Kedatangan pengganggu

Satu minggu pun telah berlalu, hubungan antara Alex dan Kia semakin lengket dan sangat romantis yang tentu saja selalu di ciptakan oleh Alex sendiri. Walaupun sebenarnya Kia merasa agak risih atas perilaku Alex yang berlebihan menurut nya, namun Kia tak dapat berkutik apalagi membantah seolah dirinya sudah terkena sihir pelet oleh lelaki tersebut.

Dering telepon nya berbunyi, sudah yang ke tiga kalinya membuat Kia mengambil hpnya dan menjawab panggilan tersebut dengan mata tertutup karena masih mengantuk. 

" Hallo, ini siapa?" Kata Kia dengan nada malasnya.

" Kia, kamu hapus nomor Papah sampai-sampai gak tau siapa yang menelpon kamu?" Jawab suara di sebrang.

Kia tetep tidak membuka matanya, sekarang ia tahu siapa si pemilik telpon yang menelpon dirinya sekarang.

" Em, ada apa?" Lagi-lagi nada malas Kia menjawab.

" Kia nanti jemput Papah kan? Hari ini Papah pulang loh," ucap Reza memberi kabar jika dirinya akan pulang.

" Oh, liat aja nanti," jawanya males, kali ini bukan males karena masih mengantuk. Melainkan malas karena Reza yang sampai sekarang masih saja bersandiwara dengan keberadaan dirinya yang seolah ada di kota Solo.

" Kok gitu sih, emang nya Kia gak kangen sama Papah?" Tanya Reza heran.

" Nggak! Papah aja gak kangen sama Kia. Udah yah Kia mau lanjut tidur, masih ngantuk banget, nanti kabarin aja kalau udah di bandara siapa tau Kia gak lagi mager bisa di jemput." 

Kia langsung mematikan sambungan telepon nya tanpa menunggu jawaban dari Reza, sejak mengetahui hubungan Reza dan Febby Kia menjadi malas untuk berbicara pada keduanya di tambah lagi keduanya seakan tak memiliki dosa sama sekali bahkan masih saja berpura-pura. 

Kia ingin tahu, mau sampai kapan keduanya berpura-pura seperti itu. Setelah memutuskan sambungan telepon, Kia kembali tidur karena hari masih sangat pagi sekali Reza menelpon dirinya, bisa di kata habis subuh. 

Hari ini hari minggu, Kia masih nyenyak dari tidurnya namun suara berisik di lantai bawah membuatnya terusik. 

" Siapa sih teriak-teriak?" Kia melihat jam alarm nya. " Ya ampun masih jam 7 pagi." Gadis itu kembali menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Biasanya kalau libur kuliah atau hari minggu ia selalu bangun siang, paling siang sekitar jam 10 menjelang itupun jika perutnya sudah lapar, kalau belum lapar ia kembali tidur lagi.

" Astaga, siapa sih yang teriak-teriak di bawah, woy!" Kia berteriak, ia bener-bener merasa terganggu dengan suara berisik itu. 

Kia terpaksa bangun dari tidurnya, sebenarnya males, karena berisik ia pun tak dapat tidur lagi. Dengan wajah kucel, rambut acak-acakan, gadis itu keluar dari kamar ingin melihat siapa pelakunya.

" Suara cewek, apa mungkin mantan istrinya om Alex kali ya." Kia penasaran karena suara teriak-teriak itu memanggil nama Alex. " Ternyata di lantai atas?" Kia berpikir jika suara wanita itu berada di lantai bawah, namun ternyata berada di lantai atas lebih tepatnya di depan kamar Alex.

"Mbak, siapa sih? Berisik banget?" Tanya Kia pada salah satu pelayan yang sedang lewat hendak menyapu.

"Oh, itu Mbak Marissa. Dia emang begitu kalau dah dateng kesini, gak bisa di tegor yang ada malah marah-marah," jelas pelayan itu dengan nada tidak suka pada wanita yang bernama Marissa tersebut.

Kia mengerutkan alisnya. " Emang dia siapa?" 

Si pelayan itu melihat kiri dan kanan lalu ia mendekat kan badan ke kepala Kia, lalu berbisik. " Mbak Marissa itu sangat tergila-gila sama pak Alex, Mbak. Sangking gila nya jadi begitu," bisiknya.

" Oya, itu perempuan yang keberapa?" Kia malah bertanya, ia sedikit tertawa geli ternyata Alex di sukai oleh wanita yang seperti itu. 

" Selain mantan istrinya, ya mbak Marissa ini. Tapi gak tau sih kalau di luar sana. Kan pak Alex ganteng, Mbak. Sudah pasti banyak wanita yang mau lah, lah wong saya sendiri kalau di kasih ya gak bakalan nolak," ucapnya sembari terkekeh, begitu juga dengan Kia, dia jadi penasaran dengan tampang wanita yang tergila-gila dengan Alex ini.

" Tapi heran deh, kalau misalkan om Alex gak suka kenapa gak di usir aja sih? Dari pada berisik begitu?" Heran Kia.

Bagaimana tidak heran, sudah tahu tidak suka tetapi masih saja di biarkan seakan memberikan harapan. Jadi wanita itu bakalan datang lagi dan lagi. Apa susah di usir dan di tegaskan sesekali? Kia menjadi geram sendiri, apa Alex memang selalu begitu ketika ada wanita suka pada, membiarkan begitu saja, seakan membanggakan suatu yang membuatnya kesal.

" Bukannya tidak mau, Mbak. Sudah berkali-kali mbak Marissa itu di usir bahkan di seret paksa sama satpam. Tetapi malah buat malu sama tetangga dan bikin drama seolah dia yang tersakiti. Jadi para tetangga tentu saja kesal dengan pak Alex," cerita pelayan itu. 

" Hah, seriusan? Dia bener-bener sinting." Umpat Kia tak percaya.

" Betul Mbak," jawab nya menengok ke atas karena gedoran pintu semakin kencang.

" Duh, rasanya mau pecah pendengaran saya. Dasar mak lampir, mari Mbak mau lanjut beres-beres dulu." Kia mengangguk, ia ikut mendongak, karena penasaran ia masuk ke kamarnya lebih dulu.

Kia berjalan ke arah makar mandi lalu mencuci wajahnya, setelah terlihat lebih segar ia pun berjalan ke meja riasnya dan mengoleskan sedikit bedak, alis tipis dan tak lupa lipstik sehingga membuatnya terlihat sangat cantik.

Setelah merias diri, Kia berjalan ke arah lemari lalu mengambil baju yang lumayan seksi. Bukan gaun yang indah atau baju untuk pergi-pergi. Namun sebuah dres baju tidur yang tipis tanpa lengan, bahkan belahan dadanya sedikit terlihat. Kia bercermin setelah memakainya.

" Sial, ngapain gue pake ginian ya?" Kia tak sadar atas apa yang ia lakukan. Entah naluri hati atau sengaja supaya terlihat lebih cantik dan seksi sebagai kekasih Alex di hadapan wanita itu.

" Terserah deh." Keluar dari kamarnya lalu menaiki anak tangga menuju kamar Alex.

" Permisi." Kia menyentuh pundak wanita itu lembut. Dengan senyum yang di buat-buat supaya terlihat elegan.

" Sorry ya Mbak, situ menghalangi jalan saya!" Ucap Kia mengibaskan tangannya menyuruh wanita itu menyingkir dari depan pintu.

" Hey, berani kamu sama saya?" Marah dong, sudah esmosi dari tadi karena tidak di bukakan pintu oleh Alex dan sekarang tiba-tiba ada wanita muda berani mengusir dirinya.

Kia hanya menoleh dan melebarkan senyumnya tak peduli. Ia mengetuk pintu kamar Alex pelan.

" Honey …" teriak Kia pelan namun cukup keras memanggil Alex. Kia tidak sadar kembali dengan panggilan yang ia panggil untuk Alex. 

" What's? Honey!" 

Terpopuler

Comments

Indira Putri argarini

Indira Putri argarini

kapan lagi lanjutkan nya ya

2023-03-26

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!