12. NGAMBEK!

"Mas emangnya yakin kita kesana cuma bawa ini doang?"

Akbar menghembuskan nafas kesalnya saat lagi-lagi istri manisnya itu menanyakan hal yang sama berulang-ulang kali.

"Bisakah kau berhenti menanyakan hal itu?" dengus Akbar yang membuat istrinya terkekeh geli.

"Mas tuh kalau lagi marah lucu tau. Jadi makin ganteng" ucap Keylin lebay dengan senyuman menggodanya.

Akbar menatap keylin dengan tatapan jengahnya dan berkata "Ya kau benar, lucu sekali!" dengan tatapan datarnya.

Keylin mendelik tajam mendengar perkataan suami kakunya itu. Rasanya ingin sekali dirinya mencubit bibir pedas milik Akbar dengan jepitan rambut yang saat ini ia pakai.

"Kok ngomongnya gitu sih!" desis Keylin tajam dan menatap kesal suami kakunya itu

"Katamu lucu, jadi aku hanya ingin membahagiakanmu saja dengan berucap seperti itu" ucap Akbar dengan datar yang malah semakin membuat Keylin kesal setengah mati dengan ucapan jujur suaminya itu.

"Aku ngambek!" pekik Keylin dengan bibir manyunnya.

"Itu lebih baik."

"Ish tega!" ambek Keylin seraya membuang wajahnya ke samping untuk menghindari wajah suaminya.

Diam-diam Akbar tersenyum tipis saat melihat ekspresi keylin yang benar-benar ngambek dengannya. Dirinya memfokuskan pandangannya kembali ke jalan setelah istri kecilnya itu sama sekali tidak membuka suaranya.

Karena Akbar tau jika istrinya itu tengah marah kepadanya, Akbar pun juga tidak membuka suaranya sehingga perjalanan yang saat ini hampir mau mencapai tujuan hanya dihiasi dengan kesunyian di setiap detiknya.

Akbar menghentikan laju mobilnya saat mobil sedannya terparkir di suatu halaman yang cukup luas di depan rumah kedua orang tuanya.

Dirinya menengok ke arah istrinya yang masih setia menghadapkan wajah mungilnya ke arah kaca jendela mobilnya.

Akbar terkekeh geli melihat aksi merajuk istrinya itu yang sampai sekarang belum selesai

Dirinya menghela nafasnya mencoba menghilangkan rasa geli yang sedang mengelitik hatinya sebelum ia berbicara kepada sang istri. Karena jujur saja ia khawatir jika senyuman manis yang terpampang dibibirnya akan dapat membuat istri manjanya itu semakin marah kepadanya.

"Key ayo turun" ucap Akbar lembut setelah rasa geli di hatinya sudah menghilang.

"Mas duluan aja, aku mau disini dulu" suruh Keylin yang masih enggan menatap wajah Akbar.

"Kenapa tidak sekarang? Ayo turun denganku" ajak Akbar dengan sabar seraya melepas safety belt istrinya.

"Aku kan maunya nanti, jangan paksa aku!" desis Keylin dengan tatapan malasnya.

Akbar menghembuskan nafasnya dan menatap istrinya itu dengan tatapan yang sangat sulit di artikan

"Tapi aku ingin kau turun sekarang. Karena aku ingin turun berdua denganmu" ucap Akbar dengan tatapan lembutnya.

Keylin mendengus pelan saat melihat kelakuan lembut sang suami. Dirinya kesal sekali pada dirinya sendiri, karena entah kenapa dirinya mudah sekali luluh dengan sikap lembut Akbar yang notabenya tadi sudah membuat dirinya kesal.

Keylin menatap Akbar dengan tatapan sinisnya. Mencoba menutupi rasa senang di hatinya agar suaminya itu tidak menganggap dirinya gampang dirayu oleh suami tampannya itu.

"Berhenti menatapku seperti itu. Karena kau tidak menakutkan sama sekali bagiku" ucap Akbar seraya menyelipkan rambut panjang istrinya ke belakang kuping wanita tersebut.

"Aku mau turun!" jutek Keylin dan tidak memperdulikan ucapan suaminya yang sangat menyebalkan.

Akbar menatap Keylin yang sudah membuka pintu mobilnya dan turun dari mobi sedan miliknya. Dirinya menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat kelakuan istri kecilnya yang terbilang sangat menggemaskan baginya.

Dirinya pun ikut turun dari mobilnya menyusul Keylin dan membawa beberapa kantong belanjaan yang tadi ia dan Keylin beli sebelum datang ke rumah orang tuanya.

Akbar menggapai tangan istrinya dan menggenggam tangan istrinya dengan erat. Tidak ada perlawanan dari wanita tersebut, namun justru Keylin semakin senang dengan perlakuan suaminya itu.

Tok tok tok

"Permisi" ucap Akbar dan Keylin berbarengan.

Cklek

Pintu rumah terbuka dan Emma lah orang yang pertama kali menyambut kedatangan mereka berdua dengan senyuman hangat yang khas di bibir wanita cantik yang sudah berumur itu.

"Kalian, masuk sayang" ucap Emma seraya menggiring Akbar dan Keylin ke ruang tengah rumah tersebut.

"Zack anakku sudah datang" pekik Emma dengan wajah girangnya yang ia tujukan kepada sang suami.

"Sayang dia juga anakku, mengapa kau lebih suka memanggilnya anakmu" desah Zack yang sedang duduk di sofa, menaruh laptopnya ke atas meja dan menghampiri istri cerewetnya itu.

"Aku kan hanya terlalu senang. Aku lupa Zack, kau jangan marah" ucap Emma dengan nada yang manja dan mengalungkan tangannya ke lengan Zack.

"Ck lupa mu terlalu keterpanjangan Emma" decak Zack dan menyentil jidat lebar istrinya.

Akbar memutarkan bola matanya dengan jengah, dirinya menajamkan tatapan matanya saat melihat kelakuan kedua orang tuanya yang sangat menyebalkan di matanya. Inilah alasannya mengapa dulu ketika ia belum menikah dirinya jarang sekali pulang ke rumah. Karena dirinya benar-benar mual dengan pemandangan yang seperti ini di setiap harinya.

Apalagi jika dirinya mengingat saat umurnya yang genap 19 tahun. Saat itu kedua orang tuanya merayakan hari ulang tahunnya dan orang tuanya itu mengajaknya ke sebuah tempat bersama kakak dan adiknya yang menurutnya tempat itu sangatlah aneh dan bisa dibilang bahwa tempat itu lebih cocok untuk kedua pasangan yang mau berbulan madu.

Dirinya berdecak kesal saat mengingat dimana dirinya mengetahui fakta yang terkuak saat itu. Nyatanya saat itu ayahnya lah yang merencanakan itu semuanya.

Dan hei! apa kalian tau? Ayahnya itu sebenarnya merencanakan ulang tahunnya di suatu hotel dengan nuansa romantis supaya ayahnya itu dapat menghabiskan waktu berduaan dengan bundanya setelah acara ulang tahunnya selesai.

Dan alhasil dirinya, Leri dan Zehran ditinggal begitu saja dengan kedua orang tuanya.

"Bisakah kalian menghentikan itu? Kalian membuat ku kesal!" sahut Zehran yang baru saja turun dari kamarnya dan mendengus kesal kala melihat aksi romantisme kedua orang tuanya.

"Kau selalu mengacau anak tengil!" seru Zack namun dijawab oleh Zehran dengan acuh tak acuh.

"Sudahlah Zack, mari kita duduk kasian Akbar sama Keylin. Kau liat mereka masih berdiri" tujuk Emma yang sengaja untuk menghentikan perdebatan suaminya dengan anaknya itu.

"Ayah dengar?" ucap Zehran dengan senyuman sinisnya kepada sang ayahanda dan menghampiri Akbar dan Keylin yang masih setia di posisinya.

"Kau itu mau saja melihat mereka berdua! "decak Zehran dan memeluk kakak keduanya dengan gaya khasnya.

"Aku sudah terbiasa" ucap Akbar dan membalas pelukan Zehran membuat Zehran berdecak sekaligus terkekeh kecil mendengar perkataan Akbar yang menurutnya sangat jujur.

"Hai" sapa Zehran kepada Keylin dengan senyuman singkatnya dan di balas dengan senyuman hangat milik Keylin

"Bang Leri kemana?"

"Ck kau itu seperti tidak tau saja kerjaannya. Apalagi jika bukan sedang bermain PS? Dia itu sudah tua bukannya mencari jodoh, tapi malah asik dengan koleksi gamenya!" dengus Zehran kala mengingat kelakuan abangnya yang satu itu.

"Ayo duduk. Sampai kapan kalian akan berdiri di sana? " ajak Zehran yang membuat Keylin dan Akbar mendudukkan dirinya di sofa panjang tersebut.

"Key apa kau ingi minum sesuatu? Narla bisa membuatkan mu jika kau ingin" ucap Emma yang sudah duduk di sebrang sofa yang tengah di duduki Akbar dan Keylin bersama Zack.

"Tidak usah Bun, nanti Key ambil sendiri" ucap Keylin dengan sopan.

"Ah begitu yah, kalau begitu bagaimana dengan pekerjaanmu?" tanya Emma.

"Kalau itu pekerjaanku saat ini baik-baik saja. Sampai sejauh ini tidak ada hambatan apapun" jawab Keylin dengan senyuman manisnya.

"Ku dengar kau menjadi sekertaris dari Tuan Gara Xarlander benarkah itu?" tanya Zack kepada Keylin.

Keylin tersenyum simpul dan menjawab. "Iya itu benar."

Zehran menatap Keylin dengan tatapan herannya

"Bukankah bos mu itu sangat menyebalkan dan arrogant kepada orang lain? Bagaimana bisa kau betah bekerja dengan orang seperti itu? Meskipun di dalam dunia bisnis dia sangat berpengaruh, namun sikapnya itu benar-benar membuat orang jengah dan jengkel setengah mati!" desis Zehran mencurahkan kekesalannya.

"Ya kau memang benar, namun itu pekerjaanku. Aku sudah bekerja dengannya selama 4 tahun dan aku rasa, aku mulai memahami sikapnya" ucap Keylin seraya tertawa pelan.

"Cih kau hebat!" dengus Zehran.

"Kau tidak berniat menyanjungnya! Dasar bongik!" ucap Emma dan menatap sang anak dengan tatapan kesalnya.

"Tapi di bandingkan Gara yang sangat arrogant, tidak lebih merepotkan saat Bang Akbar yang akan menjadi bos mu" ucap Zehran dengan tampang malasnya.

"Aku?" tanya Akbar sembari mengerutkan dahinya.

"Kenapa aku?" tanya Akbar yang membuat Zehran terpekik geram melihat kelakuan sang kakak yang sangat acuh.

"Kau itu benar-benar ya!" desis Zehran dengan tajam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!