14. SIAPA YANG SALAH?

"Kenapa kau menangis? Apa aku menyeramkan?" tanya Akbar sambil menarik pelan kunciran rambut istrinya hingga terlepas membuat rambut panjang istrinya itu seketika berderai sampai ke punggung wanita itu

"Buk-bukan seperti itu" ucap Keylin yang masih setia menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya.

"Lalu?"

"Sebenarnya, ak-aku tuh kesel banget sama Mas!" ucap Keylin seraya mendongakkan wajahnya dan memukul pelan dada suaminya.

"Aku?" tanya Akbar mengercit keheranan.

"Ya karena Mas aku jadi kesal! Dan karena Mas juga aku jadi takut. Mas tau tidak? Sebenarnya tadi aku ingin marah sama Mas. Tapi pas geliat Mas marah aku jadi takut" ucap Keylin memberengut kesal seraya melepas pelukannya terhadap suaminya.

Akbar mendesah pelan dan menatap istrinya tersebut dengan seksama

"Maaf jika membuatmu takut" ucap Akbar dengan nada yang begitu lembut.

Keylin menggelengkan kepalanya dan menyentil jidat suaminya dengan perlahan.

"Sh Key!" desis Akbar sembari memegang jidatnya.

"Rasakan! Itulah balasan jika suami tega kepada istrinya" kelakar Keylin.

"Kau" desis Akbar seraya mengambil posisi untuk membalas perbuatan istrinya kembali. Namun sayangnya pria tersebut kalah cepat dengan istrinya.

"Eits, Tuan tidak boleh protes. Karena Anda juga sering melakukan itu kepada saya jika saya berbuat salah" ucap Keylin dengan bahasa formalnya seraya memberikan tanda silang di hadapan wajah suaminya.

Akbar mendelik tajam kepada istrinya

"Berhenti berbicara seperti itu kepadaku! Aku tidak suka mendengarnya" ucapnya tegas dan menyentil jidat istrinya.

"Awww sakit Mas" pekik Keylin dan memajukan bibirnya memberi tanda bahwa dirinya sedang memasuki mode on marahnya

"Bagaimana? Impas bukan?" tanya Akbar seraya menaikan satu alisnya.

"Aku, ish yasudalah aku mau tidur" ketus Keylin seraya pergi beranjak dari pinggir kasur menjauh dari suaminya dan naik ke atas kasur serta menenggelamkan tubuhnya dengan selimut di samping suami kakunya itu.

Akbar masih terduduk dan terdiam di tempatnya, memperhatikan kelakuan istrinya yang sepertinya sedang ngambek dengannya.

Keylin menatap Akbar dengan tatapan jengkelnya dan berkata "Aku marah sama Mas" dan membalikan tubuhnya dengan bertujuan untuk memunggungi suaminya itu.

"Aku tau" ucap Akbar singkat dengan nada datarnya yang membuat Keylin memekik kesal di balik punggungnya dan meremas selimutnya dengan kencang.

"Hiks udah tau lagi marah, malah didiemin. Bukannya di bujuk kek! Apes banget sih aku punya suami ganteng tapi gak peka sama sekali nasib-nasib" ringis Keylin dalam hati dan menutup matanya saat rasa kantuk mulai melanda dirinya.

Akbar tersenyum samar saat dirinya mendengar hembusan nafas teratur yang berasal dari istrinya. Dirinya melirik jam yang ada di atas nakas yang sudah menunjukan pukul 10 malam.

Akbar menghembuskan nafas lelahnya dan ikut merebahkan dirinya di samping istrinya yang sedang memunggunginya. Dirinya terkekeh geli kala mengingat aksi merajuk istrinya itu.

Akbar mendekatkan badannya kepada istrinya itu. Dirinya memeluk Keylin dari belakang seraya mengecup belakang kepala istrinya dengan lembut.

"Selamat malam" bisik Akbar seraya menutup kedua matanya dan mulai menyelami alam bawah sadarnya.

........

Keylin menghembuskan nafas kasarnya setelah hampir 2 jam penuh dirinya menatap layar komputer yang membuat matanya sakit.

Dirinya memijat batang hidungnya dengan perlahan untuk menghilangkan rasa penat yang ada di kepalanya sejenak.

Keylin mengiringis ngeri kala mendengar suara menggelegar yang berasal dari ruangan boss arrogantnya itu. Dirinya mengusap-usapkan dadanya yang terasa berdenyut karena mendengar suara tersebut saking besarnya.

Dirinya menatap nanar ke arah ruangan tersebut. Entah siapa yang sedang berada di ruangan bos kejamnya tersebut, yang jelas dirinya sangat tau jika saat ini orang tersebut nasibnya sedang tidak baik. Membuat dirinya sedikit merasa kasihan dengan orang yang berada di ruangan bosnya itu saat ini.

Jika ada seseorang yang bertanya mengapa dirinya bisa mengucapkan hal tersebut? Percayalah karena sejatinya bukan hanya dirinya yang tahu dengan nasib orang tersebut, namun satu kantor pun tau apa yang sedang di alami oleh orang tersebut.

Sekali lagi Keylin menghembuskan nafas lelahnya saat mendengar suara bosnya yang benar-benar ingin membuat kepala menjadi pecah. Inilah alasannya mengapa dirinya selalu ingin mangkir dari perusahan tempat dimana dirinya bekerja. Namun karena gaji yang lumayan besar diterimanya, membuat dirinya sangat malas untuk mencari profesi lainnya.

Cklek

Suara pintu terbuka dapat membuyarkan lamunannya.

Seorang pria bertubuh tegap keluar dari ruangan tersebut dengan wajah yang sangat memerah. Jika Keylin tebak sepertinya laki-laki tersebut sedang menahan amarahnya yang sedang ingin meledak.

"Rasanya aku ingin resign saja dari sini!" dengus pria tersebut saat berhenti di depan meja Keylin dan memberikan beberapa berkas ke hadapan wanita tersebut.

Keylin tersenyum kikuk, bingung ingin menanggapi seperti apa ucapan pria tersebut

Jujur saja sebenarnya ia juga ingin mengatakan hal yang sama seperti pria yang saat ini tengah berdiri di hadapannya. Namun sayangnya dirinya masih tetap ingin bekerja disini. Mengingat bosnya itu sedang dalam mode on singa membuat dirinya harus menjaga kata katanya saat ini.

Ragan berdecak kesal dan menatap Keylin dengan tajam

"Kau!" tunjuknya

"Bagaimana kau bisa bertahan dengan orang sepertinya? Baru satu bulan aku disini dia sudah membuatku ingin mati muda karena ucapannya!" desis Ragan dan meremas laporannya sendiri.

Keylin meringis ngeri melihat hal itu. Tadi kakaknya dan sekarang adiknya.

Yah Gara dan Ragan adalah kakak beradik. Entah bagaimana ceritanya jika Ragan bisa menjadi asisten pribadi bosnya itu. Tapi yang jelas tiba-tiba Gara mengumumkan kedatangan adiknya tersebut satu bulan yang lalu.

"Kau tenanglah jangan dimasukan ke hati ucapannya karena ia akan melupakannya" ucap Keylin dengan senyuman tipisnya seraya menatap Ragan dengan tatapan lembutnya.

"Shh kau benar! Dia itu adalah manusia yang tidak punya hati. Sudah menebar kepahitan lalu langsung melupakannya dasar waras!" decak Ragan dan pergi melangkahkan kakinya meninggalkan Keylin sendirian setelah dirinya mengucapkan hal tersebut.

"Arghh! Rasanya aku sangat lelah dengan ini semua! Bisa-bisa gila aku jika mengikuti tantangan Papa dengan bekerja sama dengannya selama lima bulan sebagai jaminan untuk memegang perusahaan di Eropa. Cik jangankan lima bulan, satu bulan saja rasanya ingin membuat kepalaku pecah!" ucapnya seraya memijit pelan pelipisnya.

"Hufs kuharap ini berlalu dengan cepat. Cih aku benci kau kakak!" desis Ragan dan memasuki ruangannya yang tidak jauh dari ruangan kakaknya tersebut.

Keylin menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat hal tersebut. Dirinya menegakkan tubuhnya saat Gara keluar dari ruangannya dengan membawa beberapa berkas yang ada ditangan pria tersebut.

Pria tersebut menghampiri dirinya seraya melempar asal map yang berada di genggamannya ke meja Keylin.

"Selesaikan itu sebelum jam makan siang. Karena kita ada pertemuan penting dengan dua perusahan. Kau mengerti?" tanya Gara dengan tatapan datarnya.

"Baik Pak" jawab Keylin dan menundukan kepalanya.

"Ingat jangan sampai ada yang meleset!" cetus Gara tajam seraya melangkahkan kakinya ke dalam ruangannya kembali.

Keylin mendelik kesal mendengar pernyataan bos garangnya tersebut. Ingin rasanya ia Jambak rambut lebat pria tersebut mengingat betapa angkuh dan sikap bossy atasannya tersebut. Membuat dirinya ingin sekali menangis karena saking geramnya dengan tingkah laku atasannya tersebut.

"Hufs nasib-nasib" batinnya dan melanjutkan pekerjaannya yang tadi sempat tertunda.

........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!