Keylin mengerjapkan kedua matanya dengan perlahan saat sinar matahari yang mulai memasuki cahayanya melalui celah-celah gorden kamar yang dapat membuat dirinya terusik dalam tidurnya.
Dirinya merenggangkan otot-otot tangannya setelah rasa pegal yang dapat ia rasakan di seluruh wujur tubuhnya.
Dengan mata yang masih setengah terpejam, Keylin menghempaskan tangannya ke arah samping tubuhnya. Dirinya mencoba mencari cari sesuatu yang selama beberapa hari ini selalu menemani pagi hangatnya.
Namun setelah beberapa saat dirinya meraba-raba, nyatanya sedari tadi ia tidak dapat menggapai apapun di samping tubuhnya. Melainkan hanyalah kekosongan yang ia dapati.
Keylin sontak membuka matanya saat dirinya baru menyadari bahwa suaminya itu sudah tidak ada lagi di samping dirinya.
Dirinya langsung membangkitkan tubuhnya dan melihat jam yang tertera di atas nakas yang ada di samping tempat tidurnya.
Wanita tersebut seketika terpekik kaget saat menyadari waktu yang telah menunjukan pukul 10 pagi. Dirinya segera mencari-cari keberadaan ponselnya yang entah kemana keberadaannya.
Setelah dirinya menemukannya, Keylin langsung membuka ponsel canggih miliknya dan membuka aplikasi chat yang sudah penuh dengan beberapa pesan sejak tadi pagi.
Keylin menghembuskan nafas kasarnya saat dirinya melihat beberapa pesan yang masuk ke dalam ponselnya yang rata-rata isi pesannya berisi tentang pekerjaaannya.
Namun, dari semua pesan yang ada di dalam ponsel canggihnya, ada satu hal yang membuatnya terusik kala dirinya melihat suatu chat yang paling teratas dengan pesan singkat yang berasal dari "suamiku"
Membuatnya reflek langsung membuka pesan yang berasal dari suaminya itu.
Keylin seketika membulatkan matanya saat dirinya membaca sederetan kata-kata yang berasal dari suaminya itu.
Maaf karena tidak membangunkanmu. Aku sudah membuatkanmu sarapan, makanlah. Dan maaf juga telah membuatmu kelelahan. Kau tidak perlu khawatir tentang pekerjaanmu karena aku sudah meminta izin kepada bos mu. Terimakasih atas tadi malam
dan sekali lagi aku minta maaf karena telah membuatmu kelelahan
Keylin memekik kegirangan setelah dirinya membaca pesan tersebut.
Dirinya seketika menggigit pelan bibir bawahnya karena rasa senang menghampiri dirinya setelah dirinya membaca pesan dari suami tampannya itu.
Keylin membangkitkan tubuhnya dari duduknya dan melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya menuju ruang makan yang ada di dalam rumahnya.
Setelah sampai, Keylin menduduki tubuhnya dan menatap sebuah piring yang sudah tersaji di atas meja makan.
Dengan semangat 45 Keylin pun menyantap makanan yang sudah di buatkan oleh suaminya itu dengan perasaan yang berbunga-bunga.
Keylin memenjamkan matanya sejenak saat dirinya merasakan kelezatan dari makanan yang Akbar buatkan untuknya.
Dirinya berdecak kesal saat ia menyadari bahwa ternyata makanan buatan suaminya itu juga tak kalah jauh enaknya dari makanan yang biasa ia buatkan untuk suami kakunya itu.
Keylin menghembuskan nafas gusarnya setelah menghabiskan makanannya itu. Dirinya menatap nanar kepada piring yang sudah kosong tersebut.
"Untung aja aku bisa masak. Kalau tau Mas Akbar masakannya seenak ini, bisa-bisa insecure aku kalau aku gak bisa masak!" gumam Keylin dan menaruh piring kotornya ke tempat cucian piring.
Dengan perut yang sudah Terisi, Keylin pun melangkahkan kakinya menuju kamarnya kembali.
Wanita bertubuh mungil itu merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya setelah dirinya mengambil ponsel canggihnya yang ada di atas meja nakasnya.
Keylin tersenyum kembali saat dirinya melihat pesan yang berasal dari suaminya yang sudah ia baca untuk kedua kalinya.
Dirinya mendesah pelan dan memijat bahu kanannya saat lagi-lagi rasa pegal yang ada ditubuhnya mulai terasa rasa pegalnya.
Karena merasakan pegal yang teramat, membuat Keylin kembali mengingat kejadian tadi malam yang dapat membuat pipinya bersemu merah saat mengingat kembali kejadian itu.
Tadi malam setelah pertempuran antara dirinya dengan suaminya, Keylin benar-benar di buat lemas karena ulah suaminya kakunya itu.
Jujur saja dirinya tidak menyangka jika suami dinginnya tersebut benar-benar ganas jika sedang menyangkut persoalan hubungan di atas ranjang.
Tubuhnya benar-benar dibuat remuk oleh suaminya, setelah pergulatan panjang mereka tadi malam.
Tadinya ia berfikir bahwa pergulatan mereka akan terasa kaku karena mengingat betapa kaku dan dinginnya suaminya itu. Namun siapa sangka ternyata pemikirannya itu benar-benar di luar dugaannya.
Nyatanya, tadi malam pria kaku yang notabenya adalah suami sah darinya. Benar-benar berhasil membuat tubuhnya Keos dalam satu malam.
Tak pernah sekalipun dirinya berfikir bahwa suami kakunya tersebut adalah seseorang yang sangat ganas ketika pria tersebut sedang melakukan hubungan intim yang tadi malam dirinya dan Akbar lakukan.
Keylin berdesis malu saat tiba-tiba pergulatan panas diantara dirinya dan suaminya itu, terulang-ulang kembali di dalam pikirannya layaknya kaset rusak yang sedang di tonton.
Dirinya menggeleng-gelengkan kepalanya saat pikiran kotor mulai merambat ke dalam pikirannya dan berusaha mengusirnya dengan sekuat tenaga.
Dirinya berdecak kesal saat lagi-lagi otak dan hatinya tidak sinkron dengan kemauannya.
"Cik kenapa aku jadi mesum begini!" batinnya berdecak kesal seraya membuka ponselnya kembali tuk mengalihkan pikiran kotornya dari kepalanya dan menenggelamkan dirinya pada dunia maya untuk mengusir rasa bosan yang mulai menghinggapi hatinya.
..
"Ck berhenti tersenyum seperti itu! Itu membuatku kesal!" seru Zehran dengan mimik wajah bengisnya.
"Ya dia benar. Kau benar-benar seperti manusia yang sedang tidak waras" timpal Alfin dan menatap Akbar dengan tatapan jengkelnya.
"Aku?" tanya Akbar dengan satu alis yang terangkat
"Iya! Kau benar-benar seperti orang yang tidak waras jika tersenyum seperti itu!" decak Alfin seraya menunjuk bibir Akbar yang masih tersunggingkan sebuah senyuman di bibir pria tersebut.
"Memang apa salahnya? Aku hanya tersenyum bukan tengah mengacaukan kalian berdua!" dengus Akbar dan mengembalikan ekspresi datarnya kala mendengar ocehan sahabatnya tersebut.
"Memang tidak ada salahnya jika kau tersenyum seperti itu. Tapi itu akan menjadi sebuah kesalahpahaman yang besar jika orang lain sedang menatap kita,"
"Kau bahkan seperti pria yang tengah menatap kekasihnya jika kau tersenyum seperti tadi. Dan aku tidak ingin membuat orang-orang berpikir bahwa kita adalah pasangan gay yang menjijikan kau tau?!" terang Alfin seraya bergidik ngeri setelah mengucapkan hal tersebut.
"Kau! Berhentilah berbicara!" ucap Akbar dengan tatapan tajamnya.
"Aku mual mendengarnya!" lanjutnya seraya mengalihkan asitensinya kepada leptopnya kembali.
"Oh apa jangan-jangan kau tersenyum aneh seperti tadi, karena kau baru saja mendapatkan jatah dari istrimu heh?" tebak Alfin mencemoh sembari melemparkan tatapan menggodanya ke arah Akbar.
"UKHUK UHUKKK" batuk Zehran yang sedang meminum kopinya dan mengelus-elus dadanya yang terasa sesak akibat batuk tersebut.
"Hei santai saja minumnya, aku kan bertanya kepada Akbar. Tetapi kenapa kau yang malah grogi?" tanya Alfin seraya memberikan beberapa lembar tissu kepada Zehran untuk mengelap bibir pria tersebut yang sudah kotor akibat cipratan kopi yang tadi pria tersebut minum.
"Tuan apakah Anda baik-baik saja?" tanya pelayan wanita yang baru saja menghampiri meja Zehran, Akbar dan Alfin.
Pelayan tersebut menghampiri meja Akbar kala dirinya melihat salah satu pria yang ada di meja itu tengah terbatuk batuk dengan begitu kencang.
Zehran menengadahkan pandangannya dan menatap pelan wanita tersebut dengan tatapan datarnya
"Aku baik-baik saja. Terimakasih" ucap Zehran singkat dan menyuruh pelayan wanita tersebut untuk kembali kepada pekerjaannya.
"Cih kau itu! Benar-benar sangat menyebalkan!"seru Alfin dengan wajah kesalnya.
"Seharusnya kau itu bisa tersenyum sedikit kepada pelayan tadi. Meskipun itu hanyalah sebuah senyuman dengan penuh paksaan, tapi tak masalah bukan jika kau melakukannya dengan orang yang sudah mengkhawatirkanmu" decak Alfin dan menatap kawannya itu dengan tatapan jengahnya.
Zehran menatap Alfin dengan tatapan mencemohnya.
"Itu bukan diriku! Orang yang melakukan itu hanya orang yang hidup dengan kepalsuannya! Dan itu sangat menjijikan kau tau?" ucap Zehran dengan senyuman sinis yang terbit di bibirnya.
"Hah rasanya sia-sia saja aku memberikan petuah kepadamu" dengus Alfin dan kembali melihat berkas berkas penting yang sedang berada di atas meja.
"Floren?" gumam Zehran dengan pelan saat matanya tak sengaja menatap wanita yang tengah berjalan masuk ke dalam cafe yang sedang ia tempati saat ini.
"Floren?" tanya Alfin saat dirinya mendengar Zehran menggumamkan nama wanita yang kalau ia tak salah jika wanita tersebut adalah wanita yang sering Leri sebut sebutkan namanya ketika mereka semua tengah berkumpul.
"FLOREN" teriak Alfin seraya melambaikan tangannya ke arah wanita cantik itu yang sontak dapat membuat Akbar dan Zehran menatap Alfin dengan tatapan datarnya.
....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments