15. MAS?

Keylin mengibas ngibaskan tangannya ke udara saat pekerjaannya sudah selesai tepat waktu. Dirinya merapikan dokumen yang ada di atas mejanya dan menatanya dengan rapih.

Dirinya menyandarkan tubuhnya sejenak pada sandaran kursi yang saat ini tengah ia duduki

Diam-diam senyuman tipis muncul di bibirnya saat dirinya mengingat kejadian tadi pagi yang membuat hatinya berbunga bunga.

Semalam setelah kejadian acara ambek mengambeknya, akhirnya tadi pagi suami kakunya itu meminta maaf kepada dirinya dengan rayuan maut yang suami kakunya itu lontarkan guna untuk membujuk dirinya.

Membuat hatinya seketika meleleh hebat akan perlakuan suami tampannya itu. Sampai-sampai dirinya ingin berteriak kegirangan kala mengingat perlakuan romantis Akbar yang menurutnya kelewat romantis dari yang lain.

"Sepertinya kau senang sekali hari ini" ucap Nindy seraya menaruh beberapa dokumen ke meja Keylin

"Tidak ah, sepertinya biasa saja" sahut Keylin dengan senyuman manis yang masih setia terpatri di bibir merahnya.

"Tuh kan" tunjuk Nindy ke depan bibir Keylin.

"Lagi-lagi kau tersenyum seperti itu!" ucapnya menggerutu kesal.

Keylin tersenyum singkat kala melihat guratan kesal di wajah sahabatnya itu.

"Ck kau itu seperti tidak tau saja pengantin baru!" sahut Ragan yang baru saja datang dengan beberapa map yang ada di genggamannya.

"Hah kau benar sekali!" dengus Nindy.

"Ehh tapi, dari mana kau tau jika Keylin sudah menikah? Bukankah kau anak baru disini?" tanya Nindy terheran heran dan menatap Ragan dengan penuh curiga.

"Yang sopan bicara dengan atasanmu!" sinis Ragan dan meneplak kepala Nindy dengan map yang ia bawa dengan perlahan.

Nindy menepis tangan Ragan dan menatap laki-laki tersebut dengan tatapan sinisnya.

"Bapak juga yang sopan sama saya! Nanti saya laporkan ke ibu anda kalau ternyata anaknya yang tampan ini sering sekali menindas bawahannya seperti ini!" seru Nindy dan menatap jengkel Ragan.

"Kau itu!" seru Ragan seraya menunjuk cewek yang ada dihadapannya.

"Mentang-mentang Mamah menyayangimu jangan harap kau bisa kurang ajar dengan ku!" dengus Ragan tajam.

"Memangnya siapa yang ingin kurang ajar denganmu? " ucap Nindy pelan seraya memutarkan bola matanya dengan malas dan melipatkan kedua tangannya di atas perutnya.

"Lain kali kau tidak usah berkunjung ke rumahku! Aku tidak sudi wanita sepertimu menginjakkan kaki jelekmu ke rumahku!" ucap Ragan dengan tatapan penuh peringatan terhadap wanita yang notabenya adalah teman masa kecilnya yang menurutnya sangat menjengkelkan.

"Kau!" geram Nindy dan mengepalkan tangannya ke hadapan pria  tersebut.

Keylin mendesah pelan saat melihat pertengkaran tersebut. Dirinya mengeluarkan hembusan nafas kasarnya kala melihat pertengkaran yang lagi-lagi terulang jika kedua orang tersebut bertemu.

Semenjak satu bulan yang lalu saat pertama kali Gara memperkenalkan Ragan menjadi assisten pribadinya. Mulai hari itu juga Keylin selalu saja dibuat pusing oleh kedua mahluk tersebut.

Bagaimana tidak? Dirinya sering sekali dilanda pusing saat lagi-lagi Ragan dan Nindy bertengkar dengan hal hal yang menurutnya sangat sepele.

Dirinya jadi heran dengan kedua orang tersebut.

Pasalnya yang ia tau dari Nindy jika sahabatnya itu dan Ragan adalah tetanggaan di masa kecil. Namun karena ada sesuatu, membuat Nindy dan keluarganya harus pindah dan pergi menjauh dari keluarga bosnya itu.

Namun entah bagaimana alam dapat mempertemukan mereka lagi, sehingga sekarang mereka dapat berjumpa kembali. Bahkan sekarang mereka hanya perlu berjalan sepuluh langkah dari rumah mereka masing-masing untuk saling bertemu.

"Dasar tetangga gila!" desis Nindy menginjak kaki Ragan dan meninggalkan pria tersebut yang tengah meringis kesakitan.

"Akhh dasar cewek barbar!" pungkas Ragan dengan nada tingginya seraya mengeluarkan sapu tangannya dan mengelap sepatunya yang sedikit kotor karena ulah Nindy.

"Apa kah kalian sudah dengan dramanya? Aku tidak punya waktu untuk menunggumu" ucap Gara dengan tatapan datarnya yang baru saja keluar dari ruangannya.

"Kau itu menyebalkan sekali! Tidak kah kau liat? Jika kakiku sedang terluka" ucap Ragan dengan tatapan kesalnya.

"Ini di kantor, hormati aku sesuai dengan peraturan yang ada" ucap Gara dan membuat Ragan mendecih sebal saat mendengarnya.

"Baik! Mari kita berangkat Tuan Gara yang terhormat!"

tekannya.

"Mari Nona Keylin" ucap Ragan dengan senyuman lebar yang ia paksakan dan menatap Gara dengan penuh kebencian.

"Bagus seperti itulah bawahan jika sedang berbicara dengan atasannya. Ku rasa aku bisa menaikan gajimu" ucap Gara dengan senyuman miringnya.

"Sial!" maki Ragan dan mulai melangkahkan kakinya dengan cepat meninggalkan Keylin dan Gara berdua.

"liat saja kau! Akan ku balas nanti!" ucapnya dalam hati dan menendang tong sampah kecil yang tak sengaja ia lewati.

........

Sesampainya di tempat pertemuan, Keylin, Gara dan Ragan langsung menduduki dirinya masing-masing pada tempat duduk yang telah di sediakan.

Keylin memeriksa kembali laporan yang tengah ia bawa dengan membuka lembaran-lembaran penting yang akan di bahas nanti guna untuk menghindari hal hal yang membuat bos arrogantnya itu ngamuk.

Dirinya mencoba mempersiapkannya semaksimal mungkin agar rekan bisnisnya mau menerima kerja sama diantara mereka berdua. Karena bahaya bukan jika rekan bisnisnya tidak mau menerima kontrak kerja sama di antara mereka berdua, bisa-bisa dirinya lagi yang akan di marahi oleh Gara dengan habis habisan.

Tok tok tok

"Permisi Pak, rapat akan segera dimulai sebentar lagi atasan saya akan sampai. Mohon maaf telah menunggu" ucap seorang pria dengan setelan kantornya seraya membungkukkan badannya pertanda ia meminta maaf atas keterlambatan bosnya.

"Hn baiklah" sahut Gara singkat membuat pria tersebut pergi melangkahkan kakinya dan menduduki kursi yang ada di ruangan tersebut.

Pintu terbuka dan beberapa pria dengan setelan jasnya melangkahkan kakinya masuk keruangan tersebut.

Gara menarik sudut bibirnya ke kanan saat dirinya menatap intens kawan bisnisnya tersebut.

"Menarik. Jadi benar apa yang dikatakan oleh orang, bahwa dia memiliki aura yang sangat mematikan" batinnya saat menatap orang tersebut.

Keylin masih sibuk dengan aktivitasnya membuat dirinya tidak sadar bahwa ruangan putih yang sejak tadi ia pijakan kakinya sudah mulai penuh dengan rekan rekan bisnis bosnya itu.

"Stt Key" bisik Ragan seraya menyenggol lengan Keylin dengan perlahan

"Kenapa?" sahutnya tanpa mengalihkan tatapannya dari berkas berkas yang masih ada di tangannya.

"Berhenti membacanya, rapat akan segera dimulai" ucap Ragan pelan dan kembali menyenggol lengan keylin.

"Oke baiklah" ucap Keylin seraya merapihkan kertas kertas yang ada di tangannya.

"Selamat siang Tuan Akbar, Tuan Robert. Senang bisa bertemu dengan kalian berdua" ucap Gara seraya menjabat kedua tangan orang penting tersebut.

Deg

Jantung Keylin berdegup kencang setelah mendengar ucapan Gara. Buru-buru ia alihkan asitensinya kepada seseorang yang di maksud oleh bosnya itu.

Dan, deg

Lagi-lagi jantungnya berdegup kencang saat dirinya menatap orang yang di maksud oleh bosnya itu.

Ohh tidak! Alarm bahaya seketika muncul di dalam benaknya.

"Mas?" ucap Keylin pelan dengan syok saat melihat suami kakunya tersebut.

"Mas?" Ragan mengercitkan dahinya saat dirinya mendengar hal tersebut.

"Hiks bagaimana ini? Bisa-bisa aku gagal fokus jika seperti ini!" decak Keylin dalam hati seraya meremas kedua tangannya.

"Baik rapat akan kita mulai. Silahkan Tuan Gara dahulu yang menjelaskan proyeknya" ucap Robert ramah selaku tuan rumah.

"Aduh mati aku! Hikss Mamih tolong Keylin" batinnya berteriak meminta tolong.

........

See uuuuuuu🙏😇😇🍒🍒🍒

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!