"Baik rapat akan kita mulai. Silahkan Tuan Gara dahulu yang menjelaskan proyeknya" ucap Robert ramah selaku tuan rumah.
"Aduh mati aku! Hikss Mamih tolong Keylin" batinnya berteriak meminta tolong.
"Baik terimakasih atas kebaikan Anda Tuan" ucap Ragan dan berdiri melangkahkan kakinya ke atas podium mini yang ada di ruangan tersebut.
Ragan mulai membicarakan proyek-proyek penting kepada orang-orang yang ada di ruangan tersebut. Pria tersebut tampak serius dengan ucapan yang ia lontarkan, membuat Gara merasa puas dengan apa yang dilakukan oleh adik tengilnya tersebut.
Keylin sebisa mungkin memfokuskan dirinya kepada kerjaan yang saat ini tengah ia kerjakan. Entah sudah ke berapa kalinya matanya dengan mata suaminya itu bertemu. Dirinya hampir saja kehilangan konsentrasinya karena hal tersebut.
Keylin menormalkan detak jantungnya yang berdetak tidak normal seperti biasanya. Dirinya sebisa mungkin menghindari tatapan intens yang sejak tadi suaminya itu lontarkan kepadanya.
Keylin berusaha mengerjakan tugasnya dengan semaksimal mungkin agar bos bulenya tersebut tidak mengamuk kepada dirinya. Membuat dirinya harus terpaksa mengosentrasikan dirinya selama acara rapat berlangsung demi keselamatan karirnya.
Setelah beberapa jam kemudian, akhirnya rapat tersebut selesai dengan kesepakan yang masing-masing mereka dapatkan dengan puas.
"Baik rapat kita akhiri sampai disini. Terimakasih atas kerja keras kalian semua, saya ucapkan terimakasih"
ucap Robert seraya menjabat tangan rekannya satu per satu.
"Sama-sama" sahut Gara seraya menjabat erat tangan Robert.
"Ekhm apakah kalian berdua ada waktu luang? Ini masih jam empat sore, bisakah kita meminum kopi sebentar? Ada yang saya ingin tanyakan dengan Anda berdua" dehem Gara seraya mengeluarkan senyuman tipis di bibirnya
"Aduh ngapain sih! Gak bisa apa biarin diriku bebas?Pliss lah jangan aneh-aneh kenapa sih!" decak Keylin sebal dalam hatinya saat mendengar ucapan Gara yang seperti Boomerang baginya.
"Maaf Tuan Gara sepertinya hari ini saya tidak bisa ikut dengan Anda. Karena hari ini istri saya sedang ngambek kepada saya, jadi saya tidak bisa pulang malam, hari ini. Sepertinya kau hanya bisa mengajak Tuan Akbar kali ini" ucap Robert dengan kekehan gelinya dan menatap Gara dengan tatapan tak enaknya.
Gara tersenyum tipis mendengar hal itu.
"Tak apa, memang seharusnya Anda membujuk istri Anda. Terkadang wanita juga ingin di kejar" ucap Gara yang membuat Robet dan Ragan terkekeh pelan.
"Hn kuharap kau segera menikah. Agar kau mengetahui rasanya!" decak Robert
"Ya kapan-kapan" sahut Gara dengan datar.
"Hn baiklah saya pulang dulu, terimakasih atas kerja samanya" ucap Robert kepada Akbar dan Gara lalu pergi meninggalkan ruangan rapat tersebut dengan sekretarisnya.
"Bagaimana? Apa kau bisa Tuan Akbar?" tanya Gara setelah kepergian Robert dan lainnya.
"Hnn ya kurasa bisa" jawab Akbar dengan datar dan menatap istrinya dengan seksama yang seketika membuat Keylin salting dibuatnya.
"Baiklah mari kita datang ke cafe yang ada di dekat sini" ucap Gara yang langsung disetujui oleh Akbar.
Keylin mendesah pelan ketika melihat hal tersebut.
"Shh sepertinya ini akan merepotkan" batinnya.
Sesampainya di cafe. Akbar, Gara, Bimo (asisten Akbar), Ragan dan Keylin menduduki diri mereka dikursi masing-masing yang sudah di pesan oleh Ragan sebelum mereka datang.
Bimo memanggil seorang pelayan untuk mendekat kepadanya.
"Mas pesen kopi cappucino lima dan jangan terlalu manis" ucap Bimo kepada pelayan tersebut.
"Tunggu, kurasa lebih baik pesan kopinya 4 saja" ucap Ragan yang membuat Akbar dan Gara serta Bimo menatapnya dengan penuh keheranan.
"Aduh!"
Ragan gelagapan di tatap seperti itu oleh mereka semua
"Maksudku kurasa Key tidak menyukai kopi, karena dia kan perempuan" jelas Ragan membuat Bimo dan Gara langsung mengangguk setuju namun tidak dengan Akbar.
Akbar menatap tajam Ragan saat pria tersebut menyebutkan nama istrinya dengan sangat akrab.
Dirinya menatap Keylin dengan tatapan yang sangat intens membuat istrinya itu seketika mengalihkan tatapannya dari wajahnya.
Keylin tersenyum kikuk saat suaminya itu tidak henti-hentinya menatap dirinya, membuat bulu kuduknya merinding saat di tatap seperti itu oleh suaminya.
"Baiklah pesan mango float saja sebagai gantinya. Kurasa ia akan menyukainya" sahut Akbar dengan tatapan datarnya.
"Y-ya, a-aku menyukainya" sahut Keylin dengan wajah memerahnya karena ia baru sadar jika suami tampannya itu ternyata mengetahui minuman kesukaannya.
"Yasudah baiklah itu saja. Terimakasih" ucap Bimo kepada pelayan tersebut.
"Baiklah, terimakasih karena ingin minum kopi denganku. Itu sebuah kehormatan besar bagiku" ucap Gara ramah.
"Tidak kau berlebihan. Tapi maaf aku tidak bisa lama-lama, karena istriku sebentar lagi akan pulang" ucap Akbar dengan wajah datarnya.
Blus
Ah sepertinya lagi lagi Akbar membuat pipi Keylin memerah dengan perkataan yang membuat wanita tersebut menjadi senang.
Ck sepertinya pria tersebut sangat pandai membuat hati istrinya menjadi terbunga-bunga akan perkataannya.
"Baiklah tak masalah, aku paham" ucap Gara seraya terkekeh pelan.
Dan obrolan pun berjalan dengan begitu mengasyikan sampai-sampai tak terasa waktu sudah menunjukan pukul jam setengah enam sore, membuat mereka terpaksa harus menghentikan obrolan panjang mereka.
"Ah waktu begitu cepat, senang sekali dapat berbicara dengan kau rasanya" ucap Gara lugas setelah obroran panjang mereka yang dapat membuat Gara terbiasa dengan kawan barunya tersebut.
"Ya, santai saja" sahut Akbar dengan senyuman samarnya.
Gara berdecak senang setelah hampir dua jam dirinya mengobrol dengan Akbar.
Dirinya tidak menyangka bahwa Akbar adalah anak
dari seorang pengusaha yang sangat ia segani dengan wibawa yang melekat pada ayah dari kawan barunya tersebut. Pantas saja sikap Akbar begitu mencekam, ternyata itu memang menurun dari ayah pria tersebut.
"Baiklah terimakasih atas waktunya dan maaf waktu itu aku tidak dapat menghadiri acara pernikahanmu."
"Tidak apa-apa. Kau adalah orang yang sibuk, aku mengerti itu" ucap Akbar terkekeh pelan yang dapat membuat Gara juga ikut-ikutan terkekeh mendengar ucapan Akbar yang terkesan mengejeknya namun hanya bermaksud untuk bercanda.
"Baiklah, apa aku bisa pulang dengan istriku sekarang?" tanya Akbar yang membuat Bimo mengerutkan dahinya, bingung dengan apa yang di ucapkan oleh bos barunya tersebut.
"Ya tentu saja. Pulanglah, kurasa istrimu sedang menunggu" ucap Gara yang seketika membuat Keylin langsung tersedak dengan minumannya dan membuat Gara, Akbar, Bimo dan Ragan seketika menatap Keylin dengan tatapan yang berbeda-beda.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Ragan yang terlihat sedikit khawatir dengan Keylin.
"Hn tidak, aku tidak apa-apa" ucap Keylin dengan senyuman khas lima jarinya.
"Hn baiklah Tuan Gara. Aku pulang dulu, terimakasih untuk hari ini" ucap Akbar yang dijawab oleh anggukkan singkat Gara.
"Key, ayu kita pulang" ucap Akbar kepada Keylin yang seketika dapat membuat Gara, Ragan dan Bimo tercenggang mendengar hal tersebut.
"Kenapa kau pulang dengan sekertaris ku? Aku bisa mengantarnya. Kau tak usah perlu repot-repot" ucap Gara dengan wajah datarnya namun terdengar nada keheranan yang keluar dari mulutnya
"Tapi dia istriku, tidak ada salahnya bukan? Jika ia pulang denganku?" ucap Akbar dengan senyuman menawannya yang seketika membuat Bimo mematung melihatnya, karena selama ini bosnya tersebut tidak pernah memperlihatkan senyuman yang begitu tulus kepada rekan bisnisnya. Apalagi dengan seseorang yang baru di kenal seperti Gara. Membuat dirinya sedikit berdecak kagum dengan fenomena langka tersebut.
"Istri?" beo Gara dan Ragan secara bersamaan.
"Jad-jadi Anda istrinya Pak Akbar?" tanya Bimo melongo, karena sejatinya dirinya memang benar benar tidak tau dengan fakta tersebut.
"Hahaha, iy-iya" jawab Keylin dengan terbata-bata karena dirinya merasa risih dengan tatapan yang Bimo lontarkan kepada dirinya.
"Jadi kau.." tunjuk Ragan kepada Keylin
"Ya, dia memang istriku" potong Akbar yang seketika membuat Ragan terdiam di tempatnya.
"Apa kau sudah selesai?" tanya Akbar kepada Keylin dan mengabaikan Gara, Ragan dan Bimo yang sedang tercenggang dengan pernyataannya.
"Kau sudah janji ingin membuatkan ku pudding. Kau tidak boleh ingkar!" ujar Akbar mengabaikan orang-orang yang berada di sekitarnya.
"I-iya Mas aku inget kok!" ringis Keylin saat suaminya tersebut menatap dirinya dengan tatapan dingin.
"Mas?" cengo Ragan dan menatap Keylin dengan tatapan terkejutnya.
"Baiklah aku pulang dulu, terimakasih untuk hari ini. Selamat sore semuanya" ucap Akbar dengan pelan dan pergi meninggalkan Ragan dan Gara yang masih terdiam di tempatnya, seraya menggenggam telapak tangan istrinya dengan erat yang diikuti oleh Bimo di belakangnya.
Gara tersadar dari lamunannya saat Akbar dan keylin sudah keluar dari Cafe yang tengah ia pijakan kakinya saat ini.
Dirinya mengerutkan dahinya saat tersadar bahwa rekannya tersebut sudah pergi meninggalkan dirinya.
"Jadi dia benar-benar suaminya keylin?" tanya Ragan dengan dirinya sendiri karena dirinya masih tidak percaya dengan fakta yang baru saja terkuak.
"Bukan kah kau sudah tau jika dia sudah menikah? lantas mengapa harus kaget seperti itu?" tanya Gara keheranan karena beberapa waktu yang lalu dirinya mendengar Ragan mengatakan bahwa sekertarisnya tersebut sudah menikah dan tak seharusnya adiknya itu merespond kabar tersebut dengan berlebihan seperti ini.
"Ck aku memang tau jika Keylin sudah menikah. Tapi aku tidak tau jika Keylin menikah dengannya. Karena aku hanya mengetahui Keylin sudah menikah saat Farah (teman Keylin) memberitahu diriku saat aku ingin menggoda sekertarismu itu. Tapi aku sama sekali tidak tau jika dialah yang menjadi suaminya" decak Ragan
"Jadi kau masih tertarik dengannya?" tanya Gara seraya menaikan satu alisnya.
"Tadinya! Tapi setelah melihat suaminya, lebih baik ku buang saja jauh-jauh keinginanku" desah Ragan pelan dan mengusap tengkuknya dengan perlahan.
"Heh untung kau tahu diri!" ejek Gara yang membuat Ragan berdesis kesal saat mendengarnya.
"Tak ku sangka dunia begitu sempit" ucap Ragan sendiri dan kembali menyesap kopi yang baru ia pesan kembali.
"Hn kau benar" celetuk Gara dan melakukan hal yang sama seperti Ragan
........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments