Mas bangun."
"Engh, sebentar lagi" erang Akbar seraya mempererat pelukannya kepada guling.
"Mas bangun" decak Keylin dengan tangan yang sejak tadi tidak berhenti-hentinya mengelus wajah mulus suaminya.
"Hnnn" sahut Akbar dan kembali menghiraukan ucapan istrinya.
Keylin bersungut-sungut mendengar jawaban Akbar. Cukup sudah kesabarannya habis untuk membangunkan suaminya itu. Sudah setengah jam lebih dirinya melakukan aksi yang tak bermutu ini.
Seketika muncul sebuah ide cemerlang di dalam otak cerdasnya yang membuat senyuman nakal seketika terbit di bibir manis wanita itu.
Dengan perlahan Keylin mulai berdiri dan memulai ancang ancangnya setelah semuanya telah kondusif.
Dan Keylin pun mulai menghitung dengan perlahan.
1..... 2..... 3!
"MAS........ BANGUN!" ucap Keylin dengan suara menggelegar sembari melompat-lompatkan dirinya di atas kasur.
Akbar yang mendengar suara tersebut seketika langsung membuka matanya lalu dirinya terpental-pental akibat Keylin yang lompat-lompat di atas kasurnya.
Akbar mendesis tajam karena kepalanya mendadak terasa pusing seperti tujuh keliling.
"Key!" ucap Akbar geram karena Keylin belum menghentikan aksinya dan terlihat tidak perduli dengan suara tajam suaminya itu.
Melihat hal itu Keylin hanya tertawa tanpa menghentikan aksinya. Rasa puas yang begitu hebat menguasai dirinya dan hatinya.
Keylin merasa sangat senang karena ia telah sukses membangunkan suaminya sekaligus mengerjai suami tercintanya itu.
Grep
Dalam satu tarikan kencang Akbar berhasil menarik Keylin kedalam pelukannya, membuat Keylin seketika kehilangan keseimbangannya dan seketika diam membisu.
Tawa yang tadinya begitu menggema di dalam kamar mereka seketika lenyap tergantikan oleh suara hembusan angin AC yang ada di dalam kamar mereka.
"Bagaiman hn? Sudah puas kau mengerjai suamimu?" bisik Akbar dengan suara serak dan tatapan tajam yang ia hunuskan.
"Mas a-anu maaf" ucapnya dengan penuh penyesalan karena tatapan Akbar berhasil menyiutkan nyalinya.
"Lagian Mas juga sih dibangunin dari tadi gak bangun-bangun! Jadinya kan aku tidak punya pilihan lagi" lanjut Keylin sembari menatap wajah Akbar dengan raut wajah kesalnya.
Akbar yang melihat hal itupun seketika langsung mengercitkan dahinya, dan bingung dengan wajah kesal istrinya itu kepadanya.
Dirinya pun berfikir, bukankah seharusnya dirinya yang kesal? Karena di bangunkan dengan cara yang begitu tidak wajar. Tapi entah kenapa, malah istrinya itu yang nampak begitu kesal kepada dirinya?
Akbar menggeleng-gelengkan kepalanya
"Wanita memang aneh" pikirnya
"Mas mikirin apa?"
Usapan lembut yang mendarat di pipinya seketika membuyarkan lamunannya.
"Hn tidak" sahutnya dengan singkat
"Mas ayo turun, ayo kita makan. Aku sudah siapkan makanannya" ucap Keylin seraya melepaskan pelukannya dan menarik lembut tangan suaminya untuk turun dari kasur mereka.
"Eh tunggu" Keylin menahan tangan suaminya yang sedang ingin membuka pintu kamar mereka.
Akbar mengercitkam dahinya bingung dengan tingkah laku istrinya itu.
"Apa lagi?" batinnya bertanya tanya.
"Mas jangan makan kalo masih bau bantal. Mas cuci muka dulu" ucap Keylin sembari mendorong pelan punggung suaminya dan mengarahkannya ke kamar mandi.
"Mas cuci muka dulu aku tunggu di bawah" ucap Keylin lalu bergegas pergi kebawah.
Dan setelah itupun Akbar bergegas masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.
.....
"Dikit lagi. Ahh, kenapa susah sekali! Perasaan mudah tadi. Em bangku kecil ada gak ya, nah itu dia!"
"Kau sedang apa?" tanya Akbar karena dirinya merasa heran dengan apa yang dilakukan istrinya itu.
"Mas! Kaget aku! Sejak kapan mas disitu?" ucap Keylin sembari mengelus-elus dadanya, untung saja dirinya tidak kehilangan keseimbangannya.
Akbar hanya menaikan alisnya seolah-olah bertanya "apa yang sedang kau lakukan?"
"Ah itu, aku ingin mengambil selai dan roti, aku ingin membuat roti bakar. Tapi roti dan selainya ternyata terletak di lemari bagian yang paling atas, membuat aku susah buat ngambilnya" jawab Keylin dengan nada menyedihkan yang dibuat-buat.
Akbar tidak menjawab atau membalas ucapan istrinya, dirinya berjalan menuju istrinya atau lebih tepatnya dirinya sedang berjalan menuju lemari, lalu dirinya pun mengambilkan roti dan selai dengan mudahnya dan menaruhnya di kedua tangan istrinya.
Melihat hal itu mata Keylin seketika berbinar-binar karena pada akhirnya selai dan roti dapat ia raih dalam genggamannya.
"Makasih Mas jadi makin ganteng" kekeh Keylin dan tertawa tipis kepada suaminya itu.
"Enak ya punya badan tinggi kalo mau ambil apa apa pasti gampang" decak Keylin dengan wajah mupengnya yang ia arahkan kepada suaminya.
"Kau saja yang pendek" ucap Akbar dengan kejam.
"Ihsss Mas! Aku gak pendek ya! Aku cuma kurang tinggi! Ingat itu" Keylin memberengut kesal dan berjalan ke arah meja makan dan meninggalkan suami kakunya tersebut sendiri.
"Hn" sahut Akbar dan ikut berjalan ke arah meja makan.
"Oh ya Mas mau makan pake lauk apa?" tanya Keylin dengan antusias seolah melupakan kekesalannya yang beberapa detik lalu.
"Terserah."
"Baiklah kalau begitu bagaimana dengan ikan dan sayur kangkung?" tawar wanita itu.
"Hn" sahut Akbar acuh tak acuh.
"Hnn itu apa Mas?" ucap Keylin dengan gemas karena sejak tadi dirinya sudah sangat gemas dengan kelakuan suaminya ini yang bersikap layaknya patung manekin dan tidak bisa berlaku selayaknya manusia pada umumnya.
"Iya" jawab Akbar dengan singkat padat dan jelas.
Keylin hanya mengembangkan senyuman puasnya saat melihatnya, karena setidaknya walaupun suaminya hanya menjawab pertanyaannya dengan singkat, tapi dirinya berhasil membuat suaminya itu menjawab pertanyaanya sedikit lebih banyak.
Garis bawahi hanya sedikit lebih banyak!
Yah mungkin lain kali dirinya harus mencoba memancing suara bass suaminya itu. Agar suami dinginnya itu lebih sedikit manusiawi dalam berbicara.
Namun entah bagaimana caranya, yang jelas hanya dirinya, tuhan dan otak liciknya saja yang tau.
..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments