemputnya. Mana mungkin Alex mengizinkan kalau Kia sampai pulang malam.

" Kia, di depan ada om-om ganteng nyariin lo," kata Vera teman kampusnya Kia. 

Kia mengerutkan keningnya, dia melihat jam tangan masih pukul 5.30 sore. 

" Masa iya Papah?" 

Rasanya tidak mungkin jika Reza menjemputnya di jam segini karena sudah tahu pasti dirinya bakalan pulang malam.

" Jangan-jangan …" 

Buru-buru Kia keluar dari kamar temannya. Dan bener saja seperti dugaannya.

" Om ngapain kesini?" Kia takut jika temannya itu membeberkan di kampus jika dirinya di jemput om-om. 

" Kenapa kamu gak jawab telpon aku, di wa sama aja? Sibuk banget kah!" Rajuk Alex layaknya anak kecil. Kia menepuk keningnya.

" Astaga, hp aku di silent jadi gak denger. Lagian aku ngerjain tugas mana sempet pegang hp. Terus kenapa Om bisa tau aku disini?" 

Kia meraaa tidak memberitahu nya dimana alamat temannya itu,dia tentu saja heran bagiamana bisa Alex dimana keberadaan dirinya. Gak mungkin banget kan jika laki-laki ini mempunyai Indra penciuman yang tajam sehingga. 

" Oh, itu aku ada pasang pelacak di hp kamu," jawab Alex sambil garuk-garuk kepalanya, apalagi melihat tatapan melotot dari Kia membuatnya menciut.

" Apa? Kok gitu, apa Om gak percaya sama aku? Jadi sesuka hati Om nhasih alat pelacak supaya aku gak selingkuh begitu?" Tentu saja marah, apalagi tidak memberi tahu penjelasannya.

" B-bukan begitu Kia, Om cuma takut kamu kenapa-napa jika jauh dari pengawasan Om. Makanya Om pasang alat pelacak di hp kamu." Alex menjelaskan.

Maksud Alex berniat baik, bukan hanya Kia yang dia pasang. Orang-orang terdekatnya tentu saja ada bahkan dahulu mantan istrinya pun sama sebab itulah mengapa dia tahu atas perselingkuhan mantan istrinya itu. 

" Ck, dasar pengekang. Terus ngapain disini? Aku masih belum selesai mengerjakan tugas kampus, nanti malam aku baru pulang Papa yang jemput." 

" Kan tadi sudah Om bilang kalau Om khawatir ditambah lagi hp kamu gak boleh jauh-jauh dari kamu. Kalau kamu jawab telpon dari Om. Gak mungkin juga Om kesini," jelasnya.

" Dan satu lagi, nanti jam tujuh Om yang bakalan jemput kamu. Tidak ada penolakan," tegas Alex tak ingin di bantah. Kia tak bisa berkata apa-apa lagi.

" Iya, iya. Dah sana pulang nanti teman aku curiga." Kia mendorong tubuh Alex menyuruhnya pergi. 

" Gak kau kiss dulu?" Alex dengan tak tahu malunya minta kiss di bagian bibir. Mata Kia hampir keluar mendengarnya lalu dia pun segera mencubit pinggang Alex sebel.

" Gak ada, cepat pergi sana. "

 Kia membuka pintu mobil lalu mendorong Alex masuk. Tapi bukan Alex namanya jika kehabisan akal, dia tarik tangan Kia sehingga gadis itu terjatuh di sampingnya kemudian dia kecup lah bibir yang membuatnya rindu tersebut.

" Om minta obat karena rindu berat sama kamu," ucapnya seraya tanpa dosa.

" Dasar Om-om mesum." Kia langsung berlari dengan wajah merah. Dia malu sekaligus takut jika ada yang melihat.

Alex tentu tertawa puas melihatnya, walaupun sedikit tetapi cukup untuk mengobati rindunya itu. Padahal baru setengah hari tidak bertemu namun rasanya seperti setahun. Sungguh jatuh cinta itu membuat semuanya gila.

" Eh, siapa?" Vera tentu kepo.

" Oh, itu om aku," bohong Kia, mana mungkin berkata jujur. 

" Masa sih? Tapi kalian terlihat agak mesrah deh. Dan lagian ngapain om kamu kesini?" Curiga Vera penuh selidik.

" Karena aku memang dekat sama om aku itu makanya agak keliatan mesrah, tadi aku wa dia buay jemput tapi lupa kasoh tau jam berapa makanya dia langsung datang kesini." Lagi-lagi Kia harus berbohong. Vera percaya begitu saja.

" Eh tapi om kamu ganteng, boleh dong minta nomornya. Kali aja mau di jadikan sugar Daddy ku," kata Vera semangat membuat Kia melotot kedua matanya kemudian menimpuk kepala Vera dengan bantal.

" Jangan ngaco deh, ayo kerjakan lagi entar keburu magrib." Keduanya kembali mengerjakan tugas bersama.

" Febby kapan pulang ke Jakarta, kangen juga sama dia," kata Vera di sela-sela.

Kia menghentikan gerakan tangannya sejenak." Kayaknya besok sih, tapi entahlah dah lama aku gak menghubungi dia." 

Bukan hanya Reza saja Kia merasa kecewa, tentu pada sahabat nya juga. Padahal setiap hari mereka selalu bersama, tentang apapun selalu bercerita bahkan termaksud hubungan asmara. Tetapi kenapa dengan ayahnya justru dirahasiakan, padahal dulu Kia pernah menyinggung soal ingin memiliki om-om tajir tetapi Febby malah memarahinya untuk tidak melakukan itu, lalu sekarang apa arti semuanya ini. Kia sangat merasa kecewa sekali.

Terpopuler

Comments

Ruk Mini

Ruk Mini

temen ga ada ahlak nenk

2024-02-17

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!