sebuah foto

" Hallo, ini siapa? Dimana Papahku." Kia merasa heran karena tak biasanya jika hp Reza di pegang orang lain bahkan sampai berani menjawab panggilan telpon. Dirinya yang seorang anak saja tidak seberani itu, lalu siapa wanita yang menjawab panggilan telepon tersebut, Kia bertanya-tanya dalam hatinya. Ia lirik Alex sekilas dengan tampang kebingungan.

" Dimana Papahku!" Kia bertanya kembali karena tak ada jawaban dari wanita tersebut.

" Duh, mati gue." Wanita itu bergumam pelan, dan masih bisa di denger oleh Kia.

" Suara ini?" Kia kembali mengerutkan keningnya, ia ingat betul dengan suaranya, nada bicaranya semuanya sama.

" Febby!" 

Spontan Alex menoleh arah Kia, apa yang terjadi kenapa Kia memanggil nama kekasihnya Reza? Alex bertanya-tanya dalam hatinya, ia terus memperhatikan Kia yang kini tengah berpikir.

" Jangan-jangan?" Alex membulatkan kedua matanya mengerti. " Dasar Reza bodoh, bagiamana bisa dia begitu ceroboh begini. Jika seandainya Kia tahu, gue gak ikut-ikutan," batin Alex mengejek kebodohan sahabat itu. Bisa-bisanya Reza menyuruh kekasihnya menjawab panggilan telpon, entahlah mungkin saja Reza sengaja supaya anaknya yahu jika ia memiliki seorang kekasih pikir Alex.

" Om, telepon dari Kia!" 

Kia mendengar bisikan-bisikan dari sebrang sana.

" Ini siapa ya? Kamu Febby!" Ucap Kia spontan. Entah apa yang terjadi di sebrang sana yang jelas tak ada jawaban sama sekali dari pertanyaan Kia. Bahkan gadis itu harus menunggu sedikit lama.

" Hallo! Nie orang kemana sih?" Bener-bener mencurigakan Kia terus mengatakan halo karena belum juga ada jawaban hingga Reza akhirnya menjawab.

" Kia, ada apa sayang?" Seperti tak memiliki dosa, dengan santainya Reza menjawab panggilan Kia bahkan bertanya ada apa? Tentu sangat membangongkan bagi Kia. 

" Wanita tadi itu siapa?" Spontan Kia langsung bertanya, sungguh penasaran karena suaranya sangat mirip dengan sang sahabat. 

" Oh, tadi itu suster di rumah sakit ini. Papah lagi sibuk jadi Papah suruh aja suster itu untuk menjawab panggilan telpon. Ada apa telpon sayang?" Ucap Reza tentu berbohong.

Kia pun mempercayai nya, sebab Febby dan papahnya beda kota. Tentu sudah pasti itu bukan sahabatnya, mungkin juga hanya kebetulan saja karena ia sudah sangat merindukan sang sahabatnya itu.

" Papah sibuk sampai lupa sama anaknya sendiri? Dua hari gak ada kabar giliran di telpon sekarang tanya ada apa?" Kia melampiaskan amarahnya, pertanyaan konyol Reza ingin sekali Kia memakai jika tidak ingat itu adalah orang tua nya sendiri.

" Dahlah, kalau Papah sibuk. Setidaknya Kia dah lega kalau Papah baik-baik aja di sana. Assalamualaikum!" 

Karena sudh terlalu kesal, Kia pun memutuskan sambungan telponnya tanpa menunggu jawaban lagi dari Reza. Kia cemberut mengerucutkan bibirnya sambil ngedumel tidak jelas. Namun di mata Alex gadis itu terlihat sangat menggemaskan.

" Kenapa sama Reza?" Tanya Alex sambil mengelus rambut panjang Kia lembut.

" Papah itu bikin kesel, bisa-bisanya dia nanya? Dah tau apa kalau anaknya sangat khawatir karena gak ada kabar," rajuk Kia mengerutkan bibirnya sambil melipat kedua tangan di dada. Lagi-lagi Alex merasa gemes akan tingkah Kia. 

" Mungkin papah lagi sibuk aja," jawab Alex asal.

Kia berdecak malas. " Biasanya gak kayak gitu, mau sesibuk apapun tetap aja anak di nomor satukan. Tapi kali ini, bener-bener aneh tau gak?" Keluh Kia merasa heran dengan sikap Reza. Alex hanya tersenyum menanggapi nya karena sebenernya ia sudah tahu.

" Kita mau kemana?" Alex mengalihkan pembicaraan.

" Pulang aja deh ngambil mobil papah, soalnya Kia mau pulang ke rumah sebentar ada buku yang ketinggalan," jawabnya, sesaat Kia melupakan kesalnya pada Reza.

" Om antar aja sekalian," tawar Alex.

" No! Kia bawa mobil papah aja. Lagian di rumah lagi gak ada siapa-siapa, nanti gak enak jadi omongan para pembantu tetangga kalau ngeliat Kia bawa laki-laki ke rumah," tolak Kia tegas.

Kia ingat sering kerap kali mendengar para ART menggosipkan para majikan masing-masing saat beli sayuran di depan rumah jika lagi pada ngumpul. Bahkan parah nya lagi majikan tetangga - tenggaga pun yang sering di bicarakan. Kia pernah mendengar suatu ketika ia ngikut kedepan bersama ART nya waktu beli sayur di tukang sayur, ART nya pun tak mau kalah rupanya, tentu itu membuat Kia hanya terbengong-bengong mendengar. Jadi ia tak mau dirinya akan jadi bahan omongan di sana kelak.

" Oh, gitu ya. Ya sudah kalau begitu kamu hati-hati saja saat mengendara kalau ada apa-apa langsung selalu hubungi Om ya." Alex mengalah walaupun sebenarnya ia tak rela membiarkan Kia pergi seorang diri.

" Asiiiiaaaap," jawab Kia mengikuti ala-ala Ata Halilintar. Alex menggeleng lalu ia menjalankan mobilnya.

Sesampai di rumah Alex, Kia langsung mengambil konci mobil di rumah tersebut lalu tanpa menunggu lama lagi gadis itu langsung mengendarai mobil Reza pergi kerumahnya. Sementara Alex langsung pergi ke kantor kembali, walaupun dalam hatinya ia tak ingin berpisah pada Kia, entah mengapa hatinya menjadi seperti ini sejak kedatangan gadis itu. 

Tak lama kemudian, Kia sudah tiba di kediamannya. Lalu ia perkirakan mobil di depan rumah tersebut.

" Huuuuf, rasanya dah lama meninggalkan rumah ini," ucap Kia seketika sudah di dalam. Ia rindu dengan suasana rumahnya sendiri. Padahal rumah Alex jauh lebih besar dan mewah, namun rumah sendiri lah tetap yang paling nyaman. 

Kia langsung menuju ke kamarnya, llu mencari buku yang ketinggalan. Setelah dapat Kia hendak melangkah keluar namun melihat debu mulai tebal membuatnya resah.

" Gue bersihin aja dulu deh, lagian di rumah om Alex bingung mu ngapain." 

Kia bukanlah anak yang manja, Reza membesarkan Kia sangat keras hingga gadis itu tumbuh dengan baik dan sangat mandiri. Hanya membersihkan rumah saja ia sudah sangat terbiasa karena sejatinya Kia sendiri orang yang pembersih.

" Gila, baru dua hari di tinggal dah setebal ini debunya gimana kalau seminggu?" Kia terus menyapu lalu mengepel layaknya seorang pembantu.

"Kamar papah sekalian deh." 

Setelah selesai di kamarnya, Kia memutuskan untuk membersihkan di kamar Reza. Mungkin bagian kamar lebih penting untuk di bersihkan karena takut debu menempel semakin tebal di kasur. 

" Eh, kenapa buku Febby ada di kamar papah?" Kia terkejut melihat buku Febby ada di kamar Reza. Ia sebenarnya tidak kenal dengan buku itu jika tidak melihat nama tertera di halam depan. 

" Apa mungkin ketinggalan ya lalu papah menyimpannya?" Kia tak ingin berpikir macem-macem toh Febby sering main kerumahnya dan mungkin saat itu buku Febby ketinggalan lalu Reza mengambil dan menyimpannya. Kia kembali membersihkan meja-meja memakai kemoceng. 

Sesaat sedang memasuki barang-barang Reza ke dalam laci samping kasur. Kia semakin di kejutan dengan sebuah bingkai foto berukuran sedang di dalamnya. Kia membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang ia lihat. 

Kia mengangkat foto tersebut dengan hati yang deg-degan berusaha tidak panik. Ia berharap apa yang ia lihat adalah salah. Kia tatap foto itu dengan seksama, wajah cantik dengan senyum agungnya membuat Kia menjatuhkan foto tersebut bahkan sampai kacanya pecah berserakan di lantai.

" Tidak … tidak mungkin papah menyimpan foto Febby di sini? Ini pasti salah." Tangan gemetar, ia mengambil foto itu kembali dengan tak hati-hati hingga tangannya terkena pecahan kaca. Namun Kia abaikan.

" Ke- kenapa papah menyimpan foto Febby?" Sungguh sebuah kejutan baginya, apa yang sebenarnya terjadi, ada apa hubungan Febby dengan papanya, Kia terduduk di kasur dengan pikiran kacau.

Terpopuler

Comments

ghada saputra

ghada saputra

kenapa harus sembunyi sembunyi kalau emang suka... si papa ini.

2022-11-25

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!