Akbar melangkahkan kakinya menuju halaman rumahnya setelah dirinya memakirkan mobilnya.
Dirinya membawa beberapa kantong belanjaan yang berisi berbagai macam bahan-bahan masakan.
Rencananya dirinya akan memasak ikan salmon kesukaan Keylin untuk makan malam mereka berdua.
Akbar membuka pintu rumahnya, bau khas makanan langsung menyengat di indra penciumannya saat pintu tersebut sudah terbuka sempurna olehnya membuat Akbar mengercitkan dahinya bingung.
"Siapa yang masak?" batinnya bertanya-tanya.
Akbar meletakan barang-barang bawaannya di meja ruang tengah dan melangkahkan kakinya menuju arah dapur.
Suara khas seorang yang sedang memasak terdengar olehnya, membuat dirinya semakin penasaran siapakah yang sedang memasak? Keylin? Tapi bukankah istrinya itu akan pulang satu jam lagi? Pikirnya.
Setelah sampai di dapur, Akbar menatap satu objek yang ada di hadapannya. Yaitu seorang wanita dengan setelan kantornya yang sedang mengelap peluh yang ada di dahinya sendiri.
Dirinya melihat berbagai masakan yang sudah siap disantap dan tinggal di sajikan. Akbar memperhatikan istrinya yang sedang mencuci wajan-wajan yang kotor.
Dirinya terdiam membisu dan hanya memperhatikan istrinya yang sedang membersihkan dapur setelah acara memasaknya.
Sepertinya istrinya itu terlalu asik dengan aktivitasnya sendiri, sampai-sampai wanita tersebut sama sekali tidak merasakan kehadirannya.
Setelah beberapa saat akhirnya Keylin menyelesaikan acara masak-memasaknya
"Yes akhirnya Selesai juga" pekik Keylin dengan bangga setelah menyelesaikan tugasnya.
"Gerah banget ya ampun! Sepertinya aku harus mandi dulu" ucap Keylin seraya mengibas-ngibaskan kedua tangannya ke depan wajahnya.
Keylin masih belum menyadari bahwa dirinya sedaritadi sedang ditatap oleh Akbar.
Keylin membalikan badannya karena dirinya ingin membersihkan tubuhnya.
Lalu...
"Mas!" jerit Keylin yang hampir terjengkang kebelakang dengan spontan mengelus-ngelus dadanya yang tiba-tiba bedegup sangat kencang.
Kaget! Itulah yang dirasakan Keylin kala dirinya melihat Akbar.
Sejak kapan suaminya itu disana?
Kenapa dirinya tidak menyadarinya?
Dan sudah berapa lamakah suaminya berdiri disana?
Banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepalanya saat dirinya melihat suaminya itu yang sedang berdiri di hadapannya saat ini.
Akbar menaikan sebelah alisnya kala melihat reaksi istrinya.
Mengapa berlebihan seperti itu? Seperti dirinya hantu saja. Pikirnya.
"Mas! Bikin kaget aja tau! Mas kapan masuk? Kok aku gak denger" tanya Keylin bertubi-tubi.
"Sekitar 15 menitan" ucap Akbar dengan wajah acuh tak acuhnya.
"Lah kenapa gak bilang? Untung aja aku gak punya riwayat jantung. Coba kalo aku punya, bisa stroke aku! Terus Mas jadi duda keren lagi!" ujar Keylin dengan tatapan yang mengebu-ngebu.
"Hufs alay!" cetus Akbar dengan datar.
Mendengar hal itu, Keylin langsung memberengut kesal. Dirinya sangat kesal mengapa suaminya itu sama sekali tidak bisa diajak bercanda walau hanya sesaat. dan kekesalannya pun bertambah saat Akbar berlalu saja dan meninggalkan dirinya seorang diri.
Dirinya mendengus. Istri baru pergi sebentar saja pulang-pulang udah di cuekin! Apalagi jika dirinya minggat, pasti dirinya sudah dilupakan oleh suaminya.
"Sabar, kau kan orang cantik!" batin Keylin dan menghembuskan nafas kesalnya.
Keylin keluar dari dapur seraya membawa beberapa makanan yang tadi ia masak. Dirinya bertanya-tanya mengapa ada begitu banyak kantong belanjaan di meja ruang tengahnya.
Apakah suaminya tadi abis belanja?
"Mas itu belanjaan siapa? Kok taro di meja?"
"Punya ku."
"Mas belanja?"
"Hnn."
Keylin berjalan menuju kantong belanjaan yang berada di atas meja ruang tengah. Dan dirinya mengambil beberapa kantong untuk di masukan ke dalam kulkasnya.
"Mas kok ada ikan salmon?" pekik Keylin dengan girang.
"Memangnya kenapa? Kau tidak suka?"
"Bukan gitu!" seru Keylin dengan wajah kesalnya.
”Aku sangat kaget karena Mas beli ikan salmon. Soalnya aku suka sekali dengan ikannya" ucap Keylin dengan cengiran khas lima jarinya
"Apa kau sangat senang dengan ikan salmon?"
"Tentu saja! Aku sangat senang. Ikan salmon adalah ikan yang segar, banyak mengandung protein dan bisa menjaga kesehatan tubuh. Tentu saja aku sangat menyukainya. Selain itu ikan salmon juga memiliki rasa yang berbeda, makanya ia sedikit agak mahal harganya. Dan poin terakhir yang paling penting dari poin-poin yang lain adalah karena ini gratis! Dan hal itulah yang semakin membuatku menyukai ikan salmon ini" ucap Keylin sembari cengengesan.
Akbar mendengus ketika dirinya mendengar pernyataan Keylin pada kalimat terakhir. Dasar! Jiwa gratisan milik istrinya itu selalu ada.
"Mas ayo makan" ucap Keylin setelah menaruh semua belanjaannya di kulkas.
Akbar tidak membalas sahutan istrinya, tetapi dirinya bergegas pergi menuju ke arah meja makan.
Dirinya melihat beberapa lauk yang tersaji di atas meja. Seperti ikan, kangkung , tempe dan cumi krispy.
Dirinya mengercitkan dahinya saat melihat semua lauk itu, bukankah semua lauk ini adalah kesukannya?
"Sejak kapan kau pulang?"
"Sejam yang lalu."
"Kenapa kau tak bilang? Aku bisa menjemputmu"tanya Akbar dan menatap istrinya yang sedang mengambilkan nasi untuk dirinya.
"Anu, itu Mas. Tadinyakan aku berencana ingin memberikan kejutan untuk Mas, tapi siapa sangka aku yang malah di kejutkan oleh kedatangan Mas!" decak Keylin yang membuat Akbar menyunggingkan senyuman tipisnya kala melihat ekspresi wajah istrinya yang menurutnya sangat menggemaskan.
"Lalu mengapa kau pulang lebih awal?"
"Ahh itu, karena pekerjaanku sudah selesai lebih awal jadi aku boleh langsung pulang ke jakarta tadi sore" ucap Keylin sembari memberikan piring yang sudah diisi oleh nasi serta lauk pauknya kepada Akbar.
Akbar hanya mengangguk-anggukan kepalanya kala mendengar jawaban dari Keylin.
Setelah itu makan malam pun berjalan dengan hikmat. Tidak ada suara kecuali suara dentingan sendok dan piring yang saling bergesekan. Keylin dan akbar pun mencuci piring mereka setelah makan malam mereka berakhir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments