Seorang wanita duduk di tepi ranjang sembari memijat-mijat kakinya.
"Kau lelah?"
"Tentu saja! Walaupun sedari tadi aku hanya duduk, tapi tetap saja rasanya sangat melelahkan" keluh Keylin.
"Istirahatlah aku akan pergi keluar untuk mengurus pekerjaanku. Kau jangan kemana mana" ucap pria tersebut sembari melepaskan high heels istrinya yang sudah sejak tadi menyiksa wanita itu.
Keylin menghela nafasnya.
"Pasti itu sangat penting ya? Baiklah Mas hati-hati ya" ucap Keylin dengan suara lemasnya dan menatap intens mata suaminya yang saat ini tengah berjongkok di hadapannya.
"Kau marah?" tanya Akbar seraya menaikan satu alis tebalnya, menatap wanita itu dengan seksama.
"Tidak!" Keylin menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Aku tau Mas pasti ada kerjaan yang mendesak bukan? Maka dari itu aku khawatir Mas pasti akan sangat kelelahan setelah seharian ini. Pokoknya Mas jangan pulang malam-malam. Kalau Mas lelah, suruhlah bawahan Mas untuk menyetir. Aku takut terjadi sesuatu jika Mas membawa mobil sendirian" jelas Keylin yang membuat hati Akbar menghangat saat mendengarnya.
Yah sekarang dirinya sadar, bahwa akan ada orang yang akan di setiap harinya menunggu dirinya dan memperhatikannya seperti ini.
"Hnn aku berangkat."
Sebelum Akbar membuka pintu kamar mereka, tiba-tiba Keylin menarik tangan suaminya itu.
Akbar yang melihat aksi istrinya itu hanya mengerutkan dahinya pertanda ia tidak mengerti apa yang sedang dimaksud oleh istrinya itu.
Cup
Tanpa sungkan Keylin menarik telapak tangan Akbar lalu mengecup punggung tangan suaminya itu.
Deg
Hati Akbar berdebar dengan perlakuan istri mungilnya itu. Sejenak wajahnya menegang dan jantungnya berdesir hebat.
"Mas katanya mau berangkat hati-hati ya" ucap Keylin yang berhasil membuat Akbar kembali tersadar.
"Hn aku pergi dulu" sahut pria tersebut dengan wajah datar dan mengembalikan raut wajahnya seperti sedia kala.
Tapi sebelum dirinya meninggalkan kamarnya, Akbar menarik kepala Keylin lalu mengecupnya dengan pelan.
Blusss.
Seketika pipi mulus wanita itu berhasil memerah.
Perlakuan kecil Akbar berhasil memberikan dampak yang luar biasa pada jantungnya dan wajahnya. Aisss padahal kini dirinya sudah menginjak umur 24 tahun. Tapi kelakuannya sudah seperti anak remaja yang sedang kasmaran.
"Maaf. Selamat tidur" ucap pria itu lalu bergegas pergi meninggalkan istrinya yang masih mematung di atas tempat tidur mereka.
Setelah dirinya menutup pintu rumahnya kini Akbar melangkahkan kakinya menuju mobilnya yang terpakir di halaman rumahnya.
Dirinya melirik jam yang berada di tangannya yang kini sudah menunjukan pukul setengah delapan malam. Akbar menghembuskan nafas beratnya karena rasanya hari ini sangat melelahkan bagi dirinya.
Setelah hampir seharian penuh dirinya Menjalankan resepsi pernikahannya, kini dirinya juga harus mengurus pekerjaan yang sangat penting bagi perusahaan tempat dimana dirinya bekerja.
Karena ada seseorang yang membocorkan rahasia perusahaannya, membuat dirinya harus turun tangan sendiri dalam menangani masalah tersebut.
"Cik benar-benar merepotkan!" ucap Akbar dalam hati seraya menghela nafas panjangnya.
Dert dert.
Akbar mengeluarkan ponselnya dari dalam kantung celananya seraya melihat siapakah yang telah mengirimi dirinya pesan.
From Kenos
Selamat Bang, maaf aku tidak bisa datang ke acara pernikahanmu. Akan ku kirim hadiahku untukmu. Oh ya salamkan juga untuk Istri manismu itu.
Akbar berdecak kesal setelah membacanya.
"Lebih baik kau memang tidak usah datang! Itu lebih baik!" dengus Akbar dan kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celananya.
Akbar menatap langit yang begitu gelap malam ini.
Entah bagaimana tiba-tiba dirinya tersenyum kala sekilas bayangan Keylin muncul dalam benaknya.
Mengingat wajah Keylin yang sedang tersipu malu, membuat dirinya tersenyum sekaligus gemas dengan wajah istrinya itu.
Membuat rasa kesal yang sudah hampir menggerogoti hatinya seketika memudar saat mengingat wajah istri itu.
Seperti sebuah keajaiban yang datang kepada dirinya, tiba tiba jodoh datang begitu saja menghampiri dirinya.
Walau rasa cinta belum tumbuh di hatinya, namun perasaan nyaman sekaligus senang selalu hinggap di hati kecilnya saat dirinya bersama wanita tersebut.
Wanita yang sudah ia persunting di depan kedua orang tuanya dan di depan semua orang yang tadi menghadiri pernikahannya. Membuat dirinya berpikir bahwa ini seperti lelucon di dalam kehidupannya.
Bagaimama tidak?
Tiga bulan yang lalu Akbar masih teguh atas pendiriannya yang selalu berpikir bahwa ia tidak akan memiliki kekasih hingga umurnya menginjak ke ketiga puluh tahun. Namun lihatlah sekarang, bukan hanya seorang kekasih namun seorang istri yang ia dapat.
Akbar tertawa sinis dengan ingatannya sendiri. Seolah olah tengah mengejek dirinya sendiri yang sudah menelan ludah sendiri.
Takdir memang lucu, Entah bagaimana nasib pernikahannya. Rasanya dirinya benar benar sangat lelah dengan semua pikiran yang tengah menari nari di atas kepalanya.
"Kuharap ini cepat selesai" batin Akbar dan mamasuki dirinya ke dalam mobil.
...
Matahari mulai terik menandakan siang akan tiba. Membuat sepasang kekasih atau lebih tepatnya sepasang suami istri tersebut terganggu akibat cahaya yang masuk dari celah-celah gordeng kamar mereka.
Keylin terbangun dari tidurnya saat sinar matahari mulai menerpa wajahnya yang masuk dari celah-celah gordeng kamarnya.
"Engh" Keylin melenguh dan mulai mengerjap-ngerjapkan kedua matanya.
"Ehh?" Keylin menatap kaget dengan pemandangan yang pertama kali yang ia lihat. Sebuah dada bidang seseorang laki laki dengan jarak yang begitu dekat dengan wajahnya.
Keylin melonggarkan pelukannya terhadap suaminya. Yah Keylin langsung menyadari jika dada bidang tersebut adalah milik suaminya.
Dirinya hampir lupa jika tadi malam, baru saja dirinya dan suaminya itu sudah sah menjadi sepasang suami istri.
Keylin menatap lekat-lekat wajah tenang Akbar yang sedang terlelap. Tampak begitu menggemaskan dan imut dimatanya.
Wajahnya yang tenang membuat dirinya sangat nyaman walau hanya dengan melihat wajah suaminya itu.
Padahal Akbar memiliki sikap yang sangat kaku dan dingin kepada seseorang. Namun siapa sangka, ketika pria itu sedang terlelap dan menutup kedua matanya, ternyata suaminya itu sangat menggemaskan menurutnya.
Keylin tersenyum tipis melihat wajah Akbar yang sangat pulas, dirinya jadi tidak tega untuk membangunkan suaminya itu.
Memang dirinya tidak tahu kapan Akbar kembali. Tapi Menurutnya, suaminya itu pulang larut malam tadi malam. Karena terbukti jelas saat dirinya melihat Akbar yang tertidur begitu pulas saat ini.
Setelah puas melihat pria di hadapannya ini tertidur dengan pulas, kini Keylin mengingat kejadian kemarin siang, yang di mana merupakan kejadian yang tidak akan pernah terjadi untuk kedua kalinya pada dirinya.
Peristiwa yang di lakukan sekali dalam seumur hidup, yaitu pernikahannya dengan Akbar.
Walaupun dirinya belum mencintai suaminya. Tapi Keylin yakin, bahwa cinta akan datang dengan seiring berjalannya waktu.
Rasanya bagaikan mimpi, kini dirinya sudah menjadi seorang istri dari seseorang pria yang memiliki sikap kaku dan hati yang begitu dingin.
Flashback
"Selamat ya Bar, tak kusangka kau yang akan menikah duluan padahal jelas-jelas Ken yang sangat playboy dari dulu" ungkap Alvin dengan senyuman tipisnya.
"Hn terimakasih" jawab Akbar singkat dengan senyuman singkat yang terbit di bibirnya.
"Sial kau mencuri start duluan dariku! Cih ternyata kau sama saja dengan Julian" cemoh Ken yang baru saja ingin berjabat tangan dengan Akbar.
"Lagian Bang Vin, kau tentu salah paham dengan diriku. Lihatlah penampilanku, mana ada wanita yang tidak ingin denganku?" ucap Ken dengan tampang songongnya.
"Cih sombong sekali dirimu! Bilang saja kau memang tidak laku!" ucap Alvin sembari mengejek.
"Mana ada!" sanggah Ken tak terima.
"Bilang saja kau sirik kan, karena Celly tidak menerima lamaranmu?" ucap Ken yang membuka kartu as Alvin tanpa rasa bersalahnya.
"Heh bocah! Bocor banget si!" geram Alvin dengan wajah kesalnya.
"Bocor? Pake no drop. No bocor-bocor" sahut Ken dengan wajah meledeknya
"Berisik!" desis Alvin merengut kesal
"Minggir! Kalian ini mengganggu saja! Aku kan juga ingin salaman dengan pengantinnya tau" tiba tiba seorang pria tinggi berparas tampan menyerobot antrian Ken dan Alvin.
"Kau ini tidak tau sopan santun ya! Memangnya kau doang yang ingin bersalaman dengannya" Ken mendengus sebal kala dirinya melihat kelakuan Julian yang minus sekali ahlaknya.
"Siapa suruh kalian ribut terus, minggir!" Julian menerobos Ken dan Alvin dengan seenak jidatnya.
"Sabar Ken, pria tampan tidak boleh marah" ucap Ken lebay.
"Selamat ya, akhirnya aku ada temennya yang sudah menikah" ucap Julian dengan cengiran khasnya.
"Thanks" sahut Akbar dengan datar.
"Hai Key. Kenalin aku Julian," Julian mengulurkan tangannya kehadapan Keylin.
"Panggil saja Julian kalau tidak Lian. Selamat ya atas pernikahan mu dengan Akbar" ujar Julian dengan ramah.
"Ah iya. Terimakasih juga karena sudah ingin datang" sahut Keylin dengan senyuman menawannya dan tak lupa membalas jabatan tangan teman suaminya itu.
"Semoga lancar ya untuk nanti malam" Julian melemparkan senyuman smirknya kepada Akbar dan Keylin lalu meninggalkan sepasang pengantin baru tersebut setelah dirinya mengucapkan kalimat barusan.
"Hah?" batin Keylin bertanya-tanya.
"Apa maksudnya?" ucap Keylin sembari mengercitkan dahinya.
Tuk
Lamunan Keylin seketika buyar saat tiba-tiba ketukan halus mendarat dikepalanya.
"Tidak usah dipikirkan" ucap Akbar dan menatap Keylin dengan tatapan datarnya, sehingga membuat Keylin kembali terfokus pada acara pernikahannya.
Flashback off
Keylin yang mengingat jelas tentang perkataan Julian, seketika membuat dirinya langsung berusaha berfikir dengan apa yang dimaksud dari sahabat suaminya itu.
Setelah beberapa menit ia mencari tahu apa yang di maksud oleh julian, tiba tiba
Blusss
Wajahnya memerah ketika dirinya mengingat perkataan Julian kemarin. Ah bodoh sekali dirinya sampai sampai tidak mengerti apa yang sedang dimaksud Julian.
Pantas saja suaminya melarangnya untuk memikirkan hal tersebut. Ternyata inilah alasannya.
Shh jika saja dia tau sejak kemarin, mungkin saja dirinya akan langsung pergi menjauh dari suaminya.
Cik betapa bodohnya dirinya, kutuknya dalam hati.
Keylin merasa malu, sehingga tanpa sadar dirinya malah mempererat pelukannya dan mengikis jarak yang ada di antara dirinya dan suaminya itu.
Dirinya menyembunyikan wajahnya di dada Akbar seraya Menghirup aroma khas suaminya yang sangat nyaman di Indra penciumannya.
Keylin mengusap-usap punggung Akbar seraya memejamkan matanya kembali.
Rasanya sangat nyaman berada di dekat suaminya ini dan mungkin saja dirinya akan tertidur kembali.
Namun sebelum memejamkan matanya. Keylin tersenyum samar, saat lagi-lagi dirinya mengingat pernikahannya dan pernikahan suaminya itu.
Entah sejak kapan pastinya, tapi keylin merasa Akbar sepertinya menerima pernikahan ini dengan sangat baik.
Perlakuan pria tersebutlah yang telah membuktikan bahwa pernikahan ini bukanlah sebuah permainan bagi suaminya itu.
Sehingga membuat dirinya yakin dan tidak ragu untuk mendekatkan dirinya dan membuka hatinya lebar-lebar untuk suami tampannya itu. Walau ia mengetahui dengan jelas bahwa suaminya itu, tentu saja tidak memiliki perasaan dengannya walau hanya sedikit.
Namun entahlah, kali ini dirinya yakin dengan Akbar.
Mungkin inilah jalan kehidupannya dengan suaminya itu. Keylin yakin, sangat yakin jika ini semua pasti adalah rencana yang maha kuasa untuk dirinya dan Akbar.
Lamunan Keylin lama-lama memudar karena kesadarannya perlahan-lahan mulai menghilang di alam bawah sadarnya.
Sehingga tak perlu berlama-lama dirinyapun seketika langsung terlelap dengan pulas dan mengarungi alam bawah sadarnya dengan bebas.
Diam-diam Akbar membuka matanya, karena merasakan suatu pergerakan yang lama-lama mulai melemah di punggungnya.
Akbar mengerjapkan kedua matanya dan menatap jam dinding yang ada di kamarnya yang telah menunjukkan pukul 10 pagi.
Dirinya kembali memejamkan matanya saat kantuk lagi-lagi melanda dirinya.
Lelah dan kantuk yang ia rasakan, membuat dirinya enggan untuk bangkit dari tidurnya sehingga membuat pria berumur 24 tahun itu pun, ingin cepat-cepat kembali menuju alam bawah sadarnya.
Akbar merasakan istrinya itu memeluknya dengan sangat erat, sehingga menciptakan kenyamanan di antara keduanya.
Ia yang merasakan pelukan itu pun hanya tersenyum dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Keylin. Mencium aroma khas istrinya yang sangat memanjakan indra penciumannya.
Rasanya sangat nyaman dan sepertinya sedikit demi sedikit dirinya mulai kehilangan kesadarannya.
Biarkan ini berlalu sedikit lebih lambat, pikirnya.
Entah kenapa Akbar selalu merasakan perasaan nyaman sekaligus tenang ketika dekat dengan wanita yang ada di pelukannya ini.
Keylin memang jago dalam menciptakan kenyamanan di antara mereka berdua. Akbar pun mengakuinya.
"Hn nyaman" ucap Akbar tanpa sadar.
..
see you :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments