11. SALBRUT

Setelah makan malam berakhir, kini Akbar dan Keylin tengah berada di kamar mereka berdua. Keduanya tengah sibuk dengan urusannya masing-masing. Akbar yang sedang memeriksa emailnya sedangkan Keylin sedang mandi sembari bersenandung di bawah guyuran air shower.

Ceklek. Pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah Keylin dengan jubah tidurnya. Wangi khas sabun yang Keylin gunakan menguar begitu saja di dalam kamarnya saat wanita tersebut keluar dari kamar mandi.

Keylin menghembuskan nafasnya ketika ia melihat Akbar yang sedang memeriksa pekerjaan di laptopnya.

Padahal jika dilihat hari sudah menunjukan pukul jam 9 malam, tapi masih saja suaminya itu bekerja.

Keylin menaiki ranjangnya dan ikut berbaring di samping Akbar. Dirinya memperhatikan wajah serius suaminya yang sedang serius.

Kacamata yang bertengger manis di wajah suaminya menambahkan nilai plus pada wajah tampannya itu.

Keylin terpesona, karena suaminya itu terlihat seperti pria yang jenius tetapi memiliki sejuta pesona yang begitu memukau.

Andai saja Akbar sering tersenyum, pasti suaminya itu akan banyak di sukai oleh para kaum hawa. Walaupun pada kenyataanya Akbar jarang tersenyum pun masih banyak wanita yang menyukai suaminya itu.

"Mas tidur yuk udah malam, jangan kerja terus" ajak Keylin yang sudah merasa jengah dengan suaminya itu.

"Sebentar lagi" ujar Akbar tanpa mengalihkan tatapannya dari laptopnya

Keylin mendengus kala mendengar kata sebentar lagi yang keluar dari mulut Akbar. Dirinya sangat tau kata sebentar lagi dalam versi Akbar, adalah sampai dirinya menyelesaikan pekerjaannya dan entah sampai kapan pekerjaan itu selesai.

Karena Keylin sudah jengkel menunggu suaminya yang hampir 30 menitan, akhirnya dirinya pun berinisiatif menyingkirkan selingkuhan suaminya itu dari pangkuan pria tersebut.

Tak. Keylin berhasil menyingkirkan selingkuhan suaminya itu

Akbar terkejut tetapi tidak memberikan respond apapun saat melihat kelakuan istrinya itu.

Keylin menutup laptop milik Akbar dengan kasar lalu menaruhnya di atas meja nakas.

Tanpa ba-bi-bu Keylin mengambil kacamata yang bertengger manis di wajah tampan suaminya itu.

Sebelum Akbar protes Keylin sudah memarahinya terlebih dahulu.

"Mas tuh tau jam gak sih? Ini udah malam! Apa? Mas mau protes karena laptopnya aku ambil?" tanya Keylin dengan tampang garangnya.

"Key kau.."

"Kenapa? Mas pengen marah sama aku? Karena aku sudah mengganggu pekerjaan Mas?" potong Keylin dengan sewot.

"Bukan itu maksudku. Maksudku bisakah kau menjauh dariku?" ucap Akbar dengan wajah datarnya.

Seketika mata Keylin membulat kala mendengar pertanyaan dari suaminya.

Keylin tersentak kaget saat dirinya baru menyadari betapa dekat jaraknya dengan suami datarnya itu.

Deg

Jantungnya berdetak tak karuan.

"Aish bodoh banget sih diriku! Hikss mau taruh dimana wajah cantik ku ini?" batinnya berdesis malu.

"Ekhem anu, ma-maaf Mas" ucap Keylin dengan wajah yang memerah dan dengan cepat Keylin membalikan tubuhnya memmunggungi Akbar yang masih setia dengan keterbisuannya.

Keylin menenggelamkan dirinya di balik selimut yang tebal hingga mencapai puncak kepalanya. Dirinya menjerit malu saat menyadari betapa bodohnya, dirinya saat ini di depan Akbar barusan.

Karena saking malunya, rasanya Keylin ingin menangis dan pergi menjauh dari suami tampannya itu.

Akbar tercenggang saat melihat kelakuan keylin yang menurutnya sangat aneh.

Dirinya menatap Keylin yang sudah tenggelam di dalam selimutnya tanpa ada pergerakan sedikitpun.

Tiba-tiba kekehan geli pun muncul dibibirnya ketika dirinya baru menyadari bahwa istrinya itu sedang malu dengannya.

Ahh mengemaskan sekali! Ucapnya dalam hati.

Akbar merebahkan dirinya di samping istrinya, lalu ikut bergabung ke dalam selimut yang sedaritadi menyelimuti tubuh istrinya itu.

Dirinya mencoba mendekatkan tubuhnya kepada sang istri yang sampai saat ini masih memunggungi dirinya.

"Key apa kau sudah tidur?" tanya Akbar yang sebenarnya sudah tau bahwa istrinya itu hanya berpura-pura tertidur untuk menghindari dirinya.

"Sudah" sahut keylin dengan pelan yang masih bisa Akbar dengar.

Akbar tertawa pelan saat mendengar ucapan istrinya. Bisa bisanya wanita itu berkata seperti itu disaat dirinya sendiri sangat ingin menghindari diri darinya.

Akbar mengelus kepala Keylin dengan lembut seraya menurunkan selimutnya sampai ke dada istrinya dan memeluk wanita itu dari belakang dengan perlahan.

"Ma-Mas..." ucap Keylin terbata-bata karena dirinya masih malu dengan apa yang terjadi antara dirinya dan Akbar.

"Tidur besok aku akan mengajakmu ke rumah Bunda" perintah Akbar dan memeluk erat pinggang Keylin.

"Tap-tapi..."

"Aku lelah Key, aku ingin tidur. Biarkan seperti ini ok" desah Akbar ketika keylin ingin melepaskan tangannya dari pingggang istrinya itu.

"Mas jangan kayak gini" ucap Keylin pelan yang membuat Akbar mengeram kesal karena ucapan istrinya itu.

"Kenapa memangnya? Kau tidak suka?" tanya Akbar dengan ketus dan sedikit melonggarkan pelukannya.

"Bukan itu maksudku" sahut Keylin dan benar benar melepaskan tangan suaminya yang berada di pinggangnya, membalikan tubuhnya ke hadapan suami ter juteknya itu.

Keylin menatap Akbar dengan tatapan teduhnya. Sembruat merah masih setia menghinggapi pipi mulusnya.

Wanita itu mengambil tangan suaminya dan meletakan di pinggangnya seperti sediakala.

"Maksudku akan lebih baik jika seperti ini" ucap Keylin seraya menenggelamkan wajah manisnya di dada bidang suaminya.

Akbar terdiam kaku saat di perlakukan seperti itu dengan istrinya. Jantungnya tiba-tiba berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Sungguh perlakuan istrinya itu membuat perasaannya menjadi campur aduk dalam satu waktu.

Akbar menghembuskan nafas gusarnya mencoba mengusir rasa grogi yang tengah hinggap di hatinya.

"Kau membuatku kesal!" dengus Akbar yang terdengar seperti anak kecil dan mengeratkan pelukannya di pinggang istri bawelnya itu.

Keylin terkekeh mendengar suara rajukan suaminya

"Aku hanya mengatakan yang sejujurnya Mas" ucap Keylin tertawa pelan dan mengelus-elus punggung lebar suaminya.

"Hn tidurlah" ucap Akbar dan mencium kening istrinya dengan pelan.

"Siap laksanakan! Suamiku yang tampan" sahut Keylin dengan nada seperti anak kecil yang tengah mendapatkan perintah dari ayahnya.

Setelah itu, akhirnya Keylin dan Akbar pun pergi ke dalam mimipinya masing-masing dengan senyuman yang masih setia di bibir keduanya.

..............

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!