Akbar mendesah pelan dan menatap Bimo dengan tatapan datarnya.
"kalau gitu kau pake saja motor ku terserah kau mau mengembalikannya kapan. Jangan menolak! Kau akan membuatku susah!" ucap Akbar dengan tegas seraya melirik ke arah istrinya memberi kode ke pada Bimo, jika istri manjanya tersebut akan terus memaksa dirinya jika Bimo tidak menerima permintaan istri bawelnya itu.
Bimo menggaruk garuk tengkuknya yang tidak gatal. Tatapan tajam bak elang yang tadi bosnya itu tujukan kepada dirinya membuat Bimo tidak sanggup mengutarakan aksi protesnya kepada bosnya tersebut. Sehingga mau tak mau dirinya harus terpaksa menerima tawaran bos kakunya itu.
Hawa dingin menusuk kulit Bimo saat Akbar menatap asistennya tersebut dengan tatapan tajamnya. Bimo berdehem pelan untuk mengusir rasa gugupnya saat dirinya ditatap seperti itu oleh atasannya tersebut.
Saat ini hanya ada Bimo dan Akbar berdua yang tengah berdiri di depan pintu rumah minimalis tersebut karena Keylin tengah mengambilkan kunci motor suaminya yang berada di laci dekat dengan ruang tengahnya untuk sekertaris suaminya itu.
"Ini" ujar Keylin dan menyerahkan kunci motor tersebut kepada Bimo setelah dirinya membuka garasi rumahnya.
Bimo mengambil kunci tersebut dengan kepala yang tertunduk dan badan yang di bungkukan.
"Em terimakasih banyak Bu" ucap Bimo dengan senyuman kikuknya yang di jawab oleh Keylin dengan anggukan kepala dan senyuman hangat wanita tersebut.
"Kau bisa mengambilnya sendiri kan? Disana hanya ada satu motor. Kau bisa langsung mengambilnya" ucap Akbar seraya mengarahkan jarinya ke arah bagarasinya.
Mata Bimo mengikuti arah jari bossnya itu dan seketika dirinya di buat melongo saat mengetahui motor apa yang sedang tertera di dalam garasi bosnya tersebut.
Ini tidak salah kan? Batinnya bertanya-tanya.
"An-anu Pak. Ini Bapak serius minjemin motor sport Bapak? Apa gak ada motor yang biasa aja Pak untuk saya bawa pulang?" ucap Bimo dengan kikuk dan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Apa kau tidak lihat? Bahwa hanya ada satu motor disana. Bisakah kau berhenti protes? Kau boleh membawanya kemanapun kau mau. Bila perlu kau tidak usah mengembalikannya kepadaku jika kau mau!" ucap Akbar dengan wajah datarnya dengan intonasi nada yang terdengar sangat malas.
Keylin mencubit tangan suaminya dengan kencang ketika melihat ekspresi Akbar yang terlihat acuh tak acuh ketika sedang berbicara dengan sekertarisnya sendiri.
Membuat Akbar seketika meringis kesakitan saat di cubit seperti itu oleh sang istri.
"Sh sakit Key" desis Akbar dan mengusap tangannya yang sedikit memerah.
"Maaf atas ketidak sopanan prilaku suamiku. Kau bisa langsung mengambilnya dan satu lagi.. Kau tidak usah kembali ke kantor. Lebih baik kau langsung pulang saja, tak apa besok kau ke kantor dengan motor suamiku. Iya kan mas?" ucap Keylin dan menekankan intonasi suaranya saat mengucapkan kata "iya kan mas?"
Akbar mendelik tak suka dengan kelakuan istrinya tersebut. Dirinya menatap Bimo dengan tatapan datarnya.
"Hn terserah kau" jawab Akbar dengan nada malasnya.
"Mas!" pekik Keylin dan memberengut kesal saat mendengar jawaban suaminya itu.
"Em anu Pak, saya permisi dulu. Terimakasih banyak atas pinjamannya. Saya pergi dulu Pak, Bu. Sekali lagi terimakasih banyak Pak, Bu. Selamat malam" ujar Bimo memutuskan perdebatan di antara kedua mahluk tersebut dan bergegas pergi meninggalkan Keylin dan Akbar, melangkahkan kakinya ke arah garasi rumah bosnya tersebut.
"Ish dasar Mas ngeselin!" sinis Keylin dan pergi meninggalkan Akbar yang masih setia berdiri di depan pintu rumahnya.
Akbar menggedikan bahunya acuh tak acuh saat dirinya melihat aksi rajuk merajuk istrinya tersebut.
Dirinya mengganggukkan kepalanya saat Bimo, sekertaris pribadinya membunyikan suara klakson motornya ke arah dirinya. Memberi tanda bahwa pria tersebut tengah berpamitan dengannya.
Akbar melangkahkan kakinya menuju pagar rumahnya. Pria tersebut menutup gerbang pagar rumahnya setelah mobil miliknya sudah ia masukkan ke dalam garasi rumahnya.
Dirinya melangkahkan kaki panjangnya ke dalam rumah saat ia sudah memastikan bahwa semuanya sudah terkunci dengan rapat.
Akbar membuka pintu rumahnya yang terlihat kosong karena sepertinya istrinya itu sudah masuk kedalam kamarnya.
Pria berwajah datar tersebut menaruh jas dan tas kerjanya ke sembarang tempat setelah dirinya sampai di dalam kamarnya.
Dirinya mendudukkan tubuh jangkungnya di atas sofa yang ada di dalam kamar dirinya dan Keylin seraya mengendurkan ikatan dasinya yang sedikit mencekiknya.
Suara gemercik air yang berasal dari kamar mandi, membuat dirinya tau bahwa istrinya itu sedang membersikan tubuhnya.
Cklek
Pintu kamar mandi terbuka, membuat aroma blueberry yang Keylin kenakan seketika menguar begitu saja di dalam ruangan tersebut.
Keylin mendesah pelan saat dirinya melihat jas dan tas suaminya yang berserakan di atas lantai dan sofa.
Dirinya memunguti satu persatu jas dan tas kerja suaminya yang berserakan dan menaruhnya di tempat yang semestinya.
Keylin membuka lemari pakaiannya untuk menyiapkan baju ganti suaminya dan meletakannya di atas ranjang kamarnya.
Wanita tersebut berjalan ke arah suaminya berada dan menduduki dirinya tepat di samping sang suami.
"Mandi gih Mas. Badan Mas udah bau asem soalnya" ucap Keylin dengan senyuman jailnya dan melepas ikatan dasi yang sudah membelenggu leher suaminya ber jam-jam.
Akbar membiarkan Keylin melakukan itu semua. Dirinya hanya menatap wajah istrinya dengan seksama yang sedang melepaskan simpulan dasinya yang sejak tadi pagi sudah melekat pada dirinya.
"Sudah" ujar Keylin dan menaruh dasi suaminya ke atas meja disamping sofa yang ada di dalam kamarnya.
Keylin mengalihkan asitensinya dan menatap suaminya dengan tatapan lembutnya
"Mandi gih Mas" suruhnya sekali lagi.
"Sebentar lagi" sahut Akbar pelan dan menatap istrinya dengan tatapan yang tak dapat Keylin baca.
"Kenapa? Cape hn?" tanya Keylin dan menyugar lembut rambut suaminya.
"Hn sedikit" ucap Akbar dan mendekatkan dirinya ke pada Keylin seraya menenggelamkan kepalanya di ceruk leher istrinya dan memeluk erat pinggang istrinya.
Keylin membalas pelukan suaminya itu dan mengelus punggung lebar serta rambut lebat suaminya secara bersamaan.
Wanita tersebut diam-diam tersenyum senyum sendiri saat melihat aksi suaminya yang terlalu mendadak baginya.
Dirinya m*ndes*h pelan, mencoba menahan rasa geli yang sedang menggelitik lehernya saat suaminya tersebut mencoba mengendus-endus leher jejangnya, karena saat ini dirinya tengah memakai baju long dress yang kerah bajunya lumayan rendah.
"Mas jangan kayak gitu, geli" desis Keylin dan meremas baju suaminya dengan pelan.
"Hn" jawab Akbar yang masih setia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher istrinya.
"Kau pakai sabun apa? Mengapa begitu wangi saat ku cium?" tanya Akbar samar dan melanjutkan aktivitas endus mengendus dileher istrinya.
"Engh itu... Hanya sabun biasa yang aku sering beli di supermarket" ucap Keylin dengan suara paraunya saat suaminya tersebut lama kelamaan mulai m*ncium dan mengh*sap lehernya.
"Engh Mas berhenti" ucap Keylin dan menjambak pelan rambut suaminya.
Akbar menghentikan aktivitasnya dan menaikan wajahnya serta menatap wajah istrinya yang sedikit memerah karena ulahnya.
Pria tersebut mengusap leher istrinya tepat di bagian dimana dirinya memberikan tanda di leher istrinya tersebut.
Akbar menatap wajah Keylin dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. Kilatan gairah seketika muncul di dalam tubuhnya kala dirinya mendengar suara istrinya tadi yang terbilang cukup sensual di telinganya.
Akbar menatap bibir Keylin dengan seksama seraya mengusapnya dengan lembut, membuat Keylin seketika meremang di buatnya.
Keylin mengalihkan tatapan matanya dari tatapan intens suaminya. Dirinya meremas kedua tangannya yang sedikit basah karena rasa gugup yang sedang menghampiri dirinya.
"Mas" cicit Keylin dan memberanikan dirinya tuk menatap kedua bola mata suaminya tersebut.
Akbar tak menjawab ucapan istrinya itu. Saat ini dirinya hanya sedang fokus dengan benda yang sedang ia elus-elus sejak beberapa detik yang lalu.
Dirinya menatap wajah Keylin dengan tatapan lembutnya dan mendekatkan wajahnya kepada wajah istrinya tersebut.
Dan cup
Seketika bibir lembut Akbar mendarat di atas bibir keylin dengan sempurna. Membuat sang empunya seketika membulatkan matanya saat mendapatkan perlakuan mendadak tersebut.
"Engh" gumam Keylin saat suaminya tersebut ******* bibirnya dengan lembut.
Keylin meremas kedua lengan suaminya saat suaminya itu semakin lama semakin menciumnya dengan menutut.
Akbar menekan kepala istrinya dengan pelan dan merengkuh erat pinggang istrinya agar istrinya tersebut tidak melepaskan c*umannya.
Setelah hampir satu setengah menit lamanya akhirnya pria tersebut pun melepaskan c*uma*nya dari sang istri saat nafas keduanya yang semakin lama semakin menipis.
Akbar mengusap lembut bibir istrinya yang sedikit membengkak karena ulahnya dan menatapnya dengan tatapan penuh mendambanya.
"Kenapa ini sangat manis rasanya?" tanya Akbar yang masih memperhatikan wajah Keylin yang masih sedikit memerah dan terengah-engah karena ulahnya.
Dengan nafas yang masih memburu, Keylin mengalihkan tatapan matanya dari tatapan lembut sang suami saat dirinya mendengar hal yang sangat memalukan baginya.
Dirinya membuang wajahnya ke samping saat rasa malu yang sudah mulai menggrogoti hatinya di seluruh tempat.
Akbar mendekatkan wajahnya kembali dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher istrinya saat dirinya melihat begitu banyak akses setelah istrinya tersebut mengesampingkan wajahnya sendiri.
Dirinya mengecup kembali leher jejang istrinya yang terasa sedikit basah karena bekas air liurnya tadi.
Pria tersebut menggigit pelan leher istrinya dan menghisapnya dengan sedikit kuat sehingga istrinya tersebut sedikit meringis kesakitan.
"Shs sakit Mas!" desis Keylin dan meremas tengkuk suaminya dengan pelan.
Di perlakukan seperti itu bukannya membuat dirinya berhenti malah membuat dirinya semakin semangat dan Akbar pun mendekatkan bibirnya ke telinga Keylin.
"Aku ingin meminta hak ku malam ini. Apakah boleh?" bisik Akbar to the point dan mengecup lembut belakang kuping istrinya.
Keylin membulatkan kedua matanya saat mendengar hal tersebut. Sembruat merah seketika muncul di kedua pipinya kala mendengar pertanyaan suaminya yang begitu memalukan baginya.
"Ma-Mas" ucap Keylin terbata bata saat tangan Akbar mulai merambat ke belakang punggungnya
"Apakah boleh?" bisik Akbar sekali lagi yang kali ini menjauhkan wajahnya dari ceruk leher istrinya dan menatap keylin dengan tatapan seksamanya.
Keylin meremas baju dressnya sendiri, menundukan kepalanya saat dirinya di tatap seperti itu oleh suaminya.
Keylin mengangkat wajahnya setelah beberapa saat kemudian ketika keberaniannya sudah mulai terkumpul di dalam hatinya.
Dengan pelan ia menganggukkan kepalanya perlahan dan menjawabnya dengan suara yang terdengar sangat pelan di telinga Akbar.
"Terimakasih" ucap Akbar dan mengecup lembut kening istrinya dan memulai malam pertama mereka.
.............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments