keberangkatan Reza

Alex baru turun, ia menghampiri Reza yang sudah siap sambil menunggu duduk santai di sopa. Alex melihat kiri kanan  tengah mencari sesuatu. Lelaki itu sudah nampak sangat tampan walaupun memakai pakaian sederhana. Celana jeans pendek selutut, baju kaos hitam bersama topi dan tak lupa kacamata nya. Alex duduk si samping sang sahabat.

" Masih belum siap?" Tanya nya.

Reza mengangguk saja tanpa menoleh karena sudah tahu arah pertanyaan dari sang sahabatnya itu. Sudah pasti sedang bertanya tentang anak gadisnya, karena tidak mungkin juga dirinya yang sudah jelas siap akan di pertanyaan kembali.

Alex melihat jam di tangannya.

" Masih ada cukup waktu, jika tidak macet," ucapnya. 

Reza bersikap santai saja, ia seperti sudah sangat terbiasa akan hal seperti ini. Banyak -banyak bersabar ketika menunggu, buru-buru ketika berangkat itulah yanh sering kali terjadi dalam hidupnya sejak menikah dan bahkan sampai di tinggal pun ia tetap mengalami nasib yang sama. Memang benar kata pepatah, buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. 

" Pah, ayo kita dah hampir telat loh," 

Tak seperti memiliki dosa sama sekali. Gadis itu merogoh tasnya setelah turun dari kamarnya.

Reza mendongak begitu juga dengan Alex. Dari kedua lelaki itu hanya satu yang bangkit sedangkan yang satunya malah diam mematung.

" Woy … ngapain sih?" Heran Reza.

Tak ada respon dari Alex, lelaki itu masih saja diam mematung memandangi sesuatu yang tak biasa. 

Reza mendengus kesal, ia ambil bantal sofa lalu ia lemparkan tempat mengenai muka Alex tersebut.

" Di suruh cepat mh bengong, ngeliatin apa sih?" Sinis Reza, waktu dah sangat memep. Mau marah pada anaknya rasanya tidak mungkin yang ada malah ia tidak akan jadi terbang hari ini. Jadi Reza pun melampiaskan kekesalannya ke sahabatnya itu yang kebenaran berulah.

" I- iya,bawel banget sih!" 

Alex bangkit, ia menggusap wajah kasar. Lalu berjalan mendahului Reza dengan tanpa dosa. Lelaki itu sudah mentralkan kondisi jantung dan hatinya. Namun mata tetep saja nakal, lagi-lagi melirik sesuatu yang membuatnya sampai mematung tadi.

" Biar gue aja yang bawa mobil," ucapnya.

" Kia mau duduk di depan atau belakang?" Tawarnya setelah membuka pintu mobil miliknya.

Kia mengangga melihat mobil mewah milik Alex tersebut.

" Wah, mobil Om Alex bagus banget," serunya dengan mata berbinar. Sering melihat mobil bagus tapi belum pernah menaikinya.

" Kia suka? Nanti kalau ke kampus boleh kok basa mobil nya Om!" Ucap Alex gemes dengan tingkah Kia sekarang ini.

" Beneran?" Mata gadis itu semakin berbinar, rasanya seperti mimpi.

" Gak boleh, kalau ada apa-apa gimana? Gaji Papah selama satu tahun gak bakalan cukup mengganti mobil ini!" Sela Reza cepat. Lelaki itu langsung masuk ke mobil di bagian depan samping mengemudi.

Sontak saja membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya sebel. Alex tersenyum, ia membukakan pintu mobil untuk Kia, namun sebelum gadis itu masuk lelaki itu membisikkan sesuatu.

" Kamu tenang aja, kan ada Om," ucapnya berbisik. 

Deg … jantung Kia kembali berdetak. Bulu kuduknya merinding di kala nafas Alex mengenai kupingnya. Ia bisa mencium bau wangi tubuh lelaki itu, entah mengapa tiba-tiba perasaan tubuhnya menjadi aneh. 

Alex kembali tersenyum, ia mengusap pucuk kepala Kia lembut.

" Ayo masuk." 

Kia mengangguk, lalu masuk ke mobil. Alex menutup kembali pintu mobil tersebut lalu ia menyusul masuk. Sebelum menyalakan mesin mobil Alex memakai sabuk pengaman terlebih dahulu, matanya kemudian melirik arah kaca spion dimana ia bisa melihat gadis yang sudah membuat hatinya resah itu duduk dengan santai.

Tak selang beberapa lama, mobil tersebut sudah berada di tengah-tengah jalan raya, untuk saat ini jalanan tidak terlalu macet, sehingga Alex bisa menerobos cepat. Sesekali ia melirik kembali Kia dari kaca spion. Dalam hati berdecak karena saat ini penampilan gadis itu benar-benar membuat si gundul terus berteriak.

Apalagi saat ini, gadis itu membaca komik dengan kaki menyilang, tentu saja ia dapat melihat putih mulus paha gadis itu. 

" Sial … kenapa Reza bersikap biasa aja sih melihat anaknya berpakaian kurang bahan begitu? Gak tau apa banyak mata laki-laki hidung belang di luaran sana yang meliriknya nanti." Kesal Alex dalam hatinya. 

Ingin sekali ia membungkusnya dengan sarung, agar tidak ada yang bisa melihat tubuh indah gadis itu. Sungguh tak rela dalam hatinya. Kia saat ini hanya memakai rok mini setengah paha, dengan atasan tanpa lengan. Rambut tergerai panjang, sungguh membuat gadis itu sangat cantik dan seksi. Lelaki mana yang tak tergoda bila melihatnya, ia saja sampai harus menahan nafas berkali-kali supaya akal sehatnya berfungsi. 

" Bener-bener ganggu konsentrasi aja," gumam Alex pelan.

" Emm … li ngomong sesuatu?" Ujar Reza, ia samar-samar mendengar.

" Nggak!" Jawab singkat Alex. Dan di balas O saja oleh Reza. Lelaki itu kembali sibuk dengan hp miliknya. 

Entah apa yang membuat lelaki itu sibuk, sampai-sampai anaknya tidak diperhatikan cara berpakaian nya. Ingin sekali rasanya Alex membejek wajah sok tampan sahabat nya itu, sayang nya ia takut kualat nanti nya karena Reza jauh lebih tua dibandingkan dengan dirinya. 

Reza berusia 45 tahun, sedangkan ia baru berusia 40 tahun. Beda lima tahun tetapi kedua tak peduli, yang penting nyaman dalam bersahabat dan saling setia satu sama lain. Karena hanya Reza yang Alex percaya selain kedua orangtuanya. Bahkan anaknya sendiri Alex masih ragu, entah karena anaknya masih sekolah SMA atau memang kurang komunikasi sehingga rasa percaya itu hanya 30 % saja. 

" Dah Papah, Kia bakalan kangen banget sama bawelnya Papah," jar Kia seketika ketiganya sudah sampai di bandara.

" Hati-hati ya, ingat jangan keluyuran aja. Dengerin apa kata om Alex. Tugas kuliah jangan malas dikerjakan, ingat gak?" Reza kembali mengingatkan.

" Iya Pah Kia ingat, Papah hati-hati juga ya di sana. Kalau dah sampai kabarin." Gadis itu mencium tangan ayahnya.

" Iya sayang." Reza mencium kening sang anak lembut. Rasanya berat ingin meninggalkan sang anak. 

" Lex, gue titip Kia ya. Kalau ada apa-apa cepat hubungi gue," ujarnya sambil berpelukan pada Alex.

" Pasti, lo tenang aja. Kia aman kalau sama gue," jawabnya meyakinkan. 

Reza tersenyum, lalu melangkah memasuki bandara. 

" Ayo, kita doain aja semoga papah selamat sampai tujuan," ucap Alex menenangkan Kia yang nampak gelisah.

" Ayo kita pulang," ajaknya. Lelaki itu menggenggam tangan Kia lembut. Gadis itu hanya mengekor sambil melihat arah tangannya yang di genggaman, ia tak membalas maupun melepas. 

Sementara Alex dan Kia sudah pergi menjauh. Reza memutar tubuhnya. Lelaki itu berbalik arah lain. Tiket yang ia pegang tadi ia buang ke tong sampah, lalu ia keluarkan tiket yang lain di dalam tasnya. Tujuan ke Bandung yang sebenarnya ia tuju, ke kota Solo hanya untuk mengelabui anaknya saja. 

" Sayang, aku udah di bandara. Sebentar lagi berangkat," ujarnya dalam telepon.

Terpopuler

Comments

Anhy Salewa

Anhy Salewa

knp papax kia brbohong demo wanita

2024-05-15

0

Nartadi Yana

Nartadi Yana

benar kan seperti dugaanku, datang ke sahabatnya kia

2023-08-19

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!