Siang ini begitu terik menandakan jam sudah menunjukan pukul jam 12 siang dini hari.
Kebanyakan orang ketika di tengah teriknya sinar matahari di siang bolong ini, mereka pasti akan malas keluar rumah karena teriknya sinar matahari yang dapat membakar kulit mereka.
Sama halnya dengan Keylin, dirinya kini sangat menikmati waktu istirahatnya di tengah hari siang bolong saat ini.
Baginya waktu seperti inilah yang sangat ia tunggu-tunggu untuk berleha-leha sebelum dirinya kembali sibuk dengan pekerjaan kantornya yang dapat membuat otaknya hampir meledak di setiap harinya.
Yah walaupun dirinya sudah mengambil cuti selama 3 hari setelah acara pernikahannya, tetapi tetap saja dirinya masih belum puas dengan hal tersebut.
Kini dirinya tengah berada di ruang tamu sembari menonton film kesukaannya dan di temani oleh suami kakunya itu.
Keylin mendengus sebal saat dirinya mengingat kejadian tadi.
Tadinya suaminya itu menolak dirinya secara mentah-mentah untuk menemani dirinya yang ingin menonton film. Dan alasan yang di berikan oleh suaminya itu pun sangatlah sederhana yaitu...
"Kerjaan Ku sedang menumpuk."
Tetapi bukan Keylin namanya jika tidak bisa memaksa suami tampannya itu. Dengan beribu ribu ide serta kemanisan kata-kata yang ia ucapkan, alhasil kini dirinya di temani Akbar yang sedang memangku leptopnya seraya menemaninya menonton film kesukaannya.
Saat melihat itu, Keylin mendengus kecil seraya memutar kedua bola matanya dengan malas.
Jengkel!
Dirinya benar-benar sangat jengkel dengan Akbar saat ini.
Ternyata suaminya itu benar-benar tidak bisa jauh walau hanya sedikit pun dari selingkuhannya itu. Membuat dirinya jengkel setengah mati saat melihat kedekatan Akbar dengan leptop milik pria tersebut.
Ck!
Dertt dertttt
Suara handphone bergetar membuat lamunan Keylin membuyar. Tanpa basa-basi dirinya pun langsung mengangkat telfon tersebut dengan wajah yang dilanda kekhawatiran.
Diam-diam Akbar melirik Keylin yang sedang berbincang-bincang dengan seseorang yang ada di sebrang ponsel istrinya itu.
Dirinya merasa heran dengan perilaku Keylin yang tiba-tiba berubah drastis setelah melihat nama yang tertera di ponsel canggih miliknya sendiri.
Apalagi ketika dirinya melihat Keylin langsung menegakan tubuhnya saat ingin mengangkatnya membuat dirinya menjadi penasaran siapakah yang telah menelfon Keylin di hari cutinya ini?
Namun beberapa saat kemudian tiba-tiba dirinya tersadar dan berfikir
"Apa hubungannya dengan diriku?“ namun sedetik kemudian, pikiran tersebut langsung ditepis oleh lubuk hatinya dan membuat dirinya berpikir kembali jika...
Bukankah Keylin adalah istrinya? Dan tentu saja dirinya berhak mengetahui tentang apapun mengenai wanita tersebut. Ujarnya dalam hati dengan tegas.
Tak
Tepukan halus di bahunya dapat membuyarkan lamunan Akbar.
Akbar seketika menengok dan mengalihkan tatapannya ke arah Keylin.
"Mas kenapa? Mas sakit?" tanya Keylin dengan raut wajah khawatir dan menempelkan punggung tangannya di dahi Akbar.
"Enggak panas" ucap Keylin sembari merasakan hawa yang ada di tubuh suaminya itu.
Akbar menatap Keylin dengan gemas. Dan dengan perlahan dirinya menarik pelan tangan istrinya dan menatap wajah Keylin dengan serius.
"Aku tidak apa-apa" ucap Akbar dengan raut wajah lembutnya.
Deg. Spontan pipi Keylin memerah saat melihat kelakuan suaminya itu.
Aishhh kampret banget lagi dan lagi perlakuan kecil Akbar membuat jantungnya bekerja tak beraturan.
"Ekhem Mas aku minta ijin. A-aku ada perjalanan dinas, boleh kan mas?" tanya Keylin untuk mengalihkan rasa malunya.
Akbar menaikan satu alisnya saat dirinya mendengar pertanyaan istrinya itu. Dirinya jadi berfikir sebenarnya istrinya itu sedang Bertanya atau membuat pernyataan kepada dirinya?
"Kapan kau berangkat?"
"Mungkin besok sekitar jam 8 pagi."
"Ayo" ucap Akbar sembari meletakkan leptopnya di atas meja yang ada di ruang tengahnya.
"Hah mau ngapain?" beo Keylin.
"Ayo kita kemas-kemasin barang-barangmu" jawab Akbar seraya membangunkan tubuhnya.
"Mas entar dulu ya, ini kan masih jam satu, entar sore kan bisa aku ngantuk! Pengen males-malesan dulu" ucap Keylin manja seraya menarik tangan Akbar menginstruksikan agar pria tersebut kembali ke tempat semulanya.
Akbar yang melihat hal itu pun hanya menatap datar istrinya dan kembali menempatkan dirinya di samping istrinya itu seperti semula.
"Kenapa kau malas sekali?" ucap Akbar malas dan menatap Keylin dengan tatapan herannya.
Keylin memberengut kesal saat mendengarnya dan menghempaskan tangan Akbar yang tengah ia pegang.
"Kan aku cuma mau istirahat aja! Bukannya gak mau beresin! Ntar kan bisa. Kalau nanti bisa kenapa harus sekarang?" sungut Keylin menatap Akbar dengan tatapan kesalnya.
"Eh?" Akbar menatap Keylin kaget karena tiba-tiba suasana hati perempuan itu seketika berubah drastis.
Dirinya menghela nafasnya seraya menatap Keylin dengan tatapan lembutnya.
"Maafkan aku" Akbar menarik kepala Keylin kedalam dada bidangnya yang sedang membuang mukanya menghindari tatapan lembut dirinya.
Dan Keylin pun tak menolaknya saat suaminya melakukan hal tersebut, dirinya hanya diam membisu dan menunggu apa yang akan dilakukan Akbar selanjutnya.
"Jangan marah. Aku hanya bercanda" ucap Akbar sembari mengusap-usap punggung Keylin dengan perlahan dan mencium puncuk kepala istrinya yang beraroma bluberry itu.
"Maafkan aku, maaf telah membuatmu kesal" pinta Akbar sekali lagi dan kembali mengusap-usap punggung mungil istrinya itu.
Diam-diam Keylin mengembangkan senyumannya saat dirinya melihat usaha suaminya yang sedang membujuk dirinya.
"Huh manis sekali perlakuannya" ucap Keylin dalam hati berdesis malu.
Keylin tak menjawab ucapan suaminya, dirinya malah membalas pelukan Akbar dan mencari posisi ternyaman di dada bidang suaminya itu.
"Aku tidak marah hanya saja kesal dengan Mas" sahut Keylin pelan namun masih dapat di dengar Akbar.
Akbar terkekeh geli saat mendengarnya.
”Bukankah itu sama saja hn?" tanyanya yang di balas oleh Keylin dengan gelengan kepalanya yang masih bisa Akbar rasakan di dadanya.
"Cik!" decak Akbar dalam hati. Sepertinya sia-sia saja jika dirinya berdebat dengan istrinya itu. Toh ujung ujungnya pasti dirinya juga yang akan salah dan disalahkan.
"Key" panggil Akbar setelah dirinya merasa tidak ada pergerakan sedikitpun dari istrinya.
"Emh sebentar Mas, aku pengen peluk kamu sedikit lebih lama" ucap Keylin sedikit manja membuat Akbar seketika terkekeh geli saat mendengarnya.
"Manja!" cetus Akbar dengan nada yang terkesan mengejek.
Keylin mendongakkan wajahnya membuat jarak wajahnya dan suaminya itu kian menipis.
”Biarin kan aku manjanya sama Mas, ya masa mau manjanya sama suami tetangga! Kan gak lucu!" kekeh Keylin melupakan rasa kesal yang ada di hatinya.
"Aku ngantuk Mas" ucap Keylin yang kemudian kembali menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya.
"Ayo kembali ke kamar" ajak Akbar.
"Emh sebentar lagi" sahut Keylin yang masih tetap setia memeluk erat suaminya.
Ahh sepertinya Keylin benar-benar benar terlena sekarang. Rasanya sangat sulit untuk melepaskan suaminya itu.
Diam-diam Keylin menyunggingkan senyumannya saat merasakan moment kedekatan dirinya dengan Akbar saat ini.
Di dalam hatinya dirinya benar-benar merasa bersyukur ketika dirinya memiliki suami seperti Akbar.
Lihatlah perlakuan suaminya itu, begitu lembut dan sabar kepadanya. Membuat dirinya semakin yakin bahwa pilihannya menerima perjodohan mereka bukanlah suatu pilihan yang salah.
Sekarang dirinya jadi semakin percaya dan yakin bahwa suaminya adalah jodoh yang dikirimkan oleh yang maha kuasa untuk dirinya melalui kedua orang tuanya.
Cinta?
Entahlah dirinya juga tidak tau perasaannya sekarang ini. Namun yang jelas saat ini Keylin hanya ingin menikmati waktunya bersama suami kakunya itu. Biarlah waktu yang menjawab semuanya.
Karena dirinya yakin seiring berjalannya waktu cinta akan tumbuh karena terbiasa.
Entah kapan waktunya yang jelas hanya tuhanlah yang tau.
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments