3 hari telah berlalu semenjak kepergian Keylin keluar kota untuk menjalankan tugas dinasnya, Akbar menjalankan kehidupan sehari-harinya seperti biasa.
Akbar merasakan sedikit kehilangan saat istrinya itu pergi dari rumahnya. Entah dari segi apa yang membuat dirinya kehilangan, namun perasaannya sedikit hampa ketika rumahnya yang tadinya selalu diisi oleh celotehan-celotehan istrinya itu, namun sekarang rumahnya itu begitu hening dan damai tanpa kehadiran istrinya.
Walaupun Keylin sering sekali mengirimkan pesan pesan singkat untuknya yang menanyai kabarnya dan menceritakan aktivitasnya kepada dirinya, yang bahkan terkadang sering sekali membuat dirinya terkekeh geli mendengar celotehan istrinya yang tak ada habis-habisnya. Tetapi tetap saja, terasa berbeda jika istrinya itu saat tidak berada di sampingnya.
Akbar menatap leptopnya, memeriksa pekerjaannya yang tidak ada habis-habisnya yang terkadang membuat kepalanya ingin sekali pecah karena pekerjaannya yang benar-benar sangat menumpuk dan sangat merepotkan baginya. Dan tidak jarang pula ada email yang masuk mengucapkan kata selamat kepada dirinya dan Keylin atas pernikahan mereka.
Kini dirinya tengah berada di kamar dirinya dan Keylin. Sejak awal ia dan Keylin tidak pernah mendebatkan mereka akan tidur sekamar atau tidak. Karena dari awal sudah jelas bahwa Akbar tidak ingin bermain-main dengan pernikahannya sehingga semuanya mengalir begitu saja.
Layaknya sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan lama, hubungannya pun mengalir begitu saja.
Dert dert dert
Getaran ponsel membuyarkan lamunan Akbar yang sedang berfokus pada leptopnya.
Nama "BUNDA" tertera jelas di tampilan layar kaca ponsel canggihnya.
"Halo. Ada apa Bunda?"
"Hai sayang. Apa kabarmu?" ujar Emma basa-basi.
"Kenapa? Bunda perlu sesuatu?" tembak Akbar karena sebenarnya dirinya pun sudah mengetahui apa yang akan di katakan oleh bundanya itu.
"Ekhem, bisakah kau menolong ku? Buda mohon tolong kamu hadiri acara pertemuannya ya. Bunda mohon sayang kasian Leri nak. Kakakmu itu sangat sibuk akhir-akhir ini" ucap wanita parubayah tersebut dengan nada memohonnya.
"Bun, aku kan sudah bilang aku sangat sibuk dan aku tidak bisa menghadirinya" decak Akbar dengan menahan kekesalannya karena ia sangat tau, bahwa yang tadi diucapkan oleh bundanya hanyalah sebuah alasan klasik agar dirinya mau membantu perusahaan milik keluarganya.
Tiba-tiba rasa malas mulai melingkupi hatinya dan rasanya saat ini Akbar sangat ingin mengakhiri percakapan antara dirinya dan bundanya itu.
"AKBAR! Bunda sudah berkali-kali mengatakan ini. Apa susahnya sih kau menghadiri pertemuan itu? Bunda hanya ingin kau belajar untuk memimpin perusahaan karena pasti nantinya kau yang akan menggantikan Papah mu bersama Leri. Dan buat apa kau menjadi pemimpin di sebuah perusahaan milik orang lain, kalau perusahaanmu sendiri sangat membutuhkanmu!" cerocos Emma dengan geram saat mendengar suara acuh tak acuh dari putranya itu.
Akbar mendesah pelan ketika mendengar kekesalan sang bunda yang sudah mencapai puncaknya.
Selalu saja! Selalu saja seperti ini! Bundanya itu, selalu saja menyuruhnya menghadiri pertemuaan yang tidak penting menurutnya dan sangat membuang-buang waktu baginya.
Akbar menghela nafasnya mencoba mengusir rasa kesal yang sedang menghinggapi hatinya
"Bunda aku sangat sibuk, maaf aku menyayangimu Bun" ucap Akbar lalu memutuskan sambungan telefonnya dengan sepihak.
Akbar berdesis kesal kepada bundanya. Entah sudah yang ke berapakali bundanya itu menyuruh dirinya untuk menghadiri acara relasi perusahaan yang menurut bundanya itu, sangat penting baginya.
Dirinya berdecak malas karena ini sudah yang kelima kalinya dalam sebulan, Emma memaksanya untuk menghadiri acara yang sangat membosankan itu.
Dirinya jadi tidak habis pikir dengan bundanya itu. Emma (bundanya) selalu saja memaksa dirinya untuk menjadi pemegang perusahaan milik kedua orang tuanya. Padahal dirinya sudah menolak berkali-kali atas tawaran tersebut, namun meskipun sudah di tolak berkali-kali, tetap saja bundanya itu sangat gigih dalam membujuknya.
Dan hal itulah yang membuat dirinya sering sekali pusing akibat ulah bundanya yang tidak ada habis-habisnya. Baginya menjadi seorang direktur saja sudah sangat merepotkan! Apalagi menjadi pemegang perusahaan milik kedua orang tuanya yang memiliki berbagai cabang di dunia.
Membuat Akbar mendesah pelan dan memijat keningnya yang terasa sedikit pening saat memikirkan hal tersebut.
Akbar mengalihkan asitensinya kepada jemarinya. Matanya terfokus pada benda kecil yang tersematkan di jarinya manisnya.
Entah sudah berapa puluhan kali ia menatap benda kecil tersebut, namun tetap saja rasa bosan tidak menghampiri dirinya.
Rasa hangat mengalir dari tubuhnya kala mengingat pernikahannya yang baru berjalan hampir seminggu.
Walaupun pernikahannya baru berjalan seminggu, tapi banyak sekali perubahan yang ia alami. Tentu saja hal itu sangatlah berpengaruh baginya terutama kepada hatinya.
Akbar menutup leptopnya saat dirinya melihat jam yang sudah menunjukan pukul jam 9 malam lewat 39 menit.
Dirinya merebahkan badannya di kasur empuknya dan mencoba untuk mengistirahatkan tubuhnya yang setelah seharian penuh diforsir untuk kegiatannya yang sangat melelahkan.
Sebelum Akbar terjun ke dalam mimpinya, sejenak pria tersebut memperhatikan foto pernikahannya dan Keylin dengan seksama. Seutas senyuman tipis muncul di bibir pria tersebut kala mengingat kebersamaan dirinya dengan istri mungilnya tersebut.
Akbar tersenyum tipis saat dirinya menyadari suatu hal yang sangat memalukan bagi dirinya.
Ahh sepertinya dirinya sedang rindu kepada istri cerewetnya itu.
Akbar memejamkan kedua matanya saat rasa kantuk mulai melanda dirinya.
Keseharian yang sangat sibuk membuat dirinya sangat mudah untuk menuju ke alam bawah sadarnya. Seperti hari hari sebelumnya kini Akbar tertidur sendiri tanpa di temani oleh siapapun. Membuat pria tersebut merasa sedikit kehilangan atas kepergian istri manisnya tersebut.
Namun karena rasa lelah yang sangat membebani dirinya membuat Akbar menepiskan rasa kehilangannya sementara dan mulai menjelajahi dunia alam bawah sadarnya, mengecas tubuhnya untuk esok hari.
..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments