"Floren?" tanya Alfin saat dirinya mendengar zehran menggumamkan nama wanita yang kalau ia tak salah jika wanita tersebut adalah wanita yang sering Leri sebut-sebutkan namanya ketika mereka semua tengah berkumpul.
"FLOREN" teriak Alfin seraya melambaikan tangannya ke arah wanita cantik itu yang sontak dapat membuat Akbar dan Zehran menatap Alfin dengan tatapan datarnya.
Zehran menatap sinis ke arah kawannya tersebut.
"Kau!" hardiknya.
"Untuk apa kau memanggilnya kesini?" tanya Zehran dan menatap Alfin dengan tatapan membunuhnya.
Alfin mengabaikan tatapan tajam yang Zehran lontarkan kepada dirinya dan melanjutkan asiknya kembali dengan memanggil manggil wanita yang bernama Floren tersebut.
Floren sontak mengalihkan asitensinya kepada seseorang yang sedang memanggil namanya. Wanita tersebut seketika langsung melangkahkan kakinya menuju sumber suara berada.
Dirinya menundukan kepalanya saat ia menyadari bahwa ada seorang pria yang selama ini telah mengisi ruang hatinya.
Floren meremas kedua tangannya yang sedikit basah karena perasaan gugup yang ia rasakan saat ini.
Dirinya berdiri mematung saat dirinya di tatap dengan begitu tajam oleh pria yang sudah lima tahun ini telah mengisi ruang hatinya.
"Hai, nama kau Floren kan? Perkenalkan aku Alfin, temannya Zehran. Salam kenal" ucap Alfin yang mendirikan tubuhnya dari duduknya dan memperkenalkan dirinya setelah wanita berambut pendek tersebut sampai di depan mejanya.
"Engh iy-iya. Namaku Floren, salam kenal juga" gagu Floren dan menjabat tangan Alfin.
"Ah kau sungguh manis," ucap Alfin dengan senyuman menggodanya.
"Bisakah kita berbincang sebentar? Aku ingin meminum kopi denganmu" ucap Alfin dan memberikan senyuman termanis yang ia miliki.
"Ak.."
"Dia tidak bisa!" potong Zehran tegas dan menatap Floren dengan tatapan tajamnya.
"Hei aku sedang tidak bertanya kepadamu! Tapi kenapa kau yang malah menjawab" protes Alfin.
"Ahh sepertinya dia benar. Maaf hari ini aku tidak bisa minum kopi denganmu, karena hari ini aku masih ada pekerjaan lain. Mungkin lain kali saja" ucap Floren seraya meremas tas Selempangnya.
"Kau dengar?!" tandas Zehran yang membuat Alfin seketika memberengut kesal.
"Ah aku di tolak lagi!" desah Floren dalam hati dan menundukan kepalanya tuk menyembunyikan raut wajahnya yang saat ini tengah kecewa karena perkataan Zehran yang begitu menyakiti hatinya untuk yang kesekian kalinya.
"Benarkah? Ahh sungguh aku kecewa mendengarnya. Tapi tak apa, kurasa kita bisa meminum kopi bareng lain kali. Terimakasih karena telah ingin berkenalan denganku" sahut Alfin dan menatap wanita ayu tersebut dengan tatapan lembutnya yang seketika membuat Zehran berdecih kala melihat hal itu.
Akbar menatap ketiga manusia tersebut dengan tatapan datarnya. Sungguh ia benar-benar tidak perduli dengan apa yang tengah terjadi di antara ketiga manusia tersebut.
Dirinya hanya terus melanjutkan pekerjaannya yang sedang menumpuk dan untuk menghilangkan pikiran-pikiran kotor yang sedari tadi mengganggu kepalanya dengan kejadian kejadian yang tadi malam.
Zehran menatap Alfin dengan tatapan sangarnya. Sungguh ia bersumpah! Saat ini dirinya benar-benar ingin sekali menabok mulut lemes sahabatnya tersebut.
Cikk rasanya, dirinya ingin sekali menendang kawannya tersebut saat ini. Kala dirinya melihat betapa menyebalkannya wajah Alfin, membuat Zehran benar-benar ingin memantapkan keinginannnya untuk menabok bibir pria tersebut.
"Sudah?" ucap Zehran seraya mengangkat satu alisnya.
"Pergilah, kalian mengganggu pekerjaanku!" usir Zehran pelan nan tajam dan menatap layar laptopnya kembali.
Floren menggigit bibir bawahnya dengan pelan saat mendengar usiran lansung tersebut.
Dirinya mencoba menegakkan kepalanya ke arah Alfin seraya mengembangkan senyuman manisnya.
"Ah kalau begitu maaf telah mengganggu waktumu. Terimakasih atas ajakanmu. Maaf aku tidak bisa, sekali lagi terimakasih banyak atas tawaranmu" ucap Floren pelan dengan tatapan teduhnya.
"Hah kau ini biasa saja denganku. Jangan terlalu sungkan. Aku juga ingin mengucapkan terimakasih karena bisa berkenalan dengan wanita semanismu. Lain kali aku akan mengajakmu ke tempat yang istimewa hanya kita berdua. Yang lain tak usah ok" tandas Alfin seraya melirik ke arah Zehran yang tampaknya tidak perduli dengan obrolan diantara dirinya dengan Floren.
"Haha tentu saja, terimakasih banyak atas kabaikanmu. Aku pamit dulu. Permisi" ucap Floren seraya pergi menjauh dari meja Alfin, meninggalkan Alfin yang masih terdiam membisu karena terpesona oleh tawa wanita tersebut.
"Hufs manis sekali dia!" ucap Alfin tanpa sadar saat matanya yang masih setia menatap kepergian wanita berambut pendek tersebut .
"Hn kau benar" celetuk Akbar yang masih fokus pada dokumen penting yang ada di tangannya.
Alfin menatap Akbar dengan tatapan sinisnya.
"Kau kan sudah punya istri seharusnya kau-"
"Bukan aku yang bicara seperti itu, tapi dia" potong Akbar seraya melirikan matanya ke arah Zehran.
"Aku? Hah kau bercanda!" decih Zehran seraya memandang Akbar dengan tatapan sinisnya.
Akbar menaikan satu alisnya seraya menatap adiknya tersebut dengan tatapan mengejeknya.
"Heh apa kau tidak sadar? Jika tadi kau menyebutnya manis? Bahkan diriku saja hampir tidak mempercayai itu!" ujar Akbar dan melemparkan senyuman mengejeknya.
"Oh atau jangan-jangan kau tidak sadar saat mengucapkan itu? Sampai-sampai kau lupa jika tadi kau sudah memujinya! Ck dasar naif" lanjut Alfin dan menatap Zehran dengan tatapan mengejeknya.
Zehran mengeram kesal saat mendengar hal tersebut. Dirinya merutuki kebodohannya sendiri kala dirinya menyadari sudah mengucapkan kata kata yang begitu terlarang baginya
Menatap Akbar dan Alfin dengan tatapan tajamnya. Zehran menaruh berkas berkasnya dengan kasar ke atas meja.
"Kau diamlah! Kau membuatku kesal!" dengus Zehran.
"Hahaha jadi bener heh? Kenapa tidak bilang dari tadi saat orangnya ada. Dasar munafik!" tandas Alfin dengan tawanya yang terdengar mencemoh.
"Berisik! Kau mengganggu pekerjaanku. Lebih baik kau pergi saja jika masih tertawa dengan suara jelekmu itu" ketus Zehran dan menatap kembali laporan yang baru saja ia ambil kembali.
"Huh dasar jones! Pantas saja kau jomblo sampai saat ini. Ternyata begini kelakuanmu!" dengus alfin dan menatap Zehran dengan kedua mata malasnya
"Berisik kau! Pergi sana! Ganggu diriku saja" usir Zehran dengan tajam tanpa mengalihkan tatapannya dari laporan yang tengah ia baca.
"Ck dasar mulut cabe! Hah kasian sekali kau Floren mencintai orang yang tidak jelas sepertinya. Seandainya saja kau mencintaiku, sudah pasti kau akan ku sayangi dengan sepenuh hatiku" kekeh Alfin dalam hati dan kembali terdiam seraya mengerjakan kembali pekerjaan kantornya yang sudah menumpuk.
........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments