5. TAK RELA

Keylin menghembuskan nafas kasarnya saat rasa penat mulai menjalar di tubuhnya, membuat dirinya ingin segera menuntaskan ini semua.

Ia berdecak kesal, karena pasalnya, sedaritadi dirinya berkemas tetapi tidak selesai-selesai juga. Sementara itu, pinggangnya kini sudah mulai pegal, dan rasanya dirinya ingin sekali pergi melupakan ini semua dan merebahkan dirinya di atas kasur empuk miliknya.

"Hufss"

Dirinya mengamati suaminya yang sedang membantu dirinya mencari barang-barang yang perlu ia bawa.

Sebenarnya ini akan terasa lebih mudah jika saja mereka menemukan barang-barang yang perlu Keylin bawa, mungkin itu tidak akan membuang buang waktu terlalu lama seperti ini.

Namun, karena Keylin dan Akbar baru pindah beberapa hari yang lalu, dan mereka baru memindahkan barang-barang mereka ke dalam rumah baru hasil jerih payah Akbar selama bekerja, dan kabar buruknya Keylin melupakan barang-barang yang ia letakan ke sembarang tempat, karena waktu itu dirinya sangat lelah untuk menata barang-barang pindahannya kembali ke rumah baru mereka.

Ia berdesis kesal.

"Memang ya, penyesalan itu selalu datang belakangan!" batinnya berdecak kesal.

"Mas kalau lelah gak papa Mas, istirahat saja dulu" ucap Keylin dengan suara lembutnya, ketika ia melihat Akbar yang sudah mengelap peluh di dahinya yang super duper mulus itu.

Keylin menatap Akbar dengan tatapan bersalahnya.

Dirinya menjadi kasihan kepada suaminya itu. Seharusnya hari ini Akbar bisa menikmati cutinya dengan santai dan bukannya malah menyibukan diri dengan membantu dirinya.

Tetapi lagi-lagi karena dirinya, suami tampannya itu harus bekerja di hari cutinya.

"Nanti" sahut Akbar yang masih sibuk menata barang-barang yang berserakan di kamarnya.

Setelah 30 menit berlalu, akhirnya Keylin dan Akbar pun menyelesaikan acara berkemasnya.

"Akhirnya selesai juga!" ucap Keylin seraya tersenyum sumbringah setelah menjajarkan semua barang-barang bawaannya ke tembok kamarnya.

Keylin melirik jam yang berada di dinding kamar dirinya dan Akbar yang sudah menunjukan pukul setengah enam sore. Yang berarti dirinya sudah berkemas selama 2 jam lamanya.

Keylin berdecak kesal,

Aiss! Pantas saja pinggangnya sangat pegal, ternyata selama itu dirinya berkemas! Ck.

Keylin melirik Akbar yang sedang duduk di atas kasur sembari memegang handphonenya.

Suaminya itu terlihat begitu serius dan sangat fokus dengan benda pipih panjang tersebut.

Dan ketika melihat itu pun, Keylin seketika memutarkan kedua bola matanya dengan malas.

Dirinya bersungut-sungut dengan pemandangan yang sangat tidak menyenangkan itu.

Memang ya, suaminya itu benar-benar tidak bisa berjauhan dengan selingkuhan keduanya. Cih, dasar workaholic!

Desisnya dalam hati.

"Mas mandi gih sana. Ini sudah sore" ucap Keylin tanpa mengalihkan tatapannya yang sedang memainkan ponselnya di sofa yang berada di dalam kamar mereka.

"Hn" dehem Akbar dengan singkat seraya menatap Keylin dengan wajah datarnya.

"Berapa hari kau di sana?" tanya Akbar seraya meletakan handphonenya di atas nakas setelah dirinya memeriksa pekerjaan kantornya.

"Sekitar 4 hari, mungkin itu paling lama" ucap Keylin sembari memandang wajah Akbar dengan tidak enak hati.

Hening...

Akbar tidak menjawab pernyataan dari Keylin.

Di dalam hatinya, Keylin merasa sangat tidak enak hati dengan suaminya itu. Dirinya tidak enak hati dengan Akbar. Karena pasalnya dirinya dan Akbar baru menikah beberapa hari yang lalu, dan kini dirinya harus meninggalkan Akbar yang notabennya baru saja menjadi suaminya.

Ya walaupun ini terjadi di luar kehendaknya, namun tetap saja dirinya masih tetap tidak enak hati dengan suaminya itu.

"Jangan terburu-buru untuk pulang lebih awal" ucap Akbar dengan nada datarnya yang seketika membuat Keylin menatap Akbar dengan tatapan curiganya.

"Apa maksud Mas? Jangan-jangan Mas ingin..." ucapan Keylin mengatung di bibir manisnya dan berpura-pura memasang raut wajah kesalnya, yang seketika membuat Akbar langsung menghembuskan nafas gusarnya saat dirinya di tatap seperti itu oleh sang istri.

Sebenarnya Keylin sangat tau, apa maksud dari ucapan Akbar barusan. Suaminya itu hanya tidak ingin dirinya bekerja terlalu terburu-buru karena dirinya merasakan tidak enak hati karena telah meninggalkan Akbar yang baru beberapa hari menjadi suaminya.

But well, bukan Keylin namanya kalau dirinya tidak mengerjai suami tertampannya ini.

"Hei sekali-sekali tidak apa bukan? Jika mengerjai suami? " batinnya bersorak riang dan sebisa mungkin menahan senyuman yang ingin mengembang di bibir manisnya.

Akbar yang mendengar hal itu pun, seketika langsung menghampiri dan mendekat ke arah istri nakalnya itu.

Keylin hanya mengamati pergerakan Akbar yang sedang turun dari ranjang dan berjalan menuju ke arahnya.

Dirinya tidak melepas pandangannya dari tubuh suaminya. Sekarang jika di lihat dari Posisinya Keylin tengah duduk di atas sofa sedangkan Akbar membukukan dirinya di depan istri manisnya itu.

Dan.......

Pletak

"Shh sakit Mas!" pekik Keylin sembari mengusap ngusap dahinya.

"Jangan berpikir yang aneh-aneh! Apa itu sakit?" tanya Akbar dengan tatapan datarnya tetapi masih terdengar kekhawatiran dari suaranya.

"Sakit! Sakit sekali Mas! Mas tau tidak? Kepalaku rasanya ingin pecah" ucap Keylin dengan melebih lebihkan dan menatap Akbar dengan tatapan lebaynya.

Akbar hanya menaikan satu alisnya saat mendengar hal tersebut. Ternyata dirinya baru tau, selain istrinya sangat cerewet, ternyata istrinya itu juga sangat alay.

Akbar mendengus melihat kelakuan istri berisiknya itu.

"Sudah?" tanya Akbar datar.

Lalu tanpa aba-aba Akbar mengusap usap dahi Keylin dengan lembut yang malah membuat tubuh Keylin seketika mematung dibuatnya.

Deg!

Hatinya bergemuruh hebat saat Akbar melakukan hal tersebut.

Dan tanpa perlu waktu yang lama, pipinya pun seketika memanas setelah aksi romantisme Akbar yang begitu tiba-tiba kepadanya.

"Duh pliss, jangan baper, pliss!" ujar Keylin dalam hati.

Walaupun suaminya itu terlihat sangat dingin dari luar, tapi suaminya itu, juga bisa melakukan hal kecil yang selalu bisa membuat dirinya merasa bahwa dirinya itu sangat spesial bagi pria dingin tersebut.

Menurut Keylin, hal kecil itu tidak akan bermakna, ketika orang lain yang melakukannya. Tetapi karena Akbar tidak pernah melakukannya ke sembarang orang, maka itu menjadi suatu tindakan kecil yang sangat berarti baginya.

Suatu usapan lembut di pipinya membuat lamunan Keylin membuyar.

Keylin mencoba mengembalikan asitensinya kepada pria yang ada di hadapannya saat ini.

"Ke-kenapa?" Gagu Keylin.

"Aku ingin mandi" ucap Akbar lalu bergegas seraya mengambil handuk yang sedang menggantung di jemuran kecil milik mereka yang berada di dalam kamar.

Keylin menatap punggung Akbar yang sudah memasuki kamar mandi.

Tanpa menyahut ucapan suaminya itu, Keylin pun beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah lemari pakaian milik dirinya dan Akbar. Menyiapkan baju ganti untuk Akbar dan menaruhnya di atas tempat tidur mereka berdua.

Diam-diam Keylin tersenyum mengingat kejadian beberapa menit yang lalu, sungguh seperti mimpi baginya. Suaminya itu, tadi terlihat begitu manis saat melakukan aksi romantisme yang sangat singkat.

Walau terlihat seperti sepele, tapi hal sepele tersebut, sudah cukup membuat hatinya berdebar-debar tak karuan.

Yahh sepertinya dirinya akan merindukan suami kakunya itu untuk beberapa hari ke depan.

Sungguh di sayangkan dirinya akan berpisah dengan suami tampannya itu.

.....

See youヾ(^-^)ノ

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!