Untuk pertama kalinya

Setelah mengantar Reza di bandara, keduanya kembali ke rumah. Sebenarnya Kia ingin pergi jalan-jalan saat itu, akan tetapi mengingat tak ada sang sahabat ia pun mengurungkan niatnya. Tidak akan seru bila hanya jalan-jalan seorang diri saja pikir Kia. Sepanjang perjalanan keduanya tak ada obrolan, hening … perjalanan pun nampak terasa sangat jauh sekali, sangat berbeda saat ada Reza tadi yang cukup menghibur. Untung nya ada suara musik di mobil hingga tak semakin jenuh.

" Mau mampir ke Indomaret gak?" Tawar Alex. Lelaki itu sedari tadi hanya diam sembari lirik-lirik diam-diam gadis duduk di sampingnya.

" Boleh deh," jawabnya, ia juga butuh makanan. Karena jika merasa sepi hanya makanan lah yang dapat mengobati rasa betenya di kala itu.

Alex tersenyum senang, sebenarnya ia sedari tadi bingung ingin memulai dari mana membuka obrolan. Ia tak pandai berbicara pada wanita, rasanya canggung apalagi jika di sampingnya gadis muda nan cantik yang sudah membuat hatinya resah. Alex bersyukur setidaknya gadis itu mau ia aja walaupun hanya pergi ke Indomaret saja. Jika ajakan nya tadi tidak akan di tolak, Alex bakalan mengajaknya pergi ke mall saja. 

" Ayo …" 

Alex turun lebih dulu, niatnya ingin membukan pintu mobil untuk Kia seperti seorang kekasih pada umumnya supaya nampak romantis. Tapi sayangnya gadis itu sudah dulu membuka pintu sebelum ia turun. Ternyata hayalan nya tak seindah yang di bayangkan. Apa boleh buat, toh mereka bukan pasangan kekasih, Alex pun garuk-garuk kepalanya malu mengekor Kia yang sudah berjalan lebih duluan. 

" Kia! " Panggil Alex, gadis itu menghentikan langkahnya lalu memutar balik tubuhnya.

" Ya, Om …"

" Ini … " Alex menyerahkan dompetnya pada Kia, sontak saja gadis itu kaget. Apalagi dompet itu terlihat sangat tebal.

" Kamu pilih aja apapun yang mau kamu beli. Kalau duitnya gak cukup gesek aja kartu kreditnya. Om mau ke toilet sebentar." 

Dengan memaksa lelaki itu menarik tangan Kia lalu menyerahkan dompetnya tanpa ragu seakan sudah sangat percaya pada gadis itu. Alex tak takut sedikitpun jika uangnya di habiskan atau di bawa kabur. 

" Eh … tapi Om …"

 

Belum selesai berucap, hendak menolak karena tidak enak. Jujur saja baru kali ini ia memegang dompet pria. Bahkan punya papahnya aja ia tak pernah menyentuhnya sama sekali. Alex tersenyum lalu mengacak rambutnya lalu melangkah pergi menuju toilet meninggalkan Kia yang menganga.

" Yang bener saja, ini om Alex terlalu percaya, baik atau terlalu banyak uang sih?" Kia berjalan masuk dengan kebingungan. Ia pegang dompet itu erat-erat takut akan kehilangan. 

Kia mulai memilih beberapa makanan kesukaannya, juga buah-buahan. Saat melihat beberapa sayuran, Kia berpikir sejenak. 

" Beli aja deh, besok mau masak sendiri aja," ucapnya senang memilih beberapa bahan yang cukup di masak. Masa bodo jika Alex marah, akan ia pikirkan alasannya nanti. 

" Berapa Mbak?" Tanya Kia saat sudah di kasir.

" Lima ratus delapan puluh tujuh ribu, kak," jawab mbak kasir tersenyum ramah.

Kia membuka dompet Alex.

" Ya Allah …" 

Sangking kagetnya Kia menjatuhkan dompet Alex. 

" Kenapa Kak?" Heran mbak kasir.

" Nggak apa-apa Mbak, hehehe …" Kia mengeluarkan duit 6 lembaran merah lalu menyerahkan pada mbak kasir. Terlihat tangan mungil itu sedikit gemetar.

" Mau sekalian isi pulsa nya, Kaka?" Tawar mbak kasir.

"Nggk." 

Sang kasir menghitung kebalikan nya. 

" Uang recehan nya permen aja mau gak Kak?" Tawarnya lagi. Karena tak mau menunggu terlalu lama Kia pun mengangguk saja.

" Terima kasih," ucap mbak kasir. kia mengangguk lalu mengambil uang kembalian dan barang belanjaan nya lalu keluar dari Indomaret tersebut. Sebelum masuk mobil Kia memasukkan kembalian nya tadi kedalam dompet, bahkan dengan permen nya sekaligus. 

" Jangan sampai ilang, bisa mati gue," gumam Kia. Gimana gak gemeyar setelah melihat isi dompet tersebut yang banyak kartu berwarna hitam nya. 

" Udah selesai?" Alex sudah berada di dalam mobil.

" Udah, Om. Emmm … tadi Kia menghabiskan sampai 500, lebih," cicitnya pelan. 

" Masih kurang? Kalau masih belum cukup beli lagi aja, gak perlu sungkan," jawab Alex tanpa beban. Kia menoleh arahnya.

" Om gak marah?" 

Mendengar perkataan Kia sontak membuat Alex tertawa, apalagi dengan ekspresi wajah gemes itu. Ingin sekali ia mengecup nya.

" Kamu ini lucu, kenapa Om mesti marah, hem?" Tanya balek Alex sembari menyibakkan anak rambut di pipi Kia lembut.

" Kamu beli apa aja?" Lanjut Alex bertanya, tangannya beralih mengusap wajah Kia. 

" C-cemilan dan sedikit bahan masakan," jawab Kia gugup. Ia harus menetralkan jantungnya supaya tidak terdengar oleh Alex karena berdegup kencang.

" Besok kita beli lagi ya, sepertinya di rumah memang dah pada abis." Kia mengangguk. Alex semakin gemes lalu mengacak rambutnya.

"  Yaudah, kita pulang." 

Setelah sampai di rumah, Alex dan Kia sama-sama menurunkan barang belanjaan.

" Biar mbak aja yang bawa ke dalam, Kia. Kamu istirahat aja," ujar Alex saat Kia hendak membawa dua kantong plastik ke dalam.

" Nggak apa-apa, Om. Lagian gak berat kok. Oh iya, nanti Om mau makan di rumah gak? Soalnya Kia mau masak," ucapnya.

" Kia bisa masak?" Tanya balik Alex tak percaya.

" Bisa dong, On mau makan apapun Kia bakalan masakin deh," jawabnya menyombongkan diri.

" Ow benerkah? Om jadi gak sabar ingin mencicipi Kia … eh masakan Kia."

Keduanya tertawa, Alex membantu membawa 2 kantong plastik juga. Dan sisanya baru para ART yang membawa.

" Non mau masak?" Jar mbak Minah salah satu koki rumah Alex. 

" Emm, Mbak bantuin Kia ya. Kali aja masakan Kia ada yang kurang," pinta Kia ramah, dan mbak Minah mengangguk.

Alex menyandarkan tubuhnya di tembok, dengan tangan melipat di dada. Lelaki itu tersenyum senang serasa sedang memperhatikan sang istri yang lagi masak untuk dirinya. Selagi menunggu hidangan masak, Alex pun meninggalkan dapur menuju ruangan kantor rumahnya untuk mengecek beberapa email yang di kirim oleh sang asisten. 

Beberapa saat kemudian …

" Selesai …" Kia menanta meja makan.

" Mau langsung makan, Non,?" Mbak Mery membantu.

" Mau mandi dulu deh kayaknyak, lagian jam makan malam masih ada 15 menit lagi," jar Kia menjawab. Para ART hanya tersenyum lalu melanjutkan pekerjaan mereka, sementara Kia langsung membersihkan diri.

Tak butuh waktu lama gadis itu mandi, tak menghabiskan waktu panjang karena tak perlu dandan dan memilih baju hingga memakan banyak waktu. Cukup mengoles bedak tipis dan lipstik tipis sudah cukup. Sedangkan pakaian yang ia kenakan cuma hotpants pendek dan baju kaos saja. 

" Om Alex belum keluar ya Mbak?" Kia sudah berada di lantai bawah.

" Belum, Non. Mau di panggilkan?" 

" Biar Kia aja Mbak, di sebelah situ kan ruangannya?" Mbak Mery mengangguk. Kia pun berjalan menuju ruang kantor Alex lalu mengetuk pintunya.

" Om …" panggil Kia lalu membuka pintunya pelan. 

Masih belum ada jawaban dari Alex, Kia pun menutup pintu lalu berjalan masuk mencari keberadaan sang pemilik.

" Gede banget sih ruangannya?" Tentu tertegun melihat ruangan kerja Alex yang benar-benar menyerupai ruangan kantor. Ada meja meeting nya, beberapa komputer. Lalu matanya tertuju pada satu meja dimana di sana ada seseorang tengah tertidur pulas bersandar di kursi kebesarannya.

" Tidur rupanya …" Kia perlahan mendekat. " Ganteng banget sih, ya Allah. Kia memperhatikan sejenak wajah Alex.

" Om, Om Alex bangun sudah waktunya makan malam," ucap Kia pelan menepuk-nepuk pipi Alex pelan. 

Entah apa yang Alex mimpikan, lelaki itu menarik tangan Kia hingga gadis itu tertarik dan jatuh di pangkuan. Jarak keduanya begitu dekat. 

" Om …" kaget Kia. Alex bukannya bangun malah menenggelamkan kepalanya di bagian dada Kia dengan begitu nyaman nya.

" O-Om …" Kia mencoba membangunkan Alex menepuk-nepuk pundaknya.

" Ssstttt, jangan bergerak," ucap Alex dengan suara parau nya.

" T - tapi …"

Alex membuka mata, lalu mendongak menatap Kia dalam. Mata keduanya saling mengunci. Kia mematung kala ibu jari Alex mengusap bibirnya lembut.

Memang benar pepatah mengatakan, jangan berduan jika dengan lawan jenis karena yang ketiganya adalah setan. Dan benar saja, entah siapa yang memulai tiba-tiba saja kedua bibir itu sudah saling menyatu. 

Kia yang kaku sempat terkejut, akan tetapi karena sihir hipnotis Alex berikan ia pun terbuai hingga keduanya sama-sama saling merasakan nikmatny rasa manis tersebut. Lidah Alex tak mau diam, ia menari-nari di dalam sana dengan sangat lincah, tangannya semakin menekan tengkuk leher Kia supaya semakin dalam ciumannya. 

Merasa sudah hampir kehabisan nafas, Alex melepaskan lalu menatap Kia dalam. Sedangkan gadis itu merasa malu sendiri dan membuang wajahnya ke samping. 

Alex tersenyum lalu menarik dagu gadis itu hingga menatap dirinya, ia usap kembali bibir yang sangat manis itu dengan ibu jari. Agak sedikit bengkak karena ulahnya. 

" M-makan malam sudah siap. kia sudah lapar," dengan cepat gadis itu melepaskan diri dari pangkuan Alex. Ia harus menetralkan jantungnya. Perasaan aneh apa ini? Pikir Kia yang sudah keluar dari ruangan Alex dan berjalan menuju meja makan sambil memegangi dadanya.

Terpopuler

Comments

Rhmad Flash

Rhmad Flash

asyiiiiik tor ceritanya.hmpir mirip dngan ksh kehidupanku

2024-02-03

1

Nartadi Yana

Nartadi Yana

Alex gercep nih , tapi zina

2023-08-19

1

rutia ningsih

rutia ningsih

istri diralat kali kata2mu lex hehe

2022-11-09

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!