My Cold Husband Is Gentleman

My Cold Husband Is Gentleman

1. CALON BOJO

Hufsssssss

Seorang laki laki tampan menghembuskan nafas lelahnya, setelah hampir seharian penuh dirinya memeriksa dokumen penting yang membuat dirinya sangat lelah.

Laki-laki itu merenggangkan otot-otot tangannya untuk menghalau rasa penat yang tengah menghinggapi tubuhnya.

Dirinya tanpa sengaja menatap tangannya dan ada satu hal yang membuat dirinya tertarik pada jemarinya kokohnya itu. Yaitu benda kecil yang tengah melingkar di jari manisnya. Tampak pas di jari manisnya.

Melihat cincin itu, dirinya jadi teringat akan dirinya yang akan menikah dengan seorang wanita yang ia tidak kenal. Entah apa yang membuat bundanya berpikir akan menjodohkan dirinya dengan anak sahabatnya itu.

Padahal jika di lihat-lihat dirinya tidak terlalu tua. Umurnya bahkan kini baru menginjak 24 tahun, bukankah sangatlah muda untuk menikah?

Ia gelisah, karena dirinya harus menerima bahwa sebentar lagi ia akan mempersunting seorang wanita yang jelas jelas sama sekali tidak ia cintai.

Entah bagaimana nanti pernikahannya akan berlangsung. Yang jelas hanya Tuhanlah yang tau.

Dert dert dert

Getaran ponsel yang berada di atas meja kerjanya dapet membuyarkan lamunannya. Nama BUNDA terpampang  jelas di layar kaca ponselnya.

"Halo. Ada apa Bunda?"

"Apa kabar kamu sayang?" tanyanya dengan lemah lembut.

"Aku baik Bun. Bagaimana dengan Bunda?" tanya Akbar basa basi.

"Syukurlah Bunda juga kabarnya baik"

"Emm kau lagi sibuk tidak? Boleh tidak Bunda minta tolong?" ucap wanita tersebut dengan suara yang penuh dengan harapan.

"Tergantung" Akbar menggantungkan ucapannya.

Dari sebrang ponselnya Akbar dapat mendengar ******* nafas bundanya.

"Tolonglah kamu datang ke acaranya, Bunda minta tolong ya" ucap wanita itu dengan suara memohon.

"Bun sudah berapa kali aku bilang. Aku tidak akan pernah datang ke acara yang tidak penting seperti itu" ucap Akbar dengan nafas gusarnya.

"Akbar kamu ini, benar-benar ya! Bunda harus ngomong seperti apalagi biar kamu datang?" geramnya.

"Bun maaf. Akbar sibuk. Akbar sayang Bunda."

Klik

Tanpa basa-basi sambungan di putus sepihak oleh Akbar.

Selalu saja! Selalu saja seperti ini. Batinnya berdecak tak suka.

Bundanya selalu saja menyuruhnya melakukan hal-hal yang tidak penting menurutnya.

Rasanya dirinya lelah sekali oleh Bundanya itu. Sikap bundanya itu kerap kali membuat dirinya sakit kepala.

Akbar Saputra di panggil dengan sebutan Akbar, memiliki paras yang tampan dan wajah yang begitu datar. Dirinya bukanlah orang yang sangat kaya yang memiliki perusahaan dan menjadi CEO.

Tetapi dirinya hanyalah seorang direktur di perusahaan ternama. Cukup menjadi direktur saja membuat dirinya sering lembur dan jarang pulang ke rumah.

Sering sekali dirinya dilanda stress akibat pekerjaan yang sangat menumpuk dan tidak ada habis habisnya. Apalagi jika bundanya sering meminta permintaan yang aneh-aneh, kerap kali membuat dirinya pusing bukan kepalang akibat ulah bundanya itu.

Tok tok tok......

"Masuk"

"Permisi Pak. Ada yang ingin bertemu dengan Anda" ucap seorang wanita yang bernotabe sebagai sekertaris Akbar

"Suruh dia masuk" titah Akbar tanpa mengalihkan tatapannya dari layar monitor komputernya.

"Baik Pak. Permisi" ucap sekertaris itu dan berlalu setelah dirinya membungkukkan tubuhnya.

Cklek

"Woyy bagaimana kabarmu? Wahhhh gila! Tiba-tiba memberi diriku undangan. Sangat tidak bisa di percaya, kau yang jarang kelihatan sama perempuan tiba-tiba mengadakan acara pernikahan?" cerocos pria berambut cepak tersebut yang baru saja masuk ke dalam ruangan Akbar, seraya mendudukan tubuhnya ke atas sofa yang ada di dalam ruangan itu.

"Cik, ternyata kau. Kenapa kau bisa di sini? Alvin bilang kau sedang di Surabaya"

"Kebetulan aku ada metting disini, jadi sekalian saja mampir kesini. Aku benar-benar tidak menyangka. Aku yang jarang sekali melihatmu bersama dengan wanita lain, tiba-tiba diundang untuk bertemu di pernikahan. Aku kira ini hanya sebuah omong kosong, tapi ternyata sial! Kau benar-benar akan menikah" umpat ian dengan nada hebohnya.

"Jadi tujuan kau kesini?" Akbar menaikan satu alisnya.

"Memastikan kau menikah atau ini hanyalah sebuah kebohongan" ucapnya to the point.

"Ck. Aku tidak segila Kevin" Akbar mendengus sebal.

"Kau tau? Kurasa kau kena karma. Sering sekali mengatain Julian nikah muda, makanya kau juga ikut-ikutan dia" ucap ian sembari terkekeh.

"**** of" maki Akbar yang membuat ian terkekeh geli.

"Gimana calon istri kau? Apa yang membuat kau sampai ingin menikah sama wanita itu. Aku tau kau jarang sekali dekat dengan perempuan. Atau jangan-jangan dia punya sejuta pesona sehingga kau bertekuk lutut dengannya?" ucap ian dengan menggoda yang seketika membuat Akbar mengalihkan pandangannya menuju jari manisnya.

Akbar terdiam sejenak sembari menatap benda kecil yang melingkar di jari manisnya tersebut

"Dia cerewet dan sedikit pendek" Tanpa sadar Akbar memikirkan calon istrinya.

"Bukankah itu adalah hal yang bagus? Dia cerewet dan kau pendiam. Sangat cocok. Aku jadi tidak sabar untuk melihat calon istrimu!" decak ian.

"Baiklah lain kali kita bicarakan calon istrimu yang cerewet itu. Sebentar lagi aku ada meeting Aku pergi dulu, titip salam buat istri ehh, calonmu dik" goda ian dan mengedipkan sebelah matanya.

"Terserah" jawab Akbar acuh tak acuh.

Akbar menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat kelakuan kawannya tersebut.

Dirinya jadi heran kepada sahabatnya itu, untuk apa dia datang ke sini hanya untuk menanyai hal itu? Bukankah hanya membuang buang waktu saja?

Dasar manusia kurang waras! Pikirnya. Seraya melanjutkan pekerjaannya kembali yang sejenak tertunda akibat kedatangan tamu tak di undang tersebut.

..

Seorang wanita berparas cantik memiliki tubuh yang mungil memasuki koridor utama di sebuah perusahaan ternama, Dengan wajah yang berseri-seri sembari menenteng kotak bekal yang ada di tangannya.

"Ekhem permisi Mbak, boleh nanya ada Pak Akbarnya?" tanyanya setelah dirinya sampai di depan pintu yang ia ketahui bahwa ruangan tersebut adalah ruangan kerja milik calon suaminya.

"Ada. Mbaknya sudah buat janji?" tanya sekertaris tersebut dengan sopan.

"Mmm belum. Tapi bisa kah kau sampaikan padanya, bahwa Keylin Gerfian ingin bertemu dengannya?"

"Tentu saja saya akan sampaikan. Mbaknya tunggu dulu ya sebentar" ucap sekertaris tersebut dengan ramah.

Keylin hanya mengangguk dan mengucapkan terimakasih setelah sekertaris tersebut mengucapkan hal tersebut. Setelah dirinya menunggu beberapa menit, akhirnya sekertaris tadi pun kembali.

"Bu Keylin silahkan masuk. Ibu di tunggu oleh Pak Akbar, maafkan saya karena saya tidak tahu kalo Ibu adalah calon istri Pak Akbar" ucap sekertaris tersebut sembari menundukan kepalanya.

"Ah kau jangan terlalu sungkan denganku. Terimakasih banyak Raras" ucap Keylin setelah dirinya melihat nametag wanita tersebut seraya pergi meninggalkan sekertaris calon suaminya itu.

Sekertaris itu pun hanya melihat calon isrti bosnya itu dengan seksama.

Tadinya ia berfikir bahwa Keylin adalah adik dari bosnya mengingat tubuhnya yang sangat mungil, Keylin terlihat seperti anak SMA.

Dirinya jadi teringat ketika ia bertemu dengan atasannya tersebut untuk menyampaikan pesan Keylin. Calon istri dari bos kakunya itu.

Flashback

"Permisi Pak ada yang ingin bertemu dengan anda, namanya Mbak Keylin"

"Suruh dia masuk" ucap Akbar tanpa mengalihkan pandangannya dari layar kaca laptopnya.

"Em maaf Pak, tapi sebentar lagi anda akan ada meeting dengan Pak Erlangga dari kota Bali"

"Kapan?"

"Kira-kira sekitar jam 12.30"

Akbar melihat jam yang ada di tangan kirinya yang sudah menunjukan pukul 11.53 siang yang berarti masih sekitar 37 menit lagi ia ada meeting.

Masih keburu. Batinnya.

"Tak apa, suruh saja tunanganku masuk. Kau telpon ku saja jika Pak Erlangga sudah datang" ucap Akbar tanpa mengalihkan tatapannya dari komputernya.

Seketika Raras meneguk ludahnya.

"Kenapa tidak dari tadi Bu Keylin mengatakan kalo ia calon Istri Pak Akbar?" batinnya.

Seandainya jika Keylin mengatakan bahwa dirinya adalah calon istri dari bosnya sejak tadi, dirinya pasti tidak harus meminta ijin kepada bosnya terlebih dahulu agar wanita tersebut dapat menemui calon suaminya sendiri.

Flashback off

Raras hanya tersenyum melihat calon istri bosnya itu. Selain cantik Keylin juga tidak sombong. Padahal bisa saja kan Keylin memberitahu bahwa dirinya adalah tunangan dari bosnya itu. Tapi nyatanya dia sama sekali tidak mengatakan apa apa.

Memang orang baik jodohnya orang baik. Pikirnya seraya kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

.........

Tok tok tok

"Masuk"

"Permisi"

"Ya silahkan masuk"

"Selamat siang Pak, hari ini aku bawakan bekal untuk makan siang. Ini dari Bunda" ucap Keylin dengan suara lembutnya dan ternseyum dengan lebarnya.

Akbar mengalihkan asitensinya terhadap mahluk yang ada di depannya saat ini.

"Kemari" panggil Akbar

"Hah. Apa?" beonya saat dirinya melihat jari telunjuk Akbar yang bergerak seolah-olah sedang memerintahkan dirinya agar mendekat ke pria datar tersebut.

"Kemari" ucap pria itu dengan sorot mata yang kian menajam.

Keylin pun menurut. Kini dirinya tengah berdiri di samping Akbar. Lalu Akbar pun bangkit dari kursinya dan....

Pletak!

"Shhhh. Sakit Pak" ucap Keylin seraya mengusap-usapkan dahinya.

"Berhenti memanggilku Pak karena aku adalah calon Suamimu!" ucapnya dengan tegas seolah-olah tidak ingin di bantah.

"Lalu aku harus memanggil apa?" sahut Keylin dengan menantang, ia senang sekali karena sedang menggoda pria dingin yang akan menjadi suaminya itu.

"Terserah kau asalkan bukan Bapak" ucap Akbar datar.

Senyuman nakal tecetak jelas di bibir manisnya.

"Bagaimana dengan Om?" ucap Keylin sembari mengedip-ngedipkan matanya ke arah Akbar yang malah membuat Akbar langsung memberikan tatapan tajamnya setelah mendengar pernyataan konyol dari gadis pendek tersebut.

"Ak-aku hanya bercanda kok. Kau jangan terlalu serius" ucap Keylin sembari tertawa garing.

"Bagaimana dengan Mas? Itu bukan ide yang buruk kan?" sahutnya agar menghilangkan tatapan penuh mengintimidasi dirinya yang Akbar lontarkan kepadanya.

"Hnn" sahut Akbar secara singkat.

"Ayo" ajak Akbar seraya menggulung lengan baju kemejanya.

"Memangnya kita mau kemana?"

"Makan siang" ucap Akbar singkat.

"Mas kan aku sudah bawa bekal dari Bunda. Bagaimana dengan nasib bekal ini Mas?" ucap Keylin sembari menatap bekal yang ada di genggamannya dengan nanar.

"Kau taruh saja itu. Nanti akan ku makan untuk makan malam." sahut Akbar

"Mas mau lembur?" tanya Keylin dengan penasaran yang membuat Akbar mendengus kesal kala mendengarnya. Pasalnya dari tadi wanita yang di hadapannya ini, terlalu banyak tanya, tak bisa kah hanya sekali perintah langsung jalan?

"Bisakah kau berhenti Bertanya?" ucap Akbar sembari menahan kejengkelannya.

"Baiklah ayo Kapten, eh calon Suamiku yang tampan" ucap Keylin sembari terkekeh lalu menggandeng tangan Akbar tanpa segan-segan.

Deg

Tiba-tiba kinerja jantung Akbar bekerja tak beraturan. Dirinya juga tak paham akan perasaannya. Namun entah kenapa wanita di hadapannya ini selau saja membuat perasaanya campur aduk dalam satu waktu.

"Mas ayo, kita jadikan makan siang?"

"Hn."

....

TBC

Terpopuler

Comments

my cold husband is gentleman

my cold husband is gentleman

huwuwww

2023-01-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!