9. KEJUTAN

"Hallo" ucap Keylin sembari membuka pintu rumahnya.

Hening, tak ada jawaban.

Yang ia temukan hanyalah sapaan angin yang melewati dirinya dan suara temaram yang menyambut kedatangannya.

Dirinya melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumahnya lalu mengedarkan pandangannya menuju seluruh penjuru ruang tamunya yang terlihat sangat sepi.

Kosong.

Tidak ada orang disana. Hanya laptop milik suaminya saja yang sedang tergeletak di atas meja.

Keylin merasa heran mengapa rumahnya sepi sekali. Seharusnya ada suaminya dirumah mengingat jika hari ini adalah hari libur suami kakunya itu.

Mengingat tipekal Akbar yang suka sekali selingkuh dengan laptopnya, tentu saja pria itu tidak akan keluar rumah walaupun di hari liburnya. Jadi mana mungkin jika suaminya itu pergi keluar rumah walau di hari liburnya sekalipun.

"Hn jadi sebenarnya dimana Mas Akbar?" gumam Keylin seraya menarik koper-kopernya lalu memasukannya ke dalam kamar.

Keylin menatap kasur yang ada di dalam kamarnya, terlihat sedikit berantakan seperti baru saja seseorang menempatinya.

Dirinya membuka ponselnya, lalu melihat apakah ada pesan yang masuk dari ponselnya atau tidak. Namum ternyata nihil tidak ada satupun pesan yang masuk ke dalam ponselnya.

Ia mengerutkan keningnya karena dirinya bertanya-tanya mengapa tidak ada pesan yang masuk dari suaminya?

Karena biasanya suaminya itu akan memberitahu dirinya jika pria tersebut akan pergi kemana-mana.

Meskipun Akbar terlihat seperti pria yang sangat cuek. Tetapi suaminya itu tetap selalu mengabarinya jika dirinya ingin pergi ke suatu tempat.

"Sepertinya ada yang aneh."

Merasa ada yang janggal, Keylin mencoba mengingat apakah ada yang salah dengan jadwal kepulangannya.

Tiba-tiba dirinya mengingat bahwa seharusnya dirinya pulang larut malam hari ini. Tapi kepulangannya di majukan karena proyeknya sudah selesai lebih awal. Pantas saja dirinya tidak menemukan batang hidung suaminya itu sedari tadi.

"Eh tapi tunggu-" Keylin mengrecitkan dahinya.

"Bukankah hari ini adalah hari sabtu? Dan bukankah seharusnya Mas Akbar libur jika di hari sabtu? Lantas di manakah Mas Akbar?" tanya Keylin sendiri.

Keylin tidak ambil pusing dengan pertanyaan pertanyaan yang muncul di kepala cantiknya. Mungkin saja suaminya itu sedang ada meeting dadakan sehingga ia tidak ada dirumah.

Dirinya pun bergegas menuju dapur untuk membuat makan malam. Mengingat sekarang sudah menunjukan pukul setengah 7 malam dan itu sudah masuknya jam makan malam, dirinya pun berinisiatif untuk membuat kejutan untuk suami kakunya itu atas kepulangngannya.

Keylin mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru dapur. Dirinya sama sekali tidak menemukan sampah atau cucian piring yang menumpuk akibat ulah suaminya.

Di luar ekspektasinya. Ternyata suaminya itu cukup rajin sebagai seorang pria yang sudah dewasa.

Ia kira Akbar adalah laki-laki yang hanya bisa kerja dan terus mencari uang saja, tanpa tahu bagaimna caranya mengurus rumah. Dan ternyata diluar dugaannya ternyata suaminya itu adalah pria yang selama ini di idam-damkan sekali bagi kaum hawa.

"Ternyata orang dingin seperti Mas Akbar, sangat mengejutkan!" decaknya tersenyum riang seraya memulai memasak.

......................

Akbar menjalankan troli belanjaannya dari stand ke stand lainya. Dirinya mencari bahan bahan masakan agar pulang nanti, dirinya bisa memasak untuk istrinya itu.

Setelah dirasa selesai dalam belanjanya, kini dirinya menuju kasir untuk membayar total belanjaannya.

Saat tengah mengantri, Akbar melirik wanita yang berada di sebelah kasir yang ia tempati. Dirinya merasa heran mengapa sedaritadi dirinya merasa seperti ditatap oleh wanita itu.

Tak sengaja tatapannya bertemu dengan wanita tersebut namun Akbar langsung memutuskan kontak matanya dengan wanita tersebut karena dirinya merasa risih diperhatikan seperti itu.

Akbar berjalan keluar dari supermarket setelah membayar barang belanjaannya. Dirinya melirik jam yang melingkar di tangannya yang kini sudah menunjukan pukul setengah delapan malam

"Masih lama" batinnya.

Akbar mengingat ketika Keylin mengatakan bahwa istrinya itu akan sampai di jakarta pada jam setengah sepuluh malam. Dan dirinya berinisiatif untuk membuatkan makan malam untuk istrinya.

Mungkin sebagai ucapan selamat datang atas kepulanggan istri manisnya itu.

"Pak"

Akbar tersentak mendengar suara tersebut. Dirinya membalikan tubuhnya menuju sumber suara yang menyapanya dirinya.

"Ini Pak Saputra kan?“

Akbar menaikan satu alisnya seraya memperhatikan wanita yang ada di hadapannya saat ini.

"Bukankah wanita ini yang berada di sampingku tadi?" tanyanya dalam hati.

"Iya, mohon maaf Anda siapa?" ucap Akbar dengan sopan.

"Saya Wina Pak, kepala HRD di perusahaan kita" ucapnya sembari mengulurkan tangannya.

"Ohh lalu ada perlu apa Bu Wina?" jawab Akbar dengan formal sembari membalas jabatan tangan Wina.

"Ohh tidak Pak Saya hanya memastikan bahwa tadi Bapak atau orang lain" ucap Wina dengan senyuman menawannya.

Memang jika dilihat lihat Wina adalah sosok wanita yang sangat anggun dan sangat manis. Selain sikapnya yang anggun, wajahnya pun sangat manis. Sangat ideal bagi seorang wanita. Membuat siapa saja yang meliriknya pasti akan langsung jatuh hati padanya dalam pandangan pertama, kecuali pria yang seperti Akbar.

"Ohh kalau begitu Saya pulang dulu Bu. Permisi" ucap Akbar dengan sopan.

"Em Pak, Bapak ada waktu tidak? Bisakah kita makan malam bersama? Ada hal sesuatu yang ingin Saya tanyakan dengan Bapak" ucap Wina dengan sorot mata yang penuh dengan harapan.

"Maaf. Malam ini Saya tidak bisa ikut dengan Anda, mungkin besok pagi jam makan siang Saya bisa. Maaf, karena malam ini Saya sedang menunggu Istri Saya pulang" tolak Akbar dengan halus dan tanpa sadar senyuman kecil terbit di bibir Akbar kala mengingat sebentar lagi istri kecilnya itu akan pulang.

Dirinya sudah tidak sabar menunggu kepulangan Keylin istri kecilnya dengan segepok gaya dan cara untuk mengisi hari harinya dengan berbagai warna.

"Ohh kalau begitu tidak apa-apa Pak. Terimakasih maaf telah mengganggu waktunya" ucap Wina canggung.

Dirinya merasa tidak enak hati setelah mendengar kabar bahwa ternyata Akbar telah mempunyai istri.

Walaupun dirinya sudah mendengar kabar bahwa atasannya itu sudah menikah, tapi dirinya masih tidak percaya akan berita tersebut. Mengingat atasannya tidak pernah membawa wanita ke kantornya baginya itu sudah cukup membuktikan bahwa atasannya itu masih jomblo keren yang laku.

Dan rasa canggungnya pun bertambah kala dirinya melihat senyuman yang terbit di wajah bosnya itu, di saat pria tersebut tengah menyebutkan nama istrinya.

Sungguh fakta yang mengejutkan bukan? Dirinya bisa melihat bosnya itu tersenyum. Senyuman yang sangat tulus dan penuh kelembutan yang tidak pernah di lihat oleh dirinya. Jika dilihat pun semua orang pasti sudah tau bahwa bosnya itu sangat menyayangi istrinya. Kentara sekali dari tatapan dan senyuman tulus dari bosnya itu.

Ahh sepertinya dirinya harus mundur, karena rasanya dirinya sudah kalah jauh dari istri bosnya itu. Menjauh adalah pilihan tepat yang harus ia lakukan saat ini.

Ya sepertinya memang itu pilihan yang tepat. Ucapnya dalam hati dan mulai pergi melangkahkan kakinya meninggalkan supermarket tersebut.

..........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!