13. CICAK-CICAK DI DINDING

"Tapi di bandingkan dengan Gara yang sangat arrogant, tidak lebih merepotkan saat Bang Akbar yang akan menjadi bosmu" ucap Zehran dengan tampang malasnya.

"Aku?" tanya Akbar sembari mengerutkan dahinya.

"Kenapa aku?" tanya Akbar yang membuat Zehran terpekik geram melihat kelakuan sang kakak yang sangat acuh.

"Kau itu benar-benar ya!" desis Zehran kesal

Emma menghembuskan nafas gusarnya saat mendengar ucapan Zehran yang terdengar sangat jengkel kepada kakaknya itu

"Kau tau Key? Suamimu itu benar-benar sangat menyebalkan ketika pertama kali menduduki perusahaan milik Ayahnya. Dia itu banyak sekali membuat kekacauan terutama kepada sekertarisnya.

kau tau? Sekertaris yang pertama kali bekerja sama dengannya. Hari itu juga dibuat nangis oleh suamimu ini. Karena apa? Sekretarisnya itu di buat menjadi amukan wanita-wanita garang yang ada di kantor Zack karena suamimu ini ternyata mengaku kalo Derina adalah kekasihnya" ucap Emma

"Lantas apa yang salah? Aku hanya meminta bantuan kepadanya dan dia pun setuju. Sesuai dengan kesepakan kita, kalau gajinya akan aku naikan" ucap Akbar dengan wajah tanpa dosanya.

Zehran mendelik sinis kepada Akbar

"Rasanya ku ingin teplak saja kepala cerdasmu itu!" dengus Zehran

"Kau bilang tidak ada yang salah hah? Tentu saja itu adalah masalah yang besar! Selain kau membuat kericuhan di dalam kantor, kau juga membuat Suaminya menonjokku. Sial sekali karena aku tidak tau apa-apa jika Sawnus adalah Suaminya!" seru Zehran kesal karena dirinya mengingat jika sahabatnya itu (Sawnus) memberikan dirinya bogeman mentah karena kakak tampannya itu mengakui Derina sebagai kekasihnya di depan semua karyawan di kantornya.

Zehran mendesah malas ketika mengingat hal itu semua. Dalam lubuk hatinya ia juga membenarkan apa yang di lakukan oleh Sawnus kepada dirinya. Tapi heii! Kenapa harus dirinya dibogem? Kenapa bukan kakak kakunya saja yang dan dianiaya seperti itu? Bukankah Akbar yang melakukan hal yang sangat konyol menurutnya, tapi kenapa ia yang harus kena imbasnya?

"Cih" decih Zehran.

"Hahaha jadi itu alasannya kau mangkir dari perusahaan Ayah? Ck ternyata seru juga di balik ceritanya!" celetuk Leri kepada Akbar dan menghampiri keluarganya ketika dirinya baru saja menuruni tangga rumahnya.

"Kau" desis zehran dengan mata tajamnya.

"Hei santai saja Celgan, kau semakin imut jika seperti itu bagiku" kekeh Leri dan mendudukkan dirinya di samping Zehran.

"Berhenti memanggilku seperti itu! Itu memuakan!"

ketus Zehran dan menepis tangan Leri yang ingin merangkulnya.

"Memangnya kenapa? Bukankah itu panggilan kesayangan dari gadis yang menyukaimu?" ejek Leri dan membuat Emma dan Zack tertawa mendengar hal tersebut.

"Itu tidak lucu!" desis Zehran

"Kau itu aneh sekali! Floren adalah gadis yang manis dan baik. Kenapa kau tidak bisa menyukainya? Apa jangan-jangan kau tidak normal?" ucap Leri dengan curiga.

"Tutup mulutmu sial! Aku masih normal. Aku hanya tidak suka padanya, karena dia terlalu agresif menurutku" ucap Zehran dengan malas

"Jadi Flo masih mengejar mu? Bukankah gadis itu adalah gadis yang sepuluh tahun yang lalu bermain bersamamu dan menyatakan cinta kepadamu karena kau seperti pangeran putih impiannya" ucap Akbar dengan wajah datarnya yang membuat Zehran bertambah kesal saat melihat ekspresi abangnya yang terbilang acuh tak acuh saat menyampaikan berita yang sangat memalukan bagi dirinya.

"Kau itu kenapa menjadi sangat menyebalkan seperti Leri!" decak Zehran dengan kesal dan beranjak pergi meninggalkan keluarganya yang masih tertawa karena ucapan Akbar yang sangat mengesalkan bagi dirinya.

..

"Hap-hap lalu di tangkap" pekik Keylin seraya memeluk erat suaminya dari samping.

"Key hentikan!" Akbar mengeram kesal karena sedaritadi istri imutnya itu tidak henti-hentinya mengganggu dirinya yang sedang bekerja.

Keylin mengabaikan ultimatum yang di keluarkan oleh suaminya. Dirinya kini melanjutkan acara bernyanyi dengan berbagai lagu yang ia karang sendiri untuk mengusili suaminya itu.

Keylin menoel-noel lengan suaminya seiring nyanyian yang keluar dari mulutnya, membuat Akbar berdesis tidak suka dengan kelakuan jail istrinya itu.

"Hentikan Key! Kau membuat pekerjaanku melambat!" delik Akbar dengan tatapan tajamnya.

Keylin menghentikan acara bernyanyinya dan menatap wajah suaminya dengan tatapan imutnya.

"Aku kan gak pegang pegang laptopnya, terus darimana aku memperlambat pekerjaan mas?" sahut Keylin dengan wajah yang sengaja di imut-imutkan.

Akbar mendesah pelan saat melihat tingkah laku istrinya yang sangat mengganggu dirinya. Dirinya menaruh laptopnya di atas nakas di samping tempat tidur yang berada di dalam kamarnya dan menaruh kacamatanya di atas leptopnya.

"Apa kau sudah puas mengerjaiku?" tanya Akbar dengan wajah datarnya.

"Tidak! Maksudku sudah" kikuk Keylin saat melihat tatapan suaminya yang sungguh garang.

"Hufs"

Akbar merebahkan dirinya di samping istri cerewetnya itu dan menarik selimut tebal yang ada di kakinya hingga sebatas dada. Dirinya membalikan tubuh tegapnya dan memunggungi istri cantiknya itu tanpa suara.

Perasaan Keylin menjadi campur aduk saat melihat itu semua. Dirinya memandang punggung tegap suaminya yang sedang memunggungi dirinya saat ini.

Tiba-tiba perasaan takut dan bersalah menghampiri relung hatinya. Takut, karena dirinya takut suaminya itu marah dan bersalah karena telah membuat pekerjaan Akbar menjadi terlantar karena ulah isengnya.

"Mas, Mas marah?" pertanyaan bodoh yang meluncur pertamakali di bibirnya membuat Keylin menabok pelan bibirnya yang tidak bisa di ajak kerja sama.

Keylin berdesis kesal kepada dirinya sendiri karena untuk apa dirinya bertanya seperti itu jika jelas jelas suaminya itu sedang kesal kepada dirinya.

"bodoh memang! Memang bodoh sekali dirinya" decak Keylin dalam hati.

Perasaan Keylin semakin tak karuan saat dirinya tak kunjung mendapatkan balasan atas pertanyaan yang tadi ia lontarkan kepada Akbar, membuat dirinya seketika panik karena sudah di pastikan kalau suaminya itu fiks ngambek dengan dirinya.

"Mas aku minta maaf. Tadi a-aku cuma iseng kok. Mas boleh deh lanjutin kerjanya, tapi pliss jangan marah" ucap Keylin Pelan seraya mengusap usap bahu Akbar.

Hening.

Masih tidak ada jawaban dari sang empunya.

"Mas maaf" ucap Keylin dengan lembut seraya menurunkan tubuhnya dari atas kasur dan duduk di pinggir kasur dimana Akbar menghadapkan wajahnya, sehingga saat ini Keylin dapat melihat wajah suaminya itu yang tadi membelakangi dirinya.

Keylin menatap wajah Akbar dengan tatapan teduhnya. Dirinya melihat suami tampannya itu sedang memejamkan matanya dan acuh tak acuh atas kehadiran dirinya yang sedang berada di hadapan pria tersebut.

Dirinya mendesah pelan saat suaminya itu masih enggan membuka matanya walau sepertinya Akbar sudah mengetahui keberadaannya.

Keylin mengusap-usap lembut rambut suaminya

"Mas maaf, aku minta maaf karena mengganggu. Aku janji tidak akan bernyanyi seperti itu lagi" ucap Keylin dengan suara yang sangat pelan nan lembut berharap suaminya itu mau membuka matanya dan segera memaafkan dirinya.

Dan benar saja, beberapa saat kemudian pria tersebut pun membuka kedua matanya dan menatap istrinya itu dengan tatapan yang sangat sulit di artikan.

Keylin masih setia dengan aktivitasnya yang mengusap usap lembut rambut suaminya dan menatap Akbar dengan tatapan lembutnya.

"Maaf" cicit Keylin dan menatap Akbar dengan tatapan teduhnya.

Akbar menatap Keylin dengan wajah datarnya seraya bangkit dari tidurnya dan memposisikan tubuhnya di hadapan sang istri, membuat usapan yang berada di kepalanya seketika terlepas karena pergerakannya.

"Mas maaf" ucap Keylin menundukan wajahnya seraya meremas kedua tangannya saat di tatap oleh Akbar dengan tatapan intens pria tersebut.

"Jangan menangis. Aku tidak marah denganmu" ucap Akbar lembut saat dirinya mendengar isakan kecil yang keluar dari bibir istrinya.

"Ak-aku tidak menangis, hanya saja ingin" ucap Keylin yang sedikit tersendat sendat.

Akbar menggelengkan kepalanya, bingung dengan tingkah laku Keylin yang benar-benar sangat mengherankan.

"Kemari" ucap Akbar datar yang seketika membuat keylin mendekatkan dirinya kehadapan sang suami.

"Kau bilang ingin menangis tapi kenapa ada air mata disini?" tanya Akbar seraya menangkup kedua pipi istrinya yang sedikit basah.

"Ak-aku juga tidak tau!" decak Keylin sesegukan dan menatap wajah suaminya.

"Cengeng" ejek Akbar seraya menghapus air mata istrinya yang semakin lama semakin menderas

Keylin memeluk erat tubuh suaminya dan membenamkan wajahnya di dada bidang suaminya. Perasaan gelisah yang sejak tadi menghantamnya seketika menghilang tergantikan oleh perasaan yang sangat menenangkan saat tangan suaminya mengelus-elus punggunya dengan pelan.

"Kenapa kau menangis? Apa aku menyeramkan?" tanya Akbar sambil menarik pelan kunciran rambut istrinya hingga terlepas membuat rambut panjang istrinya itu seketika berderai sampai ke punggung wanita itu.

"Buk-bukan seperti itu" ucap Keylin yang masih setia menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya.

"lalu?"

"Sebenarnya..."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!