Rendi diam-diam mengawasi

" Pagi …" Sapa lemes Kia sembari memaksa kan senyum nya.

Alex yang sedang duduk di meja makan tersebut sontak mengerutkan keningnya menatap Kia. 

" Apa tidurnya gak nyenyak kali ya," batin Alex khawatir, ia khawatir kalau Kia tidak betah tinggal di rumahnya.

Pagi ini suasana hari tampak cerah. Bahkan belum jam 7 pagi namun cahayanya sudah sangat tinggi, sepertinya tidak akan turun hujan untuk hari ini dan beberapa hari kedepannya. 

Di kediaman Alex, semua ART tengah sibuk atas pekerjaan mereka masing-masing, sedangkan si tuan rumah sedang duduk santai di meja makan bersama putra semata wayangnya yang sebenarnya sangat jarang terjadi. Untunglah hari tetep cerah dan baik-baik saja tentang perubahan Alex di pagi hari ini.

Biasanya Rendi hanya duduk dan sarapan seorang diri saja seperti anak yatim-piatu karena kesibukan orang tua nya. Namun, ia sangat terkejut melihat sang ayah tiba-tiba duduk di hadapannya dengan santai, bukan hanya Rendi saja sih sebenernya. Para ART pun tak kalah terkejutnya, sampai-sampai mereka ingin kembali tidur karena menyangka jika pagi ini adalah sebuah mimpi sehingga saling cubit mencubit pun terjadi.

" Apa karena gadis itu Papi ikutan sarapan pagi?" Batin Rendi saat melihat Kia turun dari tangga dan ikut duduk di meja makan untuk sarapan. Rendi pura-pura abai, ia tetap mengunyah makanannya tanpa menyapa Kia yang kini duduk di sampingnya.

" Kamu kenapa, hem?" Tanya Alex lembut, Rendi dapat melihat jika lelaki itu tengah khawatir.

Kia di tanya hanya menggeleng saja, ia pun mengambil sepotong sanwids dan segelas susu. 

" Kenapa, apa tidur kamu gak nyanyak? Atau AC nya terlalu dingin, atau kasur nya yang bikin kamu gak nyaman? Atau …" 

" Nggak kok Om, semuanya baik-baik saja kok. Hanya saja …" Kia mematung sejenak.

Dan sedari tadi Rendi yang cuma diam saja ternyata diam-diam memperhatikan tingkah papinya. Ia menaikan sebelah alisnya mendengar Alex yang mengajukan pertanyaan bertubi-tubi nampak cemas itu. Ia masih diam memperhatikan.

" Kalau ada apa-apa ngomong sama,Om Kia. Om bener-bener khawatir."

Alex menyentuh tangan Kia lembut di atas meja. Kia menoleh padanya lalu tersenyum hangat.

" Kia cuma khawatir sama papa, Om. Dari semalam papah gak ngasih kabar ke Kia, bahkan pagi ini pun nomornya gak aktif."

Kia akhirnya bercerita mengapa ia begitu lesu pagi ini, gadis itu sangat mengkhawatirkan ayahnya yang belum memberikan kabar setelah kepergian kemarin sore.

" Reza belum nelpon kamu sama sekali?"

Kia menggeleng lesu, Alex mengepalkan tangannya kesal di bawa meja. Bagaimana bisa Reza tidak menghubungi anaknya sama sekali, Alex tak habis pikir pada sahabat nya itu.

" Dasar Reza, tua bangka labil. Anaknya di sini nunggu-nunggu kabar, sampai khawatir gitu. Dia malah enak-enakan di sana sampai lupa diri! Awas aja nanti kalau ketemu, gue bakalan gaplok wajah sok kegantengan nya itu," kesel Alex mengatai Reza dalam hatinya.

" Kia tentang aja ya, Om yakin pasti nanti papah bakalan nelpon. Kan Kia tau kalau papah lagi kerja, mungkin sekarang lagi sibuk? ( Sibuk bercinta, maksudnya. Berkata dalam hati dengan nada sebel ) "

Alex membujuk dengan lembut, ia usap-usap rambut Kia yang terurai panjang itu.

" Nanti Om bakalan cari tahu ya, kalau Reza udah bisa di hubungi Om bakalan langsung kasih tau kamu secepatnya," sambung Alex lagi.

" Bener ya, Om?" Alex mengangguk meyakinkan. Kia kembali tersenyum ceria. Dan Alex lega melihatinya.

Dan lagi-lagi interaksi antara Alex dan Kia tadi tak luput dari perhatian Rendi.

" Kenapa sikap papah beda banget sama Kia ya? Padahal cuma anak sahabat, tapi perhatian nya terlalu lebai."

Rendi berkomentar dalam hatinya, ia berpikir Alex terlalu berlebih-lebihan memberikan perhatian pada anak sahabat. Seolah perhatian dan kelembutan itu bukan hanya menujukan kasih sayang untuk anak sahabat saja, melainkan lebih. Tapi Rendi tak berkomentar secara langsung karena ia ingin melihat sejauh mana hubungan dua manusia yang beda usia ini. Rendi memperhatikan Kia.

" Oh iya Ren, mau sampai kapan kamu di rumah Papi?" 

Pertanyaan Alex sontak membuat Kia menyemburkan minumannya.

" Apa Papi mau mengusir ku?" Tanya Rendi dingin. Kia hanya diam saja.

" Bukan, hanya saja ini sudah satu minggu lebih kamu di rumah Papi. Apa mamimu gak nyariin?" Ucap Alex, menjelaskan. Sebenarnya tidak masalah Rendi mau tinggal berapa lama di rumahnya. Hanya saja ia malas nanti mantan istrinya itu heboh menelpon meminta Rendi untuk tinggal di rumah sana.

" Mami mau ke Jakarta," ucap Rendi singkat. Alex hanya manggut-manggut menanggapinya.

" Dan mami mau nginep di rumah ini selama di Jakarta!" 

Terpopuler

Comments

rutia ningsih

rutia ningsih

jedarrrrr🤣🤣

2022-11-18

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!